Sesungguhnya tahmid hanyalah untuk Allah, kita memuji Nya, mohon pertolongan dan ampunan padaNya, kita
berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri (jiwa) kita, dan dari
kejelekan amal-amal kita,barang siapa di beri hidayah oleh Allah maka tidak ada
yang menyesatkannya dan barang siapa di sesatkanNya, maka tidak ada pemberi
hidayah untuknya,saya bersaksi tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah
dan saya bersaksi bahwasanya muhammad itu adalah rosul Allah, sholawat dan
salam kepada nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam dan para
shohabatnya dan orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
Dalam tulisan ini saya
mulai penulisan kronologis kedatangan Abu ‘Ashif Salim ( Slamet ) Boyolali,
sikapnya ketika masih di jawa bahkan sampai di jambi, di depan saya menampakkan
kesopanan, keramahan, penghormatan, keakraban, kepedulian kepada diri saya,
jamaah ta’lim dan dakwah, banyak bertanya khabar si fulan dan si fulan, dan
bahkan di depan saya mengatakan
menghormati dan memuliakan ustadz dengan juga sikap Abu Abdillah Ari Aryo bahkan
ia pernah berkali- kali mengusulkan untuk di ajarkan buku hilyah tholibul ilmi,
karena menurutnya ikhwan jambi banyak tidak beradab pada saya,dan menyalahkan
saya dalam metode mengajar karena tidak mengajar buku tersebut,lebih senang
kepada buku aqidah fiqh, padahal sudah saya jawab, buku itu bukan kurikulum di
dammaj, sisi adab dan akhlaq ada dalam Al quran dan Sunnah, bahkan saya pun
sedang mengajarkan kitab Aina nahnu min akhlaqis salaf ( mana posisi kita dari
akhlaq salaf ). Saya akhirnya mengalah, akhirnya mengganti buku fiqh hadist
umdatul ahkam dengan buku hilyah tholibul ilmi. Ari menampilkan diri sebagai
pakar akhlaq budi pekerti dan seperti peduli, menghormati dan sayang kepada saya ternyata di belakang
saya menjadi dalang dan sutradara ke dua setelah Salim dari opera fitnah
beranak pinak, penebar curiga buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat.
Demikianlah watak curiga,
buruk busuk prasangka di hati seseorang, masih bisa berhubungan baik bahkan
mesra dengan obyek korbannya, karena keburukan batin itu dengan cerdas ia
tutupi di dalam hati, hanya Allahlah kemudian dirinya sendiri yang mengetahui
rasa curiga buruk busuk prasangka tersebut. Teman terkadang menjadi musuh dalam
selimut penggunting dalam lipatan, kecuali orang yang di pelihara hatinya dari
pada khianat, adu domba, busuk prasangka, obsesi yang di pendam dan dengki yang
tersembunyi. Terkadang ada orang yang teraniaya karena angkara durjana teman
sendiri, ada yang hancur karena mau menolong. Menanam padi yang tumbuh adalah
padang ilalang. Semuanya terjadi karena sikap bertopeng, berpura- puraan,
bermuka dua, lidah bercabang, pembakar kayu api, lain muka lain belakang.
Hubungan yang tidak berlandaskan iman dan taqwa kepada Allah kejujuran dan
kebersihan hati. Persaudaraan erat karena ikatan iman, bukan karena duniawi.
Jika untung menjadi kawan, di peralat dan di manfaatkan. Jika kurang untung
buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat menikam. Habis manis sepah di buang.
Ada uang abang sayang, habis uang, abang
melayang. Maka merupakan rahmat dan sayang Allah bagi saya, Allah telah
membukakan tirai penyakit hati busuk Ust Abu Hazim muhsin, Salim, Ari, Abu
Faris, Dzulfadhli, Abu Luqman Slamet, Abu Izhar, Salman Abu Addin dkk sehingga
tidak terus berkelanjutan sandiwara selama ini.Bercakap- cakap bagaikan santan
manisan, bermanis madu, di dalam bagaikan pahit empedu di belakang menikam
bisa. Senyuman manis di bibir palsu. Menyolek kata- kata dengan hiasan sulaman
indah mengagumkan. Berselimut curiga buruk busuk prasangka, bertaburan kilatan
dusta dan adu domba. Serta menyangka bahwa pribadi saya seperti kebusukan
mereka. Lalu Salim mengundang Taufiq Hidayat kedok dauroh dakwah, lalu
penyanderaan, tinggal eksekusi, muntah untaian kata-kata kotor lagi nista,
ternyata moyoritas murid- murid saya sudah terpikat dan terkuasai permainan
sihir untaian kata- kata Salim. Dengan bangga Taufiq mengatakan “malam ini kita
bacakan semua kesalahan- kesalahan Ust Muhammad Ja’far, Salim yang membacakan,
Dzulfadhli yang menulis di papan tulis dan letakkan rekaman di depannya”. Dan
Abu Faris Tabsirun ikut serta berbicara meramaikan suasana.
Hingga tampak belang
selama ini, buah manis berulat di dalamnya dan terbongkarlah permainan musuh dalam
selimut, pembusukan dari dalam, pembunuhan karakter, kampanye hitam, pandai
berminyak air, menggunting dalam lipatan, menusuk bisa dari belakang, mulut
bercakap manis bagaikan madu,di dalam hati bagaikan empedu, penanam tebu di
tepian bibir rebung berduri di dalam hati, penampilan bagaikan buah kedongdong
halus diluar, asam berserabut di dalam, menikam bisa dari belakang, dan opera kanibal memakan habis daging kehormatan
saya, meminum darah kehormatan saya, lalu buyarlah moyoritas jama’ah majlis
ta’lim saya di kota jambi.Ternyata belum kenyang dan puas dahaga, justru makin
kehausan bagaikan minum air asin di laut, di minum makin haus, kemudian
datanglah ust. Abu hazim muhsin sebagai pelengkap dan kain kafan tulang
belulang kehormatan saya sehingga terjadi lah banjir bandang fitnah, dusta
namimah, busuk prasangka anyir menyengat berulat dan cari- cari kesalahan dalam
bingkai dan bungkusan ungkapan bahasa manis indah, lezat, mempesona nan
keelokan, memukau, menggairahkan, berasumsi baik, amat menawan, memikat,
menyilau, pendengarnya pun terpana dan terlena, pandangan mata pun bergairah.
inilah jalan Iblis.
Pencipta istilah dan kilah
bahasa untuk penyedap rasa kanibal kehormatan manusia sehingga yang antipati
menjadi netral, yang netral menjadi simpatik, dan yang simpatik pun menjadi
kaki tangan mata telinga penyambung lidah bala tentaranya, yang jauh mendekat,
yang sudah dekat merapat, yang sudah merapat menempel, yang sudah menempel melengket, yang sudah melengket
menjadi kaki tangan penyambung lidah bala tentara. Dengan dalih Ini kritikan
membangun, menampung aspirasi, jangan taqlid, memajukan da’wah, nasehat,
sekedar memberitahu, memberi info dan da’i adalah sorotan. Sehingga merasa
bebas dan suci dari istilah dosa- dosa ghibah harom, dusta adu domba memfitnah
menyebarkan kekejian dan lain sebagainya dari dosa- dosa lisan. Sudah merasa
suci, sok suci lagi ma’shum dan merasa sudah ‘alim sok ‘alim berbalut ‘ujub,
gurur, hasad dan sombong (wal’iyadzubillah). Pikiran dan perasan tiada
terganggu oleh rasa bersalah dan berdosa setelah mendapatkan apa yang di
inginkan. Saat hati telah membeku, sekeras kristal pualam, semua faktapun
menjadi sirna. Saya ucapkan berulang- ulang Alhamdulillah ‘ala kulli halin (
segala puji bagi Allah atas setiap kondisi ),Inna lillahi wa inna ilahi roji’un
Allohumma ajurni fi musibati wa akhlif li khoiron minha ( ya Allah berikanlah
ganjaran atas musibahku dan gantilah untukku yang lebih baik darinya). Dan
biarlah Allah Ta’ala yang membalas segala perbuatan mereka, yang sudah di
bungkus pengakuan paling alim, ma’sum dan komunitas salafi paling haq di negeri
ini. Di balik itu semua, Allah telah menyelamatkan saya dari fujjar ( orang
jahat pelaku dosa ) berantai, berbaliknya kejelekan Abu Faris Tabsirun Tegal
selama ini ke mukanya tanpa ia sadari dan apalagi seluruh jama’ah tentang
mesjid Bagan pete, dan terbongkarlah penyimpangan syariat taufiq Hidayat dan
penyimpangan Aqidah dan Tauhid ust Abu hazim Muhsin selama ini, serta kebusukan
orang- orang yang bersamanya. Dalam tulisan ini insya Allah saya jawab atau
memberikan komentar semua ucapan-ucapan Tuduhan Taufiq Hidayat, Salim,
Dzulfadli, Ari, Tabsirun dan Ust Abu Hazim. Saya mulai dari kronologis
peristiwa sambil menjawab tuduhan dan kemudian bab-bab khusus. Sutradara dan
Dalang di jambi adalah Abu ‘ashif Salim ( Slamet ) kec.Boyolali, saya singkat Salim, Abu
‘abdillah Ari Aryo Bojonegoro PNS Departemen Keuangan setelah idhul fitri
pindah tugas ke palembang, saya singkat Ari, pendukung utama Abu Fadhil Dede
Zulfadhli, saya singkat Dzul fadhli, di bantu Abu Faris Tafsirun, saya singkat
Abu Faris, Abu luqman Slamet Sumeri Boyolali, saya singkat Abu Luqman, Salman
Abu Addin PNS Depertemen kehutanan sekarang pindah ke JABAR, saya singkat Abu
Adin. Kemudian Abu abdillah Taufiq Hidayat Al Palembangi kuningan pernah ikut laskar jihad kemudian
kontra LJ, saya singkat Taufiq dan Ust Abu Hazim Muhsin Magetan.
Dan terakhir saya tutup
dengan sikap saya terhadap samudra fitnah dakwah di Yaman dan jawaban saya
terhadap beberap SMS Hajuriyun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar