Selasa, 07 Oktober 2014

MUQODDIMAH


      Sesungguhnya tahmid hanyalah untuk Allah, kita memuji Nya, mohon  pertolongan dan ampunan padaNya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri (jiwa) kita, dan dari kejelekan amal-amal kita,barang siapa di beri hidayah oleh Allah maka tidak ada yang menyesatkannya dan barang siapa di sesatkanNya, maka tidak ada pemberi hidayah untuknya,saya bersaksi tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan saya bersaksi bahwasanya muhammad itu adalah rosul Allah, sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam dan para shohabatnya dan orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
     Dalam tulisan ini saya mulai penulisan kronologis kedatangan Abu ‘Ashif Salim ( Slamet ) Boyolali, sikapnya ketika masih di jawa bahkan sampai di jambi, di depan saya menampakkan kesopanan, keramahan, penghormatan, keakraban, kepedulian kepada diri saya, jamaah ta’lim dan dakwah, banyak bertanya khabar si fulan dan si fulan, dan bahkan di depan saya  mengatakan menghormati dan memuliakan ustadz dengan juga sikap Abu Abdillah Ari Aryo bahkan ia pernah berkali- kali mengusulkan untuk di ajarkan buku hilyah tholibul ilmi, karena menurutnya ikhwan jambi banyak tidak beradab pada saya,dan menyalahkan saya dalam metode mengajar karena tidak mengajar buku tersebut,lebih senang kepada buku aqidah fiqh, padahal sudah saya jawab, buku itu bukan kurikulum di dammaj, sisi adab dan akhlaq ada dalam Al quran dan Sunnah, bahkan saya pun sedang mengajarkan kitab Aina nahnu min akhlaqis salaf ( mana posisi kita dari akhlaq salaf ). Saya akhirnya mengalah, akhirnya mengganti buku fiqh hadist umdatul ahkam dengan buku hilyah tholibul ilmi. Ari menampilkan diri sebagai pakar akhlaq budi pekerti dan seperti peduli, menghormati  dan sayang kepada saya ternyata di belakang saya menjadi dalang dan sutradara ke dua setelah Salim dari opera fitnah beranak pinak, penebar curiga buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat.
       Demikianlah watak curiga, buruk busuk prasangka di hati seseorang, masih bisa berhubungan baik bahkan mesra dengan obyek korbannya, karena keburukan batin itu dengan cerdas ia tutupi di dalam hati, hanya Allahlah kemudian dirinya sendiri yang mengetahui rasa curiga buruk busuk prasangka tersebut. Teman terkadang menjadi musuh dalam selimut penggunting dalam lipatan, kecuali orang yang di pelihara hatinya dari pada khianat, adu domba, busuk prasangka, obsesi yang di pendam dan dengki yang tersembunyi. Terkadang ada orang yang teraniaya karena angkara durjana teman sendiri, ada yang hancur karena mau menolong. Menanam padi yang tumbuh adalah padang ilalang. Semuanya terjadi karena sikap bertopeng, berpura- puraan, bermuka dua, lidah bercabang, pembakar kayu api, lain muka lain belakang. Hubungan yang tidak berlandaskan iman dan taqwa kepada Allah kejujuran dan kebersihan hati. Persaudaraan erat karena ikatan iman, bukan karena duniawi. Jika untung menjadi kawan, di peralat dan di manfaatkan. Jika kurang untung buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat menikam. Habis manis sepah di buang. Ada uang abang sayang, habis uang,  abang melayang. Maka merupakan rahmat dan sayang Allah bagi saya, Allah telah membukakan tirai penyakit hati busuk Ust Abu Hazim muhsin, Salim, Ari, Abu Faris, Dzulfadhli, Abu Luqman Slamet, Abu Izhar, Salman Abu Addin dkk sehingga tidak terus berkelanjutan sandiwara selama ini.Bercakap- cakap bagaikan santan manisan, bermanis madu, di dalam bagaikan pahit empedu di belakang menikam bisa. Senyuman manis di bibir palsu. Menyolek kata- kata dengan hiasan sulaman indah mengagumkan. Berselimut curiga buruk busuk prasangka, bertaburan kilatan dusta dan adu domba. Serta menyangka bahwa pribadi saya seperti kebusukan mereka. Lalu Salim mengundang Taufiq Hidayat kedok dauroh dakwah, lalu penyanderaan, tinggal eksekusi, muntah untaian kata-kata kotor lagi nista, ternyata moyoritas murid- murid saya sudah terpikat dan terkuasai permainan sihir untaian kata- kata Salim. Dengan bangga Taufiq mengatakan “malam ini kita bacakan semua kesalahan- kesalahan Ust Muhammad Ja’far, Salim yang membacakan, Dzulfadhli yang menulis di papan tulis dan letakkan rekaman di depannya”. Dan Abu Faris Tabsirun ikut serta berbicara meramaikan suasana.
      Hingga tampak belang selama ini, buah manis berulat di dalamnya dan terbongkarlah permainan musuh dalam selimut, pembusukan dari dalam, pembunuhan karakter, kampanye hitam, pandai berminyak air, menggunting dalam lipatan, menusuk bisa dari belakang, mulut bercakap manis bagaikan madu,di dalam hati bagaikan empedu, penanam tebu di tepian bibir rebung berduri di dalam hati, penampilan bagaikan buah kedongdong halus diluar, asam berserabut di dalam, menikam bisa dari belakang,  dan opera kanibal memakan habis daging kehormatan saya, meminum darah kehormatan saya, lalu buyarlah moyoritas jama’ah majlis ta’lim saya di kota jambi.Ternyata belum kenyang dan puas dahaga, justru makin kehausan bagaikan minum air asin di laut, di minum makin haus, kemudian datanglah ust. Abu hazim muhsin sebagai pelengkap dan kain kafan tulang belulang kehormatan saya sehingga terjadi lah banjir bandang fitnah, dusta namimah, busuk prasangka anyir menyengat berulat dan cari- cari kesalahan dalam bingkai dan bungkusan ungkapan bahasa manis indah, lezat, mempesona nan keelokan, memukau, menggairahkan, berasumsi baik, amat menawan, memikat, menyilau, pendengarnya pun terpana dan terlena, pandangan mata pun bergairah. inilah jalan Iblis.
      Pencipta istilah dan kilah bahasa untuk penyedap rasa kanibal kehormatan manusia sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpatik, dan yang simpatik pun menjadi kaki tangan mata telinga penyambung lidah bala tentaranya, yang jauh mendekat, yang sudah dekat merapat, yang sudah merapat menempel,  yang sudah menempel melengket, yang sudah melengket menjadi kaki tangan penyambung lidah bala tentara. Dengan dalih Ini kritikan membangun, menampung aspirasi, jangan taqlid, memajukan da’wah, nasehat, sekedar memberitahu, memberi info dan da’i adalah sorotan. Sehingga merasa bebas dan suci dari istilah dosa- dosa ghibah harom, dusta adu domba memfitnah menyebarkan kekejian dan lain sebagainya dari dosa- dosa lisan. Sudah merasa suci, sok suci lagi ma’shum dan merasa sudah ‘alim sok ‘alim berbalut ‘ujub, gurur, hasad dan sombong (wal’iyadzubillah). Pikiran dan perasan tiada terganggu oleh rasa bersalah dan berdosa setelah mendapatkan apa yang di inginkan. Saat hati telah membeku, sekeras kristal pualam, semua faktapun menjadi sirna. Saya ucapkan berulang- ulang Alhamdulillah ‘ala kulli halin ( segala puji bagi Allah atas setiap kondisi ),Inna lillahi wa inna ilahi roji’un Allohumma ajurni fi musibati wa akhlif li khoiron minha ( ya Allah berikanlah ganjaran atas musibahku dan gantilah untukku yang lebih baik darinya). Dan biarlah Allah Ta’ala yang membalas segala perbuatan mereka, yang sudah di bungkus pengakuan paling alim, ma’sum dan komunitas salafi paling haq di negeri ini. Di balik itu semua, Allah telah menyelamatkan saya dari fujjar ( orang jahat pelaku dosa ) berantai, berbaliknya kejelekan Abu Faris Tabsirun Tegal selama ini ke mukanya tanpa ia sadari dan apalagi seluruh jama’ah tentang mesjid Bagan pete, dan terbongkarlah penyimpangan syariat taufiq Hidayat dan penyimpangan Aqidah dan Tauhid ust Abu hazim Muhsin selama ini, serta kebusukan orang- orang yang bersamanya. Dalam tulisan ini insya Allah saya jawab atau memberikan komentar semua ucapan-ucapan Tuduhan Taufiq Hidayat, Salim, Dzulfadli, Ari, Tabsirun dan Ust Abu Hazim. Saya mulai dari kronologis peristiwa sambil menjawab tuduhan dan kemudian bab-bab khusus. Sutradara dan Dalang di jambi adalah Abu ‘ashif Salim ( Slamet  ) kec.Boyolali, saya singkat Salim, Abu ‘abdillah Ari Aryo Bojonegoro PNS Departemen Keuangan setelah idhul fitri pindah tugas ke palembang, saya singkat Ari, pendukung utama Abu Fadhil Dede Zulfadhli, saya singkat Dzul fadhli, di bantu Abu Faris Tafsirun, saya singkat Abu Faris, Abu luqman Slamet Sumeri Boyolali, saya singkat Abu Luqman, Salman Abu Addin PNS Depertemen kehutanan sekarang pindah ke JABAR, saya singkat Abu Adin. Kemudian Abu abdillah Taufiq Hidayat Al Palembangi  kuningan pernah ikut laskar jihad kemudian kontra LJ, saya singkat Taufiq dan Ust Abu Hazim Muhsin Magetan.
      Dan terakhir saya tutup dengan sikap saya terhadap samudra fitnah dakwah di Yaman dan jawaban saya terhadap beberap SMS Hajuriyun.
                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar