Kamis, 09 Oktober 2014

Musuh Dalam Selimut 7



TRAGEDI LISAN ABU FARIS DI SEI BAHAR DAN LISAN PEREMPUAN KERINCI DI RUMAH SAYA, INILAH YANG MENJADI LATAR BELAKANG MENDIRIKAN MESJID BAGAN PETE SEKARANG.



Kejadian ke 7. Pada januari 2009, Saya mengajak ikhwan Jambi kota kumpul, kemudian saya menunjuk Agam Abu Fauzi Aceh yang kerja di properti menjadi kepala proyek. Kemudian saya mengajak ikhwan ke lokasi seperti Abu Luqman, Agam Abu fauzi, Marwan, Rano, Salman atau yang lain. Sayalah yang menentukan lokasi sekarang. Mematok kayu- kayu 10 m x 10 m sebagai pijakan pertama dan menentukan arah kiblat dengan beberapa kompas yang di bawa oleh Abu Fauzi.
 Abu Fauzi sebagai arsitek juga dan memperkirakan anggaran dasar untuk pondasi dan seterusnya dan juga mencari tukang. Suatu hari Abu Fauzi menghadap saya, melaporkan ada kesulitan yaitu dimana di letakkan barang material mesjid di letakkan ? jika di lokasi mesjid khawatir di curi orang. Saya sadar ini problem pertama karena mulut Abu Faris serba tergesa- gesa. Sayapun menyarankan kepada beliau, untuk mencari rumah penduduk, yang kiranya amanah titipkan barang material mesjid. Jadi masalahnya bukan jalan masuk mobil seperti ucapan dusta Abu faris, karena pada tahun itu, jalan sementara di tengah hutan sudah agak lebar, di tebas ke kiri dan kekanan, bisa lewat mobil pick up. Tidak seperti tahun pertama akhir 2005. Dan saya tidak heran Abu Faris membuat pernyataan dusta di depan Taufiq di malam makar, karena saya sudah mengenal Abu faris sejak tahun pertama, orang yang pandai berdusta ketika waktu damai, maka wajar saja ketika waktu fitnah menjadi ujung tombak. Dan pandai berkelit dalam lepas tanggung jawab.
Dan saya masih menyimpan gambar pembangunan mesjid Bagan pete bulan maret 2009/ 1430 H, dengan laporan kondisi terakhir yang belum di kerjakan. Dan gambar bulan mei 2009/ 1430 H, dengan laporan kondisi terakhir yang belum di kerjakan. Gambar ini di laminating oleh Agam Abu fauzi Aceh, dan di serahkan pada saya sebagai dokumen.

Kejadian ke 8. Ada si fulani, selalu menghubungi saya, minta agar ia yang menjadi pimpinan proyek pembangunan mesjid, karena menurut pengakuannya saat itu belum ada pekerjaan. Ia mengusulkan agar jangan bangun mesjid dulu, tetapi bangun rumah untuk dia dulu walaupun dari papan kemudian bangun mesjid. Apabila selesai pembangunan mesjid, rumah tersebut di kemudian hari bisa di jadikan sebagai rumah untuk ustadz. Saya tetap menjawab tidak bisa.  

Kejadian ke 9.  Abu Fauzi menghadap saya, melaporkan bahwa sudah dapat tempat menitipkan bahan material pembangunan mesjid di sebuah rumah penduduk sekaligus ia termasuk salah seorang tukang pembangunan mesjid. Lalu Abu Fauzi menyebutkan jumlah barang yang akan di beli dan jumlah uang di butuhkan , kemudian saya menelpon Abu Izhar agar transfer uang mesjid ke Abu luqman sesuai yang di butuhkan.

Kejadian ke 10. Alhamdulillah selesai pondasi mesjid, pembangunan berhenti karena uang belum cukup untuk tegak payung. Saya pun berbicara dengan Abu Faris di rumah saya, mengingatkan akan ucapan-ucapan ia dan Abu Pasha Ponco, cepat-cepat bangun mesjid, jika sudah terbangun pondasi mesjid, maka akan banyak yang bersodaqoh, sehingga bisa bangun mesjid, rumah Ustadz dan asrama santri. Abu Faris menjawab , “ ikhwan Jambi pelit semua ustadz, ustadz sajalah yang mencari uang “. Saya jawab, “ kemana saya cari ?” Abu Faris senyum- senyum saja.......dst. Abu Faris dan Abu Pasha tidak ada menyadari kesalahannya apalagi minta maafpun tidak pernah, justru melemparkan beban kepada saya.

Pelajaran yang di ambil :
1.    Ada orang ta’lim salafi, padahal sudah lama bahkan di tuakan justru menjadi perusak dalam dakwah, menjadi duri dalam daging karena ada kepentingan pribadi, ingin ngatur, suka tampil dll. Jika tidak di penuhi maka menjadi provokator dan pembunuhan karakter terhadap ustdaz nya ,sementara masih mendatangi ta’lim.
2.    Ada orang yang ta’lim salafi, sudah merasa bebas dari kekeliruan, kekhilafan, kesalahan, kejahatan bahkan dosa-dosa.

Kejadian ke 11 : Pada tgl 19/20 Syawal 1432 H, dauroh Ustd. Dzulakamal di Jambi. Mereka mengadakan rapat dan kesepakatan di antaranya no 2 : kami juga sepakat untuk mengaktifkan mesjid yang ada di Bagan Pete dengan bimbingan ust Dzulakmal dan asatidzah salafiyin se Indonesia, untuk itu kiranya kunci mesjid di serahkan kepada kami ( sdr.Hud huda, pak Amir,pak Ponco ). Bahkan di luar tulisan, ada pembicaraan Muhammad Surur yang menjadi pimpinan.
      Saya katakan, INILAH MAKAR, PENGGULINGAN DAN KUDETA KEDUA TERHADAP SAYA ATAS PEMBANGUNAN MESJID YANG SUDAH SELESAI .Dan inilah kepentingan Muhammad Surur yang sudah niat dari awal yakni waktu dauroh Muhammad Ridwan di WKS Tebing tinggi dan kepentingan Abu Pasha Ponco bertemu dalam dauroh Ust. Dzulakamal. Ketika Hud Huda SMS  mau datang ke rumah saya untuk menyelesaikan masalah mesjid, saya minta Abu Pasha harus datang dan saya di temani oleh Abu Faris atau Abu Luqman. Padahal saya sudah niat dan sudah saya ungkapkan kepada Rano, bahwa pendapat saya pribadi , serahkan saja mesjid ke Abu Pasha karena Allah Maha Kaya lagi Pemberi Rezqi nanti insya Allah buat di tempat lain, walaupun pendapat ikhwan yang masih ta’lim tidak bisa. Cari saja solusi tengahnya. Namun Abu Pasha sama dengan Salim yaitu pengecut dan dalang, hanya memperalat orang sumatra tampil bicara untuk kepentingan pribadinya. Yang datang Hud Huda Bukit Tinggi. Kemudian utusan Dauroh Hud Huda melobi Bpk Fauzan minta sertifikat tanah. Ternyata beliau tidak menyerahkannya kepada utusan dauroh Ust Dzulakmal tersebut.

Pelajaran yang bisa di ambil :
 1.   Orang yang menyandarkan diri ke salaf bukanlah orang ma’sum. Tidaklah terlepas mereka dari akhlaq rendahan dan  dosa/ kesalahan serta kepentingan pribadi.
 2.   Masalah, urusan dan apalagi kekeruhan yang terjadi dalam dakwah salafiyah, terkadang menjadi ajang kepentingan, keuntungan pribadi tertentu bagaikan mengail dalam belanga, sementara manusia tidak menyadari.


Kejadian ke 12 : dauroh Tirmidzi prabumulih di trans Purwodadi.
      Beberapa bulan setelah dauroh Ust. Dzulakamal, sepertinya oknum-oknum tertentu yang sudah mempunyai kepentingan dengan mesjid sejak dauroh Muhammad Ridwan, dan Ust. Dzulakmal belum puas, sehingga menyambung lagi dengan mengadakan rapat di sela dauro Tirmidzi Prabumulih ( pernah di sungai lilin) di trans purwodadi.
Mereka berkumpul mencari cara untuk merebut dan menguasai mesjid Bagan Pete. Abu Pasha dan Marwan Abu Ubaid ikut menyebar opini busuk prasangka menyengat berulat terhadap kehormatan saya, seakan mesjid itu milik saya pribadi, padahal milik ummat, sehingga harus di ambil alih. Sungguh saya tidak pernah sedikitpun terbetik di hati saya seperti itu. Justru anggapan kalian itu tepat di arahkan pada pribadi kalian, karena kalian merasa mempunyai saham  bersodaqoh,  na’udzubillah min dzalik, sehingga perumpamaan kalian dan semisal kalian berdua bagaikan orang yang yang sudah buang muntah, tapi masih merindui dan sayang dengan muntah tersebut sehingga ingin terus memegang, menjilat dan menelan muntahnya. Justru karena saya sadar bukan milik pribadi saya, makanya sejak awal tahun, saya tegas dan sering saya ulangi,” selesaikan dulu setifikat dan surat keterangan wakaf”, tapi Ponco yang selalu membangkang.

INILAH MAKAR, PENGGULINGAN DAN KUDETA KETIGA TERHADAP SAYA ATAS MESJID BAGAN PETE .

Kejadian ke 13 : Sekitar Muharrom 1433 H, Salim datang ke Jambi ngaku dari Bangka untuk keliling daerah menyadarkan ikhwan dari fitnah syaikh ‘Adani dan mempertahankan mesjid. Saya melarangnya membicarakan mesjid, karena tidak ada bukti bisa mengambil mesjid. Saya kritik balik menyerang terus, akhirnya saya mengalah. Selesai keliling daerah, ia cerita bahwa berhasil menyadarkan ikhwan semua dari fitnah Syaikh ‘Adani dan mempertahankan mesjid. Dan justru sekarang terbongkarlah, Salim ada kepentingan pribadi, musuh dalam selimut.
Membuat opini di belakang saya bahwa ikhwan daerah yang tidak ta’lim dengan saya bukan karena fitnah Yaman tapi akhlaq buruk&di dalam mobil perjalanan ke bahar,menanamkan pada ikhwan mengantarkan anaknya belajar di SDIT Yayasan Imam Bukhori.sebagaimana 
Pengakuan abu faris .
Pelajaran yang di ambil : yang busuk itu walaupun di simpan dan di bungkus rapi akan tercium juga, demikian juga kepentingan Salim.

Kejadian ke 14 : Sya’ban 1433 H / Juli 2012 M, Salman Abu Addin datang kepada saya bahwa akan menyerahkan sertifikat tanah mesjid dengan syarat atas nama yayasan. Saya tidak mau membuat yayasan, Salmanpun pulang. Saya pun kecewa dan sakit hati, sudah terlanjur bangun mesjid dengan susah payah tanpa proposal bahkan tanah sebenarnya bisa di beli, sekarang malah ibaratnya  saya di cekik minta syarat yayasan. Kenapa tidak dari awal sebelum rencana pembangunan mesjid ? INILAH AKIBAT TERGESA- GESA MENDIRIKAN MESJID DI TANAH ORANG AWAM, SEMENTARA TANAH BELUM DI MILIKI DAN  KUASAI DALAM BENTUK SERTIFIKAT DAN SURAT WAKAF. Saya menjadi beban pikiran, bukankah kita bisa membeli tanah ? walau 1 kapling ? Sayapun kecewa dengan Salman karena saya sejak tahun pertama sudah mengajak Salman menemui Bpk Fauzan untuk berbicara tentang tanah mesjid agar jelas hitam putih, apakah ada syarat di kemudian hari ? Salman selalu jawab’ nanti-nanti dan salman menjamin bahkan obral janji, tanah akan di berikan untuk kita ( majlis ta’lim ).Padahal saya bisa saja langsung ke rumah beliau, masih satu RW ( di teluk permai ) dan satu mesjid, terkadang bertemu. Namun saya masih menghargainya, tidak mau melangkahinya, kenyataan Salman tidak menghargai saya, ibaratnya bukan hanya sekedar melangkahi tapi menginjak kepala saya.
Dan saya sudah bertekad, apabila Salman Abu Addin, masih gigih minta syarat yayasan, saya akan membuat surat pernyataan terbuka, menyerahkan bangunan mesjid Bagan pete itu kepada Salman Abu Addin, biar ia yang bertanggung jawab dunia dan akhirat

Pelajaran dari kejadian ini
1.     Ada orang yang di depan tampak seperti tulus beramal, membantu bersodaqoh, gigih :
        menawarkan apakah tanah, bangunan, rumah, dan lain sebagainya justru setelah di terima sodaqoh, bantuan, tawaran tadi malah mencekik dan menyusahkan si penerima barulah di ajukan syarat- syarat di atas segel materai 6000, padahal dalam mua’amalah syarat itu di depan sehingga antara kedua belah pihak sudah sama- sama ridho dan suka sebelum masuk atau menerima dalam tawaran tersebut. Bahkan penerima sebenarnya bisa mencari yang lain, membeli, atau menyewa. Sehingga tampaklah ada kepentingan pribadi orang yang ber amal tadi.
2.     Ada orang berwatak main SMS ( Suka Melihat orang Susah dan Susah melihat orang Senang ).

Kejadian ke 15 :  Sya’ban 1433H/ juli 2012 M, setelah beberapa lama Salman datang lagi, mengatakan Bpk Fauzan mau tanpa pakai yayasan dan menunjukkan sebuah surat pernyataan ( surat keterangan wakaf tanah ) bersegel materai 6000, belum di kasih tanggal. Di dalamnya ada satu baris yang saya pertanyakan kepada Salman yaitu ( Dengan ini menerangkan bahwa kami berdua yang namanya di atas mewakafkan sebidang tanah........... Untuk keperluan peribadatan umum masyarakat luas bukan untuk satu aliran saja ). Di bawahnya ada tanda tangan Bpk Fauzan Sulaiman dan Supriadi ( Salman ). Padahal jauh- jauh hari saya pernah menceritakan kepada Bpk Fauzan bahwa mesjid tersebut akan di kembang kan insya Allah sebagai mesjid pondok pesantren. Demikian juga Salman mengetahui sejak hari pertama tujuan pendirian mesjid tersebut.Saya menegaskan ke Salman, jangan sampai surat ini jadi masalah di kemudian hari, masyarakat sekitar nanti nuntut atau Bpk Fauzan sekeluarga akan merekom bisa mengadakan acara bid’ah, sedangkan kamu sudah lama ta’lim......dst..pembicaraan cukup panjang, sehingga Salman berkata “ sudahlah Ustadz tidak usah di permasalahkan, sekedar tertulis di atas kertas saja,yang penting sertifikat tanah di serahkan”.
     Wahai Salman Abu Addin, jika sekedar tulisan di atas, kenapa ngak di tulis sesuai keridhoan kedua belah pihak, kenapa di sembunyikan dari awal ? Bahkan terang membodoh-bodohi saya, justru yang terpenting dan sensitif adalah legalitas tujuan wakaf tanah tersebut dan fungsi bangunan di atas tanah tersebut adalah wakaf untuk mesjid ahlussunnah yang akan di kembangkan insya Allah sebagai mesjid pondok pesantren Ahlus sunnah bukan mesjid untuk keperluan peribadatan umum masyarakat luas  bukan untuk satu aliran saja .

Pelajaran dari kejadian ini :
1.    Manusia ada yang lain muka, lain belakang walaupun dia menyandarkan ke salafi.
2.    Lama ta’lim bukan berarti menjamin seseorang beradab dan berakhlaq apalagi mau memegang janji dan mengamalkan ilmunya, bahkan bisa jadi terkumpul pada dirinya ciri-ciri munafiqin sebagaimana dalam hadist.
 3.   Ilmu agama yang di dapat dalam ta’lim, bisa di sembunyikan asalkan ada keuntungan, kepentingan dan keperluan duniawi, bahkan sodaqoh ummat, amanah ummat bisa di selewengkan demi kepuasan pribadi
 4.   egois terhadap kesenangan sendiri, halus perasaan dan tenggang rasa untuk kepentingan sendiri, sementara mati perasaan dan tebal muka terhadap perasaan manusia bahkan berkaitan harta sodaqoh ummat.      
5.    Prilaku Supriadi ( Salman ) sama dengan Sukatno, Ponco,Ari Aryo, Tabsirun Tegal, Slamet ( Salim ), Slamet Sumeri Boyolali, dan semisal mereka, perumpamaan kaum yang sudah jelasnyata salah, bukannya minta ma’af, mengakui keburukan dirinya, memperbaiki diri dan yang telah di perbuatnya selama ini. Justru tetap congkak dalam perbuatan kesalahannya, ego sentris dalam kesopanannya, dzolim dalam kesantunannya, pandai menyembunyikan kejahatan dalam kelembutannya, buruk busuk anyir menyengat berulat dalam persangkaannya. Preman lain muka lain di belakang, musuh dalam selimut, sok ma’sum dalam tata kramanya.

1.       Karena saya dan seluruh donatur telah tertipu dengan janji dan jaminan Salman dulu, bahwa tanah akan di wakafkan ke mesjid pondok, maka saya menyatakan :
        Saya berlepas diri dari surat pernyataan surat wakaf supriadi dan Bpk Fauzani, karena ummat yang bersodaqoh yang saya terima dari 5 provinsi ( Jambi, Sumsel, Sumbar,Riau dan Aceh ) adalah di niatkan untuk perencanaan mesjid pondok pesantren Ahlus sunnah. Jadi ini adalah sebuah pengkhianatan, kedustaan, dan penipuan terhadap saya dan ummat.
 2.   Keadaan saya dan seluruh ikhwan sudah terpojokkan, terpaksa dan tersudutkan karena mesjid sudah terlanjur basah di bangun di atas tanah yang belum di miliki dan di kuasai secara legalitas surat, sehingga pernah suatu ketika saya bersama Abu Faris, Abu Luqman, Abu izhar dan Abdul aziz secara bersama menghadap Bpk Fauzani untuk mempertanyakan status tanah. Abu faris mewakili ikhwan berbicara kepada beliau, untuk membeli  tanah yang sudah terlanjur di bangun mesjid, karena biaya pembangunan mesjid lebih besar dari pada harga tanah. Namun beliau tidak mau menjualnya.
3.    Sebagai pelajaran bagi Ahlus sunnah, ada beberapa kejadian sebuah mesjid Ahlus sunnah di bangun di atas tanah yang secara legalitas sudah menjadi milik ahlus sunnah, namun masyarakat sekitar masih bisa mengganggu bahkan mengusir jama’ah ahlussunnah karena di mesjid tidak di adakan kegiatan bid’ah seperti kebiasaan masyarakat.Sementara di bagan pete tanah milik Supriadi dan Fauzani dan surat keterangan wakafpun sebagaimana di atas, sehingga jika ini di kasuskan ke pengadilan Bpk fauzani bisa menang.Silahkan tanya surat asli keterangan wakaf tersebut kepada Supriadi ( Salman ).
 4. Untuk Supriadi ( Salman ), saya ingatkan sebuah kejadian, pernah saya mengusulkan kepada Abu Faris untuk musyawaroh tentang status tanah mesjid, adapun Salman wajib datang, jika ia tidak datang, tidak ada gunanya musyawaroh.Abu faris sempat menelpon saya berkata “ saya sudah menelpon salman.........dst, salman mengatakan “ jika rapat untuk membicarakan mesjid saya tersinggung, tidak mau datang “.
Sungguh keanehan, seharusnya yang tersinggung bahkan marah adalah saya dan seluruh ikhwan dan para donatur, karena janji salman dulu tahun pertama saya di Jambi menjamin surat wakaf tanah untuk mesjid  pondok tidak terbukti. Inilah salman permisalan kaum yang egois sendiri, cepat tersinggung, perasaan halus hanya untuk kepuasan nafsu sendiri. Tapi terhadap orang lain, baik di bawah umur, sebaya, lebih tua, berstatus sosial, tidak ada menimbang ketersinggungan, emosi manusia, tenggang rasa, tidak sensitif telah mendzolimi manusia.Justru kamu picik berjiwa kerdil, akal seperti anak kecil, lisan bercabang, akhlaq ciri-ciri munafiq, wajar saja kamu menjadi bala tentara da’i ( JIL ) jalan iblis.
Wahai Salman, justru kamu dan Salim lah yang bercerita panjang lebar dan vulgar tentang kronologis sebab kembalinya Ust banani ke jawa, tidak di Jambi lagi. Bahkan kamu ceritakan pada saya curhat beliau sebelum meninggalkan kota jambi, justru kamu sekarang bersama orang- orang yang tidak beradab dulu dengan beliau. Padahal di kala itu yang di tuakan di kota jambi justru Abu faris, Salim dan Abu pasha. Allahul musta’an.Pada hari yang telah di tentukan,setelah itu langsung saya mengurus sertifikat tanah Bpk Fauzan. lengkap dengan foto copy surat keterangan wakaf tanah tersebut di tulis tanggal 17 juli 2012.Terbongkarlah makar Salman sebenarnya, rencana ini sudah lama tersusun, karena ketika surat asli di tampakkan pada saya, tidak tulis tanggal, tapi pada surat copy surat keterangan wakaf di tulis, sesuai pada tanggal ke datangan ke kantor KUA. Saya di dampingi Bpk Dahlan.Di sahkan pada hari selasa 27 Sya’ban 1433 H/ 17 juli 2012. Semua foto kopi dokumen masih saya pegang.  INILAH AKIBAT TERGESA- TERGESA BANGUN MESJID SEMENTARA SURAT SERTIFIKAT DAN SURAT WAKAF BELUM DI BUAT 
    
Kesimpulannya : Mesjid bagan pete berlandaskan legalitas surat tersebut bersegel materai 6000 dari pemilik tanah adalah, mesjid tersebut bukan mesjid salafi, tetapi sebagai mana yang tertulis di atas. Silahkan seluruh ikhwan yang hadir dulu dalam rapat dauroh Muhammad ridwan des 2006, dauroh Ust Dzulakmal syawal 1432 H, dauroh Tirmidzi prabumulih dan peserta rapat-rapat Salim, untuk memperkarakan dan menyelesaikan Supriadi ( Salman Abu Addin ), Abu ukasyah sukatno Solo, Abu pasha ponco, Abu Faris tegal, dan Marwan Abu ubaid sebagai biang kerok permasalahan mesjid. Kalian telah banyak bahkan berani menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, bahkan harta untuk menyingkirkan, mencampakkan bahkan menggulingkan saya dari mesjid tersebut bahkan pembunuhan karakter. Kembalikan harta ummat ke niat awal ke masjid salafi baik secara adat maupun legalitas surat bersegel materai.
 Karena sebagai mana dalam hadist Umar bin Khattab : aku dengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : sesunguhnya amal itu tergantung niat.......( Muttafaqun ‘laihi ). Kemudian ada legalitas dalam mu’amalah sebagaimana tulisan saya di atas.
       Wahai Hud Huda, jika Bpk Fauzan menyerahkan sertifikat tanah ke padamu, maka tidak ada gunanya, karena surat keterangan wakaf tanah dari beliau dan Salman itulah yang paling vital, sebagai pijakan tujuan sertifikat tersebut dalam urusan di kantor KUA dan DEPAG.Kamu tidak akan bisa melarikannya. Dan sertifikat tanahpun di pegang oleh DEPAG karena di wakafkan. Inilah kecerobohan kalian akibat kalian di bakar emosi, makar menguasai, menduduki mesjid, menggulingkan saya,dan buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat kepada saya.Kalian bungkus kejahatan kalian dengan slogan mesjid Bagan pete bukan milik Ust Muhammad Ja’far, sungguh orang dungu dan orang yang busuk anyir menyengat berulat yang berpendapat demikian. Sehingga hilang akal sehat, adab dan ilmu kalian selama ini, padahal kalian orang berpendidikan bahkan berpangkat dalam perusahaan. Padahal saya sejak awal dulu tahun pertama, yang saya tegaskan dengan Salman, Abu faris dan Abu Pasha adalah “ surat keterangan wakaf dari pemilik tanah”. Sehingga yang di waspadai dan di pantau secara asal dan dasar adalah Salman dan Bpk Fauzani bukan saya. Dan Salman sudah mati rasa, tidak merasa bersalah kepada saya demikian juga orang semisalnya, wajar saja dia bersama Salim dan Taufiq. Allahul Musta’an. Oleh karena itu semboyan Ari bojonegoro “ kalau di kritik balik menyerang “. Pada sejatinya adalah perangai seluruh ikhwan yang tidak beradab pada saya mulai kamu sendiri palagak pakar adab budi pekerti, Salim, Abu Faris, Abu Pasha, Abu Addin, Marwan dkk.
     Kemudian bulan syawal, saya bersama Bpk dahlan membawa sertifikat tanah Bpk fauzan, dan surat dari kantor KUA datang mendaftarkan ke kantor Depag kota Jambi, untuk di urus ke BPN. Sertifikat tanah menjadi serifikat tanda bukti tanah wakaf.Lebih satu tahun baru selesai Sya’ban kemarin. Itupun sertifikat tanah di pegang kantor depag sesuai peraturan karena sudah menjadi surat wakaf, saya hanya menerima copi beberapa halaman saja..

Kejadian ke 16 : dauroh Taufiq Hidayat Alpalembangi pada hakekatnya makar, kudeta, dan penggulingan terhadap saya atas seluruh aset- aset dakwah mulai dari uang tahfidh, uang mesjid ( belasan juta ), sertifikat tanah dan mesjid bagan pete yang ke empat. Sekaligus memakan habis daging dan meminum habis darah ke hormatan saya.

Kejadian ke 17 : Dauroh Ust Abu Hazim Magetan pada hakekatnya melengkapi makar dauroh Taufiq, merebus tulang belulang saya dengan kata-kata nista dan sebagai kafan yang akan di kirim ke Pekan baru lagi. Alhamdullahi ‘ala kulli haalin. Innalillahi wa innaa ilayhi rooji’uun,Allahumma ajurni fi musibati wa akhlif li khoiron minha.

Ada beberapa hal :
1.    Dengan ucapan Taufiq di malam makar “ serahkan sertifikat tanah mesjid ke Bpk Tabsirun, Bpk Tabsirun yang sekarang yang bertanggung jawab masjid dan meneruskan pembangunan,”
2.    Abu Faris Tabsirun telah menanda tangani surat pernyataan saya sebagaimana dalam kronologis.
3.    Abu Faris Meminta dan menerima sertifakat pertama tanah pondok dari saya sebagaimana dalam kronologis ( dengan cara dusta, menipu dengan kedok meminjam untuk melihat batas tanah ).
4.    Abu Faris menanda tangani surat penerimaan sertifikat di rumah Abu Ajeng Suprianto sebagaimana dalam kronologis.
5.    Membuat pernyataan di depan Abu Ajeng, bahwa yang berjasa membangun mesjid Bagan pete adalah Salim bukan Ust Muhammad ja’far. Perlu di ketahui sayapun tidak ada minta tanda dan pengakuan jasa darinya.
      Kesimpulannya, Allah Ta’ala sudah mengembalikan segala kesalahan dan keburukan dan proses pembangunan mesjid kepada muka Abu Faris tanpa ia sadari apalagi pengikutnya sebagai Raja mengatai- ngatai saya sejak tahun pertama. Dan ia menyangka dirinya orang yang ma’sum dalam segala hubungan dengan saya sehingga berkumpul dengan komunitas  Abu Hazim dan Salim. Kemudian terbuktilah nasehat Bpk Humeidi Bahar yang sudah kembali ke Solo. “ Kelak suatu hari nanti jika tidak terbukti segala ucapan Abu Faris Tabsirun, Abu Faris yang bertangung jawab dengan mesjid Bagan Pete “. Oleh karena itu taqdir Allah ta’ala sudah menjadi kenyataan bahwa mesjid Bagan pete di tangan Abu Faris .Dan telah terbuktilah sekarang kenyataan ucapan saya, tidak ada satu pun ikhwan lama yang mau pindah ke Bagan pete. Dan Salim menyaksikan sendiri , tetangganya di Bagan pete justru ipar salim, mertua baru Salim,Dzulfadhli baru ta’lim sebelum dauroh Ust Dzulakmal, dan Abu Aisya Ardi baru ta’lim setelah dauroh Ust Dzulakmal. Keburukan watak, akhlaq Abu faris selama ini, melengketkannya dengan Salim, Taufiq dan eyang Abu Hazim, sehingga terbongkarlah Abu Faris juga musuh dalam selimut, penggunting dalam lipatan, penikam bisa dari belakang.
     Oleh karena itu, Abu Faris, Abu Pasha, Salman,Marwan dan Abu Ukasyahsebagai angkatan pertama wajib menghidupkan, dan bertanggung jawab dengan Mesjid bahkan membangun rumah dan pindah di sekitar mesjid bagan pete. Salman seharusnya berhenti dari PNS yang sekarang pindah ke jabar, enak-enakan di sana sementara ia termasuk orang berulah, berani berbuat tidak mau bertanggung jawab. Kemudian angkatan kedua Abu Izhar, Abu Luqman Slamet, Ari  dan Abu Izhar wajib pindah ke Bagan Pete, sementara enak-enakan bangun rumah di dekat lapangan golf, anakpun sekolah di Nurul Ilmi PKS dan yayasan Imam Bukhori .Tidak ada itikad meramaikan mesjid hanya donatur fitnah Du’at Jalan Iblis ( JIL ). Demikian juga Abu Luqman.
Ari seharusnya berhenti dari PNS dan pindah ke Bagan pete, karena ia komandan cari – cari kesalahan dan dosa, tidak kamu menghitung berapa banyak kesalahan dan dosa yang kamu lakukan tiap hari bekerja ? hormat bendera, pakai bantol, ikhtilat, uang sampingan syubhat dan harom, suara musik, foto- foto dan tidak mengingkari kemungkaran. Saya tidak mengatakan “ kerja PNS harom dan gajinya harom “ , boleh kerja di pemerintah dan gaji halal akan tetapi karena Ari adalah komandan pengorek kesalahan dan dosa manusia, tidakkah ia menghisab diri sendiri, apalagi ia di departemen keuangan ?
     Bahkan dauroh yang di adakan Salim sekarang, sudah beberapa kali di adakan di musholla komplek Sevilla, dengan alasan di mesjid Bagan pete jalan becek, tidak ada air dll. Sehingga kalian juga tidak bisa menghidupkan mesjid apalagi membuat pendidikan di sana.Justru alasan sepeti inilah dll , saya dulu tidak mau di lokasi sekaang.Wahai Abu Izhar dan Ummu Izhar, seandainya markas dakwah di perencanaan komplek militer Sei Duren, sukakah kalian ikut pindah dan mandi dengan air got- got seperti ucapan Salim ? sukakah kalian anakmu atau menantu, keluargamu  mandi dengan got- got ?
 Justru kalian mencari enak, membangun rumah dekat lapangan golf, dan memasukkan anak ke Nurul Ilmi ( PKS/ikhwanul muslimin ) dan yayasan Imam Bukhori. Bukankah kalian orang yang berlebihan harta ? kenapa tidak membangun rumah di bagan Pete ? Allahul Musta’an.

Dan saya menegaskan masalah mesjid Bagan Pete :
 1 .  kedudukan saya hanya sebagai pendiri dan perintis pembangunan mesjid Bagan pete untuk selama-selamanya bukan sebagai pimpinan pondok atau semisalnya di Bagan Pete. Dan saya berniat mendirikan mesjid lagi, mudah- mudahan Allah Ta’ala memudahkan.
Saya menuntut selama-lamanya, agar di kembalikan dalam tempo yang sesingkat singkatnya ,wajib di kembalikan kepada saya uang kas tahfidzh 2 juta, uang mesjid 14 juta, dan 3 sertifikat tanah atas nama saya pribadi. Memang saya membeli tanah dengan uang ummat untuk dakwah. Akan tetapi dalam sudut fikih harta wakaf itu hukum asalnya tetap, namun boleh di rubah atau di jual dengan syarat semisalnya bahkan lebih baik. Oleh karena itu  3 sertifikat itu sah saya jual, yang insya Allah untuk membangun mesjid lagi sekaligus pondok, apalagi 2 sertifikat yang bergandengan, saya niatkan untuk lapangan sholat hari raya. Dan saya membelinya dengan usaha sendiri maksudnya, saya tidak mengajak seorang ikhwanpun musyawaroh apalagi melibatkan mereka mencari uang. Adapun surat penyerahan sertifikak sebagai bukti saja,karena  sertifikat pertama saya serahkan sebagai korban dusta dan tipu muslihat dan tidak ada bukti tertulis penyerahannya.Sementara yang ke dua dan ketiga terpaksa saya serahkan karena Abu faris Tabsirun dkk menahan/menyandera kunci ruko.  Bahkan dalam masalah ini, Abu Faris bisa, saya kasusukan ke polisi karena tindak kriminal pemerasan dengan barang bukti SMS Abu faris masih tersimpan, menahan kunci ruko demi mendapatkan 2 sertifikat tanah pondok sebaaimana dalam kronologis di atas, namun saya berkeyakinan pengadilan Allah Ta’ala lebih adil dan memuaskan karena pelaku kedholiman tidak akan bisa menghindar kemanapun pergi baik di dunia maupun di akhirat. Wahai Abu Faris, Dzulfadhli, dari sisi mana kamu pantas merampas sertifikat tersebut ? kamu mengulani bahkan menyempurnakan kejahatanmu terhadap saya dan pembangunan mesjid seperti dulu lagi. Belum lagi mengingat bagaimana perbuatan mereka yang menghalalkan berbagai cara, untukmendapatkan apa yang mereka inginkan karena ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa sebuah dosa/ maksiat itu akan menumbuhkan yang semisalnya dan akan melahirkan dosa/ maksiat berikutnya sehingga sulit bagi seorang pelaku untuk berlepas dan keluar kubangan ma’siat/ dosanya, sebagai mana sebuah kebaikan/ ketaatan akan melahirkan kebaikan/ keta’atan berikutnya, sebagaimana ucapan sebagian salaf : sesungguhnya termasuk hukuman dari sebuah kejelekan adalah kejelekan berikutnya sebagaimana buah kebaikan adalah kebaikan berikutnya. ( Adda’ wad dawa’ hal 53 ).
2.       Adapun mesjid, sumur dan kamar mandi, WC di atas wakaf Bpk Fauzan dan Supriadi ( Abu adin Salman ).

Pelajaran dalam kejadian ini ( kejelekan perbuatan Abu Faris dkk terhadap saya dalam proses membangun mesjid yang akhir tanggung jawabnya kembali ke mukanya ):
      Bukan keluarga dan bukan kerabat, baik budi badan terikat, bukan keluarga bukan  kerabat, baik budi di bawa mati. Bukan keluarga bukan kerabat, kekejaman perbuatan membawa sengsara, bukan keluarga bukan kerabat, kekejaman perbuatan membawa duka. Dengan berbuat kebaikan kepada seseorang, kebaikan itu akan mendapat balasan kebaikan pula, walaupun yang membalasnya bukan penerima kebaikan tersebut. Allah Maha Pembalas perbuatan manusia, Allah Maha Adil, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Bijaksana. Dan sebaliknya perbuatan keburukan, dosa, kedholiman kepada manusia, keburukan, dosa dan kedholiman itu akan di balas walaupun yang membalasnya bukan korban keburukan, dan kedholiman tadi. Allah Maha Pembalas perbuatan manusia, Allah Maha Adil, Allah Maha kuasa, Allah maha Bijaksana.
     Oleh  karena itu kebaikan dan keburukan akan kembali pada diri sendiri. Kebaikan dan keburukan bagaikan seseorang melempar bola ke dinding akan memantul balik ke dirinya sendiri. Manusia menanam amal di muka bumi, naik di bawa malaikat, bersemi dan berbuah di langit, manusia menanam amal di dunia akan berbuah di negeri akhirat.
 Ucapan Abu Faris Tabsirun di malam makar“ Ustadz mungkin kecewa gaji tidak sesuai janji “. 
 Saya jawab : BAB INILAH SIKAP SAYA TENTANG GAJI, SPP, PEMBERIAN SUKARELA BAIK UANG MAUPUN SELAIN UANG DARI MURID KARENA SEBAB MENGAJARKANNYA ILMU AGAMA.
     Setelah saya menyatakan ruju’ dari fitnah Yaman bersama Syaikh Yahya : di depan majlis ta’lim saya di Sei Lilin SUMSEL pada hari jum’at sore tgl 19 Syawal 1435 H/ 15 agustus 2004.
 Ada SM S masuk yaitu : Alah akh Insya Allah ( pakai huruf arab ) gak heran M. Ja’far,dia ini kan sdh biasa jual agama, jd di saat org2 di sekitar dia gak bisa kasih makan lagi dia, diapun cari kelompok yang bisa kasih makan dia,,mungkin kalau syi’ah mau ksih makan mulut dia, mungkin bs jd dia pun manut.. ana sdh lama lihat tabi’at buruk si ja’far pilong ini akh, jd ana gak heran sm dia, adapun selama ini ana menahan lisan ana, hanya, usaha ana meredam fitnah sj. Pengirim : 082176470100 tgl 18- 08- 2014. 09.08
Catatan : saya tidak tahu, apakah ini no hp penulis SMS atau no hp orang yang sengaja mengirim ke saya lagi.
      Saya jawab sekaligus karena ada kemiripan dalam masalah gaji dan  makan. Akan saya jawab dalam beberapa masalah. Namun saya beri komentar sedikit :
1.    Saya tidak tahu pengirim SMS Ini, apakah orang Jambi atau bukan, karena ada penyebutan Pilliong. Karena saya pernah di Jambi  memperkenalkan asal saya, yaitu bapak dari kec. Bangkinang kota- Kampar dan Ibu dari kec. Kampar. Nama suku kecil Pilliong, tampak penulis SMS ini tajassus, penghitung harta orang dan menghitung segala sesuatu dengan uang.
 2.   Mengandung tuduhan bahwa saya ruju’ dari fitnah Yaman bersama Syaikh yahya dan kembali ke asal dalam bimbingan Syaikh Robi’ karena untuk cari makan dan sekarang tidak bisa makan lagi A’uzdubillahi min zalik.
 3.   Tuduhan penjual agama.
 4.   Tuduhan orang di sekitar saya sekarang ini, tidak bisa lagi memberi makan saya.
 5.   Mengaku sudah lama tahu tentang diri saya.
 6.   Memuji dirinya selamanya sebagai peredam fitnah,tapi justru membongkar kedok dirinya pencetus fitnah.
     Komentar saya terhadap penulis SMS Ini : Saya memandang bahwa penulis sms ini bukanlah pemilik aqidah dan manhaj salafushsholih,dan sangat jauh dari ahlussunnah.Lihat saja pemahaman aqidahnya yang sangat memalukan menganggap bahwa pemberi makan atau pemberi rezki pada seseorang adalah manusia.Padahal orang musyrikin saja masih mengimani tauhid rububiyah.Saya beranggapan bisa jadi semua tuduhannya kepada saya, merupakan tabi’at aslinya yang mana memanfaatkan manusia/orang- orang yang dia anggap bisa kasih makan untuk di rekrut menjadi anggota kelompoknya. Kemudian orang yang berada di sekelilingnya  di ambil harta dan tenaganya untuk kepuasan nafsunya. (wal’iyadzubillah).Tuduhan ini sangat mirip dengan gaya bahasa,perbuatan dan makar Salim Boyolali terhadap saya.Mereka mengatakan kepada Abu Fikron Sholehudin:”Kalau tidak ada Abu Fikron,Muh Ja’far sudah habis.” Padahal ALLAH TA’ALA yang Maha Pemberi rezki kepada seluruh makhlukNya termasuk hewan melata.Kemiripan yang lainnya adalah modus musuh dalam selimut yakni pelaku melakukan fitnah keji terhadap saya,pakai embel-embel “sudah lama kenal” dan sekaligus melakukan politik pencitraan terhadap dirinya”sebagai peredam fitnah”,justru SMS nya menambah fitnah .Jadi kesamaan mereka ibarat “Bagai pinang yang tak terbelahkan lagi”.Saya anjurkan siapa pun penulis dan penyebar sms ini agar segera bertaubat,agar jangan muncul lagi salim kedua. Bahkan penulis SMS ini punya kesamaan dengan Salim dkk sebagai tukang penghitung penghasilan dan harta orang, alias menjengkali orang. Karena saya masih mengajar di Sei lilin- SUMSEL, Sei Tapah Jambi dan sementara di Jambi kota, mayoritas sudah bubar, moyoritas jama’ah pun tidak membeli barang dagangan, sehingga hitungan angka sempoa bayangan Salim dkk, berumuskan khayalan menghasilkan total angka : saya tidak bisa lagi makan minum apalagi memberikan makan keluarga. Allahul Musta’an.
(.....kalau syiah....diapun manut ) justru  gaya ini sedang di praktekkan oleh Salim, walaupun bukan kepada syiah. Salim selalu mendatangi murid- murid Ust Abu Salma LC Yayasan Imam Bukhori , untuk di ajak bergabung dengan kelompoknya agar mendirikan rumah- rumah di sekitar mesjid Bagan Pete. Dengan iklan menarik “ bagi- bagi tanah wakaf gratis, dan bebas memilih tanah gratis di mana saja, hitam di atas putih, dan mesjid Bagan Pete akan di koordi nir oleh Ust Nandang ( salah seorang pengajar di Yayasan Imam bukhori ).
Saya di tuduh dan di fitnah sebagai penjual agama Wal ‘iyadzubillah. Padahal penjual agama sebenarnya ada pada diri Abu Hazim, taufiq dan Salim Boyolali. Akan saya sebutkan di bawah tentang penjual agama menurut Ibnu katsir.
 Alhamdulillah sampai hari ini, Allah ta’ala melimpahkan rahmat dan rezqi halal kepada saya sekeluarga, jadi tidaklah seperti anggapan orang-orang yang beraqidah rusak.

Masalah 1 : Setelah Abu faris mengucapkan kata-kata tersebut, mulailah Taufiq mengejek saya........dst, dan membanggakan dirinya, bahwa ia mengajar di ma’had Kuningan tanpa gaji

Masalah ke 2 : Sejak saya masih kecil sudah di didik orang tua untuk tidak minta- minta walaupun pada kakek nenek- paman dan kerabat, apalagi kepada orang lain. Ketika saya kuliah di LIPIA Jakarta, salah seorang keluarga saya ( pengurus PP Muhammadiyah Prov Riau ), sudah menasehati saya, jika ingin terjun dalam dunia dakwah, jangan menjadikan pemberian jama’ah ketika mengajar dan berdakwah sebagai satu-satunya biaya hidup karena akan merusak keikhlasan dan mustahil mencukupi kebutuhan rumah tangga, karena bertambah jumlah anak bertambah juga pembiayaan, belum jika mau bangun rumah. Oleh karena itu pikirkan dari sekarang untuk berwirausaha. Sampai beliau mengarahkan ide mulai jasa, dagang sampai berkebun.”
     Oleh karena itulah ketika saya pindah ke Jambi Kota, saya langsung membidik usaha yang tidak mengganggu aktifitas muroja’ah dan mengajar, pertama kali menjualkan barang dagangan ikhwan seperti berbagai macam pakaian dan herbal serta buku- buku Islam.kepada Abu salsa wasiri dan Abu Ukkasya Sukatno,saya ucapkan jazahumullohu khoyro. Setelah itu saya pesan sendiri ke Jawa membeli berbagai macam pakaian, buku- buku, herbal. Adapun madu saya cari di Jambi. Saya mendapatkan pinjaman modal dari adik saya, ketika itu masih bujangan bekerja di sebuah anak perusahaan CALTEX Riau.Jazahullahu khoiro. Dari keuntungan itu, Alhamdulillah saya bisa membeli perlengkapan rumah dari yang kecil sampai elektronik yang besar-besar untuk memudahkan pekerjaan harian rumah tangga, adapun semua perlengkapan pemberian murid Jambi Kota, saya tulis di buku khusus.  Dan itu semua sudah saya kembalikan ke Abu Faris / Abu luqman. Saya letakkan di dalam ruangan rumah bekas kontrakan saya dulu. Adapun motor Cina, yang menjadi fasilitas saya, sudah lama di jual dan uang nya menjadi kas ta’lim, adapun yang sekarang ini, saya beli dengan Abu Naufal Lubis di WKS Tebing Tinggi.  Ini tahaddust bin ni’mah.

Masalah ke 3 : karena penghinaan, buruk prasangka dan fitnah Taufiq dan Tafsirun tentang masalah gaji, saya mohon ma’af terpaksa saya buka dan saya sebutkan dalam tulisan ini. Ketika saya pindah ke Jambi, Bpk Tabsirun sebagai orang yang di tuakan, langsung berbicara pada saya,( ketika itu di perum Griya mayang asri- kel mayang ),“fasilitas untuk Ustadz gaji perbulan 1juta, dan kontrakan  rumah tiap tahun, dan motor kami belikan walaupun bekas serta sedikit perlengkapan rumah”. Saya sempat tegaskan kepada Abu Faris “ bahwa saya berniat tidak selamanya di Jambi Insya Allah, insya Allah saya akan kembali ke Riau, selama saya di Jambi kita merintis mesjid atau pondok untuk ahlus sunnah di sini, adapun kapan kembali ke Kampar Riau wallahu’alam.” Dan mesjid/ pondok akan di amanahkan kepada orang lain.Ucapan ini pernah saya ulangi lagi di rumah kontrakan jl raja Yamin di depan Abu faris dan sebagian ikhwan sebelum fitnah yaman”.
Namun gaji bulanan, hanya berjalan beberapa bulan, itupun tersendat dan di cicil,sehingga datanglah Ahmad Farid ngaku di utus Abu Faris menyampaikan tidak sanggup memberikan gaji 1 juta. Saya pun berkata “ saya tidak mau memberatkan kalian, terserah kalian saja “. Ahmad Farid berkata “ gaji 500.000/ bulan gimana Ustadz ? Saya jawab, “ tidak apa- apa terserah kalian saja”. Padahal ini tahun 2006. Setahun kemudian Bpk. Tafsirun berkata “ kami naikkan gaji Ustadz 600.000 kemudian beberapa bulan setelah itu 750.000. Namun ini tidak berjalan. Sehingga sebelum dauroh Ust. Dzulakmal saja terkadang 400.000. Begitulah tidak ada ukuran tetap, tetap di bawah 500.000. Saya mengucapkan jazahullahu khoiro. Saya tidak ada kecewa terhadap murid- murid saya dalam masalah gaji.Ma’af di kata, saya tetap mengucapkan jazahumullahu khoiro atas infaq dan ta’awun ikhwan dahulu. Ini menunjukkan
 kedustaan pembuat SMS di atas. Salim dkk adalah generasi tahun pertama saya di Jambi, bahkan setelah fitnah Yaman sampai sebelum kedatangan Salim tidak mampu memberi makan. ( ma’af, ini mengalah dalam pembicaraan, memakai istilah memberi makan ). Sungguh nista sekali, Salim dkk mereka mengatakan” jika tidak ada Abu fikron, ust Muh ja’far sudah habis“. Bahwasanya Abu fikron meminjamkan toko kepada saya jazahullahu khoiro,namun perlu di ketahui juga bahwa biaya menyekat-nyekat  kamar dan bayar listrik/ AC bulanan melebihi biaya kontrakan 4,5 juta, dan itu bukan dari Abu fikron. 
Wahai Salim dkk ! penghinaan kalian itu, menunjukkan kalian sudah sombong dengan harta, sadarkah kalian apapun harta pada diri kalian adalah keutamaan dari Allah Ta’ala yang sifatnya sementara. Adapun masalah kecewa ,nanti saya tulis bab khusus perkara yang saya kecewa.
     Walaupun ada ucapan seperti itu gaji 1 juta/ bulan, saya tetap tidak bertumpu pada pemberian murid.Saya mencari usaha.Sejak tahun pertama dengan bermacam barang dagangan sebagaimana penjelasan di atas, Alhamdulillah, saya juga membeli 1 tanah kaplingan di Bagan Pete ( sekarang sekitar 15 M dari kamar mandi WC mesjid ) kemudian bertambah 2 sampai 3 kaplingan Alhamdulillah. Justru 2 sertifikat tanah BPN, terakhir dan sisa pembayaran tanah kaplingan justru saya selasaikan setelah dauroh Abu Hazim Muhsin. Alhamdulillah saya juga sudah membeli tanah 1 kaplingan di kota Dumai Riau pada Desember 2007 bersama adik kandung saya. Uangnya berasal dari hasil penjualan sebuah kamar saya di Dammaj Yaman di tambah keuntungan barang dagangan saya. Setelah saya pulang ke Indonesia, kamar saya di Dammaj, di tempati oleh Hasan Bugis.
     Serta Alhamdulillah 2 kapling tanah di Pekan Baru pada 6 tahun lalu saya beli cash dengan Bpk Husni ( Murid Ust Dzulakamal ), hanya saja ketiga kaplingan tersebut belum bersertifikat BPN. Juga 1 kaplingan tanah di Perawang, sudah lunas pada 4 tahun lalu, namun uang di kembalikan  sepihak oleh Abu Ahmad ( padahal sudah lama lunas ), perintah dari Ust Dzulakmal setelah beliau pulang umroh membawa fatwa Syaikh Muhammad Bin hadi.Uang tersebut saya belikan note book, buku- buku bahasa arab dan membayar cicilan kaplingan tanah di Jambi.   
     Suatu ketika saya menghadap Bpk Fauzan lagi, untuk mengambil sertifikat tanah kaplingan saya,saya pun sempat bertanya adakah lagi cicilan tanah kaplingan baru,dan berapa harganya? beliau berkata, “ 1 kapling ( 20 M x 20 M ) cicilan 800.000 ribu/bulan, cash skian puluh juta. Saya terkejut, meroket tinggi sekali, padahal tanah ke 3, saya beli 7 tahun lalu, hanya cicilan 150.000/ bulan. Beliau berkata “ jika ada orang yang mau jual tanah di kel. Bagan Pete di bawa pasaran, ustadz beritahu saya, hari ini juga, saya beli langsung”. Saya berkata” berapa pasaran 3 kapling tanah saya pak ? Beliau menjawab “ yang dekat mesjid Bagan 1 Tumbuk ( perseratus meter ) harga cash 12.juta /tumbuk, di lokasi ke 2 dekat Citra raya 20 juta/tumbuk, dan lokasi ke 3, karena tanah ustadz langsung di tepi jalan raya harganya 25juta/ tumbuk. Ini tahadduts bin ni’mah, jika ada orang yang mau buruk prasangka lagi, bahwa ini semua tidak benar, maka bisa saya tunjukkan sertifikat saya, insya Allah.”

Masalah ke 4 : Sejak makar Salim, Taufiq, Abu Hazim, moyoritas murid-murid saya di Jambi kota bubar, Alhamdulillah saya tidak ada kesulitan mencari biaya makan. Saya bersyukur atas pemberian Allah Ta’ala rezki halal dari jalan mana saja yang terkadang tidak saya duga-duga. Dan semoga Allah ta’ala membalaskan kebaikan orang-orang yang telah berbuat kebaikan kepada saya selama ini. Jazahumullahu khoiro Allah Ta’ala Maha Kaya. Maha Pemberi Reqzi, dan Allah Ta’ala Maha Pengatur Segala urusan.. Allah Ta’ala juga bukakan hati hamba-hambaNya.Jika hari ini mungkin ada orang kesulitan meminjam modal, justru ada orang-orang  yang datang sendiri kepada saya, menawarkan pinjaman uang beberapa juta. Bahkan ketika istri saya hamil tua anak ke 4 ( lahir Sya’ban kemarin ), justru saya di panggil seorang pengusaha Riau menawarkan modal besar. Saya tolak karena tidak bisa memanfaatkannya dalam waktu sekarang, beliau tetap menyuruh saya, jika nanti sudah ada ide, agar saya menemuinya. Alhamdulillah juga ada beberapa ikhwan yang sampai sekarang masih berbuat baik dan percaya meminjamkan modal kepada saya. Jazahumullahu khoiro. Demikian juga ada orang yang mengajak saya kerjasama dagang , namun saya tolak karena saya tidak mempunyai kesempatan dan kemampuan. Bahkan ada yang menawarkan kepada saya, ruko mau habis kontrakan tidak di perpanjang lagi dan saya di ajak ikut meletakkan barang dagangan gratis Insya Allah.
     Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmusshoolihatu ( segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatanNya sempurnalah segala kebaikan ). Saya dan istri saya bukanlah seperti orang yang terbuang di negri rantau, masya Allah, Ibu mertua saya PNS, Bapak mertua punya mobil pribadi carry& xenia dan usaha air isi ulang, suka mengirimkan uang untuk THR cucunya bahkan bantu kelahiran sejak tahun pertama, padahal mereka masih awam. Jazahumullahu khoiro.Masya Allah,Bapak saya pensiunan PNS . Kedua orang tua mempunyai 6 rumah kontarakan, kebun sawit, karet dan nanas, belum lagi tanah kaplingan. Alhamdulillah bapak saya sudah dua kali menunaikan ibadah haji dan ibu saya sekali bersama bapak waktu kedua kali. Orang tua saya suka mengirimkan THR untuk cucunya. Demikian juga adik- adik saya suka kirim THR, sodaqoh untuk keponakannya. Masya Allah,tiga adik saya sudah mempunyai rumah dan dua di antaranya sudah memiliki mobil xania / Terios. Bahkan tiga adik- adik saya tersebut, terkadang meminjamkan uang kepada saya untuk modal dagang. Padahal mereka awam. Jazahumullahu khoiro ( semoga Allah ta’ala menambah rezqi dan menambah rahmat dan hidayahNya ). Alhamdulillah Semua 4 orang anak saya lahir di klinik bersalin dan di aqiqah tepat pada waktunya dengan di cateringkan nasi kotak beserta lauk pauknya. Anak saya ke 4 perempuan  lahir 28 Rajab 1435 H/ 28 Mei 2014. Saya sewa kamar AC. Bahkan sejak dari dulu, ibu mertua saya dan adik perempuan saya/ ibu saya saling berebut, ingin mengambil anak saya pertama ‘Aisyah untuk di asuh. Alhamdulillah ini tahaddust bin ni’mah. Ini menunjukkan bukti kasih sayang dan rahmat Allah Ta’ala kepada saya sekeluarga kemudian kasih sayang mertua, orang tua dan adik perempuan saya kepada anak- anak saya. Bahkan Salim sendiri pernah mendampingi saya pergi isi ta’lim di Lubuk linggau- SUMSEL, saya dulu sambil membawa buku- buku dagangan. Salim sampai terheran- heran. Buku dagangan saya sampai laku 2 jutaan lebih. Saya jawab ketika itu kepada Salim “ ini reqzi untuk aqiqah anak saya ke 2 Insya Allah Ta’ala, ketika itu istri saya sedang hamil tua anak ke 2.         
       Beginilah  walaupun Salim dkk telah menanamkan dan menyibarkan kebencian dan kampanye hitam di Jambi Kota, namun Allah Ta’ala telah menggantikan dengan orang –orang yang menyimpan kasih sayang tulus kepada saya sekeluarga baik dari orang awam maupun ikhwan yang masih ta’lim, apalagi keluarga sendiri. Jazahumullahu khoiro( semoga Allah menambah rezqi, merahmati & memberi hidayah kepada mereka sekeluarga ).
     Jadi sebuah fitnah busuk prasangka anyir menyengat berulat, opini bahwa saya ruju’ dari fitnah Yaman bersama Syaikh yahya, dan kembali ke asal bimbingan Syaikh Robi’ karena tidak bisa makan lagi, sehingga mencari kelompok yang bisa memberi makan Allahul Musta’an
Padahal ketika masih bersatu sebelum datang dauroh Ust. Dzulakmal, bukan ikhwan Jambi kota yang memberi saya makan. Apakah cukup 400.000 untuk makan sekeluarga wahai  penulis SMS ?. Allahul Musta’an.Bagaimanapun saya tetap mengucapkan Jazahumullahu khoiro pada siapapun yang telah berbuat baik kepada saya sekeluarga. Terpaksa saya tulis ini semua, karena di sebabkan lisan Abu faris Tabsirun dan penulis SMS ini.
Apa latar belakang saya, berani mengatakan kepada Abu Faris bahkan saya ulangi lagi di rumah kontrakan Jl Raja yamin, bahwa saya tidak selamanya di Jambi insya Allah ?, dan ada niat kembali ke Riau Insya Allah ? hanya  kapan waktunya, saya belum tahu. wallahu a’lam. Saya berniat membangun mesjid / pondok di tanah keluarga sendiri, Alhamdulillah tanah lebih luas. Sebagaimana di atas, masya Allah,orang tua saya mempunyai kebun nanas bahkan sekelilingnya tanah keluarga di Ds Kualu, beberapa KM setelah pondok Ust.Dzulakmal, bahkan di desa kelahiran, ibu mempunyai  kebun karet, dan sawit, bahkan tanah nenek rahimahallahu tidak di garap, hanya padang ilalang. Ibu saya tentu ada bagian warisan.Saya sudah lama berbicara dengan ibu dan kerabat ibu jauh hari sebelum fitnah Yaman, setuju sekali di bangun mesjid/ pondok di tanah keluarga.Kenapa saya ulangi ketika rumah di jl Raja Yamin ? karena ada seorang kaum saya menelpon, mengusulkan agar saya kembali ke Riau saja , menetap di Kampar saja dengan banyak alasan ini.... dan itu...., karena desa kelahiran saya, di jadikan ibukota kecamatan baru yaitu kecamatan kampar Utara dan Pemda kab. Kampar memberikan dana 3 milyar untuk pembangunan mesjid besar kecamatan.Kepala desa masih kerabat. Sehingga ada usulan agar saya, sebagai penduduk asli, bisa ikut serta mengisi ta’lim di mesjid besar dan alumni dari luar negeri............dst. Maasya Allah,sementara secara sosial nasab, kakek saya Dt Rajo Imam Malano ( bapaknya ibu, alhamdulillah masih hidup ) adalah kepala suku Domo tertinggi di Kab kampar dan bapak dari nenek buyut saya adalah Dt Batuah kepala suku Pilliong dan suami dari nenek buyut saya adalah Dt Panglima Khotib ( gelar untuk penasehat/ mufti kepala suku ).Sehingga ketika saya pernah haji dari Sudan sebelum belajar di Yaman, saya bertemu Ketua MUI Kampar/ ketua Muhammadiyah kab kampar, lalu beliau memperkenalkan saya dengan warga kampar sebagai cucu Dt. Malano, tanpa saya minta dan saya di minta sebagai pendampingnya. Sehingga pernah kakek saya mengatakan “ kamu bisa saja suatu hari nanti insya Allah di angkat sebagai kepala suku atau panglima khotib karena ada asal nasab, apabila yang memegang jabatan sekarang meninggal dan rapat keluarga/ kaum.Maasya Allah, kakek saya dari pihak bapak  ( Buya Abdul latif ( hasan Basri ) pernah belajar di mekkah, dan di masa Belanda menetap di Kuala simpang Aceh dan terakhir menjadi kepala KUA Langgam(sekarang Pangkalan kerinci- kab Pelalawan ). Dan kerabat kakek pihak bapak saya ada memiliki mesjid keluarga seluas 12 Mx12 M di Kp Godang- Bangkinang Kota, terkadang menjadi tempat berkumpul keluarga besar pada 9 Syawal. Bahkan ketika saya baru dari Yaman, ada seorang keluarga saya menemui saya, mengajak untuk mendirikan Islamic center di kota Bangkinang-Kampar di atas tanah keluarga, dan saya sebagai pimpinan markaz.  Namun ketika itu saya belum mau dengan beberapa alasan.  e

Masalah ke 5. BAB INILAH MASALAH YANG SAYA KECEWAKAN DENGAN ABU FARIS DKK.
      Saya tulis bab ini, sebagai jawaban ucapan Abu Faris, yang dari dulu Raja mengatai- ngatai dan tidak pernah menyadari sikap tidak beradab dan kesalahannya. Sehingga menuduh saya kecewa dengan gaji di malam makar Taufiq tersebut. Padahal saya tidak pernah kecewa dalam masalah gaji, tetapi masalah kepindahan rumah dan lisan wanita yang di tuakan. Jika saya kecewa masalah gaji tentulah saya sudah lama pindah meninggalkan Jambi ke daerah lain, karena sebelum fitnah Yaman, beberapa daerah ada yang mengajak saya pindah seperti Zubeir Perawang Riau, Abu Ahmad Perawang Riau, padang kota, Ma Bungo jambi dan kota  palembang, namun saya tolak karena ingin merintis mesjid/ pondok di kota jambi.

 1.   Kasus pindah kontrakan rumah tahun kedua dari Sei Kambang ke Teluk Permai Desember 2006 s/d 2007.
        Awalnya saya ngontrak di Sei kambang seharga 1,5 juta. Ketika saya resmi pindah ke Jambi sudah di bayar. Suatu ketika Abu Pasha Ponco sebagai yang memegang keuangan datang ke rumah pada sore hari dengan anaknya bernama Qori’. Sampai pembicaraan pindah rumah, Abu Pasha menegaskan sudah ada uang. Demikian juga ikhwan lain sudah berkata seperti itu. Tapi untuk lebih meyakinkan hati, saya berkunjung bersama Abdul Bari ke rumah Abu Faris ( sebagai orang yang paling di tuakan ) , Abu Faris pun menegaskan sudah ada uang untuk biaya kontarakan, akhirnya Salman Abu Addin, Rano menyampaikan bahwa ada rumah kosong dekat rumah mereka. Sementara kontrakan di Sei kambang sudah habis. Kami bertiga melihat rumahnya, setelah cocok, saya telpon Abu Faris bahwa kontrakan 3.500.000, beliau menyetujui, uang sudah ada. Akhirnya saya masuk, saya kasih uang muka 500.000  kepada pemilik rumah dan sisanya satu hari atau dua hari lagi. Setelah itu saya menemui Abu Faris, menanyakan ucapannya, dengan enteng Abu Faris menjawab “ tidak ada uang Ustadz “. Saya langsung kecewa kaget, dan tersinggung dengan kejujuran ucapannya. Lalu saya pun mengambil alternatif lain “ jika memang tidak ada uang kas, saya pinjam uang pribadi bapak, berapa bapak sanggup ? Insya Allah akan saya bayar. Abu Faris menjawab” lagi tidak ada uang Ustadz”. Demikian juga saya bertanya ke Abu Pasha tentang ucapannya kemarin, hampir sama dengan jawaban Abu Faris. Sayapun bertanya ke Salman. Allahul Musta’an. Saya kebingungan dan malu besar dengan pemilik rumah, karena tidak sesuai janji. Saya telah di permalukan oleh Abu faris dan Abu Fasha. Sementara pemilik rumah datang nagih terus. Saya tidak menyangka Abu Faris dan Abu Pasha berani berdusta,ingkar janji, kenapa tidak berkata jujur saja sehingga saya ada persiapan mencari sendiri kontrakan rumah ? Sedangkan rumah di Sei kambang kemarin, jika saya mau menyambung kontrakan lagi naik menjadi 2 juta/tahun.

2.    Kasus lisan wanita yang di tuakan terbaring di Rumah sakit DKT.
         Padahal waktu saya pindah ke teluk Permai,anak pertama ( ‘Aisyah baru berumur sebulan) Akhirnya kontrakan rumah, saya bayar lagi dengan uang saya pribadi 1,5 juta. Lalu Alhamdulillah mertua  saya transfer uang 1,5 juta . Sehingga lunas 3,5 juta. Saya malu sekali di tagih terus uang kontrakan oleh pemilik rumah, di anggap mengingkari janji. Sementara saya percaya penuh dengan ucapan Abu Pasha dan Abu faris, yang bukan hanya sekali dua kali. Alllahul Musta’an. 
Beginilah adab dan akhlaq Abu faris dan Abu Pasha kepada saya. Jangankan adab kepada seorang Ustadz, rasa manusiawipun tidak ada. Bahkan tidak ada rasa malu, bersalah apalagi minta ma’af dan memperbaiki kesalahan. Barulah setelah beberapa bulan Alhamdulillah masuk sodaqoh dari ikhwan jambi kota dan daerah- daerah, sehingga uang saya terganti. Lalu uang saya tersebut, saya arahkan membayar cicilan tanah kaplingan saya, yang selama ini nunggak ( tidak saya bayar ) karena di dahulukan untuk persiapan kelahiran anak pertama. Tanah itulah yang sekarang dekat kamar mandi/ wc mesjid Bagan Pete.
Sudah jatuh, malah tertimpa tangga. Beginilah ibarat musibah yang menimpa saya pindah ke Teluk permai. Saya, Salman dan Rano kurang teliti melihat plakpon rumah, ternyata malam pertama baru pindah turun hujan deras, bocor di dalam kamar pribadi persis di atas kasur.
 Bahkan pernah suatu kejadian saya sedang safar di luar daerah, ketika setelah isya’, istri saya saat itu masih dalam kondisi nifas,ia menelpon saya bahwa ia sejak tadi siang sakit, kemudian pendarahan banyak dan belum makan sementara listrik mati hari hujan, demikian juga anak saya ‘Aisyah rewel karena demam. Saya langsung menelpon Salman Abbu Addin,karena Salman rumahnya tidak jauh dari rumah saya dan tidak jauh dari rumah pun ada klinik.Saya menceritakan berita keluarga saya, kemudian memohon minta tolong kepadanya, agar membawakan seorang perawat ke rumah saya, dan Abu Addin pun di temani istrinya. Malam itu saya langsung pulang. Alhamdulillah saya sampai di rumah, istri saya sudah di suntik perawat dan minum obat. Jazahullahu khoiro. Tiada saya sangka, kejadian ini beberapa tahun kemudian menjadi ejekan, caci maki, hinaan dan fitnah dari seorang ummahat yang di tuakan pada saat itu ia sedang terbaring di Rumah sakit DKT. Dalam keadaan sakit di opname di Rumah sakit saat itu, justru ia mengejek, menghina, mencaci maki istri saya dan memfitnah kepada seorang akhwat baru ta’lim,bahwa istri saya telah menyusahkan fulanah ( dulu belum menikah ) sehingga malam itu di suruh datang menjenguknya dengan naik motor...... begini.....begitu..jika tidak ada fulanah itu,tidak ada yang menolong, sama sekali......dst.- Padahal fulanah tersebut yang punya niat baik untuk datang ingin menolong istri saya,karena mengetahui saya sedang safar. sebelum datang Salman membawa perawat,seperti biasa istri saya jika ada masalah kesehatan,berkonsultasi kesehatan dengan fulanah tersebut,karena fulanah memang bekerja pada bidang kesehatan. fulanah tersebut berinisiatif sendiri berkunjung dengan mobil pribadi bersama adik perempuannya kemudian setelah sampai di rumah saya,fulanah menawarkan istri saya apakah mau di bawa ke Rumah sakit atau klinik kemudian istri saya menolak karena saat itu sudah merasa cukup  dengan pengobatan dari perawat yang di bawa Abu Addin.Jazahallahu khoyro untuk fulanah tersebut...
     Beginilah wanita di tuakan itu, bukan hanya sekedar tidak ada rasa iba, dan manusiawi justru membuat cerita dusta adu domba, fitnah, menanam kebencian dan busuk prasangka atas musibah yang menimpa seseorang agar terjadi pembunuhan karakter. Tapi di depan muka ramah sekali, sopan santun, dan suka duduk di dekat istri saya ketika ta’lim. Allahul musta’an. Jika dalam keadaan sakit, wanita di tua ini begini lisannya, bagaimana keika ia sehat ? jika dalam masalah musibah saja, ia sudah buruk prasangka dan mencari- cari kesalahan , maka bagaimana dengan masalah lain ?
Padahal wanita di tuakan itu, jika ia dirawat Rumah sakit, sementara suami dan anak- anaknya lagi tidak ada, justru minta tolong kepada salah seorang ummahat lain  atas segala kebutuhannya. Maka wajar saja lisan wanita ini, suka memojokkan dalam masalah pembangunan mesjid, sama seperti perbuatan suaminya,bahkan ketika angin fitnah datang, ia bersama Ust. Dzulakmal maka kencang pula dosa lisannyanya terhadap kehormatan saya Dan istri saya. Menelpon dan berkunjung, sambil menyanjung prilaku pujaan hatinya Yuda Abu Ihsan dan fulanah (mantan istri si AB ), demikian juga suaminya, sama dengan prilaku istri. Bahkan pemuja prilaku Marwan Abu Ubaid, dan Fulanah ( mantan istri si AB ). Maka jadilah prilaku suami istri ini bagaikan pinang yang tak terbelahkan lagi dengan prilaku Yuda Abu Ihsan, Marwan dan Fulanah ( mantan istri si AB ). Sementara Marwan menjadi bala tentara Salim, dan banyak kesamaan watak dengan Salim bagaikan pinang yang tak terbelahkan lagi.

Kasus 3 : waktu syawwal, saya sekeluarga sedang di rumah orang tua saya di Kota Pekan baru  datanglah Abu Pasha dan istrinya yang kebetulan juga lagi di Pekan baru berkunjung ke rumah orang tua saya. Sampailah pembicaraan, Abu pasha menyarankan agar saya hendaknya pindah ke perumahan pinang merah bagan pete, dengan alasan lebih dekat dengan lokasi tanah pondok dari pada ngontrak di tengah kota, dan ada ikhwan yang juga mau pindah bersama di komplek tersebut yaitu Abdul bari dan Salman Abu Addin. Di jambi saya tanya mereka berdua, tidak mengakui mengatakan demikian ke Abu pasha dan tidak ada rencana pindah ke komplek pinang merah, saya heran, siapakah di antara mereka yang pendusta di antara mereka bertiga ?.
Waktu kontrakan rumah di teluk permai mau habis saya mau pindah, dengan alasan mencari rumah yang lebih murah dan lebih kecil serta penghematan biaya bulanan. Dapatlah rumah di gotong royong sekarang. Yang mencarikan adalah ummu Ubaid bantuan dari temannya Jazahallahu khoyro. Ummu Pasha tidak setuju kepada ummu Ubaid karena mencarikan kontrakan baru. Bahkan suaminya Abu pasha ponco berbicara kepada saya setelah ta’lim “ ustadz jangan pindah dari Teluk permai karena itu hasil rapat dari ikhwan WKS Tebing Tinggi”. Saya bertanya keherenan“ siapa saja yang rapat, kapan, apa alasannya ? Abu Pasha  menjawab “ Ustadz jika di beritahu pengurus yayasan, tinggal patuh, jangan bertanya, siapa yang rapat dan dimana dan apa pembicaraan.........dst”
Saya tersinggung  dengan lisan dan adab Abu pasha, waktu kejadian itu Abu faris di samping saya dan setuju saja pindah ke gotong royong. Terjadilah pembicaraan panjang......... ...sementara Abu faris tabsirun membela dan mendukung saya dalam pembicaraan itu.
Ada belasan point kerusakan akhlaq dan manhaj Abu fasha dalam pembicaraan itu,tampak gaya bicara seperti kelompok jama’ah imamah bai’at. Saya tulis semua kerusakan lisannya di atas kertas, namun setelah itu kertas itu saya buang, karena masih memberikannya ‘uzur.
        Setelah ta’lim di WKS Tebing tinggi, saya bertanya satu persatu ke jama’ah atas ucapan Abu pasha di atas, namun tidak ada satupun yang mengakui, sehingga saya menjadi tersinggung melihat perlakuan ikhwan. Dari kejadian inilah, menjadi latar belakang saya, meminta foto copi yayasan di jambi yang di buat ust Zuheir Syarif Bengkulu waktu masa LJ yaitu 11 mei 2001. Beliau sempat beberapa bulan di Jambi, kemudian di gantikan oleh Ust. Banani JATENG.
 Saya membaca berkali-kali aturan di dalam pendirian yayasan tersebut, kemudian bertanya kepada Abu faris nama pengurus dan di mana pengurus tersebut sekarang. Ternyata tidak ada nama ponco. Justru menurut Abu faris ketua yayasan adalah dr Ahmadi dan biaya dari pihaknya,abu faris memegang suratnya. Akhirnya dr Ahmadi membuat yayasan sendiri yaitu As sunnah karena tidak setuju pihak Abu faris mengambil da’i dari LJ sedangkan dr Ahmadi ingin da’i dari komunitas Ust. Abdul Hakim Abdat atau Ust. Yazid.
     Kemudian setelah saya membaca aturan yayasan, banyak sekali bertentangan dengan Islam, sehingga sejak itu saya mengingkari yayasan, sebelum ust Abu turob menulis tentang kerusakan yayasan, apalagi Abu pasha selalu bersembunyi dengan nama yayasan untuk keinginannya pribadi. Bahkan Pasha bin Ponco pun ikut melarang saya, jangan pindah, agar saya tetap di teluk permai.Dengan alasan demi kesehatannya, tidak kuat naik motor jauh dari rumahnya sampai ke gotong royong. Ketika itu pasya belajar privat dengan saya pada pagi hari sekitar jam 9 atau jam 10. Sampai di rumah gotong royong, saya menasehatinya bukan sekali dua kali, jika memang fisik lemah ( tidak kuat jauh naik motor ) sekalian saja mondok baik di jawa atau di Pekan baru. Akhirnya saya menyarankannya mondok di ma’had Ust.Dzulakmal sambil mengajak keluarganya untuk ikut ta’lim juga. Setelah itu Pasha berangkat ke pekan baru.

    Kesimpulannya, wahai Abu Faris, inilah 3 perkara yang saya kecewakan yang berangkat dari kerusakan lisan dan keburukan watak kalian. Saya tidak ada kecewa dalam masalah gaji.

   HUKUM SPP, GAJI, PEMBERIAN SUKARELA BAIK BERBENTUK UANG ATAU BUKAN UANG DARI MURID- MURID/ JAMA’AH KARENA DI SEBABKAN MENGAJARKAN ILMU AGAMA.
     Allah Ta’ala berfirman :
                                                                              ولا تشتروا بآياتي ثمنا قليلا وإياي فاتقون

 Artinya : Dan janganlah kalian menjual ayat- ayatKu dengan harga rendah, dan hanya kepada Akulah kalian harus bertaqwa ( Al baqoroh 41 ).
      Berkata Ibnu katsir di dalam tafsirnya : Janganlah kalian menukar iman kepada ayatKu dan iman kepada RosulKu, dengan harta duniawi dan kelezatannya. Karena sesungguhnya harta duniawi itu sedikit lagi fana ( punah ). Sebagaimana ucapan Abdullah bin Al mubarok : telah memberitahu kami Abdurrohman bin Yazid bin Jabir dari Harun bin Yazid berkata : di tanya Hasan Al basri tentang Firman Allah Ta’ala ( di atas ) : berikut dunia dan isinya.
Berkata Ibnu luhai’ah : telah bercerita kepadaku ‘Atho’ bin Dinar dari Sa’id bin Jubair tentang Firman Allah Ta’ala ( di atas ) : Ayat- ayatNya yaitu kitab suciNya yang di turunkan kepada mereka, sedangkan yang di maksud harga yang rendah adalah duniawi dan segala kesenangannya.
Berkata Suddy tentang Firman Allah ( di atas ) : janganlah kalian mengambil dengan thoma’ ( keinginan ) sedikit, dan janganlah kalian menyembunyikan asma ( Nama- nama Allah ) karena thoma’ tersebut yaitu harganya.
 Berkata Abu ja’far dari Ar robi’ bi Anas dari Abul ‘Aliyah tentang Firman Allah ( di atas ) : Janganlah kalian mengambil upah/ imbalan atasnya.
Berkata Abul ‘Aliyah : hal ini sudah tertulis pada kitab suci terdahulu yang ada pada di sisi mereka : wahai anak Adam ajarkanlah ilmu dengan gratis sebagaimana kamu di ajar ilmu dengan gratis.
Menurut pendapat lain : ma’nanya adalah : janganlah kalian menukar penjelasan, keterangan dan menyebarkan ilmu yang bermanfa’at di kalangan manusia dengan cara menyembunyikannya dan talbis ( pengkaburan ) agar kalian tetap lestari atas kepemimpinan duniawi yang rendah lagi hina ini dan pasti akan lenyap dalam waktu dekat.
 Dan di dalam sunan Abu daud  dari Abu hurairoh rodhiallahu’anhu berkata : bersabda Rasululullah shallallahu’alaihi wasallam : barang siapa yang mempelajari ilmu yang sepantasnya dalam rangka mencari wajah Allah, tidaklah ia mempelajari ilmu tersebut kecuali dengan ilmu tersebut untuk mendapatkan bagian duniawi maka ia tidak akan mencium bau syurga pada hari kiamat. ( Shohih ).
      Adapun mengajarkan ilmu dengan imbalan/ upah/ gaji : maka jika pengajar telah memperoleh gaji, maka tidak boleh lagi baginya, mengambil imbalan/ upah atas mengajarkan ilmu, dan boleh baginya mengambil gaji/ upah/ imbalan dari baitul mal dalam jumlah yang mencukupi kebutuhannya dan anggota keluarganya. Tetapi jika pengajar tidak memperoleh sesuatu gaji/ imbalan/ upah dari baitul mal, sementara tugas mengajarkan ilmu, telah menyita waktu sehingga tidak dapat mencari nafkah, maka kedudukan sama seperti orang yang tidak menerima gaji/ imbalan/ upah. Apabila ia tidak menerima gaji/ imbalan/ upah ( dari baitul mal ), maka di perbolehkan bagi pengajar tersebut mengambil/ meminta upah/ imbalan menurut pendapat Imam malik, Syafi’i, Ahmad dan jumhur ulama, sebagaima dalil dalam shohih Bukhori dari Abu sa’id Alkhudri tentang kisah kepala suku yang di sengat kala jengking, “ sesungguhnya yang paling utama kalian ambil upah atasnya adalah kitab Allah”  (Kitab At tibb ). Dan Sabda beliau Shallallahua’laihi wasallam : saya menikahkan engkau dengannya dengan bacaan Alquran yang ada pada sisimu ( HR. Bukhori- Alwakalah dan HR Muslim- an nikah  ).
Adapun hadist Ubadah bin As shomit, sesungguhnya ia mengajarkan sesuatu dari Al quran kepada seorang laki- laki dari Ahlus suffah, lalu laki- laki tersebut menghadiahkan sebuah busur panah kepadanya, kemudian Ubadah bertanya kepada Rasululllah Shallallahu’alai wa Sallam mengenai perkara tersebut, maka beliau bersabda : jika kamu kelak suka di belit oleh busur panah api neraka , maka terimalah busur panah tersebut, lalu Ubadah menolak hadiah tersebut.HR Abu daud ( Di Shohihkan Albani ). Dan di riwayatkan semisalnya dari ubai bin ka’ab marfu’, jika shohih sanadnya maka moyoritas ulama seperti Abu umar bin Abdul Bar memahami bahwasanya Ubadah bin As shomit sudah bertekad mengajarkan ilmu karena Allah ta’ala semata, maka tidak boleh baginya setelah ini  untuk mengganti pahala Allah dengan busur panah tersebut.
Adapun jika pengajar sejak dari awal mengajarkan ilmu dengan ada upah/ imbalan/ gaji, maka sesungguhnya di perbolehkan sebagaimana hadist kepala suku yang di sengat kala jengking, hadist Sahal tentang wanita yang di lamar. Wallahu ‘alam.
     
Berkata Imam Al qurtubi dalam tafsirnya tentang ayat ini :
      Ayat ini, walaupun pembicaraan pada bani Isroil, namun ayat ini mencakup setiap orang yang berbuat seperti perbuatan mereka. Maka barang siapa yang menerima sogokan untuk perubahan perkara haq atau dalam rangka membatalkan perkara haq atau menolak mengajarkan ilmu, apa yang di wajibkan atasnya atau menunaikan apa yang ia ketahui, dan ia telah memperoleh gaji sehingga mengambil upah/ imbalan lagi atas pengajarannya, maka telah masuk dalam hukum ayat ini. Wallahu a’lam. Abu daud telah meriwayatkan dari Abu hurairoh berkata : bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam barang siapa yang mempelajari ilmu yang di harapkan wajah Allah ‘Azza wa jalla dengan ilmu tersebut, tidaklah ia mempelajari ilmu tersebut kecuali untuk mendapatkan bagian duniawi, maka ia tidaklah mencium bau syurga pada hari kiamat.
Telah terjadi perbedaan ulama tentang mengambil upah/ gaji/ imbalan di dalam mengajarkan Al quran dan ilmu agama karena ayat ini dan apa saja yang sema’na dengannya.
Az- Zuhri dan Ashabu ar- ro’yi melarangnya, mereka berpendapat tidak boleh mengambil upah atas mengajarkan Al quran karena mengajarkannya adalah perkara wajib yang merupakan kewajiban yang membutuhkan niat mendekatkan diri kepada Allah, dan ikhlas maka tidak boleh di ambil upah/ imbalan seperti sholat dan shoum dan Allah Ta’ala telah berfirman Artinya : dan janganlah kalian menjual ayat- ayatKu dengan harga murah.
 Ibnu Abbas meriwayatkan sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : pengajar anak- anak kalian adalah orang-orang jelek kalian, paling sedikit rahmat dengan anak yatim, dan orang yang paling kasar di antara mereka terhadap muslimin, Abu Hurairoh meriwayatkan berkata: aku bertanya : wahai Rasulullah apa pendapat engkau tentang para pengajar ? Beliau menjawab dirham mereka harom, baju mereka dari usaha harom dan ucapan mereka adalah riya’.
 Ubadah bin As- shomit meriwayatkan berkata : aku mengajar Al quran dan menulis pada laki- laki Ahlus suffah, lalu salah seorang dari mereka memberikan hadiah kepadaku sebuah busur
 panah, aku berkata bukanlah harta berharga dan aku buang busur  panah tersebut di jalan Allah, lalu aku bertanya kepada Rasulullah tentang busur panah tersebut, beliau menjawab : jika engkau suka di belit dengan busur panah api neraka maka terimalah hadiah tersebut.
      Adapun Malik, syafi’i, Ahmad, Abu tsur dan moyoritas ulama memperbolehkan mengambil upah atas mengajarkan Al quran dan ilmu, karena sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam hadist Ibnu Abbas tentang hadist ruqyah : sesungguhnya upah/ imbalan yang paling utama kalian ambil adalah kitab Allah. Di keluarkan oleh Imam Bukhori, dan ini adalah nash yang menghilangkan perbedaan pendapat, wajib kembali padanya. Adapun yang menjadi hujjah penentang ( boleh mengambil upah/ imbalan ) dengan qiyas atas sholat dan shoum adalah rusak karena bertolak belakang dengan nash. Kemudian antara kedua ada perbedaan jelas yaitu bahwasanya sholat dan shoum ibadah khusus dengan pelaku, sementara mengajarkan Al quran adalah ibadah muta’addiyah kepada selain pengajar tersebut, sehingga di perbolehkan upah atas usahanya seperti mengajarkan menulis Alquran.
Berkata Ibnul Munzir dan Abu hanifah : di makruhkan ada upah/ imbalan dan mengajarkan Alquran. Dan boleh seseorang menyewa untuk menulis syi’ir atau lagu tertentu dengan upah jelas. Maka boleh upah/ imbalan dalam perkara ma’siat dan tidak boleh upah/ imbalan dalam perkara keta’atan.
 Adapun jawaban terhadap ayat tersebut, adalah yang di maksud denganya bani israil dan syariat orang- orang sebelum kita, apakah juga menjadi syariat untuk kita ? maka ada perbedaan pendapat. Dan ada pendapat kedua yaitu bahwasanya ayat di tujukan kepada orang yang mengajarkan ilmu dan telah memperoleh gaji, maka tidak boleh baginya lagi mengambil upah/ imbalan. Adapun jika tidak memperoleh gaji, maka boleh baginya mengambil upah/ imbalan dengan dalil As sunnah dalam masalah tersebut.
 Dan seseorang di tetapkan  ( mengajar ), namun pengajar tidak ada memiliki suatu untuk nafkah dirinya sendiri dan tidak juga nafkah untuk anggota keluarganya, maka hendaknya berbuat untuk pekerjaan atau ketrampilannya. Dan hendaknya penguasa menolongnya ( pengajar ), jika tidak ada dari kaum muslimin. Karena sesungguhnya Abu bakar As siddiq tatkala di lantik dan memegang khilafah, ia tidak memiliki sesuatu untuk mencukupi keluarganya. Maka ia mengambil pakaian dan pergi ke pasar. Maka ada yang bertanya dalam masalah tersebut, beliau menjawab : dari mana saya bisa memberikan nafkah kepada keluargaku ? maka mereka mengembalikannya dan meminjamkan untuk kebutuhannya............ dst  sampai Imam Al qurtubi berkata : adapun hadist ubadah di bawakan penafsirannya yaitu seseorang sudah bertekad ilmunya hanya karena Allah semata kemudian setelah itu mengambil upah. Selesai.
    


Jadi kesimpulan dari penjelasan Ibnu Katsir dan Imam Al qurtubi tentang hukum menerima gaji/ upah/ imbalan/ pemberian karena mengajarkan Alquran atau ilmu- ilmu agama ada tiga penjelasan :
Harom secara mutlak menerima gaji/ upah/ imbalan/ pemberian baik berupa uang atau bukan uang dari murid- murid atau mad’u ( objek dakwah ) karena sebab telah mengajarkan Al quran atau ilmu- ilmu agama sebagaimana hadist Ubadah bin As shomit, yang telah bertekad mengajar karena Allah Ta’ala tanpa imbalan/ upah sama sekali,kemudian menerima pemberian dari murid atau mad’unya ( objek dakwahnya ).

 2.   Boleh membuat persyaratan pembayaran kepada murid- murid dalam mengajarkan Al quran atau ilmu- ilmu agama, sekedar kebutuhan makan pengajar bukan memperkaya diri pengajar. Dalam negeri Indonesia di kenal dengan istilah SPP. Apalagi belum ada donatur yang membiayai memberikan gaji para pengajar. Sementara si pengajar sudah tersita waktunya untuk persiapan mengajar dan mengajar, sehingga ia tidak dapat bekerja mencari nafkah. Sementara sudah perkara yang ma’lum, setiap orang mesti makan dan minum, apalagi jika ia sudah menikah, maka ada kewajiban memberikan nafkah keluarga.
Seperti hadist Abu sa’id Al khudri di dalam shohih Bukhori- kitab Al ijaroh- no 2275 ).
Berkata Ibnu Abbas dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam : yang paling utama kalian ambil upah/ imbalan adalah kitab Allah. Dan berkata As- sya’bi : janganlah seorang pengajar membuat syarat, jika ia di berikan sesuatu hendaklah ia terima. Dan berkata Al Hakam : saya tidak pernah mendengar seorangpun membenci upah/ imbalan pengajar. Dan Al hasan memberikan 10 dirham, dan Ibnu Sirin tidaklah berpendapat upah tukang pembagi( Al qossam ) bagian,ada masalah. Dan berkata : di katakan pada penghasilan harom adalah sogokan pada hukum, dan mereka memberikan upah/ imbalan kepada al khorshu ( tukang memperkirakan ukuran ).
 Telah bercerita kepada kami Abu An nu’man telah bercerita kepada kami Abu ‘awanah dari Abul mutawakkil dari Abu Sa’id Alkhudri Rodhiallahu ‘anhu berkata : sekumpulan sahabat Nabi Shallallahu’alaihi wasallam berangkat safar, sehingga mereka singgah di sebuah kampung dari kampung- kampung arob, mereka ( para Sahabat ) minta di jamu, namun mereka ( orang kampung ) tidak menjamu sahabat. Lalu kepala kampung tersebut di sengat kala jengking, mereka berusaha dengan semua obat, namun tidak yang bermanfaat bagi kepala kampung, maka berkata salah seorang penduduk kampung : cobalah kalian mendatangi rombongan yang singgah, mudah- mudahan di antara mereka mempunyai obat. Penduduk kampungpun mendatangi rombongan sahabat, lalu berkata : wahai rombongan sesungguhnya kepala kaum kami di sengat kala jengking, kami sudah berusaha dengan semua obat, namun tidak ada hasil, apakah di sisi kalian ada obat ? maka berkatalah salah seorang rombongan sahabat : ya ada demi Allah, sesungguhnya aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah sungguh kami telah minta di jamu, namun kalian tidak menjamu kami, maka aku tidak mau meruqyah kalian sehingga kalian menyembelih seekor kambing. Maka mereka membuat kesepakatan dengan seekor kambing. Maka berangkatlah ia, meludah ( sedikit ) dan membaca Al hamdulillahi robbil ‘alamin. Maka seakan- akan lepas dari ikatan, lalu bangkit berjalan dan tidak merasakan sakit lagi pada dirinya. Berkata Abu sa’id : lalu mereka ( penduduk kampung ) menepati kesepakatan mereka dengan seekor kambing. Berkata sebagian rombongan sahabat : bagilah. Maka berkatalah si peruqyah : janganlah kalian makan sehingga kita mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wasallam, lalu kita melaporkan kepada beliau apa yang terjadi, lalu kita perhatikan apa yang beliau perintahkan kepada kita. Lalu mereka datang kepada Nabi Shallallahu’laihi wasallam dan melaporkan kepada beliau. Lalu beliau bersabda : bagaimana kalian mengetahui bahwa Al fatihah adalah ruqyah ? kemudian beliau bersabda : kalian telah benar, bagilah daging tersebut, dan berilah aku bagian daging bersama kalian. Maka Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tertawa ( HR.Bukhori 2276 ). Juga ada pada no : 5736 dan 5737 ).
      Berkata Al hafidzh Ibnu hajar : jumhur ulama berdalil dengannya ( hadist Ibnu Abbas  )boleh mengambil upah/ imbalan atas mengajarkan Al quran. Sementara Alhanafiyah melarang mengambil upah/ imbalan dalam mengajar dan memperbolehkan upah/ imbalan di dalam ruqyah seperti obat. ( Fathul Bari J 4 / halaman 572 ).
      Ada juga alasan larangan mensyaratkan upah/ imbalan dalam mengajar dari murid seperti ucapan Ishaq bin Rohawaih di tanya tentang ahlul hadist mengajar dan meminta upah, beliau berkata : jangan di tulis hadist mereka ( siyar a’lam nubala’ 11/ 32 dan alkifayah 152 ), dan pendapat Ahmad, Ishaq dan Abu hatim ar rozi yang mengatakan : barang siapa yang mengambil upah dalam memberikan hadist maka tidak di terima riwayatnya ( tadribur rowi 1/ 399 ),  Namun perincian dan penjelasannya sebagaima yang di sebutkan oleh Ibnu Katsir, Imam Al qurtubi  di atas.
Bahkan jika mengambil pendapat harom, mestinya bukan hanya harom bersifat persyaratan ( seperti SPP ) saja, tapi yang harom juga menerima pemberian,hadiah, suka rela baik berupa uang atau bukan uang karena motivasi mengajarkan ilmu sebagaimana hadist Ubadah bin As shomit di atas .
     Dari kesimpulan masalah ke dua ini : saya menyatakan ruju’, dulu mengikuti pendapat sepihak Ust Abu Turob yang mengatakan SPP harom atau tidak boleh, karena saya tidak mengetahui ada penjelasan Ibnu katsir dan Imam Al qurtubi di atas.

 3.   Seorang pengajar/ ustadz/ da’i mendapat pemberian, sodaqoh, hadiah baik berupa uang atau non uang dari murid- muridnya atau mad’unya ( obyek dakwahnya ) tanpa persyaratan atau permintaan si pengajar/ ustadz/ da’i maka boleh di terima sebagai mana hadist Ibnu Abbas di atas, dari Nabi Shallallahu’laihi wasallam : Yang paling utama kalian ambil upah/ imbalan adalah kitab Allah.
 4.   Adapun masalah no 3 di atas ini, jika ada yang memperbolehkan SPP dengan qiyas upah susu tidaklah tepat, karena menyusui menghabiskan tenaga dan waktu, tidaklah mengajarkan ilmu. Namun upah susu bisa di qiyaskan pada pekerjaan seperti pekerjaan Perawat bayi,  TPA ( Tempat Penitipan Anak ), play group, yang banyak muncul di kota- kota, karena kedua orang tua anak, semuanya pergi kerja.
        Dan jika ada yang berpendapat memperbolehkan menerima imbalan/upah tanpa syarat dari pengajar,dengan hadist Umar Bin khattab yang mendapat pemberian dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, awalnya Umar menolak kemudian di nasehati beliau untuk menerima. Maka pendalilannya tidak tepat karena Umar tidak lah mengajarkan ilmu kepada beliau. Jadi yang tepat adalah hadist ibnu Abbas di atas.
1.       Maka penjual agama adalah : orang yang menyembunyikan penjelasan, keterangan, ilmu yang bermanfaat untuk membuat pengkaburan ( talbis ) sehingga ia tetap lestari pamor dan kepimpinannnya di dunia ini. Maka ini adalah potret eyang Abu hazim, Salim dan taufiq dan semisal mereka sebagaimana jawaban saya terhadap tuduhan- tuduhan mereka semua. Sehingga jadilah Abu Hazim, Taufiq, Salim bahkan istri Dzulfadhli mendapat pamor,tampil dan lestari di dunia ini. Bahkan Abu Hazim menyembunyikan kasus ini kepada Syaikh Abdullah iryani sehingga tidak ada bertanya tentang kriteria bpk bandot seperti tuduhan Dzulfadhli apakah seorang dukun atau hanya tiyaroh, bagaimana hukum ta’bir dan demikian juga masalah yang lainnya. Adapun ust Abu Turob, juga mengajarkan Ibnu Katsir di ma’hadnya, jika sengaja menyembunyikan faedah ibnu katsir maka termasuk penjual agama, kecuali jika beliau lupa. Allahu a‘lam. Demikian juga kasus eyang Abu Hazim ingin saya bicarakan dengan Syaikh Abdullah Iryani, namun di larang ust Abu Turob, maka jadilah eyang Abu Hazim dan Abu Turob bintang kejora Hajuriyun.


BAB PERNYATAAN RUJU’ SAYA DARI FITNAH YAMAN BERSAMA SYAIKH YAHYA.
       Sebelum muncul fitnah Yaman, saya dan demikian juga para asatidzah di bawah bimbingan Syaikh Robi’, kemudian datanglah fitnah Yaman. Awalnya saya tidak tahu menahu, bahkan saya sempat di Veteran di tertawakan ust. Dzulakmal tidak mengetahui fitnah yaman, sementara saya alumni Dammaj. Ketika ada perencanan dauroh ngawi yang gagal pada rajab 1430 H, saya tidak tahu menahu ( tidak paham fitnah yaman). Dan saya akan tetap ke veteran sesuai undangan. Beliau lebih satu kali menelpon dan mengajak saya agar ke ngawi kemudian beliau akan menyusul,maka saya langsung ke ngawi. Dauroh Ngawi tidak jadi, ust Abu hazim gigih memaksa saya untuk mengisi dauroh tersebut dengan asatidzah lain. Akhirnya saya terima satu kali pertemuan saja, kemudian saya di minta juga mengisi tausiyah di ma’had Abu hazim. Setelah itu  Ust. Dzulakmal menelpon saya, mengajak saya agar langsung ke Veteran, maka saya langsung ke Veteran Jogja. Ketika di Ngawi saya bertemu dengan Salim,Salim Boyolalilah yang pertama kali gigih merayu, memberikan keterangan tentang fitnah Yaman kepada saya sampai menyarankan saya membagikan buku- buku tentang fitnah yaman. Namun saya menolak.
Demikianlah seterusnya sampai saya kembali di Jambi, Salim, Abu Hazim Muhsin, dan Ari Aryo bojonegoro memberikan masukan- masukan tentang fitnah Yaman. Setelah hampir dua tahun setelah itu, barulah saya menganggap apa yang di sampaikan Syaikh yahya adalah kebenaran. Sebagaimana saya dulu pernah menulis bahwa saya tidak membela zat Syaikh yahya, namun kebenaran yang di sampaikannya, begitulah salah satu komentar saya terhadap oleh- oleh umroh Ust. Dzulakmal dari fatwa Syaikh Muhammad bin hadi sya’ban 1432 H.
Namun dua tahun belakangan ini, fatwa- fatwa syaikh Robi’ terhadap syaikh Yahya semakin banyak dan semakin keras, maka atas kesadaran saya sendiri, tanpa masukan siapa pun, berbeda ketika masuk ke fitnah Yaman ada masukan dari orang lain. Saya telah memikirkan kembali fatwa- fatwa syaikh Robi’ sejak awal Ramadhan 1434 H sampai awal Ramadhan 1435, maka saya menyatakan ruju’ dari fitnah yaman bersama Syaikh Yahya dan kembali ke asal dalam bimbingan syaikh Robi’. Sikap ini sudah saya sampaikan di majlis ta’lim di Sei lilin- SUMSEL hari jum’at sore tgl 19 Syawal 1435 H/ 15 agustus 2014.
 Dan saya berlepas diri dari pada pembicaraan tentang kehormatan para du’at apalagi ulama yang di ghibahi, atau di cela  oleh Abu Hazim Muhsin, Abu Turob, Taufiq Hidayat Al Palembangi kuningan, Salim Boyolali dan orang- orang semisal mereka semua dalam fitnah yaman ini.
 Adapun tuduhan Salim Boyolali di depan Abu hazim Muhsin bahwa saya ghuluw dengan Ust Turob sehingga Abu hazim mencela dan membicarakan kesalahan- kesalahan Abu Turob kemudian berlanjut menghabisi kehormatan saya, sebagaimana dalam kronologis di atas.
 Maka saja jawab :
 1.   ini bukti watak Salim raja pendusta dan raja adu domba
 2.   Salim lain di muka, lain di belakang, musuh dalam selimut dan penggunting dalam lipatan.
 3. Tidak ada ishlah hakiki antara Abu Hazim Muhsin dengan Abu Turob, bahkan Abu hazim dan orang sejalan dengannya,tetap mentahzir Abu Turob bahkan mentahzir orang yang diam yang tidak mentahzir Abu turob dalam fitnah Bengkulu. Walaupun mereka sudah mengatakan rujuk dan ishlah,namun tetap menikam bisa dari belakang dan senyum kepalsuan.
 4.   Saya ruju’ masalah SPP     
 5.   Saya sejak dulu tidak setuju, tulisan Abu Turob (.... saya lupa jumlah angkanya ) asatidzh yang terfitnah Syaikh Abdurruhman Adani, dengan menyebutkan nama aslinya waktu kecil, balajar hanya dua tahun, tiga tahun, empat tahun, beberapa tahun, dan penyebutan perkara
-      perkara mubah seakan-akan menjadi celaan, hinaan seperti minum teh,kopi dll. Karena asatidzah yang pro Syaikh yahya pun banyak yang mempunyai nama asli waktu kecil,lamanya belajar di Dammaj dari dua tahun sampai sepuluh tahun,mereka juga melakukan hal- hal yang mubah. Sehingga kesannya mengejek dan merendahkan kemampuan ilmu seseorang sehingga penulis terkesan sombong . Bagaimana jika ada yang membuat daftar asatidzah hajuryun dan menulis dengan gaya tulisan semisal Abu Turob ?
 6.   Ketika terjadi fitnah ust Abu sholeh zakwan di bagan batu, Riau, saya sempat menelpon Abu turob, tidak setuju dengan tindakannya dengan zakwan, bahkan demikian juga ketika saya berkunjung ke Bengkulu, saya mengungkapkan ketidak cocokan dengan caranya dan Zakwan terhadap ust Abdul Ahad bagan Batu Riau.

KESAMAAN POLA DAKWAH EYANG ABU HAZIM MUHSIN, ABU TUROB, SALIM, TAUFIQ HIDAYAT, DZAKWAN, SULAIMAN AMBON DAN SEMISAL MEREKA DENGAN SYAIKH YAHYA.
 1. Jika ada orang yang tidak setuju dengan tindakan Syaikh yahya, maka Syaikh yahya akan menghinakan kehormatannya dan akan di bongkar kesalahan atau aibnya atau di cari- cari kesalahannya.   
Pada tanggal 7 muharrom 1429, Syaikh Yahya mengatakan dalam kasetnya yang berjudul “ nashihatul ahbab” : Demi Allah, jika saya mengetahui ada seorang yang berani menghentikan ( peredaran ) satu saja dari kaset saya, niscaya saya hinakan kehormatannya siapapun orangnya, saya hinakan kehormatannya dan akan saya bongkar kesalahan ( aib ) nya, atau ia berani menghentikan satu artikel saya ini, ini kesimpulannya. Karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang menjadi menteri penerangan atasku”.
Dalam lafadzh lain : “saya menasehati semua pihak untuk tidak membongkar aibnya sendiri, dengan sebab mencoba menentang Dammaj dan kami, demi Allah, dia akan membongkar aibnya sendiri, dan akan menjadi sejarah hitam baginya hingga dia mati” ( nashihatul ahbab ).
Sehingga Syaikh Yahya banyak membicarakan kehormatan , merendahkan, menyerang dan melecehkan ulama yang berseberangan dengannya.
 Ucapan dan prinsip Syaikh yahya ini, di jiwai lisan dan prilaku Abu Hazim, Abu Turob, taufiq, Abu Sholeh zakwan almaidani dan semisal mereka. Jika tidak setuju,tidak cocok dengan dengan ucapan dan tindakan mereka, maka bersiap- siaplah untuk di hinakan kehormatan, di cari- cari kesalahannya dan di bongkar aibnya sehingga menjadi sejarah hitam dalam kehidupannya. Muncul operasi inteligen ( tajassus ),musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan, menikam bisa dari belakang, dan tatabu’ aurot ( mencari- cari kesalahan, ghibah dan aib bagaikan reporter inpotainment.Lisan bercabang pembawa kayu bakar. Sehingga halallah segala macam dosa- dosa lisan dan penyakit hati. Betapa banyak orang yang baru belajar baik laki- laki dan perempuan, menjadi bersemangat juang heroik 45, menghabisi kehormatan ulama dan asatizahnya sendiri, yang selama ini sudah banyak mencurahkan kebaikan mengajarkan dan menyebarkan ilmu. Semuanya berkumpul, mendekat, merapat menghabisi tanpa pikir panjang, tiada rasa manusiawi dan kasih sayang. Praktek ini pun menjadi senjata makan tuan, para du’at yang selama ini bersama Syaikh yahya dalam fitnah yaman pun menjadi korban lisan Abu Hazim, Abu Turob, Taufiq, Salim, Ari Aryo dan semisal mereka.   
      Maka lihatlah kasus fitnah yang menimpa Ust Abdul Ahad bagan Batu- Riau. Awalnya bermula dari pertengkaran Ust. Zakwan dengan seorang tholib ( pelajar ). Karena tholib ini , tidak senang Zakwan selalu mencela syaikh Robi’ dan syaikh ubaid. Sehingga Tholib ini berani berbicara di depan umum. Maka berentetanlah fitnah, tatakala tidak ada kesesuaian dan kesamaan Zakwan dengan ust Abdul ahad sebagai pimpinan pondok dalam menyelesaikan pertengkaran ini, sampailah Zakwan merembet tajassus dan tatabu’ aurot (mencari- cari kesalahan) masa lalu, ust Abdul ahad bahkan sampai masalah LJ kenapa tidak ikut jihad Ambon....dst, merobek kehormatan dan fitnah terhadap ust Abdul ahad. Bahkan yang asatidzah pro Zakwan, seperti Sulaiman Ambon dkk tidak hanya puas membantai kehormatan ust Abdul ahad bahkan sampai BUSER, tajassus, tatabu’ aurot mencari, mengorek kesalahan- kesalahan pribadi santri yang telah berlalu bertahun- tahun sebelum mereka datang ke ma’had tersebut, bahkan sampai mencari, menjatuhkan kemampuan ilmiah santri- santri Bagan. Sehingga ust Abdul a‘la lamongan sampai menjawab 400  halaman lebih. Dan Abu turob terlibat sebagai pembimbing zakwan dalam fitnah ini, sehingga seluruh murid- murid ust Abdul ahad di Bengkulu semuanya kembali pulang ke Riau.  Pada akhirnyapun di ishlahkan oleh syaikh dari dammaj.
     Demikian juga Abu turob, menjadi korban senjata makan tuan dengan lisan dan prilaku taufiq hidayat, sampai masalah- masalah pribadi Ust Abu Turob pun di cari- cari oleh Taufiq dkk melaksanakan operasi tajasssus dan tatabu’ aurot. Dan Abu Hazim terlibat langsung menyikat Abu turob sebagaimana pengakuannya pada saya saat di kritang,sehingga buyarlah murid- murid Ust Abu Turob.
     Demikian juga saya menjadi korban, lisan dan prilaku eyang Abu hazim, Taufiq hidayat, Salim boyolali dan Ari aryo, sebagaimana dalam penjelasan diatas dan jawaban saya.
 Maka jadilah Hajuriyun di Indonesia, mulai asatidzahnya sampai yang baru belajar baik laki- laki dan perempuan menjadi BUSER ( Buru Sergap ) kehormatan manusia, reperter info tainmet, musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan, tajassus ( meta- matai ), tatabu’ aurot, terhadap manusia baik terhadap didalam&di luar komunitas mereka, bahkan terhadap sesama mereka sendiri menjadi senjata makan tuan.Dan Salim dan orang semisalnya pun memanfaatkan pola da’wah seperti ini untuk kepentingan pribadinya.
 2.   Di situs alolom ada majlis khusus ungkapan aspirasi dan ide antar anggota seputar hal- hal yang terkait dengan internet dan medan dakwah.
Ini pun di hayati dan di praktekkan oleh Salim Boyolali dan Ari di jambi. Mengadakan rapat- rapat mengumpulkan aspirasi, ide dan kritikan untuk saya demi kemajuan dakwah tanpa sepengetahuan saya. Muncullah dosa lisan dan penyakit hati, sementara mereka sudah merasa suci,  ma’sum, paling alim dengan semua pembicaraan dan tindakan. Dengan kesimpulan 10 atau 11 kesalahan sehingga saya harus di berhenti kan ngajar. Namun di depan saya, tetap datang ta’lim, menampakkan penghormatan, pemuliaan, kecintaan,dan  sopan santun. Lain dimuka lain di belakang menjadi musuh dalam selimut menggunting dalam lipatan.Tidak puas sampai di sini, mencari- cari kesalahan sampai ke Kritang Riau, bahkan ke Sei lilin- SUMSEL sekalian makar memberhentikan saya ta’lim di Sei lilin sebagaimana dalam kronologis.Barulah kemudian eksekusi di depan umum. La haula wala quwwata illa billah.
      Itupun merasa kurang kenyang dan belum hilang dahaga, dalam memakan habis daging dan meminum habis darah kehormatan saya, sehingga ada rencana eksekusi kedua di depan Abu Hazim, ternyata Abu Hazim sudah lebih dulu di belakang saya, merebus tulang belulang saya dengan kata- kata nista.

1.       Syaikh Yahya melunak dengan Syaikh Salim Alhilali.
Demikian juga eyang Abu hazim Muhsin apalagi Salim Boyolali melunak. Ketika dauroh di jambi, saya menceritakan kepada Abu Hazim Muhsin bahwa Salim dkk menyekolahkan anak- anaknya di SDIT yayasan imam bukhori, Abu Hazim menjawab “ boleh sekolah di tempat sekolah hizbi “. Ustman pariaman mengaku, sudah mempermasalahkan hal ini kepada Abu Hazim, .........dst.
 Saya jawab “ jika alasannya di jambi kota belum ada pendidikan, maka sudah ada kontrakan tahfidzh, dan saya sudah menasehati bahkan secara personal, justru terbongkar Salimlah yang memberi fatwa dan menganjurkan sekolah di tempat hizbi, saat ia keliling untuk mempertahankan mesjid bagan pete  muharram 1433 H. Bahkan anak perempuannya di SDIT.Sehingga Salim adalah duri di dalam daging dan mengadakan pengembosan dari dalam.
Jika belum ada rumah kontrakan pun, bukan menjadi alasan, belajar bisa di ruang tamu rumah saya atau rumah ikhwan lainnya, orang awam saja sudah merintis home scooling ( belajar di dalam rumah ) dan di akui pemerintah. Bahkan pemerintah mengadakan program paket A,B,C. Yaitu paket A setingkat SD hanya datang pada waktu UAN saja demikian juga paket B( setingkat SMP ) dan paket C ( setingkat SMA ), hanya datang waktu UAN(ujian akhir nasional) saja. Sementara materi pelajaran UAN, di pelajari mandiri. Dan jawaban Abu Hazim, tidak singkron dengan materi daurohnya cara menghafal Alquran, sementara anak- anak ikhwan boleh di sekolah umum dan hizbi, lantas apa gunanya dauroh seperti ini ?
     Kenapa Abu Hazim tidak sekalian dengan jantan menampakkan identitasnya seperti Ust ja’far Sholeh jakarta mendukung tv/ radio Radja ? atau seperti iparnya Ust Asasuddin yang menyeberangke ihya turost ?  Logika sederhananya jika Abu hazim keras terhadap asatidzah yang bersama Syaikh Robi’, maka lebih utama lagi seharusnya  Abu Hazim lebih keras dan tegas semisal dua’t yang bersama Syaikh Ali hasan atau radio/ tv rodja, karena mereka minimal tidak barro’ dari yayasan ihya turost dan masalah lainnya.&dalam msalah yysan ihya turost ada khilafiyah di antara uluma ahlusunnah.
QoddaruLLAH pendidikan anak- anak bubar oleh makar salim dan taufiq, kenapa justru di arahkan ke SDIT Yayasan imam bukhori? bahkan  sekarang dua orang anak laki- laki Salim, dan anak- anak Abu Ibrohim justru di ma’had tahfidzh mereka?. Bahkan Salim mengajak ikhwan sana, untuk menempati tanah wakaf bagan pete dengan gratis, bahkan mesjid bagan petepun mau di serahkan pada ust nandang sebagai koordinator, walaupun beliau tidak pernah menyebutkan setuju.Jika ada bertanya dari mana semua berita ini ? saya jawab,” banyak jalan, semuanya mirip dan sama yaitu dari mantan istri Salim bercerita kepada istri saya, dua orang yang ta’lim di yayasan Bukhori, bahkan Acmi Aceh pun pernah telpon saya.Adapun mantan istri Salim di datangi dan di tanya oleh istri- istri ikhwan yang di datangi Salim, menanyakan kebenaran penawaran Salim.
       Tahfidh, mesjid, setifikat tanah, uang mesjid belasan juta, uang tahfidh 2 juta, semuanya sudah di tangan Salim dkk ? kenapa mesjid tidak di aktifkan ? kenapa tidak di pondokkan anak- anak di Bagan Pete ? mana ustadz yang akan menggantikan saya ? Kenapa Salim ngak sekalian menampakkan identitasnya sebagai komunitas radio/ tv rodja ? kenapa menjadi musuh dalam selimut dan penggunting dalam lipatan terhadap kehormatan manusia bahkan musuh dalam selimut terhadap dakwah salafiyah ? Wahai Abu Hazim, Asnur Surabaya, Muslim Magetan, Fadhli sulsel, kalian sudah datang ke jambi kota !sukakah pendidikan/ ma’had kalian di bubarkan seperti fitnah Salim ini, tapi aneh bin ajaib si tukang fitnah tersebut  justru mengarahkan anak- anak didik kalian kemarin di bawa ke jama’ah dua’t semisal tv/ rodio rodja ? inilah salah satu fakta yang terjadi dari fitnah Salim, Taufiq dan teman kalian eyang Abu Hazim Muhsin ! Padahal saya sudah susun rencana, tahfidzh berjalan dua atau tiga tahun, semua anak ikhwan yang sekolah umum atau SDIT, di cabut dari sekolahnya, kemudian saya baru pindah ke mesjid bagan Pete, dan asrama santri bisa sementara waktu, di inapkan sebagian mesjid, karena ukuran mesjid 10m x 10 m. Ternyata semuanya baru terbongkar Salim musuh dalam selimut bermanhaj du’at radio/ tv Rodja, sehingga anak- anak ikhwan jambi sudah di arahkan ke pendidikan mereka sejak muharrom 1433 H. Bahkan anaknya sebagai pembuka jalan pertama. Pendidikan tahfidz anak- anak bahkan moyoritas majlis ta’lim saya di jambi kota bubar dengan makarnya bersama Taufiq sebagai penjelasan di atas.

2.       Muncullah loyalitas penuh terhadap syaikh Yahya, di angkat setinggi- tingginya, siapapun yang berani menentang syaikh yahya maka akan di makan habis daging kehormatannya, sehingga hanya tinggal tulang belulang, sebaliknya siapapun yang membela, mendukung dan bersama Syaikh yahya, menjadi orang mulia bahkan orang yang mempunyai kemampuan ilmu menjadi syaikh- syaikh. Ma’af, saya tidak merendahkan syaikh –syaikh yang di rekomendasi Syaikh yahya, mereka jelas mempunyai kemampuan ilmiah, namun  di Indonesia, orang yang menampakkan loyalitas penuh kepada Eyang Abu Hazim, menjadi orang mulia bahkan langsung menjadi ustadz besar, selevel luar negeri, padahal tidak bisa baca kitab ( durusul lughoh belum selesai apalagi belajar tuhfah ) dan entah buku apa saja yang selesai di pelajarinya. Sampai- sampai eyang Abu Hazim menyuruh saya duduk belajar dengan Salim Boyolali. Allahul musta’an. Bahkan di situs darul ilmi ( Ust. Asnur Surabaya ) jelas di cantumkan ketika dauroh Syaikh Al iryani di Jambi... di kediaman Al Ustadz Salim.Allahul Musta’an.

JAWABAN SAYA TERHADAP SMS PEMBELAAN TERHADAP SYAIKH YAHYA.
Setelah saya menyatakan ruju’ dari fitnah yaman bersama Syaikh yahya, masuk juga sms lain :
1.    “ Fatwa syaikh Robi itu tdk prnh ditolak oleh sy Yahya, bahkan sy yahya mngatakan “bisa sj ada org yg guluw pd saya ya syaikh, tapi saya tdk ridho pd prbuatannya itu, siapapun dia”. Bahkan ktka di ymn ana tau siapa2 sj orgnya, Allohu ‘alam skrg ini. Knyataan yg antum lihat bukan berarti sy Yahya salah dlm mslh fitnah yaman. Kenapa sbgn murid sy Yahya yg bersalah, antm malah timpakan kslhn mrk kpd sy Yahya ??! shgga membuat antm tdk brpihak pd sy Yahya dlm mslh yaman ??! ainal fahm yaa akhi? ! kesimpulannya : syaikh  yahya berada pd kbnaran dlm msl fitnah ymn. Adapun yg ghuluw maka dosanya dia sndiri yg pikul, antm kan tau ayat mngenai itu. 082392793563 Tgl 19-08- 2014. 07: 10.
        Klau sy yahya dn muridny d ktkan oleh sy robi’ org yg ghuluw. Mk ap pndpat anda dg prktaan pr ulama su’ud ato yaman yg mngatakan bhwa sy robi’ murji’ah ? yg mn agamany yg lbh rusak, org ghuluw ato murji’ah ?  08576612052 tgl 21-08-2014.16: 46


Jawaban saya :
Saya tidak tahu penulis SMS ini, seorang Ustadz atau bukan ? figur Syaikh Yahya sebagai sentral yang mentahzir ulama dan setiap orang yang berani menentangnya, memberhentikan kaset atau artikelnya, maka akan di hinakan kehormatan dan akan di bongkar kesalahan atau aibnya. Baik oleh Syaikh Yahya sendiri maupun oleh pendukung beratnya. Sehingga terbentuk suasana mengelu-elukan Syaikh yahya, bahkan ghuluw terhadap beliau. Justru kesalahan ghuluw ini, baru di sadari setelah di buka dan di bantah oleh kontra Syaikh Yahya. Ini semua bermuara dari lisan Syaikh yahya sendiri, walaupun beliau tidak ridho terhadap perbuatan ghuluw tersebut.
 2.   mengalah dalam pembicaraan, syaikh Yahya tidak bersalah dalam fitnah yaman, namun menyikapi kesalahan dengan membuat kesalahan lebih besar dan lebih rusak lagi justru kesalahan. Betapa banyak banyak kerusakan dosa lisan dan penyakit hati akibat menghalalkan kehormatan manusia ? mencari- cari kesalahan, dusta, adu domba dan lain sebagainya ? sementara pelaku merasa sok suci dan sudah suci bahkan paling alim ? inilah siksaan hati yaitu tidak lagi takut berbuat dosa bahkan tidak merasa berbuat dosa sama sekali dan hilanglah kenikmatan perbuatan keta’atan. kita semua adalah hamba Allah yang pasti masing- masing kita akan dapat balasan setiap perbuatan baik kita masih hidup bahkan menjelang sakratul maut apalagi di alam kubur dan di akhirat nanti. Kita memohon kepada Allah ta’ala husnul khotimah.
                Bahkan ibnul Qoyyim berkata tentang akibat buruk perbuatan dosa : kemudian ada perkara yang paling mengerikan dari itu semua, lebih pahit dan lebih menyedihkan, yaitu lisan dan hatinya berkhianat saat sakratul maut, menghadap Allah ta’ala, terkadang lisannya tidak bisa mengucapkan syahadat sebagaimana banyak di persaksikan manusia terhadap orang yang hadir maut, bahkan sebagian mereka mengucapkan : katakanlah la ila ha illah. Maka ia ( yang hadir maut ) berkata : ah. ah saya tidak bisa mengucapkannya, yang lain ( hadirin ) berkata : ucapkanlah la ila ha illah, maka ia ( yang hadir maut ) berkata : syah. Rokh.............dst ( Ad da’ waddawa’ halaman 84 ). Kita berlindung kepada Allah dari su ul khotimah ( penutupan yang jelek ).
                Saya sudah menyaksikan dan mengetahui bukan hanya satu orang, dalam fitnah yaman ini berpihak ke Syaikh yahya, justru mengiris dan memilukan hati, menjadi manusia pendusta dan adu domba. Saking berdustanya, berani mengatakan dirinya orang awam, padahal sudah ta’lim lama bertahun- tahun, kemudian berdusta adu domba ke sana ke mari, ganti identitas. Tidak takut lagi jika malaikat me aminkan ucapannya, betapa banyak al bala’ mukakalun bil mantiqi ( bala di wakilkan/ mengikuti ucapan ). Dan tidak takut lagi dosa- dosa lisan dusta, adu domba dan lainnya. Sementara orang- orang yang ingin menjaga lisannya, dan diam justru di kejar- kejar untuk berlisan- seperti lisan mereka. Allahul musta’an.
 3.   Saya belum pernah dengar ada ulama su’ud atau Yaman yang mengatakan bahwa syaikh Robi’ seorang murji ah. Justru ini menunjukkan sikap buruk hajuriyun. Ketika ada ucapan- ucapan Syaikh Robi’ yang cenderung ke Syaikh yahya dan dammaj, maka ucapan beliau di tampilkan, di besarkan- besarkan bahkan di tambah. Seperti fakta kholid al ghirbani yang sudah di bantah dan di bongkar. Tapi jika Syaikh Robi’ tidak lagi cenderung bahkan mentahzir Syaikh yahya sebagai mubtadi’ dan ucapan lain, maka ibaratnya sudah di persiapkan bom untuk di ledakkan. Sehingga dakwah bukan lagi menjaga Alquran dan sunnah atas pemahaman salaf tetapi melindungi induvidu- individu yang di elu- elukan.
 4.   Penulis SMS ini, tidak jantan menyebut identitasnya, apalagi menyebutkan siapa ulama su’ud atau ulama yaman yang mengatakan Syaikh Robi’ murjiah. Apalagi menjelaskan dari mana sisi murjiahnya, sementara saya di suruh memilih, sesuatu yang tidak saya ketahui.Berarti secara tidak langsung penulis SMS ini, mengakui bahwa Syaikh yahya dan muridnya ghuluw. Namun yang tetap saya pegang adalah Syaikh Robi’ ulama Ahlussunnahh bukan murji ah.

2.    sms kedua : Agama sseorang itu di liat dr tman ddukny.. dn ant mmang cocok brsma2 dg hizby luqmany.. ant mngikuti prktaan sy. Robi’ bhw sy. Yahya adlah org ghuluw..tp bnyk  ulama yg mngtkan bhw sy. Robi’ murji’ah.. mn yg lbh brbahaya bgi agama, org yg ghuluw ato org kyakinanny murji’ah ? 085766912052. 05-09-2014. 06: 09

Saya jawab : no hp dan isi SMS sama dengan yang di atas,tentang Syaikh Robi’ dan Syaikh Yahya sudah saya jawab. Yang baru alinea pertama.
Dari alinea pertama, ada sindiran untuk saya, bahwa teman duduk saya adalah luqmany sehingga wajar saja cocok dengan Luqmany. Sekali lagi saya tidak tahu penulis SMS ini karena tidak menyebutkan identitas, namun orang yang menyindir saya sejak dulu duduk dan mengajar di tempat luqmani adalah Ilyas Muara enim, yang ngaku dulu, pernah ikut ta’lim dengan saya di Palembang kota. Kemudian ia sekeluarga mondok di ma’had Ust Bukhori prabumulih SUMSEl. Setelah itu mengaku berlepas diri dengan luqmani, ikut Syaikh Yahya.
 Sekitar dua tahun setengah dulu, Ilyas menelpon saya mencari- cari kesalahan ikhwan Sei lilin Abu umar dan lainnya. Ilyas menyarankan saya lewat telpon jangan mengajar di Sei lilin karena Abu Umar seorang luqmany dengan bukti : datang ke dauroh Ust. Kholiful hadi di Palembang kota, seorang anaknya ada di ma’had Ust. Bukhori, iparnya menetap di ma’had ust Bukhori dan rumah kontrakannya di palembang kota masih di kontrak oleh luqmany. Terjadilah dialog panjang dengan saya. Dari mana kamu mengetahui Abu Umar datang ke dauroh ust. Kholiful hadi ? Ilyas menjawab “ saya datang dauroh juga”. Saya jawab, “ berarti kamu luqmany.”Ilyas berkelit,” saya sekedar ingin tahu”. Saya jawab lagi, “ kedua anaknya, awalnya di ma’had Ust Abdul ‘Alim kuningan, namun yang seorang, ribut dengan keamanan, sehingga Ust. Abdul ‘Alim menyuruhnya keluar. Lalu di pondokkan di ust Bukhori, jika Abu Umar seorang luqmany, tentulah saya sudah di berhentikan, sebagai mana daerah Palembang kota, lubuk linggau dan daerah lain, dan yang luqmany di sei lilin pun tidak ta’lim lagi dengan saya.........dst.
 Namun Ilyas kembali SMS, buktikan Abu Umar bukan luqmany. Saya jawab SMSnya, kemudian dia telpon lagi, SMS terus.... terusan hampir satu tahun atau satu tahun setengah.Dan saya rahasiakan dengan Abu Umar sambil terkadang bertanya, apakah antum kenal dengan ilyas ? Abu Umar , “ya. Apakah Ilyas ada telpon antum dalam bulan ini atau bulan kemarin? Abu Umar menjawab, “ ya ada. Dan saya lebih satu kali bertanya dengan Abu Umar. Saya heran bin bingung dengan Ilyas , mentahzir Abu Umar sebagai luqmany, tapi kenapa berhubungan terus ? Dan tidak pernah saya jawab lagi SMSnya, karena sudah cukup pembicaraan panjang lewat telpon pertama bahkan SMS awal. Saya heran dengan akhlaqnya, yang selalu menteror saya lewat SMS. Sampai kemudian Ilyas mengirim SMS ancaman, jika saya masih mengajar di Sei lilin akan di laporkan ke Syaikh yahya, karena mengajar di tempat luqmany. Tidak pernah saya gubris SMS- SMS ancaman. Sampai suatu ketika Ilyas SMS saya, minta email saya, karena ada nasehat dari Syaikh yahya dan Abu dahda untuk saya. Tidak pernah saya balas. Datang lagi SMS dari Abu Yasmin JATENG ( punya wibsite sendiri ), ia pernah di Duri –Riau kemudian sempat pindah ke markas ust ja’far Sholeh Depok Jakarta.
 SMS Abu yasmin tidak saya balas, apalagi saya tidak punya email. Datang SMS ancaman dari Ilyas, jika tidak mau mengirimkan email, maka nasehat Syaikh yahya dan Abu Dahda akan di tampilkan di Wibsite.......( saya lupa nama webnya, yang penting di pegang oleh Abu yasmin ). SMS ancamannya tidak pernah saya gubris. Saya tidak hafal dengan wajah Ilyas ini, yang ngaku pernah ikut ta’lim di Palembang kota, bahkan mengaku belajar dengan ust Abu Turob. Sehingga saya pernah menelpon Abdul malik padang panjang santri Ust Abu Turob, apakah Ilyas murid ust Abu Turob, Abdul malik tidak mengenalnya, sampai cari tahu dengan ikhwan lainnya dari si fulan, ternyata Ilyas pernah berkunjung ke ma’had ust Abu Turob.
     Ketika Dauroh Syaikh Iryani bulan Sya’ban 1433 H di ma’had Bengkulu, saya datang ke Bengkulu dan bertemu Abu yahya pengasuh wibsite Al Isnad. Beliau SMS ke Abu Fairuz di Dammaj tentang saya lagi di ma’had. Lalu Abu yahya memperlihat Hpnya ke saya ada balasan SMS dari Abu fairuz , secara ma’na Abu Fairuz bertanya “ bagaimana tugas dari Syaikh yahya dan Abu Dahya kepada Muhammad ja’far agar menasehati Abu Umar berpisah dengan luqmaniyiin ??. Subhanallah, saya heran dan terkejut baca SMS tersebut, serta lisan Ilyas.

 Dari sini di ambil pelajaran :
 1.   Betapa Ilyas, menyibukkan diri tajassus dan tatabu’ aurot mencari- cari kesalahan, dan saya sudah sabar dengan perbuatan tersebut selama setahun lebih, bahkan memaksa wajib ikut ucapannya.
 2.   Menjadi tukang adu domba, bahkan menyibukkan Syaikh yahya dengan perkara ini, apakah tidak ada ustadz yang sepemikiran dengan Ilyas berani menasehati saya ? atau berani nya hanya menikam dari belakang ? n
 3.   Apakah Ilyas ada konsultasi dengan ustadz tertentu ?
 4.   Lisan Ilyas lebih menjulang tinggi di banding lisan Syaikh Yahya dalam mentahzir dan menghinakan kehormatan, membongkar kesalahan, aib manusia sebagaimana dalam nashihatul ahbab di atas. Karena target Ilyas, agar saya berhenti mengajar di Sei lilin, sementara Syaikh yahya menugaskan saya menasehati Abu umar.
 5.   Ilyas mendapatkan kesalahan manusia, lalu menvonis Luqmany ( hadir di dauroh ust. Kholiful hadi ), sementara itu juga cerminan mukanya luqmany atau penyusup ?. Lalu membela diri, ada uzur “ sekedar ingin tahu “? Kenapa Ilyas tidak memberikan uzur juga atas perbuatan/ kesalahan manusia, sebagaimana ia memberikan uzur atas perbuatan/ kesalahan dirinya sendiri ?
 6.   Jika kaedah Ilyas ini, dan pembuat SMS di terima, “ agama seseorang tergantung teman duduknya “,terhadap diri saya dan Abu Umar Sei lilin. Maka mari kita bersikap adil, saya kasuskan banyak masalah bahkan lebih berat :
 1.   Setelah dauroh taufiq di jambi, justru Abu izhar sebagai donatur, punya mobil pribadi datang dauroh ke ma’had ust dzulakmal pekan baru, ada dauroh seorang Syaikh dari saudi, ust dzulqornain makasar dan Seorang ustadz LC dari Jawa ( saya lupa namanya ) berarti apa sebutan untuk Abu Izhar ?luqmany, atau Dzulqornainy? Betapa Hajuriyun yang menjadikannya teman duduk ? .
 2.   Abu izhar mensekolahkan anaknya Izhar ( pernah belajar di ma’had Ust jauhari ), ke SMPIT Nurul Ilmi ( punya PKS ) dan anak perempuannya di SD yayasan imam bukhori ( sejalan dengan dua’t radio/ tv Rodja. Apa sebutan untuk Abu Izhar ? Ikhwani PKS, semanhaj du’at tv/ Radio Rodja ? atau apa ? dan saya sudah menasehatinya dari awal masuk di SMIT Nurul Ilmi.Dan istrinya datang ta’lim di markas ini.
 3.   Salim Boyolali, ketika sampai di Jambi, mengaku bahwa ia di Jawa pengajar aqidah untuk anak- anak di ma’had ust Fauzi LC Solo, juga bertemu dengan ust hanan bahanan. Saya ketika tidak ada terpikir macam- macam, apalagi curiga buruk prasangka. Apakah Salim ini seorang luqmany?      
 4.   Anak perempuan Salim, di SDIT yayasan imam bukhori. Salim bermanhaj seperti du’at radio/ tv Rodja ? dan Salim telah berfatwa boleh, sejak dua tahun lalu sebagaimana dalam kronologis di atas. Betapa banyak Hajuriyun menjadikannya teman duduk bahkan Ustadz mufti agama di kalangan hajuriyun ? bahkan namanya di cantumkan di wibsite darul ilmi. Ustadz Asnur Surabaya ketika dauroh Syaikh Iryani di Jambi ? .
 5.   Syaikh Abdullah Iryani dan eyang Abu hazim menginap di rumah Abu izhar ? apa sebutan untuk syaikh Iryani dan eyang Abu Hazim ? ikhwany, luqmany, hizby, semisal du’at tv rodja ? Betapa Hajuriyun menjadikan eyang Abu Hazim sebagai teman duduk bahkan ustadz besar ? .
 6.   Abu hazim berfatwa di Jambi boleh sekolah di tempat hizby, maka apa sebutan untuknya ? hizby? Surury, turotsy ? Dan saya sudah membantah tauhid, aqidah, adab dan akhlaqnya. Betapa banyak hajuriyun yang menjadikannya sebagai teman duduk bahkan Ustadz besar.
 7.   Marwan dan Dzulfadhli, setelah kepergian Jeri Abu Sulaiman, pergi ta’lim ke yayasan Imam bukhori maka apa sebutan untuknya ? semanhaj dengan du’at tv Rodja. Dan saya sudah saya jawab lisan kotor Dulfadhli dan Marwan. Betapa banyak Hajuriyun menjadikannya teman duduk.
 8.   Salim, Abu Ibrahim sekarang memasukkan anak laki- laki mereka ke tahfidz ( sejalan dengan duat Radio Rodja, maka apa sebutan Salim sebagai pemimpin dakwah di kalangan Hazimiyin di Jambi ? bahkan Salim dan istrinya suka duduk- duduk di tahfidzh tersebut. Mengajak ikhwan sana untuk menempati gratis tanah dakwah di mensjid bagan pete bahkan menyerahkan mesjid bagan Pete dan merekom untuk di koordinasi oleh Ust Nandang walaupun beliau tidak ada mengatakan setuju. Inilah gabungan Hajuriyun dengan du’at TV/Radio Rodja.
 9.   Syaikh Hasan Ar roimy mengisi di mesjid bagan pete, sementara begitulah potret Salim sebagai pimpinan dakwah hazimiyin di Jambi, dan orang- orang di sekitarnya baik sisi manhaj, aqidah, adab dan akhlaq sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas, maka apa sebutan untuk Syaikh Hasan dan asatidzah lainnya ?
10. Ust. Abu Turob mempunyai  penyimpangan aqidah sebagaimana yang di bongkar Taufiq, Abu Hazim dkk. Walaupun Ust. Abu Turob sudah menyatakan ruju’ dan sudah di ishlah syaikh dari Dammaj, namun fakta di lapangan yang kontra Ust Abu Turob tetap berpendirian, ust Abu Turob belum bisa di ambil ilmunya. Jika demikian apa sebutan untuk masyaikh yang datang ke ma’had ust. Abu Turob dan tullab hajuriyun yang belajar dengannya ? Betapa banyak hajuriyun menjadikan Abu Turob sebagai teman duduk bahkan sebagai ustadz besar.
11. Saya sudah menjawab dan membantah adab akhlaq, aqidah manhaj eyang Abu hazim, taufiq, Salim, Ari, maka apa sebutan untuk hajuriyun yang hadir di majlis Abu hazim dan berteman  dengannya, juga seperti Ust Faturrohman dan ust Abdul alim dan hajuriyun di kuningan? karena  taufiq di ma’had mereka ? Betapa banyak hajuriyun menjadikannya teman duduk , bahkan menganggap Taufiq seorang Ustadz.
12. Pernah suatu hari, saya mendapat SMS panjang dari Abu Azzam. ( Jakarta, Hajury Hazimy ) berisi kata-kata kasar, kotor dan caci maki, ia menghabisi kehormatan saya bagaikan harimau kalap kelaparan sehingga saya tersinggung membacanya. Dengan tuduhan “ di internet nama saya di temukan di majlis ta’lim Luqmaniyin palembang kota”. Padahal fakta sebenarnya, saya sudah lama tidak mengisi ta’lim lagi, sehingga saya memohon kepada seorang ikhwan palembang kota menghapus nama saya, mungkin mereka lupa menghapus nama saya. Setelah saya balas SMSnya, fakta sebenarnya, sungguh orang satu ini tidak ada minta ma’af penyesalan. Dan Abu Azzam inilah yang menodai kehormatan Ust Askari Kalimantan tentang masa lalu belajar di yaman dalam SMSnya. Beginilah potret agama hajuriyun, tidak ada bertanya, ricek dulu, jika menasehati tidak ada dengan bahasa santun dan aturan syar’i, yang ada hanya BUSER kesalahan, tajassus, tatabu’ aurot, reporter inpotainment, muntah kata kasar, caci maki,eksekusi bagaikan harimau kalap kelaparan memakan habis daging manusia.
        Sorak- sorak kegembiraan dan kemenangan, tiada rasa bersalah apalagi berdosa serta tiada merasa mendapat balasan perbuatannya nanti di alam kubur dan akhirat.
        Betapa banyak hajuriyun menjadikan ia sebagai teman duduk ?Dan yang semirip dengan lisan Abu Azzam ( jakarta ) dalam mengirim bahsa SMS, dan mendapatkan kesalahan adalah inisial S dari tungkal ulu- jambi, padahal isi SMSnya begitulah cerminan muka dan orang semisalnya.
13. Pernah kejadian seorang Hajury anti Abu turob, selalu menghubungi saya minta di carikan istri, karena sudah keseringan dan gigih meminta, maka saya usahakan dalam rangka membantu pemuda yang ingin menikah. Sebelum ia datang ke Jambi, saya sudah menyebutkan, apakah siap saya jemput di terminal antara jam 8 sampai jam 9 pagi ?. Karena saya pulang dari mesjid setelah suruq, memberikan sarapan pagi anak- anak dan urusan rumah lainnya. dan pergi ke pasar membeli belanja harian ? Ia menjawab, “ Bisa “.
        Ternyata ia ingkar janji, pada pagi hari, setiap beberapa menit ia telpon dan SMS saya untuk di jemput di terminal, bahkan ketika di atas motor, dan lagi isi bensin motor. Bahasa tidak sopan, saya di perlakukan seperti jongosnya. Sampai di depannya, saya menegur dan menasehatinya baik- baik atas perjanjian sebelum datang, kemudian etikanya yang selalu telpon dan SMS beruntun dalam jangka sekian menit. Dia hanya diam senyum, tidak ada rasa malu dan penyesalan. Sampai di rumah , saya persilahkan ia mandi, ternyata tidak mau mandi, bahkan saya persilahkan ia tidur dengan bantal yang yang saya sediakan, justru ia mengajak saya berbincang sampai sholat dhuhur. Sayapun tidak mungkin keluar rumah, karena ia tamu di dalam rumah saya, sementara istri saya masak di dapur. Saya dan istri hanya sabar menahan bau tidak sedap. Sampailah kesepakatan nadzhor, ia minta saya mendampinginya, tetapi saya tidak mau karena saya sibuk meruqyah ada yang kesurupan.
        Subhanallah saya terkejut, murid  saya ( gadis melayu ), bercerita kepada istri saya tentang prilakunya waktu nadzhor. Ia mengintip di sebuah lobang dinding sementara kedua orang tuanya dan kerabat lain menyambut dengan menghidangkan makanan, duduk dengan sopan. Ternyata si Hajuri ini mengutarakan tujuan kedatangannya ingin  nadzhor ( melihat perempuan untuk tujuan pernikahan )  dan mau melamar putrinya, berbicara bersandar ke dinding, bersendawa dan menjulurkan kedua kakinya. Dengan gaya bahasa sombong, merendahkan si gadis, bahwa si gadis minta di carikan suami kepada ustadznya..........dst . Sehingga murid perempuan saya, di tegur keras oleh kedua orang tuanya, ia malu besar dan istri sayapun malu besar. Bahkan saya di telpon oleh bapak si gadis, menasehati dan menegur saya dengan bahasa yang lembut sopan santun............., dari mana ustadz  kenal pria tersebut? Apakah murid sendiri ? Saya jawab “ bukan murid sendiri dan tidak kenal hanya di rekomendasi dari seseorang sesama pengajian. “ Lalu beliau menyarankan untuk masa ke depan, jangan lagi ustadz mengusahakan  perjodohan walaupun ia mengaku salafi dan di rekom salafi selama tidak bergaul atau tidak kenal langsung prilakunya. Sayapun minta ma’af dan malu besar atas perlakuan si fulan tersebut.........dst.
        Sungguh putih mata saya dan istri saya menanggung malu, tidak menyangka, ada manusia melakukan nadzhor dan melamar gadis orang, dengan bahasa tubuh dan bahasa lisan demikian rupa. Padahal acara nadzhar bahkan melamar tentu menampilkan bahasa dan perlakukan yang sopan santun dan lemah lembut. Sementara si fulan sudah lama belajar di ma’had- ma’had salafi bukan hanya seorang Ustadz, bahkan menjadi tukang tahzir sisi adab, akhlaq, aqidah manhad asatidzh yang di bawah bimbingan Syaikh Robi.’ Termasuk si fulan ini mentahzir prilaku Ust dzulakmal, ternyata prilaku, adabnya dan perangainya bagaikan anjing kusta busuk yang menggonggong manusia.
        Jika dalam suasana seperti ini saja tidak ada budi bahasa, tata krama berbicara, etika sopan santun demikian juga bahasa tubuh, maka bagaimana dengan mu’amalah suasana selain nadzhor dan melamar ?? Sungguh tidak terbayangkan dan terlintas dalam pikiran saya. Saya tegur baik- baik sifulan tersebut, hanya senyum saja tidak ada tampak rasa malu apalagi penyesalan pada rona wajahnya. Demikian juga saya tegur baik- baik yang merekomendasinya, justru dengan ringan mengatakan “ adab dan akhlaq tidak penting , cukup aqidah manhaj saja yang bersih “. Allahu Akbar, beginikah potret Hajuriyun yang mengidentitaskan sebagai salafi yang paling terbersih dan terhaq di indonesia ini ?. Allahul musta’an. La haula wa quwwata illa billah.
        Betapa banyak Hajuriyun yang menjadikannya teman duduk. Wajar saja, gaya bicaranya seperti taufiq, seperti orang yang suka duduk di warung kopi dalam pasar. Betapa banyak hajuriyun yang lisannya seperti orang ini dan taufiq ?
14. Dzakwan Almaidani, Sulaiman Ambon dkk ,ketika fitnah di bagan batu Riau, melakukan tajassus, tatabu’ aurot sampai kepada pribadi- pribadi santri yang telah bertahun tahun dan bahkan kemampuan ilmiah mereka, sampai ust Abdul a’la menjawab 400 halaman lebih. Dan betapa banyak orang yang menjadikan mereka sebagai teman duduk bahkan sebagai Ustadz.
15. Betapa banyak orang yang menjadikan Ilyas Ma. Enim- SUMSEL sebagai teman duduk, berarti begitulah agama Hajuriyun. Bahkan Abu Hazim menjadikannya orang tsiqoh.
16. Sudah saya ungkap di atas ada seorang hajury, pendusta tukang namimah, saking dusta namimahnya berani mengatakan dirinya orang awam dan membuat cerita dusta mengadu domba. Padahal ia sudah lama ta’lim salafi bahkan sekeluarga pernah mondok di ma’had ust. Bukhori. Betapa banyak hajuriyun menjadikannya teman duduk ? .
17.  Jeri Abu Sulaiman Bengkulu yang sempat jadi ustadz sebentar di jambi di komunitas Hazimiyun dan tidak sampai sebulan di Bagan pete januari 2014, ketika ia tinggal di bekas kontrakan tahfidzh saya,justru teman duduknya adalah jama’ah yayasan imam bukhori/ sejalan tv/ radio Rodja bahkan sempat menjadi tukang antar untuk anak Abu Ibrohim di antar ke SDIT Yayasan Imam Bukhori. Berarti begitulah sejalan dengan manhaj du’at Radio/ tv Rodja.
18. Saya sudah mengungkapkan perangai Abu Luqman, Abu faris, Ahmad farid, Azmi Abu ja’far Langsa Aceh, Salman Abu Addin, si fulan yang pergi ke tukang urut wanita, si musafir pemetik bunga mawar berduri, maka betapa banyak hajuriyun yang menjadikan mereka sebagai teman duduk, termasuk istri- istri mereka.
19. Kasus Kholid Alghirbani penanggung jawab aloloom Darul hadist dammaj, sudah di bongkar di internet, dan dia sudah di peringatkan oleh Syaikh Robi’ mulai dari berdusta dll. Justru Syaikh Yahya masih tetap membiarkan orang tersebut. Betapa banyak hajuriyun duduk dengannya ?.
20. Syaikh Yahya menerima Syaikh Abul hasan Al ma’riby Al Misri dan Syaikh Ali hasan ketika umroh.Sehingga Syaikh Muhammad bin hadi memberikan komentar keras terhadap Syaikh yahya. Dan pendukung Syaikh yahya telah memberikan jawaban uzur kepada Syaikh yahya sebagai mana di internet. Dan saya tetap tidak setuju dengan jawaban uzur tersebut, karena kenapa Syaikh yahya tetap meladeni pembicaraan ? kenapa Syaikh yahya tidak diam saja atau keluar dari ruangan ?. Padahal syaikh yahya adalah orang yang pertama di yaman mentahzir Syaikh Abul hasan, barulah kemudian satu kalimat seluruh ulama yaman mentahzir Abul hasan Al ma’riby sebagai mubtadi’. Bahkan beberapa waktu lalu, di yaman ada dauroh gabungan Hajuriyun dan Hasaniyun. Sementara di jambi saya persaksikan sebagaimana yang sudah, saya tulis di atas.
21. Rumus Hajuriyun dalam menyikapi manusia adalah seperti orang yang melihat segala sesuatu dengan menggunakan kaca mata kuda, yaitu melihat satu arah saja yakni kebaikan hanya ada pada komunitas mereka saja, jika seseorang berbuat kebaikan di juluki basa basi busuk. Sebagai contoh, tatkala Ust. Luqman Ba’bduh berdialog dengan DR Firanda tentang yayasan Ihya turost. Padahal beliau dengan keutamaan dari Allah Ta’ala menyampaikan hujjah kepada DR Firanda. Kenapa rumus memberikan ‘uzur dari Hajuriyun kepada Syaikh yahya ketika bertemu dengan Syaikh Abul hasan Al Mishri Al ma’ribi dan Syaikh Ali hasan? Jadi wajar saja, Syaikh muhammad bin hadi memberikan komentar keras. Oleh karena itulah kaedah yang di sebutkan penulis SMS tersebut “ agama seseorang tergantung teman duduknya “ justru cocok dengan Hasani dan terbukti yang di terapkan oleh eyang Abu Hazim dan salim dkk di Jambi.

       Kesimpulannya wahai pengirim SMS “ agama seseorang tergantung teman duduknya.... dst, juga lisan Ilyas ma. Enim kepada saya dan Abu umar sei lilin selama ini. Berani kalian menerapkan ucapan tersebut kepada Syaikh yahya dan pengikutnya ? sisi aqidah manhaj sudah mencair melunak ? hasani, halaby bahkan di jambi ini ikhwani,hizby, luqmay dan semanhaj du’at tv/ radio rodja ? bahkan aqidah juru terawang alam jin, ingkar hadist,penjual agama dll bahkan adab dan akhlaq sebagaimana yang sudah saya sebutkan ?
     Dengan tulisan ini saya menantang terbuka kepada Ilyas ma. Enim dan semua yang terlibat, mengadukan Abu Umar mengirimkan anaknya ke ma’had Ust. Bukhori, kepada Syaikh yahya dan Abu dahda, sehingga ada ucapan Syaikh yahya untuk saya agar menasehatinya berpisah dengan lumaniyin,maka berani dan adil kah kalian mengadukan semua fakta dan data yang saya sebutkan ? mana yang lebih besar dan berat dosa atau madhorotnya di dunia dan akhirat ? Bahkan adukan juga Ilyas yang datang ke dauroh Ust. Kholiful hadi, sementara ia menuduh orang luqmany karena datang ke Ust. Kholiful hadi, maka seperti ini manhaj salaf ?

 BANTAHAN TERHADAP SYUBHAT DUAT ( JIL ) JALAN IBLIS DAN HADDADIYAH DALAM MENGHALALKAN KEHORMATAN MANUSIA.
Mufti jalan Iblis, penjual agama dan peniti dukun putih eyang Abu hazim muhsin mengatakan terhadap ghibah harom adalah tahadust bin ni’mat. Sudah saya jawab pada bagian atas.Demikian juga da’i ( JIL ) jalan iblis dan penjual agama si Taufiq hidayat menghalalkan kehormatan manusia dengan istilah nasehat, sudah saya jawab pada bagian atas.
Raja ghibah, dusta dan adu domba serta da’i jalan iblis penjual agama Salim Boyolali menaikkan slogan para du’at adalah sorotan ummat sehingga menjadi tameng baginya untuk menghalalkan dosa- dosa lisan untuk kampanye hitam dan pembunuhan karakter atas kehormatan manusia.

Saya jawab :
Slogan da’i ( JIL ) jalan iblis dan haddadiyah ini, ungkapan yang secara lahiriyah merupakan kebenaran , yaitu du’at adalah sorotan ummat ,tapi sejatinya di maksudkan untuk kebatilan
 yaitu menghalalkan dosa- dosa lisan dan menghalalkan kehormatan manusia. Oleh karena itulah tatkala kaum  khawarij di zaman Ali bin Abi tholib menaikkan slogan dengan lantang “ tidak ada yang berhak menghukum ( memutuskan ) selain Allah. Sehingga Ali bin Abi Tholib berkomentar “ ungkapan yang secara lahiriyah merupakan kebenaran, tapi sejatinya di maksudkan demi kebatilan .“ Sehingga yang terjadi bukanlah menampilkan kebenaran, tapi pembenaran atas kesalahan. Dan mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan. Yaitu mempromosikan kebatilan dalam wajah kebenaran yang semu. 
      Betapa banyak larangan menyakiti bahkan larangan menghalalkan kehormatan manusia baik di dalam Alquran dan As sunnah dan betapa agungnya kehormatan manusia.
1.        Saya sebutkan sebagai contoh;Allah Ta’ala berfirman :
                         والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا                                   Artinya : dan orang- orang menyakiti laki- laki mu’min dan wanita mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah melakukan kebohongan dan dosa besar. ( Al ahzab 58 ).   
     Berkata Syaikh As sa’di dalam tafsirnya : menyakiti mukminin adalah perkara agung dan dosanya sangat besar. Oleh karena inilah menyakiti individu- individu mukminin menyebabkan hukum ta’zir, sesuai ukuran status dan ketinggian derajat mukmin tersebut, oleh karena itu hukuman ta’zir terhadap orang yang mencaci maki terhadap sahabat sangat tinggi, dan demikian juga hukum ta’zir orang yang mencaci maki ulama dan orang- orang yang beragama lebih besar di bandingkan selain mereka.
2.        Firman Allah Ta’ala :
                                 إن الذين يحبون أن تشيع الفاحشة في الذين آمنوا لهم عذاب أليم في الدنيا والآخرة والله يعلم وأنتم لا   تعلمون

Artinya : sesungguhnya orang- orang yang senang dengan tersebarnya berita- berita keji di kalangan orang- orang beriman, mereka akan mendapatkan azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah Maha mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui ( An nur 19 ).
     Berkata syaikh As sa’di dalam tafsirnya : hal demikian karena tipu dayanya terhadap saudaranya sesama kaum muslimin, mencintai keburukan pada diri mereka, dan menghabisi kehormatan mereka, ancaman dalam ayat ini di tujukan kepada sebatas orang yang suka tersebarnya berita keji, menghalalkan berita keji tersebut di dalam hatinya, maka bagaimana dengan perbuatan lebih dahsyat dari itu semua yaitu mengorbitkannya ( berita fitnah,keji tersebut ), menyebarkannya, hukumnya sama terhadap yang memulai berita fitnah keji atau tidak memulai berita fitnah keji tersebut.
Larangan ini semua merupakan rahmat Allah Ta’ala pada hambaNya kaum mukminin, melindungi kehormatan mereka, sebagaimana Allah ta’ala melindungi darah dan harta mereka, dan memerintahkan kaum mukmin untuk bersikap jernih, mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, dan tidak suka terjadi terhadap saudaranya sebagaimana ia tidak suka terhadap dirinya sendiri.
Dalam sebuah hadist : dari Tsabit dari Anas bin malik, ia berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menghampiri ku, ketika aku sedang bermain bersama anak- anak yang lain, Beliau mengucapkan salam kepada kami, lalu Beliau menyuruhku untuk sebuah keperluan, sampai aku terlambat pulang kepada ibuku, ketika aku sudah pulang, ibuku bertanya, “ apa yang menyebabkan kamu terlambat pulang ? aku menjawab, “ Rasululullah Shallallahu’alaihi wasallam mengutusku untuk suatu keperluan, “. Ibuku bertanya lagi, keperluan apa ? aku, “ menjawab, “ keperluan itu suatu rahasia”. Ibuku berkata, “ kalau begitu jangan kamu ceritakan rahasia Rasulullullah Shallallahu’alaihi wasallam kepada siapapun. Anas berkata, “ Demi Allah,andaikan aku di perbolehkan memberitahu rahasia itu kepada seseorang, pasti aku akan menceritakan padamu hai Tsabit. ( HR.Bukhori dan Muslim ).
Pelajaran dari hadist ini bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wassallam bukan hanya sebatas sorotan ummat bahkan suri teladan bahkan sunnahnya sebagai sumber syaria’t Islam. Namun Anas bin Malik tidak mau menceritakan keperluan tersebut. Sehingga yang kita petik adalah menjaga rahasia seorang muslim dan menjaga kehormatannya.
     Namun pada hari ini para du’at  ( JIL ) jalan iblis dan haddadiyah, bukan hanya menelanjangi seorang muslim di depan umum, bahkan secara massal kanibal daging kehormatan manusia, meminum habis darah kehormatan muslim, bahkan merebus dan membuat sop tulang belulang kehormatan manusia dengan kata-kata nista, di hisap habis barulah di bungkus dengan kain kafan dan di buang semena-mena. Menghalalkan dosa- dosa lisan dan penyakit hati dengan slogan yang memikat, menawan, memukau dan di terima di hati yaitu “ para dua’at adalah sorotan ummat”.
Sungguh pada hari ini, muncul tragedi memilukan daripada aksi ISIS di Iraq dan Syiria tatkala ada  kaum muslimin tidak setuju bai’at dengan mereka, maka di halalkan darah kaum muslimin. Sementara di tengah-tengah dakwah salafiyah, muncul komunitas, yang apabila kaum muslimin berbeda pandangan dengan mereka, maka kaum muslimin akan di hinakan kehormatannya di depan umum, di cari-cari kesalahan dan di fitnah. Tidak puas dengan kampanye hitam dan pembunuhan karakter bahkan menyebar komik dusta dan adu domba. Allahul Musta’an. La haula wala quwwata illa billahi.
 4.  Di dalam Jami’ As shohih karya Syaikh Muqbil rahimahullah, J 5/ hal 352 / bab 125 ( bab harom tajassus ( memata- matai ).
Berkata Abu daud Rahimahullah j 13 hal 234 : dari Zaid bin Wahab berkata : Bahsanya ada seseorang di hadapkan kepada Abdullah bin Mas’ud, lalu ada yang berkata padanya : si fulan ini, jenggotnya masih bertetesan khamar, berkatalah Abdullah bin mas’ud : sesungguhnya kita telah di larang dari tajassus ( mancari- cari kesalahan ), akan tetapi bila tampak terang sesuatu di depan kita, itulah yang kita hukumi dengannya. Ini hadist shohih atas syarat syaikhoini.
     Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin : orang tersebut meminum khamar sembunyi- sembunyi, namun kaum tersebut tajassus ( mencari- cari kesalahan ) atasnya, sehingga mereka mengeluarkannya dalam kondisi tersebut, maka Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘anhu menjelaskan kepada kita, barang siapa yang menampakkan aurat atau aibnya kepada kita, maka kita menghukumi dengan perkara tersebut, dan barang siapa yang sembunyi- sembunyi, maka kita tidak menghukuminya, dan ini juga dalil larangan tajassus. (syarh riyadhussolihin J 4/ 124 ).
      Oleh karena itulah dengan dalil hadist ini, barang siapa yang menuduh orang lain, yang mendapatkan tuduhan tersebut dengan cara tajassus ( mencari- cari kesalahan ), maka tidak di terima semua tuduhannya.
 Berkata At tirmidzi J 6 hal 180 juga j 5 hal 150 bab 22 ( orang yang mencegah kemungkaran, janganlah ia tajassus ( mencari- cari kesalahan ) atas pelaku kemungkaran.
        Dari Ibnu umar berkata : Rasululullah Shallallahu’alaihi wasallam naik di atas mimbar, Beliau menyeru dengan suara tinggi “ wahai sekalian orang yang baru islam dengan lisannya, dan belum menancap iman di dalam hatinya, janganlah kalian menta’yir mereka dan janganlah kalian mencari- cari aurat mereka, sesungguhnya barang siapa mencari aurat saudaranya muslim, Allah akan mencari- cari auratnya, dan barang siapa yang telah Allah ta’ala cari- cari auratnya, maka Allah ta’ala akan membongkar auratnya, walaupun ia berada di tengah rumahnya. Suatu hari Ibnu Umar melihat ke ka’bah lalu berkata, “ betapa agungnya engkau, dan betapa agung kehormatan engkau, dan kehormatan diri seorang mukmin lebih agung di sisi Allah Ta’ala di bandingkan kehormatan engkau.
     Perhatikanlah ucapan Abdullah bin Mas’ud “ kita di larang untuk tajassus ( mencari- cari kesalahan ), bila tampak terang sesuatu di depan kita, itulah yang kita hukumi dengannya “. Sementara du’at ( JIL ) jalan iblis, du’at kanibal kehormatan manusia  dan haddadiyah pada hari ini, justru memancing curiga, buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat, bukan hanya mengumpulkan komentar, tajassus ( mencari- cari kesalahan ),bahkan membuat cerita dusta, rapat dari rumah ke rumah sampai komentar dari anak kecil, perempuan dan pria awam bahkan sampai safar ke provinsi- provinsi. Kemudian selautan informasi yang di dapatkan bagaikan wahyu dari langit, memposisikan dirinya bagaikan Nabi yang tidak lagi mengeluarkan ucapan dari hawa nafsu, kemudian tinggal eksekusi di depan umum, memanggil algojo preman pasar, dengan semangat juang heroik perang tahun 45, tunjuk- tunjuk tangan, teriak- teriak, bentak- bentak bagaikan ban mobil pecah beruntun bagaikan suara kereta api. Maka berdasarkan hadist Abdullah bin Mas’ud di atas, semua tuduhan Salim, Ari dkk, jika benarpun di tolak dan tidak di terima. Karena mengorek dan mendapatkannya denan operasi tajassus. Namun karena kalian penjual agama, kalian campakkan dalil-dalil Alquran dan Assunnah tentang masalah ini. Sehingga jadilah sunnah Abu Hazim, Salim, Taufiq sebagai sumber agama hajuriyun.Allahul Musta’an. Lahaula wala quwwata illa billahi.
 5.   Takutlah kepada doa orang terdholimi.
 Sesungguhnya do’a orang yang terdholimi itu tidak ada hijab ( pembatas ) antara dirinya dengan Allah.Sebagaimana dalam sebuah hadist : dari ibnu Abbas radhiallahuma berkata bersabda Rasululullah Shallallahu’alai wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal saat beliau mengutusnya ke negeri Yaman: sesungguhnya engkau akan mendatangi sebuah kaum dari ahlul kitab, apabila kamu mendatangi mereka serulah kepada syahadat la ila ha illah, dan sesungguhnya muhammad itu Rasulullah, jika mereka menta’ati engkau dalam perkara tersebut, sampaikanlah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan pada mereka sholat lima waktu sehari semalam, jika mereka mentaati engkau dalam perkara tersebut, sampaikanlah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan pada mereka shodaqoh ( zakat ) yang di ambil dari orang kaya mereka dan di berikan pada orang fakir mereka, jika mereka mentaati engkau dalam perkara tersebut, hati- hatilah engkau terhadap harta berharga mereka dan takutlah pada do’a orang yang terdholimi, sesungguhnya tidak ada dirinya dan dan di antara Allah hijab ( HR. Bukhori- kitab Az zakat no 1496 ).
Bahkan dalam shohih Bukhori menyebutkan kisah tentang seorang wanita yang di fitnah mencuri sebuah selendang, kemudian ia berdo’a kepada Allah, lalu tak lama kemudian terbang seekor burung menjatuhkan selendang tersebut, sehingga manusia menyaksikan.
 Kata Al hafidzh Ibnu hajar perempuan tertuduh tersebut adalah musyrikin,dan menunjukkan doa orang yang terdholimi itu di kabulkan oleh Allah ta’ala.
Dalam hadist lain dari Ibnu Abbas sesungguhnya mu’azd bin jabal berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengutusku, Beliau bersabda : sesungguhnya engkau mendatangi suatu kaum dari ahlul kitab  serulah mereka kepada syahadat la ila ha illah dan sesungguhnya aku adalah Rasulullah,...................................... dan takutlah pada do’a orang yang terdholimi sesungguhnya tidak ada antara do’anya dengan Allah hijab ( penghalang ) ( HR. Muslim kitab Al iman bab 7 no 29 ).
 Dari Abu hurairoh Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : tiga orang yang do’anya pasti terkabulkan, do’a orang yang terdholimi, do’a seorang musafir dan do’a orang tua kepada anaknya. ( Sunan Abu Daud kitab sholat bab do’a bi dhohril ghoib 2/ 8, Sunan At tirmidzi kitab Al birr bab du’aul walidaini 8/ 98, 99, Sunan ibnu majah kitab ad do’a 2/ 348 no 3908, Musnad Ahmad 2/ 478. Di hasankan Syaikh Al bani di dalam silsilah As shohihah no 596.)

 DUAT JALAN IBLIS DAN KANIBAL KEHORMATAN MANUSIA ADALAH   SESEMBAHAN DARI PARA SAUDARA- SAUDARA DUKUN DAN KAUM HADDADIYAH.
 Siapakah saudara- saudara dukun itu ?
     Sesungguhnya Abu hurairoh berkata : dua orang wanita dari huzail saling berbunuhan, salah satunya melempar batu ke yang lainnya, lalu membunuh wanita hamil tersebut dan janinnya, lalu mereka bertengkar di hadapan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memutuskan sesungguhnya diat janin adalah seorang gurroh yaitu seorang budak pria atau seorang budak wanita. Dan beliau memutuskan diyat wanita hamil tersebut kepada kerabatnya ( kerabat pembunuh ). Harta diyat tersebut di warisi oleh anaknya ( wanita hamil yang terbunuh ) dan orang yang bersama mereka. Maka berkatalah Hamal bin An nabighoh Al Huzali : wahai rasulullah bagaimana saya membayar denda terhadap orang yang tidak bisa minum dan tidak bisa makan, tidak bisa berbicara dan tidak bisa teriak ? perkara seperti itu saja di perpanjang. Maka bersabdalah Rasulullah Shallallahua’alaihi wasallam : sesungguhnya orang ini adalah termasuk dari saudara- saudara dukun. Karena sajak yang ia buat. ( HR. Muslim no 1681 ).
Berkata Imam An nawawi : berkata para ulama adapun celaan kepada sajaknya karena dua alasan : pertama : sesungguhnya ia ( Hamal Bin An nabighoh ) dengan sajak tersebut telah menentang hukum syar’i dan menuntut pembatalan hukum syar’i. Kedua : sesungguhnya ia telah takalluf ( memberatkan diri ) dengan sajak tersebut untuk berbincang dengan Beliau. Ini adalah sajak yang tercela. Adapun sajak yang pernah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengucapkan pada sebagian waktu dan itu mashur dalam hadist, tidaklah termasuk larangan ini, karena sajak tersebut tidak dalam rangka menentang hukum syar’i dan tidak takalluf, maka tidak ada larangan bahkan bagus. ( Syarh An Nawawi J  6/  hal 148 ).
     Maka saya katakan betapa banyak ungkapan/ pembicaraan Salim, Taufiq, Ari bahkan eyang Abu hazim adalah menentang hukum syar’i sebagai jawaban- jawaban saya di atas, dan mereka semua taqlid, menta’atinya dan menyebar luaskannya. Inilah du’at ( JIL ) jalan iblis seperti Salim, Ari, Dzulfdhli, istri Dzulfadhli, Marwan, Ahmad farid menuduh tukang urut tersebut adalah seorang dukun dan saya di tuduh merekomendasi, juga mendatangi dukun. Sehingga Taufiq di malam eksekusinya menyebut dalil harom mendatangi dukun dan hukum si dukun tersebut sambil mengisyaratkan ke lehernya ( seperti orang yang menyembelih .
Sementara mereka sendiri adalah juru terawangan alam jin dan saudara- saudara dukun.
     Bahkan mereka membuat sesembahan yaitu menghalalkan perkara harom dan mengharomkan perkara halal.Betapa banyak perkara yang di haromkan Allah Ta’ala telah menjadi halal di lisan du’at ( JIL ) jalan iblis dan kanibal kehormatan manusia. Seperti tidak beradab dalam bertamu, makan harta anak yatim, khianat, manipulasi, korupsi, ghibah harom, curiga, buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat, ta’yir ( mengejek, menghina ),dusta, namimah ( adu domba ), tajassus ( memata- matai ) sehingga menjadi musuh dalam selimut, penggunting dalam lipatan menikam bisa dari belakang, tatabu’ aurot ( mencari- cari kesalahan ) sehingga menjadi BUSER ( buru sergap ) kehormatan manusia, menghinakan, membongkar kehormatan manusia, kampanye hitam, pembunuhan karakter, dan reporter infotaiment ( buser ghibah dan bongkar aib dalam dunia artis dan selebritis ), tidak cukup rapat- rapat dari rumah- kerumah bahkan sampai berkelana mengembara ke tiga provinsi di pulau sumatra.Bahkan dalam tauhid mereka menerawang alam jin, meniti dukun putih dan dalam manhaj dakwah justru merapat dan merekom du’at semisal radio/ tv rodja. Semua itu menjadi elok pesona nan indah menawan memukau memikat hati dalam slogan manampung ide dan aspirasi, niat baik tujuan baik, perkembangan dan kemajuan dakwah, jangan taqlid kepada Duat. Du’at adalah sorotan ummat. Dan mereka semua pun patuh dan mentaatinya.  Allah telah berfirman tentang perkara ini :
                                                          اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله والمسيح ابن مريم وما أمروا إلا                         ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون       

 Artinya : mereka ( kaum yahudi dan nasrani ) telah menjadikan para pendeta dan para pastur mereka dan Al masih bin maryam sebagai sesembahan selain Allah. Dan padahal mereka hanya di perintahkan  untuk beribadah kepada Rabb yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang haq di sembah kecuali Dia, maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan ( At taubah 31) .
 Ayat ini di tafsirkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam kepada ‘Adi bin Hatim, waktu ia datang sebagai muslim, masuk pada Rasulullah Shallallau’alaihi wasallam, maka Beliau membacakan ayat ini padanya. Berkata ‘Adi, saya bertanya : sesungguhnya mereka ( ahlul kitab ) tidaklah menyembah mereka ( para pendeta dan para pastur ), maka Beliau menjawab, ya, sesungguhnya mereka ( para pendeta dan para pastur ) mengharomkan atas mereka perkara halal, dan menghalalkan untuk mereka perkara harom, lalu merekapun mengikuti para pendeta dan para pastur, itulah bentuk ibadah mereka ( ahlul kitab ) kepada mereka ( para pendeta dan para pastur ). HR. Ahmad, At tirmidzi dan menghasankannya, ‘Abad bin Humaid, ibnu Abi Hatim dan tabroni dari beberapa jalan.( Fathul Majid hal 178 bab tafsir tauhid dan syahadat la ila ha illah ).
 Berkata Syaikh ‘Abdurrohman bin hasan : berkata Syaikhul Islam tentang ma’na ayat ini, merekalah ( ahlul kitab ) yang telah menjadikan para pendeta dan para pastur sebagai tuhan- tuhan, yaitu menta’ati mereka ( para pendeta dan para pastur ) di dalam penghalalan apa yang di haromkan Allah ta’ala dan mengharomkan apa yang di halalkan Allah, terdapat pada dua sisi :


Pertama : mereka ( ahlul kitab ) mengetahui bahwasanya mereka ( para pendeta dan para pastur ) telah merubah agama Allah, maka ahlul kitab mengikuti para pendeta dan para pastur dalam perubahan agama.lalu mereka meyakini penghalalan apa yang di haromkan Allah dan mengharomkan apa yang di halalkan Allah, yaitu mengikuti tokoh-tokoh agama mereka, padahal ahlul kitab mengetahui bahwa mereka ( para pendeta dan para pastur ) telah menyelisihi agama para Rosul, perbuatan ini kufur. Allah dan RasulNya telah menetapkan ini sebagai kesyirikan walaupun ahlul kitab tidak sholat dan tidak sujud kepada para pendeta dan para pastur. Oleh karena itulah barang siapa mengikuti orang lain dalam rangka menyelisihi agama, padahal ia mengetahui itu adalah penyelisihan terhadap agama dan beri’tiqod apa yang di ucapkannya dan tidak beri’tiqod apa yang di firmankan Allah dan apa yang di sabdakan RasulNya, maka hukumnya musyrik semisal mereka ( ahlul kitab ).

Kedua : mereka tetap beri’tiqod dan mengimani pengharoman perkara harom, dan penghalalan perkara halal, namun mereka menta’ati mereka ( tokoh agama ) dalam rangka ma’siat kepada Allah, sebagaimana perbuatan seorang muslim yang melakukan ma’siat yang masih meyakini itu adalah perkara ma’siat, maka kedudukan mereka seperti kedudukan pelaku dosa- dosa, sebagaima yang telah tetap dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, sesungguhnya Beliau telah bersabda : sesungguhnya keta’atan itu hanya dalam perkara ma’ruf. ( Fathul Majid Bab Tafsir At Tauhid dan syahadat la ila ha illah halaman 179- 180 ).
Berkata Syaikh Abdurrohman bin Hasan : di dalam hadist tersebut dalil bahwasanya mentaati para pendeta dan para pastur dalam rangka ma’siat kepada Allah adalah bentuk ibadah kepada mereka kepada selain Allah Ta’ala, dan termasuk syirik besar yang tidak di ampuni Allah Ta’la sebagaimana pada akhir ayat tersebut ( At taubah 31 ).
 Dan sebanding dengan itu semua adalah Firman Allah Ta’ala :
                            ولا تأكلوا مما لم يذكر اسم الله عليه وإنه لفسق وإن الشياطين ليوحون إلى أوليآئهم ليجادلوكم وإن         أطعتموهم إنكم لمشركون       

 Artinya : (Wahai kaum mukminin ) dan janganlah kalian memakan sembelihan, ketika penyembelihannya tidak menyebut nama Allah, sesungguhnya ( sembelihan demikian ) sungguh fasik, dan sesungguhnya syaithan- syaitan membisikkan kepada wali- wali mereka untuk membantah ( kebenaran agama kalian ), jika kalian menta’ati ( bisikan syaitan ), sungguh kalian termasuk orang- orang musyrik ( Al- An’am 121 ).
Dan fakta ini telah terjadi di kebanyakan manusia terhadap orang taqlid kepada mereka ( tokoh agama ). ( Fathul majid bab barang siapa yang menta’ati ulama dan umaro’ di dalam pengharoman apa yang di halalkan Allah atau penghalalan apa yang di haromkan Allah halaman 544- 545 ).

Berkata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al utsaimin : dan di ambil faedah dari hadist tersebut :
 1.   Sesungguhnya ketaatan berma’na ibadah ubudiyah muqoyyadah ( terbatas ).
 2.   sesungguhnya keta’atan di dalam meyelisihi syariat Allah termasuk dari pada mengibadahi panutan ( orang yang di taati ), adapun ketaatan di dalam ibadah kepada Allah itulah sejatinya ibadah kepada Allah.
 3.   sesungguhnya mengikuti ulama dan ahli ibadah di dalam rangka meyelisihi syariat Allah itu termasuk menjadikan mereka ( ulama dan ahli ibadah ) sebagai tuhan- tuhan sesembahan.
Dan ketahuilah bahwasanya mentaati ulama dan umaro’ di dalam rangka penghalalan perkara yang harom atau sebaliknya terbagi kepada tiga bagian :
1.    Mengikuti mereka ( ulama dan ahli ibadah ) dalam perkara tersebut, ridho dengan segala ucapan mereka, mendahulukannya, murka dengan hukum Allah maka dia kafir, karena dia benci dengan apa yang di turunkan Allah, maka Allah ta’ala menghapus amalnya, dan tidaklah terhapus amal kecuali dengan perbuatan kufur, maka setiap orang yang benci dengan apa yang di turunkan Allah Ta’ala maka dia kafir.
 2.   Mengikuti mereka ( ulama dan ahli ibadah ) dalam perkara tersebut, ridho dengan hukum
 Allah dan mengetahui bahwasanya hukum Allah itulah yang utama dan tepat untuk hamba dan negeri, akan tetapi karena hawa nafsu di dalam dirinya dia memilihnya ( ucapan para ulama dan umaro ), misalnya dia ingin menjadi pegawai negeri, maka dia tidak di kafirkan, akan tetapi dia fasik dan hukumnya sama dengan pelaku ma’siat lainnya.
 3.   mengikuti mereka ( ulama dan ahli ibadah ) karena bodoh, lalu menyangka itu adalah hukum Allah ta’ala , maka terbagi dua bagian :
 1.   Ia sendiri mampu untuk mengetahui perkara haq, maka ia orang berkurang- kurangan, maka dia berdosa, karena Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk bertanya ahlul ilmi saat tidak ada ilmu.
 2.   Tidak berilmu, dan tidak mungkin baginya untuk belajar, lalu dia mengikuti mereka taqlid, dan dia menyangka ini adalah perkara haq, maka seperti ini, tidak masalah baginya karena dia telah berbuat apa yang telah di perintahkan, dan dia di berikan ‘uzur dalam perkara tersebut,
        Oleh karena itulah telah ( warid ) tersebut dari Rasulullah Shallallahu’laihi wasallam, sesungguhnya Beliau telah bersabda : sesungguhnya barang siapa berfatwa tanpa ilmu, maka dosanya di pikul atas orang yang telah memberinya fatwa ( Abu Daud 6357, Ibnu majah 53 dan di hasankan oleh Albani 6068, 6069 ). ( Al qaulul mufid bab barang siapa yang mentaati ulama dan umaro’ di dalam pengharoman apa yang di halalkan Allah Ta’ala... J 2 hal 92 ).

UCAPAN SALIM DAN ARI “ Ust. Muh Ja’far mempunyai 10/ 11 kesalahan dalam adab akhlaq aqidah manhaj, kami sepakat untuk tidak mengambil ilmu lagi sampai dia mengumumkan taubat “.
 Saya jawab : Alhamdulillah saya sudah jawab semua, tuduhan- tuduhan tersebut, yang di bacakan Salim di malam eksekusi Taufiq, bahkan tuduhan- tuduhan Salim/ Taufiq di luar malam eksekusi tersebut sudah saya jawab. Bahkan eyang Abu Hazim Muhsin datang sebagai pelengkap merebus tulang belulang saya dengan kata- kata nista, di lemparkan dengan semena- mena. “ Semua kesalahan itu karena ada jin kafir di dalam badannya, saya ( Abu Hazim )  tidak menganjurkan kalian belajar dengannya “ Saya (Muhammad jafar) ucapkan pula.:Alhamdulillah ‘ala kulli haalin, saya pun tidak mau lagi orang seperti kalian di sekitar saya, dan saya berlindung kepada Allah Ta’ala untuk diri saya, keluarga, anak keturunan, untuk para du’at bahkan untuk seluruh kaum muslimin sampai hari kiamat nanti dari pada modus kejahatan semisal kalian.Aaamin ya rabbal ‘alamiin.
Kalian pun menaikkan slogan setelah kedatangan eyang Abu Hazim Muhsin, “ jangan percaya apapun ucapan Muh Ja’far, karena yang berbicara adalah jin kafir di badannya “. Allahul Musta’an. La haula wala quwwata illa billah. La ila ha ilallah Muhammad Rosulullah.
 Jika seandainya jawaban saya dalam tulisan ini, kalian tolak dan mementahkan dengan slogan “ dia sekarang luqmany, jangan di percaya apapun “.
Maka saya jawab : sudah saya jelaskan kalian sejatinya adalah Du’at jalan iblis dan saudara- saudara dukun dan menjadi tuhan sesembahan kaum haddadiyah kanibal kehormatan manusia, yang  berkedok jubah salafi terbersih, terhaq dalam adab, akhlaq aqidah dan manhaj, bermahkotakan peci kesalehan, berimamah merasa sudah ma’shum dari segala dosa. sungguh hukum thogut warisan penjajah Belanda di Indonesia ini lebih manusiawi dari pada hukum hajuriyuun karena hukum thogut warisan Belanda di Indonesia ini, karena ada pasal praduga tidak bersalah kepada terdakwa dan ada pasal pencemaran nama baik.
Sementara ucapan, tuduhan ,artikel kalian, tidak boleh di kritik, di serang,di lawan di tentang dan apalagi di bantah mulai level internasional Syaikh yahya sampai di indonesia selevel Ari, Salim bahkan istri Dzulfadhli. Maka akan beresiko seram akan di hinakan kehormatan, akan di bongkar kesalahan, aibnya sehingga menjadi sejarah hitam baginya sampai mati.
Jadilah kalian ucapan, tuduhan dan kritikan kalian seolah-olah diri-diri kalian menjadi ma’shum, yang tidak ada mengucapkan ucapan hawa nafsu sama sekali.
      Biarlah kejadian ini menjadi sebuah legenda, buah bibir, tutur kata dan permisalan di sebuah hari nanti insya Allah, akan kisah anak- anak manusia sok suci sudah merasa suci sok alim dan sudah merasa alim, di kala malam mulai beranjak, ada yang bermain judi, bersafar dengan putri daro ( gadis ), bersanding senyum mesra romantis mengukir kata kata mesra,pandangan mata berbinar- binar, di kala matahari mulai meninggi, berduo- duo di atas motor mio dengan putri daro, berjabat tangan tangan dengan wanita asing, bila datang waktu makan, makan harta anak yatim dan pinjaman bank ribawi, berkerja ikhtilat, korupsi, manipulasi, kolusi, pinjam sana pinjam sini ingkar janji, tidak bayar gaji, berlagak seperti bos pengawas, lisan sibuk tajassus, tatabu’ aurot, ghibah harom, dusta, adu domba dan lain- lain. Pandai menanam tebu di tepian bibir, rebung berduri di dalam hati, mengoles bibir dengan madu, lisan bercabang , hati bagaikan empedu, Jika tertangkap basah lisan berdusta, malah bangga sekedar susunan bahasa tidak usah di permasalahkan, pandai melihat kuman di seberang lautan gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, bila capek lelah badan datang ke tukang urut wanita, terhadap istri sendiri sibuk talaq cerai, bongkar aib, sebar sana sini, pinjam hp sana sini, telpon dan sms sana sini, tidak ingat lagi sms apakah sudah di hapus, apalagi siapa pemilik hp. Na’udzu billahi min dzalik.
Bila berpetuah meniti petuah dukun putih juru kunci terawangan alam jin. Tidakkah si dukun putih ini menerawang berapa jin qorin dirinya sendiri, di dalam hidungnya bahkan orang yang di depan hidungnya ? lalu berlagak salafi terbersih terhaq dalam adab akhlaq aqidah manhaj di negeri ini. Inilah serpihan panorama bagaikan otak udang, kotorannya itulah otakknya, akal bagaikan anak kecil sibuk bermain air di dulang terpercik di muka sendiri, berlisan biawak, pandai menjadi musuh dalam selimut, perangai bagaikan anjing kusta menyengat selalu mengejar menggonggong manusia sehingga busuk kustanya menyengat tersembunyi dan tidak tercium dan terlihat manusia, bagaikan rombongan babi hutan, tampak makanan yang baik- baik namum yang di korek- korek dan di makan kotoran manusia dan bangkai busuk, sebagaimana perumpamaan yang di katakan Ibnul Qoyyim, terkadang tabiat manusia itu ada seperti babi . 


 KARAKTER KEPRIBADIAN JASUS ( INTEL ), MUSUH DALAM SELIMUT, PENGGUNTING DALAM LIPATAN, PENUSUK BISA DARI BELAKANG YANG SAYA HADAPI ( TIPIKAL SALIM BOYOLALI, Eyang ABU HAZIM MUHSIN DAN ARI ARYO BOJONEGORO DAN SEMISAL MEREKA ) .
 1.   Menyikapi perbuatannya dengan santai, tenang bahkan senyum senang bahagia seakan- akan perbuatannya bukan kejahatan atau sebuah kesalahan tetapi sebuah kebaikan dan tujuan baik.
 2.   Tukang fitnah berantai.
 3.   Mudah bosan dan jenuh terhadap pekerjaannya
 4.   Pendendam dan hasad ( iri hati ) yang di bungkus istilah yang di terima hati dan baik.
 5.   Senang di puji, pembicaraan terhadap dirinya melambung, politik pencitraan diri sendiri bahkan orang sekelilingnya pun melakkukan politik pencitraan kepadanya.
 6.   Suka memuji diri sendiri terlampau tinggi, terus berusaha dirinya untuk di puji dan di kagumi orang sekelilingnya agar dapat menutupi keburukan dan kejahatan yang terjadi dalam dirinya dan dalam rumah tangganya.
 7.   Pandai dan suka mencari- cari alasan pembenaran atas kriminal yang dia lakukan bahkan balik menuduh korban kriminal ( kejahatan ) nya adalah salah.
 8.   Emosi dangkal,pikiran picik, gampang tersinggung, dan perasaan halus untuk kesenangan hati sendiri sementara mati perasaan terhadap orang lain dan menyerang kehormatan seorang muslim dengan perkara- perkara sepele dan ringan bahkan dusta.
9.    Mental pengecut, dalang, tidak mau bertanggung jawab, lepas, menghindar dan lari dari tanggung jawab dalam sebuah urusan namun semangat menjulang dalam urusan tersebut, dan tidak bertanggung jawab dalam tindakan sendiri.
10.  Suka manifulasi, curang, culas dan penipu ulung dan tukang kibul.
11. Raja pendusta, raja  adu domba dan pandai mengarang cerita bagaikan dalang wayang, yang membuat citra dirinya positif. Dan bila ketahuan kebohongannya akan mengarang kebohongan lain dan meramu seakan- akan ceritanya adalah fakta sehingga menjadi cerita bohong yang selalu berubah rubah.
12. Merasa sok suci dan sudah suci, merasa sok alim dan sudah alim kesibukannnya hanya mengorek, mencari, memburu, menyergap, memikirkan, merenung dan berimijinasi terhadap kesalahan dan kehormatan muslim dan tidak perduli, sudah buta mata dan hati terhadap kesalahan, kekurangan, kelemahan, aib dan dosa dosa sendiri.
13.  Suka membuat komentar sinis dan miring, membuat opini negatif dan sok analis terhadap  kehormatan muslim.
14. Menganggap apa yang dia lakukan adalah merespon dan menindak lanjuti laporan orang kepadanya, padahal dia lah memancing dan menjebak dengan istilah – istilah penyedap rasa kanibal kehormatan muslim, berasumsi baik dan di terima di hati. Dan orang sekelilingnya pun mengaggap dia adalah manusia yang paling baik dan paling alim dalam bidang tersebut.
15. Pandai membuat kamuflase rumit, pemutar balikkan fakta, menebar pesona fitnah dan dusta untuk mendapat kepuasan dirinya.
16. Pandai bertutur kata, memikat, memukau dan fasih berbicara.
17.  Suka berpikiran negatif dan buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat pada kehormatan muslim.
18. Egois, menganggap dirinya sudah hebat dan suka membantah dan menyerang jika di nasehati.
19. Suka melakukan pelanggaran etika, sosial, hukum dan agama seperti korupsi, khianat dan kurang ajar/tak beradab dalam bertamu dll.
20.  Merasa lebih tahu, lebih pintar, lebih megerti dan lebih menguasai dalam segala bidang di bandingkan orang lain.
21. Tidak punya rasa malu, menyesal atau bersalah atas segala perbuatannya, meskipun terkadang  mengakui tapi sangat menyepelekannya bagaikan sebutir debu halus dan menyangkal serta tidak perduli akibat berantai dari keburukannya dan akan selalu mengulangi lagi perbuatan buruk dalam kesempatan, waktu, dan kejadian lain.
22. Hidup bagaikan benalu dan parasit karena suka mendekat, memanfaatkan, memperguna kan orang lain baik komentar, harta dan kedudukannya untuk kesenangan,pencitraan dankepuasan diri sendiri dan jika orang tersebut tidak di butuhkan atau di manfaatkan lagi maka akan di tinggalkan, di hancurkan dan di makan habis kehormatannya.
23. egois dalam norma agama sehingga agamanya sendiri yang haq, paling sempurna, sok alim marasa sudah alim sok suci dan merasa sudah suci ( ma’sum ).
24. Tenang, santai, bertata krama, sopan, tampil anggun percaya diri, cepat beradaptasi.
25. punya daya analis, opini, imajinasi dan obsesi tinggi.
26. Agresif dalam bertindak, jam tidur larut malam dan suka atau sering keluar rumah.
27. Berdarah dingin, tidak memiliki hati nurani tanpa ekspresi berwajah misteri.
28. Berusaha trampil dalam banyak pengetahuan seperti kesehatan, sosial, membekam, meruqyah, agama dll.
29. Suka mencela, suka memaksakan kehendak, keinginan diri sendiri kepada manusia.
30. Mental pemalas dan kotor dan menjadikan orang di sekitarnya seperti babu.
31. Mudah bereaksi keras, jika ada ucapan atau nasehat kepadanya atau di tegur selalu mencari dalih dan alasan.
32. Sikap acuh tidak acuh dan tidak takut ancaman hukuman akhirat apalagi hukuman di dunia.
33. Tidak bisa menerima ungkapan, teguran atau nasehat dari orang lain, karena menunjukkan dirinya kalah atau di bawah. Dia harus di atas, panutan suci, pimpinan dan komandan.
34. Melakukan kejahatan berantai dengan dalih membela dakwah atau demi demi dakwah/ agama.
35. Cepat bereaksi terhadap orang lain, tidak mendengar atau tidak peduli keluhan, kekurangan bahkan kedholiman yang di derita seorang muslim.

KEJAHATAN- KEJAHATAN ABU ‘ASIF SALIM ( SLAMET ) BOYOLALI :
1.    Membuat rencana jahat
2.    Menghasut manusia dengan bahasa yang di terima di hati dan berkesan baik.
3.    Membuat dusta dan adu domba memperluas area perselisihan
4.    Banyak mencela, mencaci maki, fitnah, busuk prasangka
5.    Menyebar berita- berita dusta
6.    Sering bertolak belakang, lain di muka lain di belakang
7.    Rapat- rapat rahasia
8.    Bersatu dan berkumpul sesuai dengan kepentingan dan tujuan pribadi dan duniawi
9.    Berbuat jahat dalam perselisihan
10.  Dengki, riya’, ujub
11.  Tipu muslihat, makar dan talbis ( pengkaburan ).
12. Menanamkan hizbiyyah
13.  Wala’ dan barro yang sempit
14. Pengkhiantan dan penipuan
15. Politik pencitraan, topeng, bermuka dua dan lisan bercabang
16.  Pura- pura lembut, santun dan berakhlaq mulia
17. pemutar balik fakta
18. Pura- pura tobat dan bergaya sadar akan kesalahan akan tetapi melakukan kejahatan lebih sadis, kejam dan nista
19. Memakai dan memperalat orang untuk kepentingan pribadi  .
20. Membuat syariat baru dalam Islam.
21. Menjadikan semua kedholiman dan dosa- dosa lisan terhadap du’at adalah keta’atan, kebaikan dan bertujuan baik.
22. Melindungi semua pelaku akhlaq hina lagi rendahan dan pelaku dosa berantai bahkan berubah citra menjadi orang saleh dan baik, apalagi bersama grup  eyang Abu Hazim.
23. Ada ciri- ciri haddadiyah.
24. Tuduhan terhadap Mar’iyin ‘adaniyin seperti perebutan mesjid dan lain- lain justru cerminan mukanya bahkan lebih keji, uang kas mesjid belasan juta, kas Tahfidzh 2 juta bahkan sertifikat tanah dakwah atas nama saya pribadi berhasil di rebut dengan dusta, tipu muslihat dan dengan menahan kunci ruko.
25. Mengoleksi semua sikap tidak beradab bahkan perbuatan kedzholiman kepada du’at menjadi kebenaran, kebaikan dan tujuan baik. Dan memolesi pelakunya sebagai orang mulia dan berbudi pekerti.

 AWAS MODUS KEJAHATAN PREMAN LAIN MUKA LAIN BELAKANG
Budaya ini pelakunya jika berbicara suka mutar- mutar, pandai menolak secara halus, padahal hatinya suka dan mau. Mengucapkan ya dalam ketidakan dan tidak dalam ke iyaan. Berbicara angguk-angguk, ya-ya tetapi modusnya terus berjalan , padahal di larang. Piawai bertutur kata dan berbahasa halus . Sikap ramah sekali, sopan santun, hormat, lembut dan lunak padahal sejatinya seorang yang jahat sekali, sadis, culas, berdarah dingin, tukang kibul dan pendendam. Ahli pakar menyimpan maksud dan tujuan sebenar perbuatannya di balik wajah seperti orang baik.Semua sikap demikian hanya untuk membungkus dan menutupi niat jahat, maksud dan tujuan  hati sebenarnya. Halus, ramah sekali, sopan santun, dan lembut hanyalah di depan, padahal hati tidak suka, benci, mengerutu, ngomel. Maka tipe seperti ini adalah pakar untuk menjadi preman musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan, menikam bisa dari belakang. Apalagi ia menyandarkan diri ke salafi berbalut jubah kehormatan bermahkotan peci kesalehan, maka semakin banyak orang tertipu, semoga Allah Ta’ala melindungi ummat Islam modus kejahatan seperti ini.

 NASEHAT ORANG BERAKAL DAN IKHLAS KEPADA SAYA TENTANG BAHAYA LATEN KEJAHATAN LAIN MUKA LAIN DI BELAKANG.
     Sejak saya masih remaja sampai saya sudah menjadi da’i, banyak orang yang menasehati saya hati- hati dengan kejahatan lain di muka lain di belakang, musuh dalam selimut.
Saya pernah nyantri sebentar tidak sampai sebulan di sebuah pondok Tahfidzh Al quran di kendal setelah keluar dari pondok Darussalam ponorogo pada tahun 1995. Baru beberapa hari mondok, seorang santri Banyuwangi- JATIM, memanggil saya berbicara tertutup berdua di kamarnya. Umurnya lebih tua dari saya. Ia pun menasehati saya,  “berhati- hati dengan si fulan, di depan kamu menampakkan ramah sekali, sopan santun, lembut, bahasa halus dan senyum manis bahkan di iringi gerak tunduk kepala dan gerak tangan khas sebagai penghormatan,bahkan di undang minum teh di kamarnya, padahal menyembunyikan kejahatan untuk menghancurkan kamu“. Saya bertanya” apa kesalahan saya ? santri banyuwangi menjawab “ tidak ada salah, murni hasad ( irihati ) kepada kamu “. Karena dua kejadian, pertama pak kiyai menyuruh kamu membaca susunan acara ketika rapat kemarin, ia menjadi iri hati sebagai santri pertama merasa lebih pantas untuk tampil dalam setiap urusan, kedua pak kiyai menyuruh kamu mengajar bahasa arab, sementara ia merasa pantas mengajar bahasa arab juga, agar tidak ada persaingan.Lalu santri Banyuwangi ini,menasehati saya untuk menjauhinya , dan cerita panjang lebar tentang kultural masyarakat jawa dengan masyarakat sumatra.
Demikian juga seorang santri Banten, menasehati saya tertutup berdua, mirip pembicaraan dengan santri Banyuwangi, sampai juga tentang perbedaan kultural masyarakat jawa dengan masyarakat sumatra. Jazahumallahu khoiro.
 Padahal saya tidak mau mengajar bahasa arab, karena sudah tidak betah lagi karena pak kiyai meramal dengan cara memasukkan jin ke salah seorang santrinya, lalu santri tidak sadarkan diri kemudian bertanya perkara ghaib juga ada atraksi memanggil ruh. Akhirnya saya dengan seorang kawan dari Padang mohon pamit pulang, namun tidak di kasih izin, sehingga tatkala pak kiyai sedang tasmi’ ( mendengar setoran hafalan Al quran ), saya dengan seorang teman Padang tersebut, langsung kabur ke Jogya mencari pondok tahfidzh Al quran yang lain, karena pondok tersebut penuh dengan mistik dan perdukunan.
2.    Suatu ketika salah seorang paman saya ( pejabat di lingkungan pemda kabupaten ) menasehati saya panjang lebar dan bahasa vulgar. Siapa dan dari daerah mana yang berada di sekitar kamu di Jambi ? saya jawab “ ini... dan itu. Paman saya mulai menasehati “ berhatilah- hatilah dengan penampilan sebuah kaum, ia datang, mendekat di depan kita dengan senyum manis, muka ramah, sopan santum, halus, lembut dan akrab. Bergaul dengan kita dan mendekat. Kita menyangka, ia adalah teman bahkan seperti sanak saudara, ternyata sangat pandai menyembunyikan kebusukan, kejahatan. Lalu kita di tikam, dan di tusuk dari belakang. Paman sudah terlalu banyak menyaksikan dan mengetahui.........dst.
        Adat kita orang sumatra, jika kita tersinggung atau tidak senang sama seseorang, kesal dan sakit hati di keluarkan di depan mukanya, lalu kita berhati-hati. Tetapi kaum seperti itu menjadi penikam bisa dari belakang......... dst.
 3.   Suatu ketika, saya mengadakan pembicaraan tentang pernikahan dengan seorang PNS yang sudah berumur. Lalu saya memuji perbuatan prilaku sebuah kaum. Maka ia berkata menasehati saya “ ya itu prilaku kaum yang baik, tapi jika yang jahat, pandai menjadi musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan, mati kita di buatnya, hancur hubungan keluarga dan hubungan persahabatan............di depan ramah, sopan, halus, akrab...banyak yang saya persaksikan.....................dst.




 PENUTUP.
 1.   Kejadian yang terjadi di jambi ini, hendaknya pelajaran bagi du’at lain, di manapun.
                Sungguh saya pernah di nasehati baik-baik oleh asatidzah yang juga di persaksikan asatidzah lainnya sehingga bisa berjumlah belasan orang, agar saya jangan menyembunyikan kejadian orang – orang yang bermasalah di Jambi. Karena pernah ada kasus tersebar di kalangan asatidzah bukan langsung dari lisan saya,yaitu kasus percobaan pemerkosaan oleh teman Salim da'i yayasan ashsofwa jakarta,(baca musuh dalam selimut 2).tapi justru saya menyembunyikan dan merahasiakannya. Pernah ketika saya masih datang di dauroh veteran jogya, dalam sebuah ruangan ada Ust. Yuswaji LC JATENG dan banyak asatidzah lain, beliau menasehati saya jangan menyembunyikan kasus di Jambi agar asatidzah lainnya tidak menjadi korban di ma’hadnya............dst bahkan di ma’had nya, jika ada orang yang mau datang atau pindah di lingkungan ma’had, sementara di daerah asalnya sudah ada ma’had atau Ustadz maka di lacak dulu apakah orang tersebut bermasalah lisannya, sehingga banyak yang di tolak tinggal di lingkungan ma’had.............dst. Ternyata mereka sudah mendengar kasus di Jambi.
                Demikian juga di sebuah ruangan banyak asatidzah, ust Abdul Qodir MA Aceh menasehati saya hampir mirip.......dst.Ternyata beliau sudah mendengar kasus di jambi. Selesai dauroh, pernah seorang Ustadz jakarta, menyampaikan pesan saya harus ke Depok karena Ust. Ja’far Sholeh mau berbicara. Padahal saya mau pulang langsung ke jambi, akhirnya ke jakarta. Dalam sebuah ruangan Ust ja’far Sholeh bertanya tentang perangai si Fulan Jambi, saya berbicara ke sana ke mari menyembunyikan perbuatannya, saya terkejut, Ust. Ja’far Sholeh sudah mengetahui vulgar. Sehingga beliau marah, kenapa saya rahasiakan ? beliau tidak mau kejadian di jambi menimpa jama’ahnya di Fatahillah depok. Demikian juga Ust Bukhori SUMSEl, mericek kepada saya pada waktu dauroh di metro lampung desember 2007, tentang berita yang sudah di ketahuinya tentang fulanah Jambi? kenapa tidak di beritahu dari awal? Sehingga bisa di tolak kedatangannya?
 2.   Inilah keanehan pola kerja Hajuriyun, Ilyas ma. Enim berusaha memberhentikan saya mengisi ta’lim di Sei lilin-SUMSEL sampai mengadu ke Syaikh Yahya dan Abu dahda sementara di sisi lain, justru Taufiq, di dampingi Abu izhar dan salim, ingin mengisi ta’lim di Sei lilin sekaligus untuk membuat fitnah agar saya di berhentikan di Sei lilin.
 3.   Hari ini saya membenarkan nasehat seoran teman senior di Dammaj dulu berkaitan Abu hazim, bahwa ia sibuk menghafal Al quran namun lemah pemahaman tauhid aqidah dan fiqh. Nasehat ini bukan berarti merendahkan penghafal Al quran dan keutamaan menghafal Al quran, tapi jangan sampai melalaikan pelajaran aqidah dan fiqh.
 4.   Dalam tulisan ini, saya juga menjawab, berita yang tidak benar yang bersumber dari ma’had magetan bahwa istri dan seorang anak saya telah meninggal karena sakit diare dan tidak di obati,saya tidak tahu siapa yang membuat gosip dan apa tujuannya. Alhamdulillah istri dan anak-anak saya masih hidup dan sehat wal ‘afiyat.  ?
 5.   Tulisan sekarang ini, saya mengetik sendiri dan adapun yang  mengedit ketikan adalah saya sendiri di bantu istri adapun tulisan-tulisan terdahulu, maka yang mengetik dan mengeditnya adalah Abu abdillah Ari Aryo, sehingga tulisan sekarang membutuhkan waktu cukup lama.
 6.   Alhamdulillah ‘ala kulli haalin dan saya bersyukur kepada Allah Ta’ala atas musibah yang menimpa saya ini, sehingga saya terbebas dari kejahatan dan kesulitan lebih besar lagi dari jaringan Salim, Taufiq, Ary dkk. Ini juga di sadari oleh sebagai orang yang masih bersama saya. Juga kembalinya mesjid bagan pete kepada yang bertanggung jawab sejatinya yaitu Abu Faris. Oleh karena barang siapa setelah tulisan ini, suka mencela mancaci maki saya tentang semrawutnya Bagan pete, maka persaksikan lisan dan prilakunya bagaikan pinang yang tidak terbelahkan lagi dengan lisan dan prilaku Salim, Taufiq,Ari Aryo, Abu faris dan Azmi Abu ja’far Aceh . Dan saya sudah sebutkan hikmah di balik musibah seperti kisah ibu Musa dan Al baqoroh ayat 216 dan tafsir as- saidi
7.    Jika ada orang yang merindui menghidupkan, menguasai dan menduduki mesjid Bagan pete berkata “ Ust Muh ja’far mesti membebaskan dosanya karena telah menyerahkan mesjid kepada Salim “ maka saya pertegas:
1.    kalian tipe sok ma’sum setiap tata krama..dst sebagai mana tulisan di atas,
2.    lisan kalian tidak ada bedanya dengan Taufiq, Salim, Ari, Abu faris dan Azmi.
3.    Kalian adalah begawan penyebut dan pencari dosa-dosa manusia, tapi terhadap dosa-dosa sendiri tidak mau muhasabah, buta hati, mata dan telinga. Sudah jelas pemaparan saya di atas tentang mesjid, kesimpulannya di bangun di atas dosa-dosa, dan mendzolimi saya sekeluarga, bukan berlandaskan taqwa kepada Allah ta’ala.
4.    Adapun yang bertanggung jawab dengan mesjid adalah Abu Faris bukan Salim, Salim bisa di usir dari mesjid tersebut, silahkan kalian datangi Abu Faris, jangan kalian ulangi gaya Abu Pasha Ponco sang dalang yang hanya berani bicara di belakang dan membuat makar, sebagaimana tulisan di atas, justru saya dulu sudah niat menyerahkan mesjid ke Abu pasha dan sudah saya ungkapkan pada Abu Zufar Rano, dan Abu Izhar namun Abu izhar tidak setuju dan siap mengganti jumlah sodaqoh mereka jika mereka meminta. Kemudian saya minta Hud Huda datang dengan Abu pasha ke rumah saya baik baik, silahkan Hud Huda renungkan lagi adabnya datang ke rumah saya.Karena Abu Pasha tidak datang, saya meminta Abu Faris dan Abu Luqman agar berkunjung ke rumah Abu Pasha, namun sayang, Abu pasha tidak membukakan pintu, hanya berbicara dari dalam rumah, tidak bisa menerima tamu, dan berkata “ serahkan saja kunci mesjid pada saya.........dst,”.
                Justru saya dengan senang hati, ada yang menghidupkan mesjid dan menguasai mesjid, sehingga saya tidak perlu repot lagi mencari orang yang memegang amanah di mesjid tersebut. Karena sebagaimana penjelasan di atas, saya sudah berniat awal ke Jambi tidaklah untuk selamanya menetap di Jambi, selama saya di Jambi saya merintis mesjid, kemudian akan saya serahkan kepada ikhwan ahlus sunnah, semoga menjadi amal jariyah saya di akhirat aamiin. Karena saya juga ingin merintis mesjid/ pondok di atas tanah keluarga di Riau insya Allah ta’ala, hanya saya belum tahu kapan waktunya. Wallahu a’lam .Wahai Hud Huda, Abu Pasha dan peserta dauroh dzulakmal, sungguh kalian memegang kunci mesjidpun tidak ada berguna, yang terpenting dan sensitif adalah surat keterangan wakaf dari pemilik tanah. Maka yang perlu di soroti adalah Salman dan Bpk fauzani justru kalian menyibukkan diri memfitnah saya dan buruk busuk prasangka pada saya. Karena kalian sudah punya makar dan busuk prasangka dengan saya sejak rapat dauroh Muhammad ridwan, akhirnya semua kecolongan. Surat keterangan wakaf bukan untuk mesjid salafi tapi sebagaimana yang sudah di ungkap di atas. Tidakkah kalian membebaskan diri dari kesalahan, dan dosa- dosa terhadap kehormatan saya dan mesjid bagan pete ? Sudah takdir Allah Ta’ala Mesjid Bagan pete di pegang oleh Abu Faris sebagaimana penjelasan di atas. Oleh karena itu silahkan Abu pasha, Abu faris, Salman, Marwan, Abu ukasyah dan orang-orang yang merasa bersodaqoh terhadap mesjid dan terus mengungkit-ungkit sodaqohnya sehingga tidak ridho Salim berada di mesjid atau si fulan-si fulan, silahkan kalian dalam waktu sesingkatnya membangun rumah di tanah kalian masing-masing di blok kaplingan mesjid, jika belum punya tanah, belilah tanah di sekitar mesjid tersebut dan menghidupkan mesjid bahkan menguasainya. Jika Abu Pasha dan semisalnya tidak pindah menempati dan menghidupkan mesjid di Bagan pete, persaksikanlah bahwa kalian hanya provokator, kanibal kehormatan manusia, suka membuat fitnah,  pengungkit-ungkit sadoqoh mesjid  serta menjadi duri dalam daging. Dan untuk selanjutnya jangan libatkan saya selama-lamanya dalam mesjid tersebut, sebagaimana kalian tidak melibatkan bahkan menyingkirkan saya sejak rapat dauroh Muhammad Ridwan di WKS des 2006 sampai rapat-rapat tertutup Salim yang akhirnya sertifikat dan uang mesjid dan uang tahfidzhpun di ambil.
                Jika Abu pasha berkelit, saya akan mencari orang yang akan tinggal dimesjid dan menghidupkannya, maka saya jawab, kelihatanlah Abu pasha sejak tahun pertama obsesi menjadi pemimpin, suka tampil, raja pengatur sampai tidak ada lagi konsultasi dengan saya, jika di nasehati menyerang,membangkang keras kepala, sehingga wajar saja ia pernah berkata kepada saya, sebagaimana saya ungkap di atas, “jika pengurus yayasan memberitahu ustadz jangan tanya ......rapat dimana,berapa jumlah yang hadir,apa yang di bicarakan....siapa yangmengusulkan..........dst  sehingga kejadian tersebut menjadi latar belakang saya mempelajari Ad/RT yayasan kemudian mengingkarinya. Sehingga jadilah para du’at di bawah telapak kakinya.
 5. saya menyarankan ke Azmi Abu ja’far atau asatidzah hajuriyun ,janganlah kamu menambah keruh suasana, merindui mesjid Bagan walaupun dengan alasan menghidupkan,karena orang yang mempunyai andil atau sodaqoh juga merindui mesjid tersebut.
 8. Pada bulan Dzulqo’dah kemarin Salim mendatangi dauroh Syaikh Abdullah Ahmad Badawi dari Ma’ribi- Yaman di sebuah ma’had di Kec. Rimbo Bujang-kab.Muaro Tebo- Jambi. Pimpinan ma’had ini dulunya murid Ust Elvi Syam Lc .Mag. Padang kota. Ma’had tersebut bukannya hanya sekali ini saja mengadakan dauroh dari masyayikh Ma’rib yaman.Maka semakin jelaslah hajaruriyun cocok dengan hasaniyun, bahkan sudah 2 orang yang berbicara kepada saya ( murid Abu salma Lc dan yayasan Assunnah ) mengaku sudah bertemu dengan Salim, mempertanyakan tanah pribadi saya dekat mesjid Baganpete. Yang pertama mengatakan “ kata Salim, tanah Ustadz dekat mesjid Bagan mau dijual”,yang satu lagi,mengatakan “ jika mau dijual sama ikhwan saja”, padahal jangankan berbicara mau menjual,berniat pun saya tidak pernah. Insya Allah saya akan jual tanah tersebut,apabila harganya sudah mahal ,bisa untuk membangun rumah atau untuk membangun mesjid pribadi.
9.   Saya mengucapkan jazakumullahu khoiro ikhwan- ikhwan yang selama ini ikhlas bersodaqoh untuk mesjid, dan membantu  saya  dan sekeluarga, walaupun begini akhirnya ( mesjid) karena adab buruk dan kepentingan pribadi tertentu.  
10. Saya memohon ampun kepada Allah ta’ala atas segala kesalahan dan dosa, semoga Allah ta’ala menggantikan yang lebih baik dari musibah yang telah berlalu.Aamin. Adapun dalam tulisan ini semua kebenaran hanya milik Allah ta’ala semata. Alhamdulillah.

        Penulis : Abu Abdillah Muhammad Ja’far AlKampari Pilliong .Negeri Jambe Ahad 12 oktober 2014/ 18 Dzulhijjah 1435 H.