NASEHAT UNTUK PRAKTISI JURU TERAWANGAN ALAM JIN EYANG ABU HAZIM
MUHSIN, SALIM BOYOLALI DAN ARI ARYO BOJONEGORO.
Saya katakan, isi buletin
jum’at tersebut adalah karomah sufi yang bertolak belakang dengan aqidah
Ahlussunnah.
Sementara mbah Abu Hazim Muhsin
telah menerawang alam jin bahkan bisa memastikan jumlah jin di tubuh saya dan
agamanya. Padahal alam jin perkara gaib yang tidak bisa di persaksikan oleh
panca indra. Namun bagi Mbah Abu Hazim alam jin menjadi sesuatu yang zhohir dan
bisa di persaksikan dan di terawang. Kemudian Salim, Ari, Abu Faris dkk telah
mensosialisasi kannya dan ikuti oleh yang lainnya terus beranak pinak. Abu Luqman,
Abu Faris dkk pun menyaksikan ucapan Salim dan Ari. Ini adalah bentuk karomah
sufi dan ilmu perdukunan dan paranormal. Seorang juru ruqyah saja yang sedang
meruqyah pasiennya tidak bisa memastikan jumlah jin dalam tubuh pasien dan
agama jin tersebut. Ini menunjukkan Salim, Ari dkk telah guluw dan taqlid
kepada Eyang Abu Hazim. Allah Ta’la telah berfirman :
يا بني آدم لا
يفتننكم الشيطان كما أخرج
أبويكم من الجنة ينزع
عنهما لباسهما ليريهما سوءاتهما
إنه يراكم
هو وقبيله من حيث
لا ترونهم إنا جعلنا
الشياطين أولياء للذين لا
يؤمنون
Artinya : Wahai bani Adam janganlah kalian terpedaya oleh syaitan (
iblis ) sebagaima ia telah mengeluarkan bapak ibu kalian ( Adam dan Hawa ) dari
syurga, ia melepaskan pakaian keduanya agar kelihatan aurat keduanya, sesungguh
syaitan ( iblis ) itu dan pengikutnya melihat kalian dari sisi yang kalian
tidak bisa melihat mereka, sesungguhnya Kami jadikan syaithan-syaithan itu
wali-wali bagi orang yang tidak beriman ( Al a’rof 27 ).
Mengapa di namakan Jin ?
Di namakan Jin karena
sifatnya yang ijtinan yakni tersembunyi dan tidak tampak pada pandangan mata
manusia. Karena maksud ijtinan adalah istitar ( tersembunyi/ terhalang ) dari
pandangan mata, ini sejalan dengan ayat di atas. Kata tersebut di ambil dari “
janna lail idza azhlama “ ( malam telah
menjadikan sesuatu tertutup apabila telah gelap ). Maka malam menutupi sesuatu
karena gelapnya. Atau bisa dari di ambi dari “ janna syai’un yajunnuhu “ yang
berma’na : menutupi sesuatu. Maka segala sesuatu yang tertutup berarti
tersembunyi. Jadi jin di sebut jin karena keberadaan tersembunyi. Oleh karena
itu di sebut “ Junnah “ ( perisai / tameng ) karena berfungsi untuk menutupi
atau menghalangi seseorang dari lawan perang. Demikian juga tempat kenikmatan
di akhirat di sebut “ Jannah “ karena tertutup oleh rimbunnya pohon-pohon yang lebat dan banyak yang
memasukinya. Calon bayi di sebut “ janin “ karena ia tersembunyi/ tertutup di
rahim ibu dan tidak tampak oleh pandangan mata manusia.
Ada perbedaan pendapat di
kalangan ulama apakah jin mungkin di lihat manusia atau tidak ?
Imam Syafi’i berpendapat tidak
mungkin dilihat dengan ayat di atas, di riwayatkan Al Baihaqi di manaqib As
syafi’i dengan sanadnya dari Ar robi’ aku mendengar Syafi’i berkata : “ barang
siapa menganggap dirinya bisa melihat jin, maka kami menganggap syahadatnya
batal, kecuali jika ia seorang nabi” ( Fathul Bari 6/ 414 ).
Maka yang di maksud beliau
adalah melihat Jin dalam bentuk aslinya, adapun melihat Jin dalam bentuk
tasyakkul ( beralih rupa ) itu mungkin dalam kondisi tertentu. Berkata Ibnu
Hajar ketika mengomentari ucapan Imam Syafi’i, “ ini di arahkan bagi orang yang mengaku melihat
Jin dalam bentuk aslinya sebagaimana ia di ciptakan. Sedangkan orang-orang yang
melihat Jin dalam bentuk yang telah melakukan penyerupaan ( tasyakkul ) dalam
bentuk hewan misalnya, maka hal itu tidak mengapa, karena berbagai riwayat
telah menyebutkan tentang tasyakkul ( beralih rupa ) nya jin. ( Fathul Bari 6/
414 ).
Tiga kemungkinan Jin bisa di
lihat setelah tasyakkul ( beralih rupa ) :
1. Jin menampakkan diri atas kemauannya sendiri
seperti jin yang menampakkan diri dalam bentuk fisik Suraqah bin Malik bin
Ju’tsam ketika perang badar, kisah pemuda yang bertemu ular di ranjangnya
sebagaimana di shohih muslim 2236 dari Abu Sa’ib, datang syaithan ke Daarun
Nadwah di makkah datang bentuk fisik orang tua dari Najed, ketika pembesar
Quraisy sedang musyawaroh tentang tindakan yang hendak di ambil untuk
menghadapi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam ( Al bidayah wan An
nihayah ), syaitan datang dalam bentuk manusia lalu mencuri kurma,
sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abu
hurairoh tatkala sedang tugas jaga baitul mal ( HR. Bukhori ).
2. dengan mantra, ritual syirik, minum air mantra baik dalam gelas atau dalam
botol, hal ini di lakukan oleh orang- orang yang memiliki pelayan dari kalangan
jin, memanggil, menyuruh dan melihat jin piaraannya walaupun bukan dalam wujud
aslinya.
3. Orang yang
kesurupan, di masuki atau di isi jin untuk mendapat kesaktian/ kanuragan/
tenaga dalam dan semisalnya, terkadang bisa melihat Jin.
Mustahil seseorang
mengetahui perkara ghoib yang di inginkannya, karena Allah Ta’ala telah
berfirman :
عالم الغيب فلا
يظهر على غيبه أحدا إلا من
ارتضى من رسول فإنه
يسلك من بين يديه
ومن خلفه رصدا
Artinya : Yang Maha Mengetahui perkara ghoib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun perkara ghoib itu, kecuali kepada rasul yang
di redhoiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga ( malaikat ) di
muka dan di belakang ( Al Jin 26-27 ).
Para malaikat pun tidak
mengetahui perkara ghoib, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
وإذ قال ربك
للملائكة إني جاعل في
الأرض خليفة قالوا أتجعل
فيها من يفسد فيها
ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك
ونقدس لك قال إني
أعلم ما لا تعلمون
وعلم آدم الأسماء كلها
ثم عرضهم على الملائكة
فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء
إن كنتم صادقين قالوا سبحانك
لا علم لنا إلا
ما علمتنا إنك أنت
العليم الحكيم
Artinya : Dan ingatlah Rabbmu
berfirman kepada para malaikat : “ sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi, mereka berkata : “mengapa Engkau hendak menjadikan (
khalifah ) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau? “Allah berfirman : “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kalian ketahui ( Al Baqoroh 30- 32 ).
Bangsa Jin tidak pula
mengetahui perkara ghoib, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
فلما قضينا عليه
الموت ما دلهم على
موته إلا دابة الأرض
تأكل منسأته فلما خر
تبينت الجن أن لو
كانوا يعلمون الغيب
ما لبثوا في العذاب
المهين
Artinya : Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka atas kematiannya itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya, maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwasanya
kalau sekiranya mereka mengetahui perkara ghoib tentulah mereka tidak tetap
dalam siksa yang menghinakan ( Saba’ 14 ).
Kesimpulan untuk tauhid
eyang Abu Hazim, jika kamu mengaku bisa melihat jin dalam wujud asli, maka
batallah syahadatmu ( kafir ) sebagaimana ucapan Imam Syafi’i. Ini di alam
bebas, tentu lebih kufur lagi jika kamu mengaku bisa melihat wujud asli jin di
dalam tubuh manusia.Jika kamu mengaku bisa melihat jin setelah tasyakul (
beralih rupa ), maka matamu perlu di curigai ada simpanan jin kafir. Apalagi
kemungkinan jin bisa di lihat setelah tasyakul ( beralih rupa ) ini di alam
bebas, sebagaimana dalil di atas, namun tidak ada dalil jin bisa di lihat di
dalam tubuh manusia, maka teranglah kamu seorang dajjal.
Tuduhan Taufiq : bahwa istri
saya tidak menjaga pandangan mata sehingga bisa mimpi.
Saya jawab : Wahai Taufiq,
cobalah kamu intropeksi diri sebelum memfitnah dan mencela manusia. Bukankah
istrimu sendiri menjaga warung ketika kamu di Bengkulu ? Berapa ikhwan yang
sudah di lihat istrimu ? Dan untuk Salim, apa yang kamu lakukan terhadap
jandamu, ketika dulu masih menjadi istrimu ? bukankah kamu membiarkan bahkan
menyuruh istrimu di Boyolali menjaga warung dan ada karyawan laki- laki?
Kemudian ini juga cerminan perangai Salim yang tidak jaga pandangan mata ketika
di rumah Tahfidzh terhadap akhwat ABG sebagaimana di atas, dan justru doa istri
saya di kabulkan Allah Ta’ala, karena istri saya selalu berdoa kepada Allah
Ta’ala agar kami di lindungi dari
orang-orang yang akan berbuat jahat lagi buruk pada kami.
Ketika dauroh syaikh Abdullah Al iryani di ma’had
Abu turob pada akhir sya’ban 1434 H, di depan Ust Abu turob dan Ust Muhammad
Armen Aceh ( pernah di Perawang Riau sebelum ke Yaman ), saya mengajukan soal
kepada beliau “ ya syaikh saya menganggap menta’birkan mimpi adalah sekedar
peringatan atau kabar gembira tidak menambah syari’at, sementara Taufiq hidayat
menganggap menta’birkan adalah aqidah sufi sehingga saya di katakan beraqidah
sufi”. Syaikh menjawab “ apakah Taufiq seorang ahlussunnah salaf ? darimana ia belajar
sunnah, salaf ? Saya jawab, “saya tidak tahu apakah ia salafi dan darimana ia
belajar sunnah, salaf “. Maka Ust Abu turob menjawab “ ia sempat belajar dengan
saya sebentar........dst.
Tuduhan Kesalahan saya ke 8
yang di bacakan Salim adalah: merekom tukang urut dukun . Sumber dari
Dzulfadhli. Maka pada malam itu Taufiq bicara ke sana kemari baik tentang
kehormatan saya maupun hukum mendatangi dukun dan hukuman dukun sendiri dengan
mimik muka dan gerak tangan gaya khas premannya.
Saya jawab : BAB INILAH
CABANG ILMU PERDUKUNAN YANG DI PRAKTEKKAN OLEH PENGIKUT JALAN IBLIS.
Suatu hari Dzulfadhli bertanya
kepada saya, “ Ustadz jika berurut kemana?, saya menjawab “ dulu sama bapak
Bandot, karena sering sibuk, saya ke Kang Budi. Saya baru sadar sekarang
ternyata Dzulfadhli, pencari fitnah, ngorek- ngorek kesalahan dan kaki tangan
Salim.
Kronologis saya pergi ke Bpk Bandot .Dulu saya pernah terkilir
pinggang sampai terbungkuk. Kejadiannya pada Ramadhan 1426 H, saya tidur malam
di mess Sei tapah setelah mengisi ta’lim, karena kecapaian sekali, saya tidak
sadar ada beberapa kayu dipan lepas pada
bagian posisi pinggang saya. Walaupun terasa pegal-pegal saya abaikan saja,
kemudian Syawal saya kembali ke Pekan Baru, dan mengisi ta’lim tetap di
daerah-daerah. Suatu hari saya pulang safar dari mengisi ta’lim di Perawang
Riau, saat turun dari mobil, tiba-tiba pinggang saya berbunyi dan semakin
berat. Sampai di rumah semakin berat dan agak membungkuk. Lalu saya di urut
oleh 2 tukang urut berbeda di Pekan Baru karena tidak ada perubahan. Bulan
Dzulqo’dah 1426 H/ awal Desember2005, saya kembali safar resmi pindah ke kota
Jambi. Jangka beberapa minggu kembali berat dan agak membungkuk, sampai saya
pernah di urut pensiunan TNI, bahkan Marwan pernah membawa saya sekali ke since
cina. Semuanya tidak ada perubahan, kembali agak membungkuk. Bahkan ketika di
sela-sela ta’lim di Sei Bahar- Jambipun, Marimin membawa saya tukang urut
langganannya, sehingga saya di urut berkali- kali. Tapi tetap tidak ada
perubahan. Akhirnya saya mendatangi Rumah sakit Mattaher bagian tulang sempat
di ronsen, menurut dokter spesialis, tulang saya baik, tidak ada bergeser
maupun pengapuran, kemungkinan ada kesalahan urat. Lalu saya di sarankan
mencari tukang urut spesialis urat dan tidak perlu lagi datang ke tukang urut
sebelumnya. Akhirnya salah seorang murid saya ( sekarang ia sudah kerja pindah
ke luar Jambi ) menunjukkan bapak
Bandot. Sayapun mendatangi beliau, lalu di urut beberapa kali. Menurut beliau
ada 3 urat masuk kedalam tulang pinggang tengah sehingga pinggang saya berat
terus dan terbungkuk. Inilah yang tidak bisa di keluarkan dan di kembalikan
posisinya oleh tukang urut sebelumnya, bahkan malah makin menggeser urat yang di punggung.Lalu saya di urut, di
kembalikan urat- urat pada tempatnya dan di sarankan pakai korset agar
urat-urat kuat dan rapat, tidak gampang bergeser lagi.Karena urat pinggang saya
masih lemah karena hampir satu tahun
sakit. Juga di sarankan mengoles pinggang dengan beras kencur dan jahe
merah di rebus untuk diminum untuk mengeluarkan angin pada urat-urat. Itupun
istri saya yang membuat semua. Lalu saya cari korset dan beli sendiri di mall,
itupun sudah saya hadiahkan kepada Ust.Dzulkarnain Makasar di Bukit Tinggi –
Sumbar, karena beliau berminat, waktu saya mendampingi beliau dan Ust Ja’far
Sholeh Jakarta, dauroh keliling SUMBAR mulai
dari kota Padang. Di Jambi, saya membeli korset lain.Selama saya di urut
beberapa kali, tidak ada minta syarat apapun juga. Ini Kejadian akhir tahun
2005 dan 2006 di Jambi ). Alhamdulillah saya sembuh, setelah itu
saya tidak pernah datang lagi. Adapun jika saya pegal, maka saya datang ke
tukang urut Kang Budi . Oleh karena itu suatu fitnah keji, busuk anyir berulat
dan terus berimajinasi beranak pinak bahwa saya ke tukang urut dukun karena ada
jin kafir di badan. Lalu kalimat tukang urut hilang dari pembicaraan, tinggal
kalimat ke dukun. Allahu Musta’an.
Dzulfadhli minta alamatnya
dan saya berikan alamat kedua tukang urut tersebut. Suatu hari Dzulfadhli datang kepada saya dan mengatakan
bahwa bapak Bandot adalah seorang dukun, karena ia mempercayai ada 2 hari sial
dalam sepekan sehingga tidak mau menerima pasien. Saya menerangkan pada nya,
bahwa sebatas menyakini ada kesialan bukan ciri perdukunan dan tidak ada
ciri-ciri perdukunan padanya seperti : menyebut atau memanggil jin, minta
sembelihan atau syarat lainnya. Bahkan istri Dzulfadhli pun pernah bertanya
kepada istri saya, “ umm kalau mau urut ke siapa? Di mana ? lalu istri saya
menyebutkan nama dan alamatnya, bahkan istri Dzulfadhli pun banyak bertanya
tentang tukung urut wanita tersebut. Saya dan istri baru tersadar setelah
fitnah Salim dan Taufiq, ternyata mereka memata-matai, dan mencari-cari fitnah
dan kesalahan. Padahal kedua orang tua Dzulfadhli ada di Jambi kota dan ia pun
lahir dan besar di Jambi, kenapa tidak bertanya saja ke keluarganya atau teman-
teman sekolahnya dulu ? demikian juga Istri Dzulfadhli, ibunya di kota Jambi,
sekolah di jambi, kenapa tidak bertanya dengan keluarganya atau dengan
teman-teman sekolahnya di mana ada tukang urut di Jambi ??
Suatu hari anak saya
abdullah jatuh dari sepedanya lalu terkilir, saat itu umurnya hampir 2 tahun.
Sudah saya bawa ke tukang urut wanita yang biasa juga mengurut anak kecil
sampai dua kali, namun tidak ada perubahan, bahkan anak saya semakin kurus,
setiap makan muntah. Susah membungkuk dan kesakitan terus. Saya bingung melihat
anak yang semakin buruk keadaanya. Akhirnya saya panggil Bapak Bandot ke rumah,
karena saya meyakini beliau bukan dukun, hanya beliau percaya ada khurofat
yaitu ada hari panas atau sial dalam seminggu. Di depan mata saya, beliau
mengurut anak saya sebentar, dengan minyak dari saya sendiri yaitu minyak
zaitun. Menurut beliau, perut turun dan urat bergeser. Lalu beliau menyuruh
saya, membuat obat gosok sendiri yaitu minyak di campur jahe dan bawang merah,
lalu di oleskan di pinggang. Beliau menyarankan untuk menapel perut anak saya
dengan menggunakan daun jarak yang di hangatkan di atas api. Daun- daun jarak
ini, saya dapatkan dari bantuan ikhwan Sei tapah ketika lagi isi ta’lim ke
daerah ini.Semua bahan( jahe , bawang merah) dari dapur kami sendiri, istri
saya yang meramunya, tidak di lihat apalagi di pegang oleh beliau.Ramuan ini
juga di akui bapak mertua, yang merupakan obat tradisionil jawa untuk
menghilangkan angin di dalam urat-urat dan perut. Alhamdulillah sembuh.
Saat Dzulfadhli datang ke
rumah saya setelah malam makar eksekusi Taufiq, minta sisa uang komisi mobil
250.000 ( baca kronologis ). Saya bertanya baik- baik kepada Dzulfadhli, kenapa
kamu menuduh saya merekomendasi ke tukang urut dukun, padahal dulu kamu
bertanya dan saya menjawab sesuai pertanyaan.....dst. Kemudian dia pulang,
tidak lama kemudian masuk smsnya ke hp saya.
SMS Dzulfadhli membongkar
kebusukan fitnah anyir menyengat berulat istrinya dan dirinya :
“ bismillah. ‘afwan ana
zulfadhli.klo mslh dukun, sbnarnya ana udah ksh tau ust ktika abd jatuh dr
sepeda ust mau pnggil p. Bndot utk urut..makanya ana jelasin klo dia seorang
dukun, ana kira ust mw terima nasihat ana..tp trnyta istri ana mndengar lgs dr
um.abd klo abd di urut sm p. Bandot ktika jatuh dr sepeda. Jd mslhnya bkn mslh
rekomendasi ust ke ana agar urut ke kang budi. Yg jg mslh ust tetap dtg ke t4
p. Bndot stlh tau dia itu dukun. 085758070811
di terima: 15:03:15 24-03-2013.
Saya komentari sms
Dzulfadhli ini beberapa hal :
1. Terbongkar makar dan
kejahatan lisan Salim, Ari dan Dzulfadhli karena di malam makar, Salim membacakan tuduhan kesalahan-kesalahan
saya di depan umum dan Dzulfadlilah yang menulis di papan white board (
MEREKOMENDASI KE TUKANG URUT DUKUN ), ternyata fakta tuduhan adalah seperti di
smsnya. Ini Menunjukkan Dzulfadhli dan istri berwatak busuk anyir menyengat
berulat, sama seperti tuduhannya masalah khianat komisi mobil.
2. Terbongkar watak
buruk dan kotor lisan istri Dzulfadhli, karena nguping pembicaraan orang.
Itupun istri saya sudah menyebutkan alasan bahwa beliau bukan dukun. Ternyata
Istri Dzulfadhli mempunyai watak, tabiat sama dengan suaminya suka berghibah,
nguping pembicaraan ( mencuri pembicaraan ), buat fitnah,adu domba, cari-cari
kesalahan, aib, dan busuk prasangka serta RCTI ( Rombongan Congkak Tensi Tinggi
) . Padahal ia dan suaminya baru ta’lim, belum belajar kitab tauhid dari awal,
tapi sudah sok dan merasa paling alim. Terbongkarlah bahwa istri Dzulfadhlilah
( ummu Fadhil fatimah Woro ) yang terlibat dalam fitnah dukun ini sebenarnya,
sementara di bacakan di depan umum dengan bahasa yang di dramasitir, padahal
hakekat tuduhan adalah sebagaimana dalam sms Dzulfadhli di atas.. Allahu
Musta’an.
3. Saya sudah
menjelaskan pada Dzulfadhli bahwa beliau bukan dukun sebagaimana kronologis.
Berarti Dzulfadhlilah yang tidak mau
menerima nasehat, di kritik balik menyerang. RCTI ( Rombongan Congkak Tensi
Tinggi ), sudah merasa alim dan sok alim dan suka mencari –cari kesalahan
manusia sebagaimana yang saya persaksikan sejak ia awal ta’lim.
Padahal saya sudah menyebut
alasan, apalagi Dzul fadhli murid yang baru ngaji ketika kitab fathulmajid
hampir selesai. Baik ciri-ciri perdukunan yang saya pelajari dulu di Yaman juga
membaca buku syaikh muhammad Al imam dan syaikh Wahid abdus salam bali, tidak
saya persaksikan beliau sebagai dukun hanya percaya sial ( tiyaroh dalam bab
kitab tauhid ). Dan lagi-lagi Marwan ikut meramaikan fitnah Dzulfadhli dalam
bab ini. Padahal menyakini ada kesialan bukan hanya terjadi pada beliau saja, selain
beliaupun banyak meyakini dalam seminggu ada hari panas yaitu hari selasa dan
sabtu berasal dari buah tutur nenek moyang, yang mereka sendiri tidak
mengetahui apa sebabnya. Bahkan di kota Jambi banyak pedagang orang jambi asli
tidak menjual garam dan silet pada malam hari karena menyakini ada kesialan (
tiyaroh dalam istilah kitab Tauhid ), lantas apakah seluruh pedagang tersebut
di provinsi Jambi ini di vonis dukun semua? dan yang datang kepada mereka pun
di hukumi mendatangi dukun? lalu tidak di terima sholatnya 40 hari? Bahkan
banyak adat-adat suku di Indonesia ini menyakini kesialan apalagi suku jawa,
apakah lantas mereka semua di vonis dukun karena menyakini ada kesialan ?
Bahkan ada pemuda pemudi yang sudah mengenal tauhid dan sunnah, lalu tatkala menjalin
pernikahan, orang tua mereka memutuskan harus bulan ini atau ini, karena bulan
ini atau itu adalah bulan sial. Lantas apakah orang tua mereka di vonis dukun ?
Wahai Salim, bukankah kampung kamu, pusat perdukunan dan rumah orang tuamu
banyak jimat rajah ? mantan istrimulah yang mencopot jimat rajah tersebut?
Berani ngak kamu mengatakan, orang tuamu adalah seorang dukun? Point ini Justru
aib kamu ( Salim ), terbongkarlah kamu adalah musuh dalam selimut, buser
kesalahan dan aib manusia. Juga menambah keburukan dan kenistaan watak, hati
Dzulfadhli yang sebelumnya memfitnah saya masalah khianat komisi mobil. Juga
keburukan dan kenistaan watak istrinya.
Dan point ini juga
menunjukkan kejahatan dan keburukan akhlaq Taufiq dan Eyang Abu Hazim. Karena Eyang
Abu hazim sempat bertanya kepada saya tentang perkara ini, dan jawaban seperti
di atas, dan saya minta Eyang Abu Hazim jika menganggap beliau dukun sebutkan
alasan ilmiah dan jika tidak bisa menjawab tolong tanyakan kepada Syaikh
Abdullah Iryani yang lagi di pondoknya. Ternyata Eyang Abu hazim diam tidak ada
menjawab baik dalam via sms . Jika ada yang membela Ust Abu Hazim, bahwa beliau
mungkin lupa ? bukankah sudah terbukti dalam kronologis di atas, sebelum di
mulai dauroh saja ( jum’at sore sampai malam ) sudah kumpul membuat fitnah kain
kafan terhadap tulang belulang saya dengan ikhwan jambi kota dan daerah sei
tapah?. Maka wajar saja, Eyang Abu hazim bukan hanya sekedar membiarkan semua
fitnah,menyembunyikan ilmu bahkan membenarkan itu semua dengan alasan di tubuh
saya ada satu jin kafir dan dulu sering kesurupan. Allahu Musta’an atas fitnah
keji lagi nista ini.
Ketika Dauroh Syaikh
Abdullah Al iryani di ma’had Ust Abu Turob Bengkulu akhir sya’ban 1434 H, saya
mengajukan soal sesuai tuduhan Dzulfadhli di persaksikan Ust Abu Turob dan Ust
Muhammad Armen Langsa Aceh ( pernah di Perawang Riau sebelum ke Yaman ). Ya
syaikh jika ada seorang tukang urut menyakini dalam sepekan ada 2 hari sial
sehingga tidak mau menerima pasien pada hari tersebut, apakah termasuk dari
tanda-tanda seorang dukun ? Syaikh menjawab : “ tidak. Bukan dukun hanya
tiyaroh dan tiyaroh termasuk syirik “.
Dan Dzul fadhli dengan
bahasa kasar sms saya, karena abdullah, saya bawa ke bapak Bandot dukun, dan
sempat saya jawab via sms secara ma’na : “ panik.......” maksud panik di sini
adalah karena saya sudah membawanya lebih sekali kepada tukang urut yang tidak
ada tiyaroh, tidak ada perubahan, malah semakin memburuk ( semakin kurus dan
jika di kasih makan langsung muntah ). Sementara saya tetap berkeyakinan bahwa
bapak Bandot bukanlah dukun.
Point ini juga aib dan
keburukan akhlaq Abu Luqman Slamet Sumeri. Kenapa ? ia ikut serta dalam fitnah
sebagai ujung tombak Salim. Saya dan istri saya di tanya tentang tukang urut,
jawab polos jujur saja. Sementara Abu Luqman, sering saya tanya lebih satu kali
“ antum urut kemana ? siapa namanya ? Abu luqman selalu tidak menyebut namanya,
dan mengatakan sudah pindah alamat. Saya tanya nama dan alamat lama tidak
menjawab. Abu Luqman patah salah satu tulang pundaknya karena jatuh dari motor
sambil menyelamatkan anak perempuan nya
yang di depannya. Demikian juga ketika anaknya ( luqman ) jatuh dari tangga
ruko,sehingga patah tulang rusuknya, saya berkali-berkali bertanya kepada Abu
Luqman “ kemana Luqman di urut? Abu Luqman tidak mau menjawab. Padahal saya
dari awal sudah niat, jika langganan tukang urut Abu luqman tidak ada
tiyarohnya, saya mau ke tempatnya. Dan saya pun pernah bertanya ke bapak Bandot
tentang patah tulang, beliau menerangkan jika anak masih kecil atau remaja
patah tulang masih bisa di sambung dan di urut karena masa pertumbuhan dan
masih lunak, tapi jika orang dewasa atau orang tua patah tulang, maka sulit di
urut dia tetap cacat. Wahai Abu Luqman kenapa kamu pelit menyebut nama tukang
urutmu? Dan kenapa kamu berusaha menyembunyikan walaupun sekedar namanya? Dan
tidak suka di ketahui orang? Padahal kamu langganan tukang urut dan sembuh
bukan di gips medis kedokteran.
Imam Nawawi telah
menyebutkan sebuah hadist dalam arba’in nawawinya no : 27 :
“Dari Nawwas bin sam’an
Radhiallahu’anhu,dari Nabi shalallahu’alayhi wasallam,beliau bersabda:
”Kebajikan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang menimbulkan
keraguan dalam jiwamu, dada terasa sempit dan kamu tidak suka di ketahui orang
lain.”(HR.Muslim).
“Dari Wabishah bin Ma’bad Radhiallahu’anhu,katanya: ”Saya datang
menemui Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam,lalu beliau berkata: ”Kamu datang
menanyakan tentang kebajikan dan dosa?”Saya berkata;”Ya.”Kata beliau: ”Mintalah
fatwa (tanyakanlah) kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa yang tenang
kepadanya jiwa dan menentramkan hati.Sedangkan dosa adalah apa yang menimbulkan
rasa sesak dan ragu-ragu dalam jiwamu dan kebimbangan dalam dadamu.Meskipun
seseorang memberimu fatwa atau mereka memberi fatwa kepadamu.”(Hadits
Hasan,kami riwayatkan dari musnad imam ahmad dan ad darimi dengan sanad hasan).
Berkata Imam nawawi dalam syarah nawawi : Dan ma’na “
menimbulkan keraguan dalam jiwamu “ yaitu bimbang dan ragu-ragu, dada tidak
lapang dengannya dan muncullah kebimbangan dan ketakutan di dalam hati karena
dosa ( Shohih muslim Syarah Nawawi J 8 hal 90 no hadist 2553 ).
Berkata Syaikh Muhammad
bin Utsaimin : Adapun masalah dosa, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah
menjelaskannya yaitu “ apa yang menimbulkan keraguan dalam jiwamu “ dan Beliau
berbicara kepada An nawwas bin Sam’an, maka apa saja yang menimbulkan keraguan
dan kebimbangan dalam jiwanya dan tidak menenangkan jiwa adalah dosa. Oleh
karena inilah Beliau bersabda : { apa
yang menimbulkan keraguan dalam jiwamu, dan kamu tidak suka di ketahui oleh orang
lain. }. Adapun dosa di sisi orang fasik dan jahat maka tidak menimbulkan
keraguan jiwa mereka dan merekapun tidak benci di ketahui oleh manusia, bahkan
sebagian mereka bangga dan memberitahu apa yang di lakukannya dari pada dosa
dan kejahatan. Adapun pada seorang mustaqim ( lurus agamanya ), jika mau
berbuat kejahatan maka menjadi kebimbangan dalam jiwa dan benci di ketahui oleh
manusia. Sampai ucapan beliau : dan termasuk faedah hadist ini : bahwasanya
timbangan dosa adalah apa yang menjadi kebimbangan jiwa dan hati tidak tenang
dengan perbuatan tersebut. ( Syarh Arba’in Nawawi Syarh Syaikh Muhammad bin Al
Utsaimin hal 94- 96 ).
Wahai Abu Luqman ! siap
nggak kamu jika 7 intel tajassus ( memata- matai ), BUSER aib kesalahan
manusia, reporter infotaiment ( buser, pengorek, ghibah dan aib dalam dunia
artis dan selebritis) dan lisan bercabang ( tukang adu domba ) yaitu Salim, Abu
Abdillah Ari Aryo, Abu Fadhil Dede Dzulfadhli, Marwan Abu Ubaid, Ahmad Farid
Abu Fudail , Abu Ja’far Azmi Langsa Aceh
dan Ummu Fadhil Fatimah woro ( istri Dede Dzulfadhli ) kamu kirim ke tempat
langganan urut kamu ??
Yang saya ketahui dari
masyarakat, semua tukang urut patah di kota jambi dan sekitar adalah dukun di
antaranya paling terkenal Mat Selat ( wanita ) kasusnya sama seperti Ponari
Jatim yang mendapat batu bertuah di keramatkan. Pasien memegang batu dan ada
syarat sesajian dan tumbal yaitu 7 macam jeruk nipis dan 7 macam kembang,
pasien membawa peniti . Ada syarat pembukaan dan penutupan. Ada lagi Mujiono
yang kasusnya sama seperti Pionari Jatim, mendapat batu bertuah yang di
keramatkan, dan ada tukang urut lain memanggil jin sehingga ia kesurupan.
URUT LELAH / CAPEK DAN PEGAL KEPADA TUKANG URUT WANITA
Inilah serpihan panorama
bagaikan anjing kusta yang menggonggong manusia agar manusia tidak bisa melihat
penyakit kusta. Tersembunyilah kusta busuk anyir menyengat berulat pada dirinya
sendiri. Bermahkotakan peci pengakuan salafi paling haq dan terbersih di
indonesia. Inilah tipikal bala tentara Ust Abu Hazim dan Salim di Jambi Kota.
Wahai fulani, kamu capek, pegal dan lelah karena kerja ini dan itu, tidaklah
mesti kamu apalagi darurat kamu ke tukang urut wanita. Kamu sudah punya istri.
Awalnya curhat kemudian diurut, tubuhmu diurut. Tubuhmu di
urut wanita asing, kamu berlezatan, bersedap- sedapkan dan bersenang-
bersenang. Bukankah kamu bisa mendatangi istrimu ? atau kamu suruh mahrom atau
saudara mu mengoles balsem di punggungmu ?Bukankah kamu masih bisa lari pagi ?
atau senam ? atau minum minuman herbal? Atau mendatangi tukang urut lelah /
capek, pegal pada tukang urut pria. Kamu ikut menjulurkan lidahmu dalam point
ini ( ke tukang urut dukun ) dan fitnah Eyang Abu Hazim yang terus beranak
pinak. Sementara tukang urut wanita tersebut juga mempunyai tiyaroh,
sebagaimana kebanyakan masyarakat jawa atau indonesia, walaupun tidak sama
dengan tiyarohnya Bpk bandot. Kamu peternak fitnah sementara kamu berlezatan
dengan wanita asing. Oh hai, di kau yang telah banyak menyebar fitnah
kehormatan manusia. Dulu kamu fitnah si Fulan dan Fulanah berzina, kamu bongkar
aib istri orang, pada waktu gadisnya. Kamu bagaikan anak kecil di kasih permen
( bon-bon ) tatkala tersebar SMS gelap ( bongkar aib ) mengarah kepada Muhammad
Surur murid Ust Luqman Ba’abduh, kamu jingkrak kegirangan seperti anak kecil
terus mencaci maki dan mengejeknya, ternyata kamu lidah bercabang dua, juga
memprovokasi manusia bahwa yang membuat SMS gelap adalah saya. Sehingga ketika
kamu memfitnah saya, kamu menyebut... Si ja’far... si Ja’far yang
membuat...........dst. Kamu mental penghianat dalam mu’amalah, bukankah bukan
dua kali dan bukan tiga kali, saya menasehati kamu tertutup ? dengan fitnah
lisan mu ? Rona wajahmu, sorot mata matamu, bibirmu bahkan jiwa, watakmu adalah
kembaran Salim Boyolali, wajarlah kamu berdekatan berdampingan bersanding indah
mempesona menawan memikat romantis membantai dan memakan kehormatan manusia,
sementara kebusukan anyir berulat berceceran di badanmu. Beginilah tipikal bala
tentara eyang Abu Hazim Muhsin yang memfitnah saya.
SI PEMETIK BUNGA MAWAR BERDURI LISANNYAPUN PENUH DURI
Wahai si pemetik bunga
mawar berduri, karena perbuatanmu, saya kena getah.Di tengah larut malam yang
sunyi, saya di datangi beberapa orang memukul pintu tiada berhenti, saya buka
dan saya persilahkan mereka masuk. Kemudian saya di culik di kembalikan setelah
sholat shubuh. Istri saya menangis sedih sampai pagi. Kamu bersenyum mesra,
saya senyum getir, kamu bersanding romantis mesra, saya bersanding kecewa dan
duka.
Di suatu hari mulailah si
penutur bertutur” ustadz kalian melarikan gadis orang di tengah malam “. Kau
makan nangka, saya yang kena getah. Kau di bakar api cinta, saya di bakar api
fitnah. Sayapun menghadap Bpk Kasim Imam Mesjid Nurdin Hasanah. Kau bagaikan
lalat hijau yang selalu hinggap pada bangkai fitnah. Di sini kau bertutur...,
di sana kau berdongeng..., disini kau bercerita..,di sana kau membual.
Disini senang di sana senang
riang gembira di mana- mana.
Di suatu hari, saat saya
pergi safar mengisi ta’lim ke luar kota, kamu datang pada malam hari dengan
sebuah travel, dan si bunga hatimu pun naik travel tanpa mahrom, kamu berdua
safar entah kemana. Kini kau datang lagi, setelah banyak menyebar duri- duri
menusuk kehormatan diri saya, mendholimi istri saya, bahkan kamu mendzolimi
janin saya. Sungguh kedholimanmu masih berbekas di batu kristal kehidupan saya
sekeluarga.
Kini kau
datang lagi membawa dagangan fitnah Salim, bahkan kamu memberikan barangan
dagangan fitnah ke Salim. Mulai tukang urut dukun.......ini...itu.....Perbuatan
kamu banyak berserakan dalam tulisan ini, peringkat dua setelah Salim. Bahkan
kamu BUSER aib kesalahan manusia, dengan bangga kamu berkata “ saya cari tahu
tentang si fulan, ternyata masa lalu si fulan sebelum salafi adalah
pemabuk....... begini.... begitu....jadi jangan di percaya semua ucapannya.
Sehingga tertutup dan tersembunyilah borok kusta busuk anyir di tubuhmu
sendiri. Semantara kamu sudah lama ta’lim salafi saja, melakukan dosa
berantai.Tidakkah kamu merenung, membicarakan aib dan kesalahanmu sendiri lebih
mulia dari semua ini? Kapan kamu mau memperbaiki diri?, bukan hanya dua kali tiga kali saya sudah,
menasehatimu tertutup setiap fitnah lisanmu? Hanya kamu anggap sepele semua
perbuatanmu.Akal seperti anak kecil, hanya pandai ngadu –ngadu.Wajar saja kamu
menjadi bala tentara Salim dan eyang Abu hazim bahkan bagaikan pinang yang tak
terbelahkan lagi dengan Salim. Bahkan
saya berusaha mencoba melupakan itu semua, bahkan Dzulfadhlipun selalu
membongkar aibmu, tapi kamu selalu mengulangi lisanmu yang berduri. Bahkan
ketika saya membuka buku tentang akhlaq yaitu “ aina nahnu min akhlaqis salaf (
mana posisi kita dengan akhlaq salaf ), baru menterjemahkan muqoddimah saja,
mukamu langsung merah dan bibir cemberut, demikian juga ketika saya membuka
buku As showarifu ‘anil haqqi “ ( perkara yang memalingkan perkara haq ), maka
muka merah, bibir cemberut dan tidak senang selama ta’lim.
Istrimupun lisan berduri,
saking berdurinya lupa daratan, asyik mengatakan kepada kaum wanita, bahwa
“saya gampangan mentahzir”. Hingga istri saya pun berkata kepadanya “ jika
Ustadz gampangan mentahzir, kakaklah yang pertama kali di tahzir dan di usir
karena begini... dan begitu... mukanya memerah. Istri kamupun akhirnya minta
ma’af, dan berjanji tidak akan lagi berbicara kehormatan saya, kuatir akan
menimbulkan fitnah. Si Bunga mawar berduri, pembela istri AB dan si fulanah
teman dekatnya di Jambi si tukang dusta, keluh kesah dan adu domba yang
akhirnya menjadi tukang adu domba dan berhasil memisahkan 5 wanita di WKS
Tebing Tinggi, saling banting pintu hati dan tutup pintu rumah. Kini si fulanah
sudah bercerai dan menikah lagi dan menetap di jawa. Saya dan istri saya
mengetahui kejadian yang sedang berlangsung, tetapi saya dan istri sengaja diam
membungkam karena si fulanah mempunyai pembela garang yaitu si bunga mawar
berduri dan sang pemetiknya.
Beginilah tipikal bala tentara
Abu hazim yang membantai kehormatan saya.
PENGAJAR NGAJI PEREMPUAN TERIAK TN HAROM
TN ( Tarbiatun Nisa’ ),
sebuah istilah untuk nama lain pondok putri , belajar agama yang di
santriwatinya asramakan. Ust. Abu turob lah yang pertama kali memunculkan
pendapat harom akan pola pendidikan tersebut. Muncullah di Jambi, sejalan
dengan pendapat beliau. Yang menjadi masalah, pengetahuan yang di dapat justru
di jadikan ajang untuk menguji dan mengukur orang, BUSER atas kesalahan-
kesalahan orang bahkan tukang adu domba. Bagaimana pendapat kamu tentang TN ?
jika kurang tegas atau berseberangan, maka di adukan ke Bengkulu. Lisanpun
sibuk berghibah, mengejek, menghina asatidzh yang berpendapat boleh sistem
pengajaran tersebut. Tidak terlepas selalu membicarakan, bahkan mulai mencari
cari kesalahan Ust. Abu Hazim. Mulailah ia menghembuskan bahwa Ust. Abu Hazim
tetap memiliki yayasan dan tidak serius membubarkannya, dengan bukti salah
seorang muridnya Abu Jabir Aceh ( pernah di Duri Riau) menjadi da’i pemerintah
Aceh untuk di tempatkan di wilayah yang pelosok sekali.Dan itu dengan surat
pengantar dari Ust Abu Hazim dengan menggunakan yayasan. Begitulah ia
menampakkan identitasnya sebagai anti TN dan tidak cocok dengan Ust. Abu Hazim.
Kini, jusrtu ia mengajar
ngaji/ iqra’ perempuan mulai SD, SMP
berhadapan muka langsung di sebuah musholla. Tinggal kejujurannya ada
nggak yang SMA ?
Suatu ketika, saya masuk ke
sebuah musholla ukuran 6m x 6 m, saya diam membungkam seribu bahasa dan duduk
agak jauh dengannya. Lalu ia pun berkata “mulai sekarang anak- anak perempuan
yang sudah SMP ngak usah belajar ngaji lagi dengan ‘ami lagi.........dst.
Saya paham betul lisannya, suatu
ketika saya menasehatinya baik- baik, “ afwan saya tidak pernah ada mengucapkan
kalimat” mengerahkan seluruh ikhwan untuk mencari tanah “,kenapa kamu berbicara
seperti itu ? Dengan ringan ia menjawab, “ya Ustadz tidak pernah mengatakan
itu, sekedar susunan bahasa Ustadz, tak usah di permasalahkan”. Allahul
Musta’an. Beginilah tipikal bala tentara Abu Hazim. Penyakit dosa lisan tidak
usah di permasalahkan. Wajar saja ghibah, dusta, adu domba, tajassus, tatabu’
aurot mencari-cari kesalahan, memakan habis kehormatan manusia menjadi makanan
dan kebiasaan. Ia orang paling dekat dan sering duduk berbincang dengan Salim,
karena mempunyai banyak kesamaan tabiat bahkan obsesi dengannya yaitu ingin
menjadi ustadz. Sungguh ia menyibuk kan diri dengan aib-aibnya, lebih mulia dan
terhormat.
Bahkan dengan bangga ia
berkata, “ anak saya yang masih kecil saja, bisa menyebutkan kesalahan ustadz
yaitu ketika menjadi imam kurang satu huruf. Hanya kepada Allah saya berdoa’
mudah2 an menjadikan saya lebih baik lagi. Aaamiin. Beginilah tipikal tentara
Salim dan Abu Hazim, untuk menjatuhkan saya sampai mengumpulkan komentar anak
kecil dan orang awam. Tidakkah anak nya di ajarkan, kenapa tidak memperbaiki
imam? Bukankah salafusholih sudah mengajarkan bagaimana cara memperbaiki
kesalahan imam dalam sholat?
Bahkan ia menjadi juru
penasehat, kepada seseorang yang berkerja sebagai pengontrol air di sebuah
perumahan di kota Jambi,yang penghuninya orang awam ” kamu lebih baik berhenti
dari pekerjaan ini, dari pada menjadi pesuruh ahlu dunia”. Yang aneh bin
ajaibnya justru, orang- orang awam
tersebut, yang telah di julukinya sebagai ahlu dunia justru di
manfaatkan untuk melayani asatidzah Hajuriun yang dauroh ke Jambi baik sisi
fasilitas rumah dan konsumsi. Allahul Musta’an. Padahal pekerjaan orang tadi,
juga di kerjakan oleh mertua Salim ( Abu Siddiq Aceh ), pada perumahan yang
berbeda. Padahal penasehat ini sendiri bekerja di perusahaan batu bara bahkan
ada seorang alumni Dammaj Hajuriyun bersamanya pernah bekerja di perusahaan tersebut.
Yang nota bene, pemilik perusahaan bukan salafi. Saya tidak mencela sedikitpun
pekerjaan tersebut, yang jelas halal. Dan sayapun tidak mencela Ustadz yang kerja di Batu bara
tersebut, tapi yang ingin saya garis bawahi, adalah hajuriyun ini lisannya,suka
adu domba, mencela dan mencari-cari kesalahan orang, sementara apa yang di
bicarakan, itulah cerminan dirinya sendiri. Si penasehat ini, jika di majlis
ta’lim acuh tak acuh dengan seseorang, tapi ketika seseorang tersebut ketahuan
berpangkat, langsung si penasehat ini ramah, sopan sekali dan SKSD ( Sok Kenal
Sok Dekat ).Si penasehat ini punya watak bagaikan pinang yang tak terbelahkan
dengan Salim Boyolali. Ia mencela Hud Huda kontra Dammaj dan menganggap Hud- Huda tidak pantas memberikan
faedah agama kepada bawahannya, dalam halaqoh kecil, padahal sebuah kebaikan
menunjukkan manusia kepada kebaikan sesuai kemampuan masing- masing. Tapi
ketika ada kepentingan, keperluan dan keuntungan duniawi, menjadikannya teman
duduk dan mencari proyek pekerjaan. Wal’iyadzubillah dari sifat demikian.
ILMU MENERAWANG, TEMBUS PANDANG DAN MENEROPONG DI DUNIA
PERDUKUNAN
Dalam dunia perdukunan,
ilmu menerawang memiliki banyak cabang dan variasi. Misalnya terawang alam jin,
terawang jin di sekitar manusia, terawang jin dalam tubuh manusia, terawang
alam nyata jarak jauh, terawang masa lalu, terawang masa depan bahkan terawang
apa yang sedang di pikirkan. Bahkan di Jawa ada dukun-dukun sakti bergelar “
sudah mengerti sebelum datang “ misalnya seseorang mau berobat ke seorang
dukun, belum ia memperkenalkan diri, sang dukun sudah mengetahui duluan
namanya, asal, jenis kelamin, tujuan bahkan masalah yang di derita. Sang pasien
pun terpesona dengan kesaktian sang dukun. Dukun seperti ini di pakai untuk
mencari orang, barang hilang, posisi seseorang ( padahal di luar jangkauan
pandangan mata manusia bahkan alat teropong modren ) apa yang sedang di
kerjakannya, lagi di mana, siapa di sekitarnya, pakai baju apa, warna apa dan
lain sebagainnya.
Contoh lain : seseorang yang
mampu menerawang posisi jin di dalam tubuh seseorang dan jumlahnya, menerawang
posisi jin di dalam rumah atau sekitar rumah dan bentuknya. Tipe seperti ini di
sebut ‘Arrof. Dalam hadist : Barang siapa yang mendatangi ‘Arrof ( paranormal,
dukun ), lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak di
terima selama 40 hari. ( HR Muslim ).
Dukun, paranormal ini
mempunyai ajudan, khadam ( pelayan ) jin yang membisikkan kepadanya bahan-bahan
yang di butuhkan.Dan membantu urusannya. Allah Ta’ala berfirman :
وكذلك جعلنا لكل نبي
عدوا شياطين الإنس والجن
يوحي بعضهم إلى بعض
زخرف القول غرورا ولو
شاء ربك ما فعلوه
فذرهم وما يفترون
Artinya : Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu ada musuh yaitu syaitan- syaitan ( dari jenis )
manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu ( manusia ). Jikalau Robbmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan
apa yang mereka ada-adakan ( Al an’am 112 ).
Dalam suatu hadist, ‘Aisyah
Rodhiallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
tentang para dukun, para normal, lalu Beliau menjawab : mereka tidak ada apa-
apanya, shahabat bertanya, “ wahai Rasulullah mereka terkadang bisa
menceritakan sesuatu yang benar kepada kami, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : itu adalah kalimat yang benar yang di curi jin lalu di
bisikkan ke telinga walinya ( dukun, paranormal ) lalu di tambah dengan seratus
kedustaan. (HR. Bukhori, Muslim dan Ahmad ).
Syaitanpun mau membisikkan
dan membantunya karena dukun, paranormal mau menggadaikan aqidah, tauhidnya,
kufur kepada Allah Ta’ala dan patuh, berbakti
kepada syaitan. Allah Ta’ala berfirman :
واتبعوا ما تتلوا الشياطين
على ملك سليمان وما
كفر سليمان ولكن الشياطين
كفروا يعلمون الناس السحر
وما أنزل على الملكين
ببابل هاروت وماروت وما
يعلمان من أحد حتى
يقولا إنما نحن فتنة
فلا تكفر فيتعلمون منهما
ما يفرقون به بين
المرء وزوجه وما هم
بضآرين به من أحد
إلا بإذن الله ويتعلمون
ما يضرهم ولا ينفعهم
ولقد علموا لمن اشتراه
ما له في الآخرة
من خلاق ولبئس ما
شروا به أنفسهم لو
كانوا يعلمون
Artinya : Dan mereka ( kaum
Yahudi ) mengikuti ( mantra- mantra ) yang di bacakan syaitan- syaitan pada
masa kekuasaan Sulaiman, ( dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan
sihir ), padahal Sulaiman tidak kafir ( tidak mengerjakan sihir ), tetapi
syaitan- syaitan itulah yang kafir ( mengajarkan sihir pada kaum Yahudi ).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang di turunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan ( sesuatu ) kepada seorang pun, sampai mengatakan “ sesungguhnya
kami hanya fitnah ( cobaan ) bagimu, oleh sebab itu janganlah kamu kafir. Maka
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu, apa yang dengan sihir itu, mereka
dapat menceraikan antara seorang suami dengan istrinya. Dan mereka itu ( tukang
sihir ) tidaklah dapat memberi bahaya dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali
dengan izin Allah Ta’ala. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi bahaya
kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barang siapa yang menukar ( kitab Allah ) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui ( Al baqoroh 102 ).
Oleh karena itu banyak
ritual dan prosesi agar bisa menjadi dukun, paranormal, mendapat kesaktian/
kanuragan/ tenaga dalam dan semisalnya, yang semuanya bertentangan dengan
tauhid dan sunnah. Seperti :
1. Ruwutan. Yaitu membuang
keburukan dan kejelekan baik pada diri, rumah, usaha, bumi lembaga, organisasi,
laut, gunung, dll. Dalam prakteknya penuh pemujaan kepada sembahan- sembahan
seperti syaitan, orang mati, pemberian sesaji, tumbal dan prosesi mandi
bermacam bunga dan bermacam air yang di ambil dari banyak tempat keramat penuh
nuansa kesyirikan dan bid’ah. Ini warisan Hindu dan kejawen.
2. puasa bid’ah seperti
puasa mutih dll sebagai syarat di isi jin dalam tubuh atau memperoleh
kesaktian/ tenaga dalam dll yang di inginkan. Ini berasal Animisme, Dinamisme,
hindu dan kejawen.
3. Ritual bid’ah
seperti berjalan di tengah malam gelap gulita di tempat angker, keramat menguji
keberanian, dengan membaca mantra tertentu, jika lulus mendapatkan kesaktian
tertentu. Ini warisan Hindu, animisme dan dinamisme.
4. Berendam di air.
Bagi mereka ini adalah sarana untuk pembersihan diri baik secara jasmani atau
rohani. Ini adalah warisan hindu, animisme dan dinamisme. Sehingga mereka
berendam di air pada malam-malam tertentu pada tempat tertentu dengan ritual
tertentu.
5. Menyepi dan
bersemedi di tempat-tempat keramat atau angker. Menyepi adalah langkah awal
untuk mendapatkan bisikan ghaib ( syaitan ), kemudian melaksanakan petunjuk
tersebut, dan mendapat wangsit ( bualan syaithan ). Dan sekarang bahasa
bersemedi di perhalus dengan istilah meditasi.Ini warisan Hindu budha.
6. Sesajian dan tumbal.
Sesajian biasanya berbentuk makanan atau tumbuh-tumbuhan seperti, bermacam
buah, bermacam bunga/ daun, biji-bijian, telur,bermacam bubur dan makanan
lainnya. Adapun tumbal untuk bermacam sembelihan seperti ayam jenis tertentu,
kerbau, sapi dll. Ini warisan hindu Budha, Animisme dan dinamisme.
Tumbal dan sesajian adalah syirik walaupun seekor
lalat. Dari Thoriq bin Syihab sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : ada seseorang masuk syurga karena seekor lalat dan ada
seseorang masuk neraka karena seekor lalat. Sahabat bertanya, “ bagaimana hal
itu bisa terjadi wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, “ Ada dua orang berjalan
melewati suatu kaum yang memiliki berhala, tidak boleh seorangpun melewati
berhala itu sampai mempersembahkan kepadanya sesuatu, lalu kaum tersebut
berkata kepada salah seorang dari mereka, “ persembahkanlah kurban ( sesajian/
tumbal ) untuk berhala. Ia menjawab, “ aku tidak memiliki suatu apapun untuk di
kurbankan ( sesajian/ tumbal ). Kaum berhala berkata kepadanya, “ kurbankanlah
( tumbalkanlah ) walaupun seekor lalat. Maka ia mempersembahkan tumbal seekor
lalat. Merekapun memperbolehkannya untuk melanjutkan perjalanan, maka ia masuk
neraka. Lalu kaum berhala berkata lagi kepada yang kedua, “kurbankanlah (
tumbalkanlah ). Maka ia menjawab, “Tidaklah aku mengkurbankan sesuatu kepada
selain Allah ‘Azza wa jalla, kemudian mereka memenggal kepalanya, maka orang
ini masuk syurga ( HR. Ahmad di Az zuhud 15,16 dan Abu Nu’aim di Hilyatil
auliya’ 1/ 203 ) lihat kitab Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab bab tentang
sembelihan kepada selain Allah.
1.
tapa pendem ( mengubur diri di dalam tanah ).
SENJATA PARA DUKUN, PARANORMAL,
PENDEKAR SAKTI, KANURAGAN, ILMU HITAM DAN SEMISALNYA.
1. Benda keramat, benda
bertuah, pusaka dan jimat. Seperti batu bertuah yang di miliki dukun ponari
JATIM, batu bertuah yang di miliki oleh Mat selat Jambi kota ( dekat pemancar
TVRI Jambi ), batu bertuah yang di miliki Mujiono Jambi kota dll. Keris, pedang
pusaka, badik tombak, wayang, gelang tangan, kalung, biji tasbih, batu-batuan
dll.Bahkan hewan hiduppun ada yang di keramat seperti ikan, buaya, burung,
ayam, kerbau di keraton Solo. Bahkan mereka mengganti benda-benda itu semua
dengan istilah yang berkesan baik dan di terima di hati ( trik jalan-jalan
iblis ) seperti medan energi, radiasi positif.
2. Mantera-mantera dan
jampi-jampi. Ini ibarat bensin. Semua berisi permohonan/ do’a kepada syaitan.
3. Rajah. Ini lariskan
oleh dukun putih ( berpenampilan jubah, gamis, koko, bersorban, peci, pegang
tasbih ). Biasanya dari ayat Al quran tetapi di campur dengan bacaan-bacaan
aneh atau nama-nama aneh. Inilah yang di seru untuk di minta pertolongan.
4. Susuk. Seperti jimat
namun lebih kecil yang sengaja di masukkan kedalam tubuh, pada bagian-bagian
yang di inginkan seperti bibir, pipi, betis, paha dll. Bahannya pun bermacam-
macam seperti emas, perak, besi, berlian dll. Ada pula yang di tanam dalam
tanah sesuai kepentingan dan ukurannya. Ini semua menggunakan perantara
syaitan.
5. Primbon. Orang Jawa
mengenal buku primbon, dan orang cina mempunyai buku fengsui. Semuanya penuh
dengan kesyirikan, khurofat dan tiyaroh.
CARA DUKUN PARANORMAL, TUKANG SIHIR MELAKUKAN PRAKTEKNYA.
Berkata Syaikh muhammad
Bin ‘Abdillah Al Imam : tukang sihir, ahli nujum ( perbintangan ), dan kahin
(dukun ) masuk dalam nama ‘Arrof ( paranormal ) yaitu mengaku bisa mengetahui
perkara- perkara barang curian, hilang dan sebagainya. Dan empat golongan yang
di sebutkan ini mereka yaitu Tukang sihir, ahli nujum, kahin ( dukun ), ‘Arrof
( paranormal mereka menyembah jin dan syaitan. Allah Ta’ala berfirman : Artinya
: dan tetapi syaitan- syaitanlah yang kufur mengajarkan manusia sihir ( Al
baqoroh 102 ). Lihat Fauzun An nadzhir fi ma’rifati ‘alaamaati as saahir hal 7
).
Potret Syaitan-syaitan turun
kepada tukang sihir dan dukun. ( saya ringkas dari buku Syaikh Muhammad Bin
‘Abdillah Al imam ).
Yang di maksud turun
disini adalah : Syaitan datang inisiatif sendiri kepada tukang sihir untuk
mempromosikan perkara sihir dan perdukunan padanya, apabila orang tersebut
menyambutnya, maka syaitan terus menerus turun padanya sehingga menjadi tukang
sihir.
تنزل على كل
أفاك أثيم هل
أنبئكم على من تنزل
الشياطين
Firman Allah Ta’ala :
Artinya : Wahai manusia, maukah kalian Aku beritahukan kepada kalian,
kepada siapakah syaitan- syaitan turun ( menyampaikan berita-berita bohong ) ?
Syaitan hanya turun ( membisikkan berita-berita bohong ) kepada orang yang suka
berdusta lagi banyak dosa ( Asy – Syu’araa 221- 222 ).
Beberapa potret turunnya Syaitan kepada tukang sihir dan dukun.
Dan turun nya syaitan ini mempunyai beberapa bentuk, dari praktek
tersebut bisa untuk mengetahui, bagaimana proses seorang tukang sihir melakukan
praktek sihir di antaranya :
1. Syaitan
turun pada tukang sihir mengaku sebagai malaikat atau utusan dari sisi Allah
Ta’ala
2. Syaitan turun pada
sebagian orang dengan merasukinya dan media sihir. Seorang menjadi tukang sihir
dari arah pilihan syaitan padanya agar ia menjadi dukun pengobat, setelah masuk
ke dalam tubuhnya, dan terus menganggu dan mensyaratkan padanya untuk menjadi
tukang sihir jika ia ingin syaitan-syaitan tidak mengganggunya lagi, jika
seseorang mentaati syaitan, maka syaitan tersebut telah memasukkannya ke dalam
ke kufuran dan kesyirikan.
3. Syaitan turun karena di sebabkan membaca buku-
buku sihir ( perdukunan ).
4. Syaitan turun kepada sebagian orang yang
menyimpang
5. Syaitan turun kepada sebagian orang yang
bermusuhan.( Fauzun An Nadzhir dari hal12-14)
TANDA- TANDA TUKANG SIHIR (
saya ringkas dari buku Fauzun An Nadzhir dari hal 15- 42. Agar pembaca
mengetahui dan mengidentifikasi, cara dukun, paranormal dan tukang sihir
melakukan prakteknya.
1. Pemisahan yaitu memisahkan seseorang dari
istrinya, keponakannya, teman, harta, atau agamanya dan kebanyakan terjadi
antara suami istri secara khusus.
2. Memelet orang.
3. Meletakkan darah pada kertas yang di berikan
dukun atau membakar sebagiannya.
4. Pengkaburan dengan kapsul obat. Yaitu
memberikan kapsul yang kebanyakan di jual di apotek dan konsumen menyangka bisa
berhubungan suami istri karena minum kapsul tersebut, padahal pada hakekatnya dukun/
tukang sihir membuat kesepakatan dengan syaitan untuk masuk ke dalam kemaluan
pria dan menjadi perkasa. Ini bukan suatu yang aneh karena Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda : ( sesungguhnya syaitan itu berjalan pada tubuh bani adam sebagaimana
peredaran darah. HR. Bukhori 2175, Muslim 2174 dari hadist Anas ). Syaitan
mampu menembus urat-urat kita dan masuk pada setiap bagian fisik kita. Allah
Ta’ala telah berfirman kepada syaitan dengan perkara kauni bukan Syar‘i.
واستفزز
من استطعت منهم بصوتك
وأجلب عليهم بخيلك ورجلك
وشاركهم في الأموال والأولاد
Artinya : Wahai iblis, perdayakanlah siapa yang kamu sanggupi di
antara mereka dengan rayuanmu dan kerahkanlah terhadap mereka pembantu dan
tentara kamu dan temanilah manusia di dalam harta dan anak mereka ( agar
berbuat sesat ). Al Israa 64.
5. Meminta identitas
pasien : nama, tanggal kelahiran dan nama orang tua, kemudian mengatakan akan
terjadi begini.. dan begitu ... pada pasien tersebut.
6. Si dukun/ paranormal sudah mengetahui keadaan dan tujuan pasien
sebelum ia bicara.
7. Memberikan pasien
bermacam obat/ ramuan yang semuanya berasal dari bisikan syaitan.
Seperti biji-bijian/ buah yang pahit lagi bau busuk dll untuk
di bakar. ( Seperti kemenyan di Indonesia- penulis ).
8. Memberikan najis-najis untuk pengobatan
9. Cara qiyasul Atsar ( mempergunakan benda-benda
bekas pakai ).
Dukun meminta dari pasien dari sebagian benda bekas pakaiannya
seperti baju, sapu tangan dan lain sebagainya. Lalu berkata : jika pasien ini
kena gangguan jin maka panjangkanlah, jika kena ‘ain ( penyakit pandangan mata
) maka pendekkanlah. Kemudian benda-benda tadi di ukur. Jika memanjang kena
jin, jika memendek kena ‘ain, jika tetap, dukun berkata, “ tidak ada apa-apa,
pergilah ke dokter. Ini semua jelas si dukun memanggil jin.
10.Permintaan-permintaan kesyirikan seperti
sembelih kambing hitam, atau sifat tertentu, sembelih ayam hitam dengan sifat
tertentu, atau minta telur dll. ( tumbal dan sesajian- dari penulis ).
11. Dukun/ Paranormal meminta pasien untuk bernazar
kepada jin.
12. Merobek atau membelah tubuh hewan tertentu
untuk memastikan penyakit pasien
13. Menyantet untuk
membunuh manusia
14. Dukun/ Paranormal
memelet wanita untuk berhubungan intim dengannya.
15. Bisa terbang di
udara dan berjalan di atas air.
16. Menghinakan mushaf
Al quran untuk mengetahui perkara ghaib
17. Menggunakan huruf hijaiyyah yang terputus
dengan anggapan mempunyai rahasia yang besar sekali.
18. Mempergunakan sapu
tangan. Pemilik sapu tangan datang ke sebuah piring lalu di tuangkan sejenis
air dan sejenis minyak lalu menyuruh anak kecil belum baligh mengelilingi nya.
Lalu mengucapkan ucapan yang tidak jelas dan jampi-jampi lalu berkata, “ jin
akan berbicara”.
19. Dukun/ paranormal menghadiri maulid-maulid pada
rajab dan sya’ban penuh dengan kesyirikan ucapan dan perbuatan.
20. Bisa mengobati
penyakit pasien hanya menyentuh dengan
tangan.
21. Mengaku bisa mengetahui bahwa di rumah fulani
ada jin. Sebagian manusia Dajjal, berkata berkata kepada penghuni rumah, “
bahwa rumah ini ada jin, ular-ular dan lain sebagainya. Ucapan Tukang sihir ini
tidak bisa di terima, karena sesungguhnya ia berbicara perkataan ini dengan
cara minta bantuan jin atau cara dajjal ( sangat dusta ), talbis ( pengkaburan
) dan paling ringan dari keduanya, ia adalah tukang sihir dengan cara ini atau
dengan cara itu. Dan pemicu ia berbuat seperti ini adalah bahwasanya ia ingin
menakut- nakuti tuan rumah agar penghuni rumah tersebut minta bantuannya
mengeluarkan jin atau mendiamkan mereka. Kebanyakan manusia saat di beritakan
tentang perkara ini, mereka hampir mati ketakutan. Ini semua karena kebodohan
mereka, padahal jin bersama kita, pada kebanyakan urusan kita. Jin-jin itu
berada di kamar mandi rumah dan selainnya. Oleh karena inilah Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam apabila masuk kamar mandi/ wc mengucapkan : Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari pada Jin jantan dan jin
betina ( HR. Bukhori no 142 Muslim no 375
dari hadist Anas, bahkan sesungguhnya jin berjalan di tubuh kita pada peredaran
darah. Dan tidaklah setiap jin dalam rumah mengganggu bahkan kebanyakan mereka
tidak mengganggu kecuali terhadap orang yang mengganggu mereka.
22. Mengaku bisa berkomunikasi dengan ruh orang
yang telah meninggal
23. praktek hajabah yaitu menyuruh pasien
mengucilkan diri dari manusia 40 hari di dalam kamar gelap gulita lalu di
berikan sebagian kotoran, najis lalu di oleskan di tubuhnya dan tidak boleh
menggunakan air untuk mandi dan bersuci. Ini jelas menyembah syaitan.
24. Memberikan jampi-jampi
25. Melakukan praktek tahkim zaar ( jin ). Dan di
namakan Zaarun ( pengunjung ) dengan anggapan dia datang ke pasien bagaikan
pengunjung kemudian akan meninggalkannya.
Praktek tahkim
Zaar adalah : Dukun memanggil pasien wanita agar datang dengan berdandan,
wanita tadi duduk di tengah-tengah hadirin, kemudian pemain seruling beraksi,
wanita tadi di berikan wangian dan bukhur ( asap wangi ). Wanita tadi bernari
sampai kesurupan dan jin tersebut meminta banyak hal. Dan tahkim di sini adalah
memenuhi segala permintaan syaitan dan syaitan berjanji tidak akan mengganggu
wanita tersebut, apabila permintaannya di penuhi.
26. Mengaku bisa memberikan manusia air dari telaga
alkautsar
27. Mengaku mengetahui nama paling agung dan
mengaku bahwa jin akan patuh dan tunduk kepadanya.
28. Mempergunakan
sejenis permata dan batu bertuah ( di keramatkan ). ( seperti dukun ponari
JATIM, Dukun Mat selat Jambi kota dan Dukun Mujiono Jambi Kota- penulis ).
29. Menulis ayat- ayat
Alquran dengan terbalik.
30. Mengaku bisa
menyembuhkan berbagai penyakit kronis.
31. Mengaku bisa
menghidupkan orang mati.
32. Mengaku bisa
memotong manusia di udara.
33. Bisa mencuri uang
di Bank
34. Membaca telapak
tangan pasien. Yaitu memperhatikan garis-garis di telapak tangan dan jari
tangan kemudian meramal pada diri pasien tersebut kejadian yang telah berlalu,
yang sedang terjadi dan yang akan datang.
35. Bisa masuk kedalam
api dan menelan api.
36. Mangkok yang bergerak-gerak. Membuat
garis-garis bundar lalu mangkok di letakkan terbalik, kemudian si dukun komat
kamit membaca mantera.
37. Menghadirkan ruh orang yang telah meninggalkan
kemudian berdialog. Hakekatnya adalah permainan syaitan.
38. Menyembunyikan sekumpulan manusia di dalam
kubur, kemudian si dukun berteriak, “ wahai manusia hiduplah ! lalu mereka
berteriak, “ engkau imam mahdi “. ( ini tipu daya dan penipuan- penulis ).
39. Mengobati dengan
biji tasbih sudah di olesi dengan darah, dan telah kering
40. Mengobati pasien
dengan kuku-kuku panjang
41. Merubah lemari es
dan tempatnya menjadi tempat ayam betina, cangkir atau burung.
Ini mempergunakan jin untuk mengambil lemari es kemudian
mendatangkan di tempatnya ayam betina atau cangkir... Sementara manusia tidak
bisa melihat saat jin mengambil lemari es dan membawa ayam betina, cangkir atau
burung.
42. Mengaku bisa menjaga janin dari keguguran.
Syaikh Wahid ‘Abdussalam
Bali menjelaskan sebagai cara dukun/ paranormal melakukan praktik perdukunannya
dalam buku Ash Sharimul Battar fii
Tashaddi lis Saharatil Asyraar :
1.
Thariqatul iqsam .Praktek sumpah ( bersumpah
atas nama Jin atau Syaithan ).
Tukang
masuk ke dalam kamar gelap gulita lalu menyalakan api dan meletakkan
sejenis dupa atau kemenyan di atas api, sesuai dengan tujuan yang di inginkan.
Jika ingin menceraikan seseorang atau memasukkan permusuhan dan kebencian atau
sejenisnya, maka ia meletakkan di atas api dupa atau kemenyan yang busuk. Dan
jika ingin memasukkan cinta atau melepas ikatan ( suami yang terikat sihir
sehingga tidak bisa menggauli istri ) atau membuang sihir maka meletakkan di
atas api dupa atau kemenyan yang wangi. Kemudian tukang sihir mulai membaca
mantera-mantera syirik yang mengandung sumpah kepada jin atas nama pemimpin
mereka, dan meminta kepada mereka dengan menyebut tokoh mereka, juga kesyirikan
lain seperti mengagungkan pemimpin besar jin, istighotsah kepada mereka dan
lain-lain.
Hal itu di lakukan dengan
syarat si tukang sihir dalam keadaan tidak suci seperti junub atau memakai
pakaian bernajis dan lain sebagainya.
Dan setelah selesai
membaca mantera-mantera kekafiran tersebut, muncullah di depannya bayangan
berbentuk anjing, ular atau bentuk-bentuk lainnya kemudian si tukang sihir
memerintahkannya untuk melakukan apa yang di inginkannya, dan terkadang tidak
nampak apa- apa , hanya mendengar suara. Dan terkadang tidak mendengar apa-apa,
akan tetapi si dukun mengikatkan pada salah satu bekas pakai, orang yang akan
di sihir seperti rambut atau potongan kainnya yang mengandung bau keringatnya
dan lain-lain. Kemudian ia memerintahkan jin sesuai keinginannya. ( hal 37 ).
2. Praktek penyembelihan.
Tukang sihir mendatangkan burung, ayam
betina, burung merpati dan lain sebagainya dengan sifat tertentu, sesuai
permintaan jin. Dan kebanyakan berwarna hitam karena syaitan mengutamakan warna
hitam. Kemudian menyembelihnya dan tidak menyebut nama Allah waktu menyembelih.
Dan terkadang pasien di olesi dengan darah sembelihan tersebut. Terkadang tidak
berbuat seperti ini, tetapi sembelihan tersebut di lempar ke tempat pembuangan
sampah, sumur-sumur, atau tempat-tempat kosong, yang kebanyakannya adalah
tempat tinggal jin. Dan tidak menyebut nama Allah, waktu melemparnya kemudian
kembali ke rumahnya untuk mengucapkan mantera syirik kemudian memerintahkan jin
sesuai keinginannya. ( hal 38 ).
3. Praktek penistaan.
Cara ini tersohor di kalangan tukang sihir
dengan cara menistakan diri. Tukang sihir ini, mempunyai sejumlah pembesar
syaitan yang melayaninya, melaksanakan perintahnya, karena tukang sihir ini
telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan. Semoga Allah melaknatinya.
Ringkasan praktek ini
sebagaimana berikut ini :
Tukang sihir,
semoga Allah mela’natinya, berdiri dengan menjadikan Alquran sebagai sepatunya,
kemudian masuk ke dalam wc. Kemudian (
di dalam wc ) ini mulai membaca mantera-mantera kekafiran, lalu keluar dan
duduk di kamar dan memerintahkan jin dengan perkara yang di inginkan. Maka para
jin segera mentaatinya dan melaksanakan perintah- perintahnya. Jin-jin tersebut
bisa taat kepadanya, karena ia telah kafir kepada Allah dan telah menjadi
saudara dari salah satu saudara-saudara syaitan, dan telah menjadi orang yang
nyata merugi. Semoga Allah melaknatinya.
Tukang sihir ( yang
melakukan praktek ini ), di syaratkan harus melakukan sejumlah dosa besar, di
samping yang telah kami sebutkan di atas, seperti mendatangi mahrom, homo,
zina, atau mencela agama, itu semua mencari ridho syaitan. ( hal 39- 40 ).
4. Praktek najasah ( menulis ayat- ayat Al quran
dengan najis ).
Dalam praktek ini si
tukang sihir terlaknat menulis surat dari surat-surat Al quran dengan darah
haid atau selainnya dari pada perkara najis kemudian mengucapkan
mantera-mantera syirik lalu datang jin, kemudian ia memerintahkan dengan
perkara yang di inginkannya.
Dan tidak tersembunyi lagi, praktek ini
termasuk kekufuran nyata karena memperolok-olok Sebuah surat bahkan satu ayat
daripada ayat-ayat Alquran adalah kufur kepada Allah Yang Maha Agung. Apalagi
menulisnya dengan menggunakan najis ( Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari
kenistaan ini ). Semoga Allah mengokohkan hati-hati dan mematikan kita atas
Islam dan menghimpun kita di kalangan manusia terbaik. ( hal 40 ).
5. Praktek tankis ( menulis ayat- ayat Al quran
dengan terbalik ).
Pada cara ini, tukang sihir semoga Allah
melaknatinya menulis salah satu surat dari surat Alquran dengan huruf huruf
terpisah secara terbalik, yaitu dari belakang ke depan kemudian mengucapkan
mantera-mantera syirik, lalu datanglah jin,maka ia memerintahkan jin dengan
yang di inginkannya. Ini praktek harom juga karena mengandung kesyirikan dan
kekufuran. ( hal 40 ).
6. Praktek menyembah bintang.
Praktek ini di namakan juga dengan ar- rashdu
( mengintai bintang ), karena tukang sihir menunggu munculnya bintang tertentu
kemudian berbicara kepada bintang dengan bacaan- bacaan sihir kemudian membaca
mantera lain yang mengandung kesyirikan dan kekufuran. Sungguh Allah Maha
Mengetahui. Kemudian melakukan gerakan-gerakan , yang di sangka Untuk
menurunkan kekuatan rohani bintang tersebut, yang pada hakekatnya adalah
beribadah kepada kepada bintang tersebut adalah beribadah kepada selain Allah.
Walaupun Ahli nujum tidak mengetahui bahwa praktek tersebut adalah ibadah dan
pengagungan kepada selain Allah. Maka setelah itu barulah syaitan akan memenuhi
permintaan tukang sihir yang terkutuk. Sementara tukang sihir menyangka bahwa
bintanglah yang membantu nya. Sementara bintang yang di dustakan atas namanya
tidak mengetahui semua ini.
Para tukang sihir menyangka bahwa sihir
ini tidak akan bisa di lepaskan kecuali jika bintang tersebut muncul lagi.
Padahal beberapa bintang ada yang tidak
muncul lagi kecuali sekali dalam setahun, lalu mereka menunggu kemunculan
bintang tersebut, kemudian membaca mantera-mantera di dalamnya mengandung
istighotsah kepada bintang ini agar sihir mereka tetap bertahan.
Dan tidak di ragukan lagi bahwa praktek
ini merupakan pengagungan kepada selain Allah dan istighotsah kepada selain
Allah dan ini semua kesyirikan, belum lagi mantera-mantera kekufuran. ( hal 41
).
7. praktek melihat telapak tangan.
8. Praktek memanfaatkan benda bekas pakai pasien.
( hal 41- 43 ).
EYANG ABU HAZIM MUHSIN POTRET
PENITI DUKUN PUTIH DALAM KOMUNITAS SALAFIYAH
Dalam masyarakat awam
Indonesia, ada beberapa profesi memakai kosa kata dukun, seperti dukun beranak
untuk persalinan atau kelahiran atau tukang urut di sebut dukun. Yang kita bahas
di sini adalah kosa dukun yang menggunakan jasa jin atau praktek kesyirikan.
Walaupun ia tidak mengurut atau mengurus persalinan. Dalam masyarakat di lihat
dari sisi yang di praktekkan ada istilah dukun baik dan dukun jahat. Dukun baik
jika menolong orang seperti : pengobatan berbagai penyakit, mencari orang atau
barang hilang, agar laris dagangan, banyak pelanggan warung/ toko, memberikan
kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam dan semisalnya yang penting untuk kebaikan .
Dukun jahat jika menganiaya orang lain seperti order
santet, pelet, menggunakan kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam untuk melakukan
kejahatan. Dalam syariat Islam tidak beda keduanya ( dukun baik, dukun jahat )
semuanya harom untuk mendatanginya karena keduanya mendapatkan dari syaitan dan
ada praktek-praktek bertentangan dengan tauhid.
Di lihat dari sisi
penampilan, maka dalam masyarakat ada istilah dukun hitam dan dukun putih. Jika
berpakaian serba hitam, penampilan seram angker, suka di tempat gelap, berdupa,
berkemenyan,memiliki barang-barang pusaka seperti keris, tombak, pedang, wayang
dll maka di sebut dukun hitam. Jika berpakaian gamis, jubah, koko, peci,
sorban, tasbih, pakai rajah bersimbol huruf hijayyah dan manteranya ada bacaan
ayat al quran atau bacaan arab maka di sebut dukun putih. Maka dukun hitam dan
dukun putih sama hukumnya kufur harom.
Sementara di komunitas
salafiyah hari ini, muncul orang yang meniti dukun putih, berjubah atau
bergamis, berpeci atau bersorban tidak memakai tasbih, rajah dan tidak membaca
mantera syirik. Tetapi mantera dan ucapannya meniru perbuatan dukun dan
paranormal yaitu memastikan jumlah jin bahkan memastikan agama jin tersebut
pada tubuh seseorang, menerawang alam jin. Sementara menyebutkan keberadaan jin
di dalam rumah saja, sudah termasuk praktek tukang sihir, sebagaimana no 21.
Maka bagaimana pada hari ini, eyang Abu Hazim Muhsin menerawang, tembus pandang
dari Magetan memastikan jumlah jin, agama jin tersebut bahkan di tubuh manusia.
Sementara ruqyah saja tidak bisa
memastikan jumlah jin apalagi agama jin tersebut pada penderita. Maka manusia
Dajjal, saudara- saudara dukun yaitu Salim ( Slamet ) dan Ari Aryo dengan semangat menjulang
meyakini, menyebarkan ucapan eyang Abu Hazim, berimajinasi dan beternak fitnah
beranak pinak, menerawang tembus pandang alam jin. Allahu Musta’an. Berbalut
jubah salafi paling terhaq terbersih di negeri ini.
Inilah praktek perdukunan/
paranormal, sihir yang di tempuh pengikut ( JIL ) jalan iblis.
Di kalangan Hajuriyun
saja, Ust Abu Turob masih di tahzir oleh eyang Abu Hazim, Ust Faturrohman dan
semisal mereka, walaupun Ust Abu Turob sudah menyatakan ruju’, dan padahal
tidak ada yang taqlid dengan penyimpangan aqidahnya, maka bagaimana dengan
kasus penyimpangan tauhid, aqidah eyang Abu Hazim ini? justru menjadi bahan
taqlid dan di kultuskan serta di sosialisasikan oleh pengikutnya seperti Salim,
Ari dkk ? Bukankah ini lebih parah lagi? Seharusnya di tahzir lebih keras lagi. Allahul Musta’an.
TAMBAHAN NASEHAT UNTUK JURU
TERAWANG ALAM JIN BERKEDOK SALAFI PALING TERHAQ EYANG ABU HAZIM MUHSIN, SALIM,
ARI DAN SEMISALNYA.
1. Sudah berlalu tulisan saya di atas tentang
Syaitan selalu menyertai dan mendampingi manusia ada 6 macam dengan dalil dari
Alquran dan As sunnah. Mengalah dalam pembicaraan, eyang Abu Hazim bisa
menerawang jin di tubuh manusia dan memastikan jumlah dan agamanya, tidakkah
kamu menghitung berapa jin qorinmu sendiri? apa saja agamanya ? jantan atau
betina? Dan juga orang- orang di sekitarmu ? mulai istri, orang tuamu,
mertuamu, saudara- saudaramu, kerabatmu, tetanggamu, murid- muridmu di pondok ?
bahkan orang- orang jambi yang kumpul bertemu dengan mu waktu dauroh, sebelum
kamu bertamu ke rumah saya ? ( lihat kronologis ).Berapa jumlah jin di dalam
lobang hidung atasmu? Apa saja agamanya? Demikian juga di lobang hidung atas
orang dekatmu seperti istrimu,anak-anakmu, saudara-saudaramu, kerabatmu, murid-
muridmu ? bahkan kaki tanganmu di Jambi ?Berapa jumlah jin di dalam rumahmu,
kamar mandi/ wc ? apa agama mereka ? demikian juga di rumah saudara-saudaramu.
Berapa jin yang mengalir di dalam tubuhmu ?
juga orang- orang sekitar kamu ? tidak kamu periksa berapa jumlah ikatan
di tengkuk saudara-saudara mu atau murid-muridmu yang tidak mendirikan sholat
malam ? berapa jumlah syaitan yang kencing di telinga murid- muridmu sehingga
tidak sholat malam . La haula wala quwwata illa billah.
2 Wahai eyang peniti dukun putih mufti jalan
iblis, penjual agama dan mufti kanibal kehormatan manusia !
Mana dalil dari Al quran dan sunnah atas aqidahmu ? apakah
kamu menganggap Alquran kurang sempurna dan Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam menyembunyikan perkara ghaib?
Firman Allah Ta’ala :
وما هو على الغيب
بضنين (
Artinya : Dan
tidaklah ia (Muhammad) itu bakhil dalam menyampaikan perkara ghaib (At Takwir
24).
Maka dalam ayat ini
penegasan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam tidaklah menambah,
mengurangi, atau menyembunyikan perkara ghaib ataupun perkara lain dalam
syariat Islam ini.
3 Sadarkah kamu wahai eyang, orang-orang yang
berada di depan lobang hidungmu, di depan hidungmu di Jambi, banyak ada masalah
dengan dunia jin. Si fulan ( S ) dulu sejak kecil di rasuki jin sehingga
terkadang melihat jin ( setelah tasyakul/ malih rupa ), karena melalui proses
ruqyah akhirnya ia mengaji salafi. Bagaimana jika ucapannya dulu ketika di
ruqyah di yakini seperti ucapan kamu. Wahai inisial S, sadarkah kamu, saya
mengetahui seluk beluk dirimu dalam masalah ini ? mana harga diri, dan malumu menjadi penjulur lidah fitnah eyang Abu
Hazim, Salim dan Taufiq ? Bahkan lisan kamu ikut bicara di depan mereka.
Sukakah kamu di sebutkan, karena ada pengaruh jin kafir di badanmu ? Apakah
kamu mau, pekerjaan mu sekarang ini PNS, karena dulu ada kerasukan jin dan
sering di ruqyah ?Sementara kamu telah berbuat ini dalam masalah mesjid... dan
itu... kerja ini...dan itu...boleh ngak di terapkan fitnah Abu Hazim
kepadamu.... ia seperti itu karena dulu di rasuki jin dan selalu di
ruqyah.....?
Wahai Salim,
bukankah kamu mantan pendekar kesaktian/ kanuragan.. kamu bisa ini.. dan itu..
bahkan pengakuanmu dulu, kamu sampai bisa terbang di udara? Masih adakah sisa
jin di dalam tubuhmu ? apakah sudah hilang bersih ilmu hitammu ? Bukankah di
tahun –tahun awal kamu ta’lim salafi, ilmu hitammu belum hilang bersih?
Sadarkah kamu banyak orang yang tahu ? bahkan yang ta’lim salafipun ? tidakkah
kamu bertanya kepada Eyangmu ? kenapa kamu sibuk mengurus orang sementara
bukankah kamu masih berlumpur bertaburkan bangkai busuk anyir menyengat berulat
?dan Abu Luqman Slamet Sumeri bukankah juga lawan bertandingmu di udara sebagai
pengakuanmu dulu ? Sudahkah bersih ilmu hitam / kesaktian dan jin dalam tubuh
kalian ?
Wahai
Ari Aryo PNS DEPKEU, kamu taqlid bahkan ghuluw dengan aqidah eyang Abu Hazim,
bukankah kamu pernah curhat kepada saya kesulitan tidur malam ? seperti ada
yang menindih/ menghimpit walaupun sudah banyak do’a ? sadarkah kamu, itu tanda
kamu ada gangguan jin ? saya dulu menjaga perasaanmu, karena ada ikhwan lain di
sampingmu, akan ikut mendengar. Ternyata terhadap orang lain kamu tidak ada
menjaga perasaan dan tenggang rasa. Saya tidak mengatakan kamu begini begitu,
tetapi saya tetap motivasi kamu untuk terus dan memperbanyak dzikir, membaca Al
quran.Jujurlah terhadap dirimu sendiri, apakah motivasi dari saya ini, berasal
dari jin kafir? Allahul Musta’an. Perumpamaan kamu seperti orang yang sudah
kehujanan kemudian baru pakai payung, bukankah masih kedinginan? Kamu berbuat
ini.. dan ..itu menjadi da’i handal ( JIL ) jalan iblis, manusia Dajjal dan
saudara-saudara dukun. Tidak kamu hitung berapa jin qorinmu ? apa agamanya ?
berapa jin dalam lobang hidung atasmu ? apa
agamanya ? berapa jin di dalam tubuhmu ? tidak kamu bertanya ke Eyang mu ?
Bukankah Eyang Abu Hazim, gurumu tertinggi dalam perguruan jalan iblis ? kenapa
kamu sibuk mengurus orang ? sementara diri berlumpur bertaburkan bangkai busuk
anyir menyengat berulat? Ini mengalah dalam pembicaraan. Allahu musta’an. Wahai Abu izhar dan Ummu Izhar ! sadarkah
kalian bahwa fitnah Abu Hazim kembali ke muka kalian ? apakah kamu sudah lupa
atau pura-pura lupa ? bukankah adikmu korban sihir sampai tidak sadarkan diri
walaupun di luar/ tidak di ruqyah ? berapa minggu dan berapa bulan adikmu tidak
sadarkan diri ? sadarkah kamu bahwasanya masalah kerasukan/ kemasukan jin itu,
ada bertingkat-tingkat ?, yang paling parah adalah di kuasai total sehingga
tidak sadarkan diri lagi. Ada yang hanya mengganggu pada bagian tertentu dari
tubuh saja. Adikmu tidak sadarkan diri lagi, walaupun tidak di ruqyah,
mengucapkan ini dan itu...begini ...begitu ? Wahai Ummu izhar masih kah kamu
sadar dan berakal ? kamu menangis pilu dan berduka dengan keadaan adikmu ?
bahkan sampai kamu duga adikmu telah meninggal ? kamu mengucapkan ini.... dan
itu... ?? sementara saya ada di trans Purwodadi ? sadarkah kalian saya yang
meruqyah adikmu tiap datang ta’lim???? Bahkan ketika darurat pernah lewat via
hp ? dan ikhwan atau ummahat banyak yang menjadi saksi. Saya anjurkan seluruh
ikhwan tungkal, yang punya waktu kosong agar menolong meruqyah secara bergilir
?
Sadarkah kamu berdua, bahwa adikmu mengucapkan ini.... dan
itu.... bahkan sampai bongkar aibmu di dalam rumah wahai Abu Izhar?. Kamu
memang tidak sadar kan diri, karena saya tidak ada menganjurkan jama’ah
mempercayai ucapan syaitan. Sadarkah kalian hampir frustasi dengan kesembuhan
adikmu ? kalian sibuk, susah dan beban pikiran bahkan ada rencana meletakkan
adikmu di ma’had Ust Bukhori SUMSEL, agar santrinya yang meruqyah. Sadarkah
kalian? Saya selalu menasehatimu untuk bersabar? Sabar? Justru lebih baik di
obati di rumah, ada banyak keluarga dan ikhwan yang menolong. Bahkan saya
mencari pohon sidr ( bidara ) yang Alhamdulillah banyak tumbuh di kampung arab,
seberang jambi kota. Bertangkai-tangkai bahkan berbatang, saya bawa ke
Purwodadi, baik untuk kebutuhan air mandi maupun di tanam di beberapa tempat.
Menurut laporan beberapa ikhwan, semua hilang di cabut orang, entah siapa
pelakunya.
Wahai Abu Izhar dan Ummu Izhar ’Aib mu
dan problem dalam rumah tangga secara khusus..................., saya tutup dan
sudah di telan masa,tapi kalian tidak sadarkan diri, dan tidak tahu bersyukur
sedikitpun juga. Jika kamu menantang saya, saya bisa menyebutkan tertutup hanya
kita bertiga. Kamu dengan istrimu. Tapi kamu dan istrimu tak pernah sadar dan
merasa dengan sebuah budi . Kamu dan istrimu bahkan anak-anakmu akan malu
sepanjang masa. Dan kamu, istrimu dan anak-anakmu akan sakit hati bahka bisa
dendam sepanjang hidup. Dan saya pun akan di hujat sebagai bongkar aib.Tanyakan
pada anakmu Fahri ( alumni ma’had ust Jauhari Solo ), bukankah temannya ada
yang kemasukan jin sudah ia ruqyah, bahkan di bawa ke tempat ruqyah PKS tetapi
belum ada perubahan. Sehingga me minta tolong pada saya untuk meruqyahnya,
dengan izin Allah Ta’ala. Gimana hasilnya ? tanyakan pada anakmu dan adikmu
yang Alhamdulillah telah saya ruqyah. Saya tidak perlu cerita. Kamu, istrimu,
anakmu menjadi saksi. Kamu menyakini ucapan eyang Abu hazim ,bahkan ridho dengan orang yang mnyebar luaskan,tanyakan kepada eyang perguruan iblismu, apakah saya bisa meruqyah karena keutamaan Allah
ta’ala atau karena ada masih jin kafir di badan ?. Allahul musta’an. Sayapun
berlindung kepada Allah ta’ala seperti
perbuatan kalian semua. Allahu Yahdikum. Hanya kepada Allah lah saya
mengadu.
Bukankah
adikmu mengajar ngaji ? bagaimana jika modus kejahatan Salim, Ari dan Eyang Abu
hazim juga di arahkan pada kehormatan
adikmu ? bagaimanakah perasaan kamu berdua ? apalagi perasaan adikmu ? perasaan
anak-anakmu? Justru kamu donator utama dakwah Salim, Taufiq dan Abu Hazim,
rumahmu di Jambi Kota dan Ds. Purwodadi dan mobilmu menjadi fasilitas membantai
kehormatan saya. Bahkan kamu ikut meramaikan mencari fitnah ? saya sudah jawab
via sms. Sungguh jika saya tulis akan memperpanjang tulisan ini.Tiada saya
sangka dan saya duga, kamu bagaikan pinang yang tak terbelahkan lagi dengan
watak Salim. Wajar kamu menjadi musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan
menikam bisa dari belakang. Sadarkah kalian perbuatan kalian bagaikan anak
kecil suka bermain menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri ???
Beginilah potretnya jika adab akhlaq bagaikan anjing kusta yang selalu
mengonggong manusia agar kusta busuk anyir menyengat berulat di badannya, tidak
di ketahui dan di lihat manusia ? Beginilah potret jika adab akhlaq bagaikan
babi. Tampak makanan halal thoyyib bahkan di berikan yang halal thoyyib, tetap
yang di cari, di buser ( buru sergap ), di korek-korek adalah makanan busuk,
kotoran tinja dan bangkai. Dan permisalan perangai babi, ada di sebutkan oleh
Ibnul Qoyyim.Tapi perbuatan kalian semua
di bungkus dengan klaim salafi terhaq di indonesia, bermahkota peci kesalehan
adab, akhlaq dan sudah mengamalkan ilmu, sementara yang lain semua hizbi dan
Abu Turob , yang masih da’i kondang hajury pun tetap tidak boleh di ambil
ilmunya karena menyimpang aqidah walaupun sudah menyatakan ruju’, padahal di
antara murid-muridnya tidak ada yang taqlid dengan penyimpangan aqidahnya,
sementara penyimpangan aqidah kamu, justru pengikutmu taqlid, ghuluw dan
mensosialisakannya beranak pinak, oleh karena itu mestinya kamu di hukumi dan
di sikapi lebih keras lagi oleh Ahlus sunnah di Indonesia bahkan lebih khusus
oleh Hajuriyun sendiri, yang menganggap komunitas mereka, salafi terbersih
terhaq seantero dunia. Tapi fakta dan kenyataannya, hajuriyun menyuruh saya
diam bungkam, untuk menyelamatkan citra hajuriyun. Seperti ucapan Ust Abu turob
sendiri kepada saya ketika di Bengkulu, “jangan di ceritakan kepada Syaikh Al
Iryani”. Abu Ja’far Azmi langsa-Aceh, setelah makar Taufiq, sempat menelpon
saya dengan bahasa kasar sekali dan berkata” Ustadz jangan merengek-rengek telpon
ikhwan agar mereka ta’lim lagi, yang penting Ustadz harus menulis menjawab
semua tuduhan, mana yang salah akui dengan jujur, ini sebagaimana nasehat
seorang Ustadz kibar yang ana tanyakan “. Saya jawab “ silahkan kamu tulis semua tuduhan-tuduhan yang
kamu ketahui “ .Bahkan di lain
kesempatan Abu ja’far Azmi menyebutkan tuduhan Abu Siddiq Aceh mertua Salim,
saya ingkari tuduhannya, kemudian saya katakan “ kamu tulis semua semua tuduhan
termasuk dari Abu Siddiq Aceh, nanti akan saya jawab dalam sebuah tulisan “.
Azmi Aceh malah berkata “ nggak enak Ustadz, nanti saya bertengkar sesama orang
Aceh”. Di lain kesempatan Azmi telpon saya setelah dauroh Abu Hazim, Asnur
Surabaya dan Muslih adik Abu hazim di Musholla perum sevilla kota jambi, Azmi
berkata“ afwan Ustadz, menurut saya Ustadz nggak usah menulis menjawab tuduhan
Salim, Taufiq dan Ust Abu Hazim..........dst”. Allahul Musta’an. Justru
akhirnya Azmi Aceh yang merengek-rengek kepada saya jangan menulis menjawab
tuduhan.
Allahul Musta’an. Dan ada ikhwan lain, justru akhirnya
berbalik meminta saya jangan menjawab segala tuduhan Salim, Taufiq dan Abu
Hazim,...........dst.Allahul Musta’an. Apakah saya biasa meruqyah sejak dari
pekan Baru sampai di Jambi ini ,dan adapun pengaruhnya, silahkan manusia
bersaksi, apakah itu semua di sebabkan karena ada jin kafir di badan saya ?
ataukah karena rahmat dan keutamaan Allah ta’ala semata ? La haula wala quwwata
illa billah. Terbongkarlah identitas kamu sebenarnya, musuh dalam selimut,
penggunting dalam lipatan penikam bisa dari belakang, wahai Abu Izhar. Kamu dan
Salim telah membalas air susu dengan air tuba.
4 Wahai Eyang Abu Hazim, jika demikian sebenar
keyakinan mu pada saya, kenapa kamu merayu, mengajak saya ke dalam samudra
fitnah Yaman? Selalu SMS bahkan kirim kaset ceramah Ust Luqman. Kenapa kamu
memaksa saya mengisi dauroh Ngawi, padahal saya tidak mau terlibat dalam
fitnah, bahkan kamu meminta saya untuk memberikan tausiah di ma’hadmu ? jika
mengalah dalam pembicaraan, konsekweksi ucapanmu sukakah jika ada yang
mengatakan bahwa Muhammad ja’far tergiring dalam samudra fitnah Yaman karena
ada jin kafir di badannya ? Berarti jin kafir senang berada dan sebagai
pendukung pada pihak Syaikh Yahya dan kamu berarti menjadi komandan syaitan jin
dan syaitan manusia yang membela Syaikh Yahya dan Dammaj?, karena kamu sudah
mengetahui ada jin kafir pada seseorang tapi masih kamu ajak. Berarti gugurlah
semua pembelaan kepada Syaikh yahya dan
Dammaj kemarin. Sukakah kamu jika ada yang komentar seperti itu? Allahu Musta’an. La ila ha illa llah Muhammad
Rasulullah La hau la wala quwwata illa billah. Fitnah kamu, Taufiq, Salim dan
Ari. Juga aqidah dan manhajmu, Taufiq, Salim, Ari dkk yang menghalalkan
kehormatan manusia baik kepada du’at atau bukan dua’t bahkan ulamapun tidak
lepas dari incaran dosa lisan seperti
dusta, namimah, tajassus, mencari-cari kesalahan dan lain sebagainya yang
menjadi bibit haddadiyah.
Saya tidak suka manhaj ini di terapkan kepada saudara
saya sesama muslim, para du’at bahkan ulama sekalipun, sebagai mana saya tidak
terima dan tidak suka di terapkan kepada diri saya sendiri.Taqlid, ta’assub (
fanatik ), guluw kepada kamu, Taufiq hidayat, Salim, Ari bahkan kepada lisan
Dzulfadhli dan istrinya dan lain sebagainya.
5. Wahai Eyang Abu Hazim, jujurlah kamu. Bukankah
ketika saya mendampingimu dauroh di ds. Kritang-Riau, lalu kita menginap malam.
Pada tengah malam itu saya terbangun, lalu saya lihat kamu sedang membaca buku
tulis dengan posisi berbaring agak nyamping. Saya keluar ke kamar mandi, lalu
sholat malam, baca Al quran sebentar apa yang saya hafal, kemudian berdoa.
Setelah itu kita berbincang sampai adzan subuh. Kamu menceritakan dirimu
tentang materi-materi dauroh sudah di tulis di buku catatan dengan dalil-dalil,
dengan cara seperti itu sekalian mengulangi hafalan. Sadarkah kamu saat itu,
gigih menyuruh saya untuk mengisi jadwal daurohmu di Ds kritang- Riau ? karena
kecapekan safar dengan mobil dari Jambi ke Riau? Atau kamu hanya sekedar basa
basi busuk lain muka lain belakang ?. Saya pun gigih menolak. Dengan alasan
yang saya ungkapkan “ antum (kamu) enak kali, dauroh sudah ada persiapan
berkali-kali, sementara saya tidak ada persiapan. Kemudian ada satu alasan
lagi, yaitu ada Salim Boyolali yang siap mencari –cari kesalahan saya.
Apakah saya bisa bangun malam, sholat malam, membaca Alquran
dan berdo’a dalam keadaan lelah musafir dari Jambi naik mobil ke Riau yang
sebelumnya, saya ikut menghadiri daurohmu?, itu semua karena ada jin kafir di
badan saya atau karena rahmat dan keutamaan
Allah ta’ala ? Alhamdulillah jika saya mudah qiyamul lail dengan izin
Allah Ta’ala dalam keadaan lelah musafir, bagaimana jika tidak musafir ??
bagaimana dengan sholat lima waktu berjama’ah di mesjid ? apakah ini karena ada
jin kafir di badan saya ? atau karena keutamaan dan rahmat Allah Ta’ala ?.
Allahul musta’an. La haula wala quwwata illa billah.
Wahai eyang Abu hazim bukankah Allah Ta’ala
telah berfirman :
هل أنبئكم على من تنزل
الشياطين تنزل على
كل أفاك أثيم
Artinya : Wahai
manusia, maukah Aku beritahukan kepada kalian, kepada siapa syaitan turun menyampaikan ( bisikan- bisikan bohong ) ?
syaitan hanya turun menyampaikan ( bisikan- bisikan bohong ) kepada orang-orang
yang suka berdusta dan berbuat dosa. ( Asy- syu’aro’ 221- 222).
Maka betapa banyak ucapan dusta dan
berbuatan dosa berantai yang di lakukan oleh kaki tanganmu Salim,Ari
Aryo,Taufiq, Dzulfadhli dkk ? Berarti syaitan turun menyampaikan bisikan-
bisikan dusta kepada orang- orang semisal kalian! Inilah syaitan- syaitan teman
duduk nya para pendusta dan pelaku dosa berantai.
KEBATILAN AQIDAH SI DAJJAL,
PENITI DUKUN PUTIH, PENJUAL AGAMA EYANG ABU HAZIM MUHSIN YANG MEMASTIKAN
JUMLAH, AGAMA JIN DI TUBUH SESEORANG DAN TIDAK MAU DI RUQYAH KARENA ADA JIN
KAFIR.
Dalam shohihaini : telah
bercerita kepada kami Musaddad, ia berkata telah bercerita kepada kami Yahya
dari ‘Imron Abi Bakar berkata telah bercerita kepadaku ‘Atho’ bin Abi Robah
berkata : berkata Ibnu Abbas padaku : maukah kamu, saya tunjukkan seorang
wanita dari penduduk syurga ? aku jawab ya. Berkata Ibnu Abbas : inilah seorang
wanita hitam mendatangi Nabi Shallallahu’alaihi wasallam berkata : sesungguhnya
saya sering kesurupan, hingga auratku terbuka. Mohon do’akan aku kepada Allah
Ta’ala (agar sembuh ). Beliau bersabda : jika kamu bersabar, maka bagimu
syurga, namun jika engkau mau ( agar cepat sembuh ), aku akan berdoa kepada
Allah agar menyembuhkan kamu. Wanita ini menjawab : aku memilih sabar, namun
doakan aku pada Allah agar auratku jangan tersingkap. Kemudian Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam mendoakannya ( agar auratnya tidak terbuka ). Telah
bercerita kepada kami Muhammad ia berkata telah memberitakan kami Makhlad dari
Ibnu Juraij telah memberitakanku ‘Atho sesungguhnya ia melihat Ummu Zufar,
wanita tinggi hitam itu, pada tirai ka’bah. ( HR Bukhori 5652 dan HR Muslim
2576 ).
Sebab kesurupan wanita ini
adalah gangguan jin sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari J 10/
143.
Hadist ini memberikan pelajaran
:
1. Keutamaan orang yang
kena musibah kesurupan, sesungguhnya
bersabar atas cobaan dunia akan mewarisi syurga.
2. Sesungguhnya memegang yang berat lebih utama (
tidak di ruqyah ), daripada memegang yang ringan. Bagi yang mengetahui pada
dirinya ada kemampuan( ruqyah mandiri ).
3. Bolehnya meninggalkan berobat.
4. Sesungguhnya pengobatan seluruh penyakit
dengan doa dan bersandar kepada Allah lebih baik dan bermanfaat dari pada
pengobatan dengan ramuan dan pengaruh itu semua ( berdoa kepada Allah ta’ala )
dan penerimaan badan atasnya lebih besar daripada pengaruh pengobatan fisik.
5. Bersabar ketika gangguan jin adalah jaminan
syurga.
6. Tidak meminta di ruqyah. Dan ruqyah mandiri
lebih afdhol karena inti ruqyah adalah berdoa kepada Allah Ta’ala. Berdoa
sendiri dengan di ruqyah orang lain tentu semangatnya berbeda, lebih kuat dan
harapan besar karena ia yang butuh.
7. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tidak ada
menuduh wanita ini, tidak mau di ruqyah karena ada jin kafir di dalam tubuhnya.
8. Nabi Shallahu’alahi wasallam tidak ada
menyebutkan jumlah jin dan agama jin di dalam tubuh wanita ini.
Dalam hadist lain : dari
Ustman bin Abil ‘ash, ia berkata : ketika Rasulullah Shallallahu ’alaihi
wasallam menjadikanku gubernur di Thaif, ada sesuatu yang mendatangiku di dalam
sholatku, sehingga aku tidak mengetahui sholatku. Ketika aku melihat hal itu,
aku mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, “ wahai rasulullah ada
sesuatu yang mendatangiku di dalam sholatku “. Beliau bersabda : itu adalah
syaitan, mendekatlah engkau, maka aku mendatangi beliau, lalu aku duduk di atas
ujung-ujung telapak kakiku. Lalu beliau memukul dadaku dengan tangannya dan
meludahi mulutku, seraya berkata : “ keluarlah wahai musuh Allah . Beliau
melakukannya tiga kali. Lalu bersabda “ kembalilah kepada tugasmu. Ustman
berkata “ sungguh aku tidak merasa ada yang menggangguku setelah itu ( HR. Ibnu
Majah no 3548 di shohihkan Syaikh Albani.
Salah satu faedah : bahwa
kemasukan atau kerasukan jin dalam tubuh seseorang itu bertingkat-tingkat. Ada
yang total sehingga tidak sadarkan diri, bahkan ngamuk-ngamuk dan teriak-teriak
seperti orang gila. Ada yang tidak total, masih berusaha sholat, tetapi tidak tahu
lagi bacaan sholat lagi, sehingga hanya gerak badan, termenung diri, bengong
dan tatapan mata kosong. Ada juga yang setelah wudhu’ sholat langsung pingsan
tidak sadarkan diri, sampai tersadar ketika waktu sholat sudah habis. Bahkan
ada yang lupa dengan diri sendiri, dengan segala urusannya, bahkan kalau makan
minumpun ngak sadar seperti makan batu. Dan ada yang panjat dinding. Ada yang
tidak total, hanya pada bagian-bagian anggota badan tertentu, masih bisa
beraktifitas namun mengganggu pada waktu-waktu tertentu dan lain-lain.
Dalam lafadz lain : Dari ‘Utsman bin Abi Al ‘Ash
Radhiallahu ‘anhu : aku mengadu kepada Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam
tentang lupa bacaan Alquran, lalu beliau memukul dada ku dengan tangannya, lalu beliau bersabda wahai syaitan keluarlah dari dada
Utsman,( beliau berbuat demikian tiga kali ). ( Shohih. As shohihah 2918 ).
Berkata Syaikh Albani
menyebutkan hadist ini dan semisalnya menunjukkan bahwa terkadang jin merasuki
atau memasuki badan seseorang walaupun seorang mu’min sholeh.
Maka hadist ini ,juga hadist-hadist lain cara
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam meruqyah seperti hanya membaca saja,
ruqyah dengan membaca dan meniup, ruqyah dengan membaca dan meludah, ruqyah
dengan membaca dan mengusap, ruqyah dengan membaca dan meletakkan tangan di
atas bagian tubuh yang sakit kemudian mengusap, ruqyah dengan membaca dan
meniup bersama dengan mengusap, ruqyah dengan membaca yang bersamaan dengan
meletakkan ludah di atas jari, kemudian meletakkan jari di atas tanah lalu
kepada orang sakit, ruqyah dengan meletakkan garam di dalam air, kemudian
mengusapkan garam itu pada bagian tubuh yang sakit yang bersamaan dengan
membacakan ruqyah kepada orang yang tersengat, ruqyah dengan membaca yang
bersamaan dengan mencampur tanah dan air lalu meniupkan padanya, kemudian
menuangkan campuran tersebut kepada orang yang sakit. Hadist-hadist ini
menunjukkan juga bahwa tidak ada Rasululullah Shallallahu’alaihi wasallam
menyebutkan jumlah jin dan memastikan agama jin kafir tersebut dari penderita.
Wahai Abu Hazim itulah
zaman Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam,ada musibah yang menimpa shahabat
yang tidak di ragukan lagi kesholehan dan keadilannya. Apakah kamu bisa
menjamin dirimu tidak di masuki atau di rasuki jin walaupun tidak total hanya
pada anggota badan tertentu ??
NASEHAT UNTUK PRAKTISI RUQYAH
EYANG ABU HAZIM MUHSIN DAN SEMISALNYA.
Sudah banyak pembahasan
ulama tentang ruqyah, ceramah para asatidzah, atau tulisan di majalah
Asy-syari’ah, ataupun buku tentang masalah ini. Namun untuk mempersingkat, saya
tulis beberapa point saja berkaitan prilaku eyang Abu hazim. Di antaranya :
1. Ayat Al quran memang memberikan pengaruh, dan
kitapun tidak mengingkari bahwa ada pengaruh pula dari pada tauhid dan
kesholehan juru ruqyah, akan tetapi kesembuhan bukanlah semata karena bacaan
ruqyah atau bagusnya juru ruqyah tersebut,akan tetapi atas izin Allah Ta’ala.
Kita tidak tahu kapan kesembuhan itu akan datang, hal itu perkara ghaib, hanya
urusan Allah Ta’ala Maha Mengetahui. Masalahnya, berimankah kita dengan qodho
dan qodar Allah Ta’ala?. Apakah kita mempunyai keluasan hati dan ketegaran jiwa
menjalani ni’mat musibah dan menghadapi waktu yang tidak tentu tersebut ?. Dan
apakah kita juga memiliki kelapangan hati dan ketegaran jiwa, jika ternyata
takdir Allah ta’ala yang di pilihkan untuk kita dan orang-orang yang mencintai
kita tidak sesuai dengan harapan kita
untuk segera sembuh? Bukankah hal ini mungkin terjadi ? Allah Maha Berkehendak,
Allah Maha Bijaksana Allah Maha Mengetahui, Allah Maha pengatur urusan, lagi
Maha Memiliki Hikmah. Ini masalah Iman dengan qodho dan qodar, menuntut kita
untuk sabar, ridho dan ikhlas atas segala kemungkinan.
Sebuah kepastian ada hikmah dan kebaikan bagi hambaNya. Yang
wajib kita lakukan adalah berusaha secara syar’i, apakah membuahkan hasil atau
tidak, cepat atau lambat, ikhlas seluruh amal hanya untuk Allah ta’ala.
Syaikh Sa’di
memberikan faedah dalam tafsirnya surat Al baqoroh ayat 102- 103 di antaranya :
pada ayat ini dan semisalnya menunjukkan bahwanya semua sebab-sebab walaupun
pada puncak kekuatan berpengaruh/ berbekas, maka semua itu tetap tunduk kepada qodha dan qodar
Allah Ta’ala, oleh karena itu bukanlah semua sebab sebab tersebut, semata-mata
yang bisa memberikan pengaruh/ bekas. Tidak ada seorang pun yang menyelisihi
dasar tauhid ini, dari firqoh-firqoh kecuali firqoh alqodariah dalam perkara
perbuatan hamba-hamba, mereka menyangka semua sebab-sebab itu berdiri sendiri,
tidak tunduk kepada masyiah ( kehendak ) Allah. Lalu mengeluarkannya dari
kekuasaan Allah Ta’ala sehingga mereka
menyelisihi Alquran, sunnah RasulNya, dan ijma’ shahabat dan tabi’in.Selesai.
Oleh karena itu
semua sebab-sebab, baik sebab kauni qodari maupun sebab syar’i, semuanya tidak
keluar dari qodha dan qodar Allah Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Utsaimin juga
menyebutkan masalah hukum sebab- sebab: golongan manusia dalam masalah hukum sebab-sebab:
1. Golongan yang mengingkari sebab-sebab, dan
mereka adalah setiap orang yang menolak hikmah Allah Ta’ala seperti Al
jabariyah dan Asy ‘ariyah.
2. Golongan yang ghuluw ( ekstrim ) dalam
menetapkan sebab-sebab sehingga yang bukan sebab syar’ipun di jadikan sebab,
mereka adalah kaum khurofat dari sufiyah dan semisal mereka.
3. Golongan yang mengimani sebab-sebab dan
pengaruhnya, akan tetapi mereka tidaklah menetapkan sebab-sebab kecuali apa
saja sebab-sebab yang hanya di tetapkan oleh Allah Ta’ala, sama apakah itu
sebab syar’i atau sebab kauni ( alami ). Tidak di ragukan lagi merekalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dengan iman yang hakiki dan beriman
dengan hikmahNya, yaitu mereka menghubungkan sebab dengan penyebabnya, dan ini
termasuk kesempuraan hikmah ( Al qaulul mufid syarh kitab at tauhid bab
termasuk perkara kesyirikan memakai gelang, benang dan semisalnya Jilid 1 hal
105 ).
Demikianlah sebab baik kauniyah qodariyah
atau syar’iyyah, betapun hebatnya, tidak akan keluar dari qodha dan taqdir
Allah Ta’ala. Dan apabila Allah Ta’ala menginginkan sesuatu terjadi pada waktu
tertentu atau tempat tertentu, Allah Ta’ala taqdirkan semua sebab yang akan
menghalangi terjadinya sebelum waktu yang telah di tentukan Nya. Sebagaimana
Allah Ta’ala taqdirkan pula sebab-sebab yang mendorong terjadinya apa yang
Allah tentukan.
Karena semua sebab tadi,
betapapun kuat dan bagusnya, sama sekali tidak akan keluar dari qodho dan qodar
Allah Ta’ala.
Dan apabila Allah Ta’ala berkehendak pada sesuatu pada
waktu yang khusus, dan tempat khusus, maka Allah Ta’ala takdirkan semua sebab
yang kongkrit dan sebab abstrak yang akan menghalangi terjadinya sesuatu
sebelum waktu yang telah di tentukanNya. Sebagaimana Allah Ta’ala takdirkan
pula semua sebab-sebab yang mendorong terjadinya, apa yang Allah Ta’ala
kehendaki. Dan pada kondisi demikian terdapat hikmah yang besar dan beriman
kepada qodho dan taqdir Allah Ta’ala.
Ada
beberapa contoh seperti kisah Bani Israil yang tersesat selama 40 tahun di
padang pasir di antara beberapa kota, dalam jumlah yang besar, menempuh jarak
yang pendek. Tidak tahu jalan yang akan di tuju, dan mereka tidak mendapatkan
orang yang akan menunjuki mereka jalan yang akan di tuju.
Demikian juga Ashabul Kahfi ( pemuda penghuni gua )
selama 309 tahun. Padahal gua dekat dengan kota, namun tidak ada seorangpun
yang mengetahui mereka, dalam waktu yang demikian panjang. Demikianlah kehendak
, kekuasaan dan hikmah Allah Ta’ala.
Demikian juga kisah Nabi Ya’kub tidak mengetahui di
mana anaknya (Nabi yusuf ) berada, padahal jarak yang memisahkan begitu
panjang, dan dorongan kuat senantiasa berdo’a dan berusaha untk berjumpa. Namun
Allah Ta’ala takdirkan pertemuan, pada waktu dan kondisi yang telah di tentukan
Allah Ta’ala. Ini semua menunjukkan kekuasaan,kehendak, ilmu dan hikmah Allah
Ta’ala serta beriman dengan qodho dan qodarNya.
2. Janganlah kamu
berkeluh kesah, sesak dada, perpikir rumit, sempit,tidak tentu arah, sementara
pasien-pasienmu justru sabar dan ikhlas miniti musibah. Mereguk kenikmatan di
balik musibah, merasakan cinta kasih sayang Allah di balik musibah terhadap
dirinya, tidak ada beban berat dalam ucapannya, tiada keluh kesah dalam
ucapannya, tiada luapan perasaan kesedihan, tiada duka lara, tiada kepiluan
mendera, apalagi meneteskan air mata duka, tiada tampak ungkapan mengharu biru
pilu,mengerti arti sebuah ketegaran jiwa dan hati, memahami sabar dan ikhlas,
apalagi tidak ada ungkapan tidak terima dengan musibah Allah Ta’ala.
Renungkanlah wahai juru ruqyah! Jika kamu masih
seperti itu, apalagi mengajarkan orang seperti itu, cobalah, ambillah 8 sendok garam atau lebih
ke dalam segelas air, aduklah sampai rata, minumlah, gimana ? terasa asin bukan
?? sekarang masukkan 8 sendok garam atau lebih ke dalam sumur, atau kolam atau
sungai atau danau, aduklah. Kemudian ambillah air segelas di sumur, atau sungai
atau danau tadi. Minumlahlah, apakah terasa asin seperti pertama ???
Artinya
sebuah perumpamaan garam itu adalah masalah dalam hidup kita. Gelas atau danau
Atau sumur atau kolam atau sungai adalah ruang hati yang menampung segala
permasalahan Itu.Garam tadi sungguh
terasa asin sekali dengan garam sekian.., karena wadah yang hanya gelas. Tapi
manakala wadah kita seluas kolam, sungai, danau, sumur, maka garam lebih
banyakpun tiada terasa.
Begitulah,
jika kita memiliki iman dan ikhlas kepada Allah, hati luas dan lapang, jiwa tenang, pikiran
tentram, maka sebuah masalah musibah Allah ta’ala itu, terasa ringan. Meskipun
masalah itu sendiri belum terselesaikan. Jadi masalahnya bukan masalah musibah
itu sendiri, tapi bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut. Masalah iman
dan hati, lebih mendasar dan perlu di selesaikan sebelum masalah itu sendiri.
3. Beberapa sahabat ada yang terkenal mustajab
do’anya, seperti sa’ad bin Abi Waqqash juga tabi’in seperti Uwais alqorni,
namun tidaklah membuat kaum muslim untuk sangat fakir atas kemustajaban ( di
kabulkan ) do’a mereka, untuk memperbaiki urusan pribadi- pribadi, duniawi dan
agama kaum muslimin. Walaupun sebenarnya tidak ada pelarangan syar’i untuk
datang dan minta di do’akan oleh mereka langsung. Sebagaimana yang di lakukan
Umar bin khattab kepada Uwais Alqorni.
Pada hakekatnya ruqyah sama seperti doa, memohon
segala kebutuhan seorang hamba semata kepada Allah Ta’ala. Bahkan banyak bayi
lahir di zaman Rasululullah Shallallahu’alaihi wa sallam, tetapi tidak semuanya
di bawa kepada Beliau untuk di tahnik. Oleh karena itu jangan kamu menjadikan
dirimu untuk berdoa bagi orang lain. Sikapmu sama seperti orang yang berkata, “
ke sinilah saya akan mendoakanmu”. Sikap dan ucapanmu justru mengajak orang
meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam untuk berdoa sendiri atau
ruqyah mandiri serta bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu hendaknya
para juru ruqyah khawatir fitnah terhadap dirinya, pasiennya. Apalagi terhadap
ummat.
4. Praktisi ruqyah bisa rusak, sombong, ujub,
riya’, karena tipu daya syaitan sangat
halus dan licin. Bisa saja syaitan membuat tipu muslihat, waktu di suruh sang
peruqyah untuk keluar dari tubuh orang yang kesurupan. Ibnul qoyyim
menceritakan kisah gurunya syakhul islam Ibnu Taimiyah seringkali membacakan di
telinga orang yang kesurupan surat Almu’minun ayat 115. Suatu ketika Syaikhul
islam membaca ayat tersebut di telinga orang yang kesurupan, Jin ( dalam tubuh
pasien ) menjerit tinggi berkata : ya. Berkata Syaikhul Islam : saya mengambil
tongkat dan memukuli urat lehernya sehingga tanganku kelelahan. Para hadirin
yang menyaksikan yakin bahwa orang tersebut akan mati akibat pukulan tongkat
tersebut. Pada saat pukulan tersebut, jin berkata : saya mencintainya! Syaikh
berkata : dia tidak mencintaimu. Jin berkata : saya ingin haji bersamanya.
Berkata Syaikh : dia tidak mau naik haji bersama kamu. Berkata jin : saya akan
tinggalkan dia demi menghormati mu. Berkata Syaikh Ibnu Taimiyah berkata tegas
: tidak, akan tetapi keluarlah kamu karena mentaati Allah dan RasulNya. Berkata
Jin :ya saya akan keluar darinya. Tak lama kemudian orang kesurupan tadi sadar
diri lalu duduk sambil melihat ke kanan dan ke kiri, lalu berkata : ada apa
sehingga saya di depan Syaikh ? para hadirin berkata kepadanya : bagaimana
dengan semua pukulan yang beruntun tadi ? Orang tersebutpun bertanya : alasan
apa syaikh memukulku sementara kesalahan apa yang aku lakukan ? Ternyata orang
tersebut tidak merasakan apa- apa ketika di pukul Syaikh.( Ath Thibbun Nabawi
hal 47 Pasal tentang petunjuk Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dalam mengobati
kerasukan ).
Perhatikan bagaimana halusnya tipuan
syaitan “ saya tinggalkan dia ( keluar ) demi menghormati kamu “. Jika
aqidahnya lemah, maka akan membenarkannya bahkan menerima permintaan syaitan
tersebut. Kemudian hati praktisi ruqyah gembira berbunga-bunga di iringi senyum
ujub, sombong. Apalagi banyak orang di sekitarnya, kemudian di ceritakan lagi
semua ucapan syaitan kepada orang lain, maka semakin ujub dan sombong. Bahkan
jika ada permintaan syaitan, mau keluar dari tubuh walaupun sehelai daun adalah
dosa besar syirik. Karena substansi masalah bukan kepada harga tetapi kepada
ketundukan hati dan kepercayaan hati kepada ucapan dan perintah syaitan. Dalil
HR. Ahmad tentang ada orang masuk neraka karena seekor lalat dan ada orang
masuk syurga karena seekor lalat.
Wahai Abu hazim, kamu bangga, sombong
dan ujub, jika sedang meruqyah pasien,kemudian syaitan berkata “ ampun
pak..ampun pak.” Dan ucapan lainnya yakni misalnya,syaithan mengancam akan
menghancurkan korban, lalu kamu sosialisasikan kepada manusia. Justru itulah
aib kamu, tukang ghibah harom dan bukti kerusakan tauhidmu. Sementara
pendengarmu sudah taqlid, fanatik dan ghuluw
(mengkultuskan ) kepada mu.
5. Inilah termasuk tipu daya syaitan kepada sang
praktisi ruqyah dan pasien. Syaitan bisa berpura- pura takut, bahkan berdusta
mengatakan “ ampun pak Muhsin, ampun pak Muhsin, saya betul-betul akan keluar”.
Sehingga menambah kepercayaan para hadirin kepada pribadi praktisi ruqyah,
menganggap si juru ruqyah lebih kuat, dan lebih penting dari pada ayat Alquran
yang di baca oleh juru ruqyah. Bahkan para hadirin menganggap, praktek juru
ruqyah lebih kuat lagi di banding ruqyah mandiri dan langsung berdoa kepada
Allah ta’ala.Allahul Musta’an. La haula wala quwwata illa billah.
6. Janganlah kamu
menimbulkan atau membuat pemahaman ketergantungan, kepasrahan dan ketundukan
hati manusia kepada ruqyahmu lebih besar dari pada ketergantungan, kepasrahan
dan ketundukan hati manusia kepada Allah Ta’ala.
7. Praktisi ruqyah
bukanlah seperti dokter modern yang mengobati penyakit, yang sudah di kenal
standar medisnya. Dan kesembuhannya pun terkadang tergantung dengan resep yang
di berikan dokter sesuai dosis masing-masing bukan karena pribadi dokter yang
mengobatinya. Berbeda dengan praktisi ruqyah, maka si praktisi ruqyah akan
menyangka bahwasanya kesembuhan pasien itu tergantung kepada pribadinya saja.
Terkadang di temukan banyak praktisi ruqyah yang bertauhid, mengetahui sunnah
dan hafal Al quran, tetapi ada juga pasien
menyangka merasakan ada pengaruh saat di ruqyah, jika di ruqyah oleh satu orang praktisi ruqyah saja,
sehingga bisa memunculkan perasaan sombong, ujub, sum’ah, riya’ dan hati
berbunga-bunga pada satu orang praktisi ruqyah tersebut.
8. Jangan ghibah harom terhadap pasien.
9. Wajib di ketahui secara mendasar bahwa para
Jin adalah sangat pendusta, itulah dominan pada mereka sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam kepada Abu Hurairoh, tentang kisah jin yang
berbicara kepada Abu Hurairoh selama tiga malam kemudian memerintahkannya
membaca ayat kursi ketika hendak tidur, maka Nabi Shallallahu’alahi wasallam
bersabda, “ dia jujur kepadamu, padahal dia itu kadzub ( sangat pendusta ).
( HR. Bukhori ).
Juga jin mengajak kepada kekejian dan
kemungkaran. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
يا أيها الذين آمنوا
لا تتبعوا خطوات الشيطان
ومن يتبع خطوات الشيطان
فإنه يأمر
بالفحشاء والمنكر
Artinya
: Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
syaithan, dan barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaithan maka
sesungguhnya syaithan itu menyuruh kepada kekejian dan kemungkaran ( An-nur 21
).
Juga ayat- ayat lain sebagaimana yang
sudah saya terjemahkan di atas, dalam judul tentang peringatan dari fitnah-
fitnah dan tipu daya iblis di buku talbis iblis hal 32.
Oleh karena itu, janganlah kamu wahai eyang
Abu Hazim menjadikan ucapan Jin, syaithan sebagai suatu pembenaran, bahkan
hendaknya kamu memperingati manusia agar tidak membenarkan ucapan jin syaithan
karena asal nya pendusta dan penyeru kekejian dan kemungkaran.
Kemudian bagaimana kamu akan membuat
perhitungan dengan mereka ( para jin ) apabila mereka sangat pendusta? Jika
terhadap perkataan manusia saja, yang mana kamu sudah mengetahuinya sebagai
seorang pendusta atau kamu tidak yakin dengan kejujurannya?.Maka bagaimana
pula, kamu bisa membenarkan dengan perkataan para jin ( syaithan ) yang mereka
adalah ahli sangat pendusta dan penyeru kekejian dan kemungkaran sebagai mana
dalil di atas.
10. Janganlah hatimu
tunduk kepada Syaithan. Allah Ta’ala berfirman :
ولقد بعثنا في كل
أمة رسولا أن اعبدوا
الله واجتنبوا الطاغوت
Artinya : Dan sungguh Kami telah mengutus
setiap ummat Rasul yang semuanya menyeru beribadah kepada Allah dan menjauhi
thogut ( An nahal 36 ).
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memasukkan
ayat ini dalam kitab Tauhidnya bab pertama. Berkata pengarang Fathul Majid :
Thogut secara bahasa adalah melampaui batas. Berkata Umar bin Khattab : thogut
adalah syaithan. Dan berkata Jabir : thogut adalah para dukun yang mana
syaithan-syaithan turun kepada mereka. ( hal 29 ).
Berkata Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al qor’awi
: thogut dalam Alquran ada 3 macam : pertama : berhala, kedua syaithan :
sebagaimana dalam Alquran Al baqoroh 256, An nisa’ 76, Al ma idah 60, dan
ketiga adalah : ka’ab bin Al Asyrof. ( Hasyiyah mustafid ‘ala mawadi’ Fathul
majid hal 30 ).
Dan thogut itu banyak , gembongnya lima :
pertama syaithan yang mengajak kepada ibadah kepada selain Allah. Dalil
ألم أعهد إليكم يا
بني آدم أن لا
تعبدوا الشيطان إنه لكم
عدو مبين Artinya : Bukankah Aku telah
memerintahkanmu, hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan ?
sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu ( yasin 60 ). ( Hasyiyah Mustafid ‘ala mawadi’
fathul majid hal 31 ).
Kalimat ijtanibu ( jauhilah ) lebih
tinggi dan lebih dalam ma’na nya dari pada ma’na utrukuu ( tinggalkanlah ). Ayat inilah ma’na
La ila ha illah.
Kesimpulannya : wajib bagi manusia bertauhid
dan menjauhi syaithan bukannya malah mendekatkan manusia dengan syaithan
apalagi mempercayai, tunduk dan beribadah kepada syaithan. Wal’iyadzu billah.
NASEHAT UNTUK PRAKTISI RUQYAH
SEMISAL EYANG ABU HAZIM MUHSIN YANG MENCELA, MENGHINA KORBAN MUSIBAH DAN
MENYANJUNG PELAKU DOSA BESAR BERANTAI.
Dalam Shohihain. Dari Thowus berkata : aku dengar
Abu Hurairoh dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Nabi Adam dan Musa saling berhujjah. Nabi
Musa berkata, “ Wahai Adam, engkau bapak kami, engkau telah merugikan kami dan
mengeluarkan kami dari syurga”. Lalu Nabi Adam berkata kepada Nabi Musa, “
Wahai Musa, Allah telah memuliakan engkau dengan Firmannya, dan telah
menggariskan taqdir untuk engkau dengan tanganNya, apakah kamu akan mencela aku
atas perkara, yang sudah Allah taqdirkan padaku sebelum aku di lahirkan 40 tahun
? Maka Nabi Adam memenangkan hujjah pada Nabi Musa, maka Nabi Adam memenangkan
hujjah pada Nabi Musa, tiga kali ( HR Bukhori 6614 kitab Al qodar bab Nabi Adam
dan Nabi Musa saling berhujjah di sisi Allah Ta’ala ).
Berkata Al Hafidzh Ibnu Hajar :
sesungguhnya kemenangan hujjah Nabi Adam
karena dua alasan :
1. Sesungguhnya tidak boleh bagi makhluq (
manusia ) untuk mencela orang lain pada kejadian ( musibah ) yang sudah menjadi
taqdir atasnya, melainkan kejadian itu semua karena sudah izin Allah ta’ala,
sehingga pembuat syari’at ( Allah Ta’ala ) lah yang sebenarnya di cela. Maka
tatkala Nabi musa mencelanya ( Nabi Adam ) dalam perkara yang tidak di izinkan
( untuk di cela), Nabi Adam membantahnya dengan taqdir, maka Nabi Adam berhasil
mendiamkan Nabi Musa.
2. Sesungguhnya yang di kerjakan Nabi Adam,
berkumpul di dalamnya taqdir dan usaha perbuatan, sementara taubat menghapus
bekas perbuatan dosa. Dan Allah ta’ala telah menerima taubat Nabi Adam, maka
tidaklah yang tersisa kecuali taqdir. Sementara celaan tidaklah di arahkan
kepada taqdir karena itu perbuatan Allah dan tidaklah di tanyakan apa saja yang
di perbuat Allah Ta’ala. ( Fathul Bari J 11 hal 621 ).
Hadist tentang ini juga ada
di Shohih Muslim no 2652, kitab Al qodar bab hujjah-hujjah Nabi Adam dan Nabi
Musa ‘Alahimassalam ).
Berkata Imam Nawawi : Dan ma’na perkataan Nabi Adam
adalah sesungguhnya engkau wahai Nabi Musa mengetahui bahwasanya perkara ini
sudah di tertulis atas diriku, sebelum aku di ciptakan dan telah di taqdirkan
atasku, maka pasti akan terjadi. Walaupun aku dan seluruh makhluq semuanya
menolak walaupun seberat biji sawipun maka kita tidak akan mampu, lalu kenapa
kamu mencela aku atas perkara tersebut.
Berkata ‘Allamah Ibnu Abil
‘izzi Alhanafi : Bahkan yang shohih adalah : bahwasanya Nabi Adam tidak
berhujjah dengan qodho dan taqdir atas perbuatan dosa, sementara Nabi Adam
sangat mengetahui tentang Robbnya dan perbuatan dosanya. Bahkan anak keturunan
dari kaum mu’minin tidak berhujjah dengan qodho dan qodar dalam melakukan
perbuatan dosa karena aqidah ini adalah batil. Dan Nabi Musa ‘Alaihissalampun
sangat mengetahui tentang Nabi Adam dan Hawa dan perbuatan dosanya untuk
mencela Nabi Adam atas perbuatan dosanya yang beliau telah taubat. Allah
Ta’alapun telah menerima taubatnya dan telah memuliakan dan memberinya hidayah.
Akan tetapi sesungguhnya celaan itu di tujukan pada perkara musibah yaitu
keluarnya anak keturunan Nabi Adam dari syurga. Maka Nabi Adam berhujjah dengan
taqdir atas perkara musibah bukan ( berhujjah dengan taqdir ) untuk melakukan
perbuatan dosa. Karena sesungguhnya berhujjah ( sudah menjadi taqdir ) adalah
dalam perkara musibah saja, tidak ( berhujjah dengan takdir ) atas perbuatan
dosa. ( Syarh Al Aqidah At Thohawiyah hal 147 ).
Berkata Syaikh Muhammad Al
utsaimain : seorang manusia walaupun ia berbuat, maka sungguh perbuatannya
dengan takdir Allah Ta’ala. Jika ada yang bertanya, jika itu sudah menjadi
ketetapan, maka mesti pelaku ma’siat/ dosa di berikan uzur dengan perbuatan
ma’siat/ dosanya, karena ia telah berbuat ma’siat/ dosa dengan takdir Allah
Ta’ala ?
Saya jawab : sesungguhnya
hujjah ( alasan ) pelaku ma’siat atas
perbuatan ma’siatnya dengan takdir Allah adalah batil dengan syar’i dan
penelitian akal sehat. Adapun batilnya secara syar’i, adalah Firman Allah
Ta’ala :
سيقول الذين أشركوا لو
شاء الله ما أشركنا
ولا آباؤنا ولا حرمنا
من شيء كذلك كذب
الذين من قبلهم حتى
ذاقوا بأسنا قل هل
عندكم من علم فتخرجوه
لنا إن تتبعون إلا
الظن وإن أنتم إلا
تخرصون
Artinya : Orang-orang yang memepersekutukan Allah, akan berkata “jika
Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak- bapak kami tidak akan
mempersekutukanNya, dan tidak pula kami mengharomkan barang sesuatu apapun”.
Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan ( para rusul
) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah “adakah kamu mempunyai
sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami ? kamu
tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, kamu tidak lain hanya berdusta “. (
Al An’am 148 ).
Maka mereka mengucapkan perkataan ini, atas sisi
berhujjah ( beralasan ) dengan takdir atas berbuat ma’siat kepada Allah Ta’ala.
Maka Allah Ta’ala membantah mereka dengan Firmannya, jika hujjah ( alasan) mereka
benar, tentulah mereka tidak merasakan siksaan Allah ta’ala. Ini dalil terang
atas kebatilan berhujjah (beralasan ) dengan takdir atas perbuatan ma’siat
kepada Allah Ta’ala. Dan Allah ta’ala telah berfirman :
رسلا مبشرين ومنذرين
لئلا يكون للناس على
الله حجة بعد الرسل
Artinya : ( mereka Kami utus ) selaku rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah di utusnya rasul-rasul itu. (An Nisa’ 165).
Maka Allah Ta’ala membatalkan hujjah manusia ( melakukan ma’siat/ dosa
karena sudah takdir Allah ), dengan pengiriman para rosul, jika takdir ( melakukan dosa ) di benarkan menjadi
hujjah maka tertolaklah hikmah pengutusan para rosul, karena takdir tetap
berlaku seiring pengutusan para rosul, dan ini semua menunjukkan kebatilan
hujjah pelaku ma’siat atas perbuatan ma’siatnya, dengan alasan sudah menjadi
takdir Allah. ( Alqaulul mufid syarh kitab tauhid bab tentang pelaku ingkar
takdir Jilid 2 hal 251 ).
Berkata Syaikh Muhammad
bin Abdil wahab : Mencari uzur atas
kekufuran mereka bahwasanya Allah telah mentakdirkan mereka di atas kekufuran.
Masalah ke 44 : berhujjah atas takdir Allah dengan perbuatan kufur ( Masail
jahiliyah ).Berkata Syaikh Sholeh bin Fauzan : Tidak boleh berhujjah dengan
takdir kecuali atas perbuatan musibah, apabila kamu di timpa musibah maka
janganlah kamu goncang, katakanlah sudah menjadi takdir Allah ta’ala dan Allah
berbuat apa yang di kehendaki. Kamu bersabar dan mencari ganjaran pahala.
Adapun perbuatan ma’siat/ dosa tidak boleh di legalkan dengan hujjah sudah
takdir Allah.Akan tetapi bagi pelaku dosa untuk taubat kepada Allah dan
menjauhi segala ma’siat dan keburukan, oleh karena itu berhujjah dengan takdir
Allah atas perbuatan ma’siat adalah merupakan perbuatan orang-orang jahiliyah (
syarh masail jahiliyah halaman 158 ).
Oleh karena itu sebuah
kesalahan, jika ada seseorang telah melakukan dosa-dosa lalu ketika di nasehati
bukannya istighfar dan taubat kepada Allah Ta’ala. Malah membela diri dengan
semboyan sudah takdir Allah Ta’ala. Taubat atas dosa-dosa ini ada dua macam,
dosa-dosa terhadap Allah Ta’ala dan dosa-dosa yang juga berkaitan dengan
manusia, baik kehormatan, darah dan hartanya. Dan ada syarat-syarat taubat
terhadap dua macam dosa ini.
Berkata Imam Nawawi :
berkata ulama: taubat itu wajib atas setiap perbuatan dosa. Apabila perbuatan
dosa tersebut berkaitan antara seorang hamba dengan Allah ta’ala, tidak ada
kaitan dengan bani Adam, maka syarat taubat ada 3 macam :
1. Ia berlepas dari perbuatan dosa.
2. Menyesal atas perbuatan dosanya.
3. Bertekad tidak mengulangi lagi perbuatannya
selama- lamanya.Jika kurang salah satu syarat maka tidak sah taubatnya.
Adapun jika
dosa-dosa berkaitan dengan bani Adam, maka syarat taubatnya ada 4 macam, 3
macam syaratnya sama seperti di atas, dan di tambah syarat ke 4 : pelakunya
dosa menyelesaikan dengan korbannya, jika berkaitan dengan harta atau
semisalnya di kembalikan pada korbannya, jika tuduhan kehormatan dan semisalnya
di bersihkan dari dirinya atau meminta ma’af padanya dan jika ghibah maka mohon
penghalalan dari perbuatan ghibahnya. Dan wajib taubat atas semua perbuatan
dosa. ( Riyadhus sholihin bab taubat ).
GANGGUAN KEJIWAAN
Saya tulis judul ini
berangkat dari fitnah Eyang Abu hazim Muhsin kepada saya, yang kemudian
pengikutnya terus berimajinasi beternak
fitnah beranak pinak bahwasanya saya kena penyakit gangguan kejiwaan. Wal
‘iyadzu billah. Allahul Musta’aan. ( Hanya kepada Allah Ta’alalah mohon
pertolongan ).
Dalam psikologis barat
ada istilah sakit jiwa dan gangguan kejiwaan. Penyebabnya ada faktor gangguan
syaraf dan ada faktor gangguan psikis ( mental ).
Sementara
dalam syari’at islam : sakit jiwa dan gangguan kejiwaan yang merusak kesehatan
mental ( hati ) di sebabkan akhlaq rendah lagi hina seperti riya’, hina,
syirik, nifaq, rakus, sombong, ‘ujub dan wahan ( cemas ). Dan perbuatan dosa
berantai. Dan Ibnu Qudamah Al maqdisi dalam bukunya mukhtashor Minhaj Al
qoshidin membahas akhlaq-akhlaq rendahan lagi tercela ini. Sementara Ibnu
Qoyyim Al Jauziyah dalam bukunya Adda’ waddawa’ membahas tentang dosa- dosa,
ma’siat dan akibat buruknya .
Dalam Al quran jiwa ( diri
) manusia terdiri dari :
1. qolb ( hati ) : yang memimpin kerja jiwa (
diri ). Di dalam qolbu ada kebaikan seperti iman, cinta, roja’ ( harap ) khouf
( takut ) dan lain sebagainya, ada penyakit seperti hasad, sombong, ujub dan
lain sebagainya.
2. bashiroh ( ilmu dan hati nurani ).
3. akal . Kerjanya berfikir dan bisa membedakan
mana yang baik dan buruk , menemukan kebenaran tapi bersifat relatif karena
tidak bisa menentukan. Ketentuan kebenaran adalah dari Alquran dan sunnah Nabi
Shallallahu’alahi wasallam.
4. Syahwat / hawa nafsu. Menggiring kepada perbuatan
tercela atau dosa.
Dan sejak lahir pun manusia sudah di anugerahkan fitrah
sehingga bisa mengenali yang baik dan buruk, lebih mudah berbuat baik dari pada
berbuat jahat dan sudah mempunyai kecendrungan kepada agama yang hanif.
5. Ruh.
Oleh karena itu semua manusia yang berakal dan sudah
mukallaf, harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, yang di dasari
kesengajaan dari ( qolb ) hati bukan dari nafs ( jiwa ). Qolb ( hati
)berhubungan dengan aktifitas berfikir yang di lakukan oleh akal. Sementara
nafs ( jiwa ) lebih berhubungan dengan perasaan. Sebagaimana Firman Allah
Ta’ala :
لا يؤاخذكم الله باللغو
في أيمانكم ولكن يؤاخذكم
بما كسبت قلوبكم
والله غفور حليم
Artinya : Wahai kaum mu’minin,
Allah tidak menghukum kalian di sebabkan kalian bersumpah sekedar main- main,
akan tetapi Allah akan menghukum kalian bila kalian bersumpah dengan
sungguh-sungguh keluar dari ( qolb ) hati kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun ( Al baqoroh 225 ).
واتقوا يوما ترجعون
فيه إلى الله ثم
توفى كل نفس ما
كسبت وهم لا يظلمون Artinya : Wahai kaum
mukminin, takutlah kalian pada siksaan, saat kalian di kembalikan kepada Allah,
setiap diri ( orang ) akan di beri balasan sesuai dengan perbuatan yang telah
ia lakukan ( di dunia ). Dan mereka tidaklah di dzolimi ( di aniaya )
sedikitpun juga ( dalam menerima balasan perbuatan. ( Al baqoroh 281 ).
لا يكلف الله نفسا
إلا وسعها لها ما
كسبت وعليها ما اكتسبت
Artinya : Allah tidaklah membebani seseorang melebihi kemampuannya,
seseorang akan mendapat pahala dari amal sholih yang di usahakannya dan akan
mempertanggung jawabkan atas kesalahan / dosanya. ( Al baqoroh 286 ).
Dan yang sema’na dengan ayat- ayat ini banyak seperti Albaqoroh 220,
Ali imron 25, 161, Ibrahim 51, Almu’min 17, Al jaatsiyah 22, Almuddatstir 38.
Berbeda dengan psikologi
barat tidak menyentuh iman, dosa, perbuatan baik dan buruk, hukuman di dunia
bahkan balasan nanti di akhirat, hanya sekedar mengenal sehat dan tidak sehat.
Oleh karena itu psikologi barat, hanya benar untuk menganalisa masyarakat kuffar
karena sesuai dengan kultur sekuler yang melatar belakangi lahirnya ilmu
tersebut, bermusuhan dengan pihak gereja. Mereka tidak berbicara tentang
kebenaran agama islam, akan tetapi bagaimana pengalaman beragama mempengaruhi
tingkah laku pemeluknya. Oleh karena itu pelaku keburukan, kejahatan, kekejaman
di toleransi, bahkan bisa bebas dari tuntutan dan hukuman pengadilan negara
dengan alasan masukan psikolog bahwa pelaku keburukan ,kejahatan tersebut ada
gangguan kejiwaan. Bahkan pelaku kejahatan, keburukan jika di bawa ke
pengadilan negara, bisa saja bersandiwara dengan senyum cenge-ngesan
terus,goyang- goyang badan, bahkan joget di depan hakim sehingga di bebaskan
dari tuntunan karena pelaku kejahatan, keburukan di vonis mengidap gangguan
kejiwaan. Padahal pelakunya baligh, berakal bukan orang gila yang di berikan uzur dalam syar’i.
Dalam Islam, kajian nafs (
jiwa / diri ) tidaklah sebatas menganalisa
tingkah laku, tetapi di bahas sebagai konteks hubungan manusia dengan
Allah ta’ala, dan hubungan dengan manusia sehingga lahirlah materi adab,
akhlaq, dan tazkiyatun nufus ( pembersihan jiwa ) menurut salaf bukan ilmu
psikologi.
Oleh karena itu manusia yang
sehat menurut agama adalah manusia yang nafsu syahwatnya di kuasai oleh qolb (
hati ) dan akalnya untuk taat kepada Allah Ta’ala dan RasulNya Shallallahu
‘alaihi wasallam . Sementara dalam ilmu kesehatan masyarakat,manusia yang sehat
adalah sehat jasmani, rohani, fisik dan mental.
Adapun dalam agama, jarang di
sebut istilah penyakit mental, yang ada adalah penyakit hati.
Dalam hal kesehatan pun,
menurut bahasa agama ada perbedaan antara sehat dengan ‘afiat.
Contoh:
Mata yang sehat adalah organ mata yang bisa melihat dan membaca tanpa
alat bantu. Mata ‘afiat adalah mata yang mudah melihat objek yang halal lagi
bermanfaat dan tidak mau melihat objek yang harom atau yang tidak bermanfaat,
karena itulah fungsi mata. Telinga yang sehat adalah organ telinga yang bisa
mendengar baik tanpa alat bantu. Telinga ‘afiat adalah telinga yang mudah
mendengar yang halal lagi baik dan tidak mau atau sulit mendengar yang harom
atau tidak ada bermanfaat. Demikian seterusnya dalam rangka bertaqwa kepada
Allah ta’ala melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
Oleh karena itu sungguh miris dan menyedihkan sekali,
jika ada orang menyandarkan diri ke manhaj salaf justru mempunyai slogan “ adab
dan akhlaq tidak penting , yang penting adalah aqidah manhaj saja”, dan berpola
pikir psikolog barat. Masih tersisa pelajaran di sekolah/ kuliah yang
bertentangan Islam atau banyak nonton TV, mengikuti komentar-komentar psikolog.
Pikiran ini seakan-akan menganggap Islam ini tidak sempurna. Sehingga diam
bahkan memperboleh kan sikap tidak adab, akhlaq buruk, kema’siatan dan
kedzholiman di tengah-tengah jama’ahnya. Bahkan jika Ustadznya maupun
temannya menasehati baik- baik orang
yang tidak beradab/ tidak berakhlaq, pelaku ma’siat dalam jama’ahnya, justru
yang di bela dan di lindungi adalah pelaku kejahatan dengan berbagai macam
alasan. Si Ustadz atau teman yang menasehati malah di hujat.
Padahal
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab dalam kitab Tauhid menyebutkan bab barang siapa
merealisasikan tauhid masuk syurga tanpa hisab. Berkata pengarang Fathul Majid
: merealisasikannya adalah : mengikhlaskan dan menjernihkannya dari kesyirikan,
bid’ah dan ma’siat. Dan banyak para ulama menulis kitab aqidah, jusru
memasukkan tentang adab akhlaq, dan perbuatan mulia dalam buku aqidah nya
seperti buku ‘aqidah Al wasitiah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Sehingga wajar saja,
banyak orang yang mengritik bahwa sebagian pribadi-pribadi yang menyandarkan
diri ke salaf, justru setelah ta’lim
malah bertambah sombong, angkuh, ujub, suka mencari-cari kesalahan
manusia dan sinis kepada masyarakat awam wal’iyadzubillah. Jika ada yang baru
ta’lim, malah di curigai dari kepala sampai ujung kaki. Justru semestinya orang
yang menyandarkan diri ke salaf, Alquran dan Sunnah yang lebih utama
menampakkan adab dan akhlaq sebagaimana yang telah di contohkan para salafushsholih.
Sebagian contoh akhlaq rendahan lagi buruk :
1. Rakus dan
tama’.
Berkata Ibnu Qudamah : sesungguhnya kefaqiran
terpuji akan tetapi sepantasnya seorang yang faqir untuk qona’ah(puas menerima
apa adanya),tidak tama’ terhadap manusia dan tidak menoleh dari apa yang di
tangan mereka dan janganlah rakus untuk mendapatkan harta dengan segala cara.
Dan tidak mungkin itu semua di lakukan kecuali dengan sifat qona’ah, sesuai
kebutuhan pokok dari makanan dan pakaian. (Mukhtasor Minhajul Qosidin hal 186
).
Bakhil, cinta populeritas, riya’, sombong.2
Sombong adalah menolak perkara haq dan merendahkan orang lain.
Gangguan kejiwaan yang muncul dari akhlaq ini adalah
: Sesungguhnya sombong, prilaku batin akan memunculkan prilaku- prilaku
tertentu yang merupakan buah kesombongannya. Dan akan tampak pada anggota
tubuhnya. Merasa diri di atas orang lain pada sifat- sifat kelebihan, pada saat
itulah ia menjadi sombong. ( Mukhtasor minhajul Qosisdin 214 ).
Ia merasa
lebih hebat besar seraya menghina dan memandang kecil orang lain. Ia selalu
tersiksa, gelisah dan beban pikiran jika ada orang lain yang berpeluang
mengunggulinya dalam berbagai ketrampilan/ kemampuan, ia selalu merasa terancam
masa depannya dengan perubahan, perkembangan dan nikmat Allah Ta’ala pada
saudaranya.
Ia suka
menjilat kepada orang yang lebih besar atau lebih tinggi dan mencari muka
kepada orang yang di bisa di manfaatkan. Ia berani, lancang dan dzholim kepada
orang lemah, tetapi takut kepada orang yang ia ketahui, tidak bisa menghadapinya.
Orang sombong tidak bisa memberikan uzur dan menghargai orang lain, dan terus
menutupi kekurangan dan sikap pengecutnya .
.
riya’ adalah beramal karena manusia.
Gangguan kejiwaan yang muncul adalah : ia merasa kesepian, hambar
sehingga gampang berpenyakit bosan, tidak tekun dan tidak bertanggung jawab
dalam sebuah urusan. Pandai berpura- pura dan bermain sandiwara.
‘ujub dan Dengki ( hasad ). Dengki adalah tidak senang saudaranya
mendapat kenikmatan.
NASEHAT KEPADA MANTAN PRAKTISI
ILMU KESAKTIAN SEMISAL SALIM DAN ABU HAZIM.
BAHAYA ILMU KESAKTIAN (
MEMUKUL JARAK JAUH, BERJALAN TANPA MELIHAT, MEMASUKKAN ALIRAN PANAS KE DALAM
TUBUH DLL ), KANURAGAN, TENAGA DALAM, KEBATINAN,ILMU HITAM, MENERAWANG, MERAGA
SUKMA, SILAT GHAIB, ILMU TEMBUS PANDANG, TUBUH DI ISI JIN DLL.
Saya masukkan eyang Abu
Hazim Muhsin karena dulu di Dammaj sempat dia memotivasi saya bersabar,
sebagaimana ia telah bersabar mengeluarkan jin dalam tubuhnya, karena dulu di
Indonesia eyang Abu Hazim mengaku dari kultural NU di isi jin pada tubuhnya,
karena itulah beberapa tahun pertama di Dammaj, mengaku menyibukkan diri
menghafal Al quran agar jin keluar dari tubuhnya, setelah beberapa waktu
kemudian Abu hazim menemui saya , membatalkan
ceritanya. Dari sini Abu Hazim mempunyai bibit pendusta, cukuplah
Allahlah yang akan membongkar aib dirinya .
1. Jin yang di isi atau di masukkan ke dalam
tubuh pasien, merasuki dan bersatu dengan tubuhnya maka lebih sulit
menghilangkannya di bandingkan korban sihir.
2. Secara kasat mata ia sakti tapi secara rohani,
akal dan kesehatan sangat merusak sehingga ia rentan menderita berbagai
penyakit.
3. Berkepribadian ganda, bermuka dua dan lidah
bercabang.
4. Mudah jatuh dalam dosa berantai dan ma’siat
CIRI- CIRI ADA GANGGUAN JIN
ATAU MASUK JIN
1. memiliki kemampuan supranatural misalnya tiba-
tiba bisa menerawang, dapat meramal, membaca pikiran orang lain atau mengetahui
peristiwa yang akan terjadi.
2. Bisa melihat ( setelah jin beralih rupa/
tasyakul ) atau merasakan keberadaan jin.
3. Sering di tindih ketika tidur ( seakan di
himpit benda yang berat dan sulit untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut
).
3. Menuntut ilmu kesaktian, tenaga dalam dan
semisalnya dan mendatangkan ( khodam ) pelayan jin.
Tuduhan kesalahan saya ke 4 : YANG DI BACAKAN SALIM DI DEPAN UMUM
MALAM MAKAR : SERING MENYUDUTKAN IKHWAN YANG MEMPUNYAI IDE TERLALU CEPAT
MEMBANGUN MASJID
Berkata Taufiq : “ pertama kali yang di bangun Rasulullah adalah
mesjid.......”. “mesjid sudah di bangun tidak kamu hidupkan sementara mesjid
kami di Kuningan yang terbuat sederhana... kami hidupkan.”
“ Mana sertifikat mesjid ? serahkan kepada Bapak Tabsirun, Bapak
Tabsirunlah yang akan bertanggung jawab dan meneruskan pembangunan...”
Berkata Abu Faris Tabsirun :” Ustadz sudah di beritahu, bahwa tidak
ada jalan masuk mobil, karena Ustadz yang memberikan izin bangun mesjid, jadi
Ustadz yang tanggung jawab...”
.Dalam lafadzh lain : “ Ustadz mungkin kecewa gaji tidak sesuai janji
“
Saya jawab : BAB INILAH TRAGEDI LATAR BELAKANG SAYA TERLALU CEPAT
MEMBANGUN MESJID BAGAN PETE.
Masalah 1. Bantahan untuk
Taufiq Hidayat Al Pelembangi Kuningan.
Sungguh untuk sekian kali,
Taufiq tidak punya malu dan harga diri, berkumur- kumur kesana kemari tentang
urusan dapur orang. “Kalimat menyudutkan “ sungguh semua caci maki Salim
kembali ke mukanya. Salim, Tafsirun, Ponco, Marwan, Abdul bari lah yang suka
menyudutkan saya, memperhinakan bahkan
kejam pada saya sekeluarga, dalam masalah pembangunan. Bahkan sang penyambung
lidah Salim yaitu Ummu Izhar ikut menyudutkan istri saya pada bulan ramadhan
1433 saat berkunjung ke rumah saya, kenapa tidak memilih di perum militer Sei duren yang di tawarkan
Salim padahal begini dan begitu ......? dari sini sudah tampak benang merah
jalinan fitnah antara Salim dan Abu Izhar, karena sejak syawal 1433 Abu izhar
tidak pernah lagi datang ta’lim ke tapah, padahal saya sudah berniat berdiolog
langsung dengan Abu Izhar tentang ucapan istrinya yang terlampau jauh sebagai
pembeo, penyambung lidah dan hati Salim ? Jangankan kamu wahai Taufiq! Salim ,
Abu Izhar, Abu Luqman, Marwan bahkan Abu Faris,Abu Pasha Ponco, apalagi yang
lainnya, tidak tahu menahu latar belakang sebenarnya, di mulai pembangunan
mesjid kecuali satu orang yaitu Bpk Humaidi Bahar yang sudah kembali ke Solo.
Ucapan Taufiq ini, saya bantah seperti ucapan Ali bin Abi Tholib kepada
pemberontak khowarij. Ketika khowarij menaikkan slogan “ tiada hukum selain
hukum Allah “ .Ali bin Abi Tholib berkata : yaitu kalimat yang haq ( secara
lahiriah ), yang sejatinya di inginkan adalah kebatilan. Sehingga yang terjadi
bukanlah menampilkan fakta kebenaran tetapi pembenaran atas sebuah kesalahan.
Beginilah khowarij mempromosikan kebatilan dalam bentuk kebenaran yang semu.
Dan beginilah fakta sebenarnya salah satu rukun makar Salim dan Ari.
Mesjid yang pertama kali
di bangun Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yaitu di Quba, Dan mesjid
ma’had kuningan tidak bisa di samakan dengan pembangunan mesjid Bagan Pete baik sisi kepentingan maupun proses
pembangunan.Saya sudah menulis sedikit tentang sejarah pembangunan mesjid Bagan
pete, setelah daurah Dzulakmal di Kota Jambi Syawal 1432 atau september 2011
tetapi tidak mendetail.
Mesjid Quba sudah ada komunitas di sekitarnya yang siap sholat
di mesjid, dan lingkungannya bukan hutan. Tanah adalah wakaf dari generasi
shohabat yang tidak di ragukan lagi kebersihan hati mereka.Tidak ada
kepentingan pribadi. Zaman itu tidak ada legalitas sertifikat tanah dan surat
wakaf dari pemerintah. Demikian juga mesjid ma’had kuningan sudah ada yang siap
menghidupkannya, dan status tanah milik siapa ? apakah milik orang tua Ust
Abdul alim ?
Sementara Mesjid bagan pete
pada hakekat sebenarnya :
1. lokasi
ada kepentingan dan keuntungan pribadi.
2. Tanah bukan milik kita dan belum kita kuasai
baik secara adat apalagi legalitas zaman sekarang yaitu ada surat sertifikat
tanah dan surat wakaf dari bapak Fauzan ( orang awam ). Dan saya pribadilah
akhirnya yang menanggung beban yang saya rahasiakan selama ini, tidak saya
ceritakan pada seorangpun baik pada Abu Izhar, Tafsirun, Abu Luqman dan lain-
lain.
3. Tidak ada
pernyataan secara lisan apalagi tulisan dari Bapak. Fauzan, apakah ada syarat
di kemudian hari dengan tanah tersebut
4. Saya di perlakukan
bagai jongos oleh Bpk Tabsirun bahkan di suruh melakukan perkara harom dan
memalukan sementara ia sendiri dan yang lainnya malu untuk melakukan
5. Awalnya mu’amalah
bank ribawi, yaitu uang sodaqoh di simpan di bank oleh Bpk Ponco tanpa
sepengetahuan saya dan saya bersabar
hampir dua tahun untuk menasehatinya, tapi Bpk ponco pembangkang keras kepala,
sehingga 2007, karena saya sudah bersabar menasehatinya dua tahun. Setelah
ta’lim ahad di mesjid Nurdin, saya menggantinya dengan Abu luqman Slamet
Sumeri, dan Abu pasha tidak senang saya ganti.Dan pertemuan resmi saat itu, di
adakan rumah saya, waktu ngontrak di perum teluk permai. Adapun Abu pasha ponco
memegang keuangan sejak masa Ust Banani JATENG. Allahu Musta’an. Adapun uang
sodaqoh mesjid saya titipkan kepada Abu Izhar .Beginilah potret ada orang yang
awal mau ta’lim salafi, tapi kemudian kemudian hari muncul rasa ingin tampil,
ingin mengatur, dan ingin menguasai urusan dakwah. Asatidzah hanya di bawah
kakinya tinggal menjadi jongos bahkan robot. Wajib patuh, tunduh setiap
perkataannya.
6. Penanggung jawab tanah kaplingan Salman Abu
Addin, tidak beradab dengan saya.
Bukti bahwa lokasi sekarang ada kepentingan pribadi sehingga selalu
melawan saran saya :
1. Beberapa bulan setelah berjalan bayar cicilan bulanan,
tahun 2006 Abu Faris , mengatakan kepada saya, “ bahwa lokasi bagan pete itu
ada kepentingan pribadi Salman. Karena blok kaplingan tersebut, sudah lama
tidak laku karena tidak strategis berada di tengah hutan, dan Salman akan
mendapat komisi besar dari pemilik tanah kaplingan Bpk Fauzan jika laku
terjual, baru di buka lokasi tanah kaplingan lain.
2. Di rumah Ummu
Ajeng, Ummu Pasha Lisa berkata di depannya dan di depan istri saya, secara
ma’na “ kami sudah lebih dahulu mempunyai tanah dekat lokasi mesjid, sebelum
tanah untuk lokasi pondok/ mesjid di beli, maka kami di untungkan, mesjid harus
cepat di bangun. Dan secara fakta suaminya Abu pasha Ponco selalu melawan saya,
memojokkan dan menyudutkan saya untuk memilih lokasi tersebut kemudian segera membangun
pondasi.
3. Beberapa bulan
setelah dauroh Ust Dzulakmal di kota jambi( syawal 1432 H ), Salim datang ke
Jambi ngaku dari Bangka untuk menyadarkan seluruh ikhwan Jambi dari fitnah
Syaikh Abdurrohman adani dan mempertahankan mesjid dari rebutan mereka. Salim
bertamu ke rumah saya, dan berkata “ itulah dulu, Ustadz tidak mau dengar saran
saya untuk memilih lokasi pondok di daerah perencanaan komplek militer Sei
Duren, sekarang daerah itu sudah ramai “. Saya jawab “ semua ikhwan di Jambi
tidak setuju dengan berbagai alasan...........dst.
Salim berkata; “ jika masalah air susah, air bisa di
cari sambungan pakai selang, saluran-saluran air got kan banyak. Itu hanya
akal-akalan bisnis Salman, dia gigih di Bagan Pete karena dia banyak dapat
komisi dari pemilik tanah. Saya(Salim) sudah ngomong langsung hal ini kepada
Salman;antum sekarang sudah enak-enak bangun rumah di kota. Antum jual saja
rumah itu, tunjukkan&beri contoh pada ikhwan lain untuk bangun rumah di
Bagan pete karena antum sudah dapat komisi besar, sudah enak dan anakpun
belajar dengan Ust Abu Salma “.Selesai-
Masalah ke 2. Kronologis penentuan lokasi mesjid.
Ketika saya resmi pindah
ke Jambi Des 2005 / dzulqo’dah 1426 H, saya menganjurkan untuk mencari lokasi
untuk membangun mesjid sebagai cikal bakal untuk pondok ke depan Insya Allah
ta’ala. Karena tidak ada kemampuan dana, maka mencari di pinggiran kota yang
masih murah tanahnya. Ada dua ide lokasi yang masing-masing pengusung ide
sangat gigih mempertahankan, yaitu Abu Faris Tafsirun dan Abu Pasha Ponco dkk
di Bagan pete sekarang ini, dan ide Salim Boyolali sendirian di lokasi
perencanaan Pemda Jambi untuk Perum militer di Sei Duren Kab. Ma Jambi ingin
meniru Komplek Veteran Sleman Jogya sekarang.
Namun program
Pemda ini, tidak jadi saat itu karena lokasi tidak mendukung dan lapangan udara
Jambi tidak jadi di pindahkan ke daerah tersebut. Di lokasi ini tidak jadi di
tempati oleh pensiunan Militer sehingga ada beberapa rumah yang sudah di bangun
tapi belum selesai terbengkalai, banyak kerusakan atau di curi orang seperti
kaca jendela dll, hanya beberapa rumah yang di tempati oleh orang sipil. Semua
jama’ah ketika itu menolak usulan pribadi Salim karena telah menyaksikan
langsung ke lokasi, banyak kekurangan. Paling vital adalah sulit air
sebagaimana pengakuan orang yang tinggal di sana, jika tidak ada air, mereka
mengungsi ke rumah keluarganya.Serta sulitnya jalan masuk jika hujan,karena
masih tanah liat.Masih jauh sekali dengan masyarakat asli karena di sekitarnya
kebun karet yang tidak terurus bagaikan hutan alam. Jauh dari kota Jambi,
sehingga menyulitkan jama’ah yang ada ketika itu untuk datang ta’lim. Tidak ada
di antara jama’ah pun yang siap pindah di lokasi tersebut. Jika saya safar,
istri tinggal sendirian tanpa tetangga. Moyoritas jama’ah di kota Jambi dan
usulan dari daerahpun, mereka ingin ada
tanah-tanah kaplingan yang di jual di sekitar rencana tanah mesjid
tersebut.
Salman Abu Addin (
penanggung jawab penjualan tanah kaplingan Bpk Fauzan ) menawarkan dua lokasi
tanah kaplingan yaitu di Bagan pete sekarang dan lokasi kedua, dekat jalan
pintas menuju UNJA ( Unversitas Jambi ), sekarang lebih dekat ke perum Citra raya. Setelah bersama-sama meninjau lokasi, moyoritas jama’ah di pimpin Abu
Faris Tabsirun dan Abu Pasha Ponco langsung berbicara kepada saya untuk memilih
lokasi sekarang. Sementara saya sendiri memilih lokasi kaplingan kedua, dekat
jalan pintas menuju UNJA ( sekarang lebih dekat ke perum mewah Citra raya )
karena sudah ada kelihatan rumah penduduk, tidak terisolir di tengah hutan seperti di Bagan
Pete. Sehingga jika di bangun masjid , ada masyarakat yang di ajak ke mesjid
dan saya pun mempunyai tetangga. Dan saya dengan istri siap pindah, walaupun
seandainya di antara jama’ah ada yang belum pindah. Tetapi mereka berdua tidak
setuju dengan alasan jika pasang listrik akan membutuhkan banyak tiang
listrik.Ternyata sekarang keramaian penduduk lebih cepat pada lokasi ini.
Sementara lokasi sekarang, di tengah hutan, sehingga waktu itu untuk masuk ke
lokasi saja, menebas ke kiri dan ke kanan belum ada jalan masuk, banyak babi
dan monyet.
Sementara Abu faris apalagi Abu Pasha gigih di
lokasi sekarang dengan alasan penduduk akan terus bertambah, walaupun jarak
antara lokasi mesjid 1 – 1,5 Km dari perum pinang merah ada hutan atau kebun
karet. Listrik bisa di sambung dari perum pinang merah. Saya bertanya kepada
Abu faris dan Abu Pasha ? siapa yang menghidupkan mesjid, sementara yang ta’lim
sekarang, rumahnya berjauhan ? siapa yang akan mau pindah ? siap kah kalian
mencabut anak-anak kalian dari sekolah umum ?mereka menjawab, “Ustadz yang akan
tinggal di sana dengan santri “. Saya bertanya, “ mana santrinya ? siapa
tetangga saya ? jika saya keluar, siapa yang melihat santri ? mereka
diam.kemudian mereka menjawab lagi bahwa mereka menjamin jika mesjid sudah di
bangun,orang akan terpancing untuk berlomba membangun rumah di kaplingan
tersebut. Saya bertanya, “ apakah bapak siap bangun rumah di lokasi pondok ?
mereka diam tidak menjawab. Tetapi mereka mengatakan ikhwan akan ada yang mau
bangun rumah.Karena mereka terus ngotot termasuk Salman,akhirnya saya mengalah,
karena di sudutkan dan desak terus lalu menyetujui lokasi sekarang, karena ide
saya hanya sendiri tidak ada yang mendukung.
Bapak Fauzan pemilik tanah
kaplingan mewakafkan setiap satu blok kaplingannya, ada ( tanah sekitar 400m ) untuk tanah mesjid
berbentuk segitiga. Di atas wakaf Bpk Fauzan mesjid sekarang ini. Padahal
logika mereka “ kota akan terus berkembang, penduduk akanterus bertambah
.........dst “ bisa juga di terapkan pada lokasi kedua, apalagi lokasi kedua
sudah kelihatan rumah penduduk. Dan tidak seperti hutan di lokasi sekarang. Dan
saya siap pindah insya Allah jika mesjid sudah
terbangun. Inilah Abu Faris, Abu Pasha dkk tidak mau menerima nasehat saya,
saya kritik lokasi sekarang, balik menyerang terus. Padahal ada satu faedah
yang di sebutkan Syaikh As- sa’di tentang surat ‘abasa ayat 1- 10 yaitu : ini
juga menunjukkan kaedah yang populer yaitu jangan tinggalkan perkara yang sudah
jelas/ nyata hanya untuk suatu perkara yang masih dugaan, dan jangan tinggalkan
mashlahat yang sudah nyata/ jelas untuk mashlahat yang masih dugaan.
Oleh karena itu Abu faris,
Abu Pasha hanya membuat dugaan bahwa perkembangan kota dan penduduk akan lebih
cepat ke lokasi sekarang walaupun di tengah hutan, sementara meninggalkan
kenyataan bahwa lokasi kedua yang saya inginkan bukan tengah hutan dan juga
bisa bertambah penduduk. Dalam suatu rapat rencana membuat tahfidh ( sebelum
kedatangan Salim ) di rumah Abu Luqman di mayang, Abu Fikron Sholahuddin sempat
mengungkapkan bahwa ia telah bertanya ke temannya bag tata kota Jambi,
menyebutkan bahwa lokasi mesjid Bagan pete agak lama berkembang. Demikian juga
ketua RT setempat, sempat berbicara kepada saya, bahwa lokasi di mesjid
sekarang tidak strategis, lambat perkembangan penduduk karena umumnya
kaplingan-kaplingan pribadi-pribadi di jadikan aset, dan tidak ada lagi tanah
hektaran sehingga properti tidak ada yang membangun perumahan.
Wahai Ummu Izhar dan Abu
Izhar, bagaimanakah jika posisi kalian seperti saya ? di tarik kekiri dan
kekanan sementar hati nurani kalian memilih jalan lain?
Tahapan selanjutnya, saya
mengusulkan kepada jama’ah yang belajar waktu itu, baik di kota maupun di
daerah, untuk membeli beberapa kaplingan tanah untuk asrama santri putra, dan
tempat belajar wanita atau tempat sholat hari raya. Sementara jama’ah beli
tanah kaplingan bagi yang mampu. Ternyata semuanya mengusulkan cukup satu
kaplingan, dengan alasan nanti tidak sanggup bayar, padahal cicilan 150.000/
bulan tanpa bunga. Saya kembali mengalah beli hanya satu kapling saja selama 6
tahun.
Saya mempunyai ide dalam pembangunan masjid, apabila
sudah selesai sertifikat tanah atas nama Bapak Fauzan kemudian di urus surat
wakaf dari keluarga Bpk Fauzan, jangan sampai menjadi masalah di kemudian hari,
menjadi sengketa di kemudian hari, karena hati manusia bolak balik dan kita
tidak hidup di zaman sahabat. Karena kita belum
miliki tanah Bp Fauzan dan kita belum kuasai tanahnya , baik secara adat
maupun legalitas setifikat tanah dan surat wakafnya. Dan ini menyelisihi
syar’i.
Saya juga mempunyai ide,
sebelum pemilikan dan penguasaan tanah selesai dengan sertifikat tanah dan
surat wakaf, agar lebih dulu untuk merintis pendidikan anak- anak ( tahfidh )
semua anak- anak ikhwan belajar. Kemudian baru bangun mesjid ukuran 10 x 10 m,
jika belum punya asrama,santri bisa tidur di dalam mesjid di pisahkan dengan
triplek dengan ruangan sholat. Dan bangun rumah sederhana untuk Ustadznya. Dan
seperti ini lah di Pekan Baru, Ma. Bungo jambi, Padang kota, Banda Aceh atau
tempat lainnya.
Sehingga
ketika mesjid sudah selesai, anak-anak yang tadi sudah belajar di tahfidh di
pindahkan ke mesjid.
Namun sayang
seribu sayang, semua ide, rencana saya di serang, di lawan, di bangkang terus
oleh Abu Faris Tafsirun dan Abu Fasha Ponco sebagai orang yang di tuakan.
Allahu Musta’an .Bahkan ketua Rt di lingkungan mesjid bagan pete dan selain
beliau dari masyarakat sekitar, ketika berbincang dengan saya menyesalkan,
mendirikan mesjid di tengah hutan. Bagaimana masyarakat ikut serta mendirikan
sholat? Sementara mesjid di tengah keramaian penduduk saja, sepi dari sholat
berjama’ah.
Masalah ke 3. Ucapan Abu Faris Tabsirun : Ustadz sudah di beritahu,
bahwa tidak ada jalan masuk mobil, karena ustadz yang memberikan izin bangun
mesjid, ustadzlah yang tanggung jawab...
Saya jawab : Ini kedustaan Abu Faris dan triknya berkelit dari
tanggung jawab. Ia tidak merasa telah melakukan kejahatan dan prilaku buruk
kepada saya selama ini. Dan tidak merasa bahwa Allah ta’ala Maha Pembalas
perbuatan manusia, Maha pengasih lagi
maha Bijaksana. Merasa sudah ma’sum. Bahkan senyum bangga, hati berbunga bunga
di depan umum, Taufiq memberikan mandat kepadanya “ serahkan sertifikat ke Abu
Faris, Abu Faris yang bertanggung jawab dan meneruskan pembangunan. Otomatis
Abu Faris sudah mendapat gelar adat dari Taufiq.
Pada akhir tahun 2006, Abu
Pasya, dan Abu faris gigih menyarankan
kepada saya untuk segera mulai bangun pondasi mesjid ukuran 8m x 8 m. Saya
tidak setuju usulan mereka,saya berijtihad jangan tergesa-gesa dalam
pembangunan mesjid, sebaiknya selesai sertifikat dan surat wakaf sebagai bukti
telah memiliki dan menguasai tanah, dan sudah ada dana cukup minimal pondasi
dan untuk tegak payung. Adapun luas mesjid minimal 10m x 10 m agar cukup
menampung seluruh ikhwan Jambi, jika di adakan dauroh. Dalam keadaan darurat
sebelum pondok mempunyai asrama, sebagian ruangan mesjid bisa di pakai untuk
ruagan tidur santri. Namun beliau selalu membangkang.
Sampai-sampai
Abu Pasya mengatakan kepada saya, masalah air untuk membangun pondasi mesjid
ambil dari sungai pakai selang saja. Saya heran, berapa kilo jaraknya, apakah
bisa ? ada tanah yang mendaki dan banyak
pepohonan,saya menganggap seperti membuang uang saja dan sia- sia dengan
membeli selang air dan tentu juga mesin. Saya tidak setuju. Abu pasha terus
mendesak dan menyudutkan saya agar segera membuat sumur sederhana tanpa cincin
. Sampai Pashapun ikut menjadi penyambung lidah bapaknya untuk segera membuat
sumur. Saya tidak setuju, dengan alasan jangan tergesa-gesa dan jangan
setengah-setengah, khawatir seiring perjalanan waktu akan roboh. Lebih baik
sabar menunggu ada dana baru membuat sumur permanen pakai cincin. Akhirnya
setelah dana cukup, saya mengalah menyetujui membuat sumur permanen dengan
cincin. Adapun lokasi sumur, wc dan mesjid sekarang, sayalah yang menentukannya
setelah melihat peta tanah berbentuk segi tiga. Begitulah seterusnya Abu faris
dan Abu Pasha mendesak, menyudutkan saya untuk cepat-cepat bangun pondasi,
dengan alasan jika sudah terbangun pondasi, ikhwan pada semangat bersodaqoh,
sehingga mesjid bisa terbangun, demikian juga rumah wakaf guru dan asrama
santri. Padahal uang tidak cukup untuk pondasi. Demikianlah mulai menentukan lokasi
tanah, sampai membuat sumur, saya selalu mengalah dengan gaya Abu Pasha dan Abu
Faris yang serba tergesa-gesa dan menyudutkan saya terus, karena mereka berdua
orang yang di tuakan.
Kasus 1. Dauroh Muhammad Ridwan
Bukit tinggi- SUMBAR di WKS Tebing Tinggi Jambi.
Akhir Desember 2006, ikhwan
WKS Tebing tinggi, berencana mengadakan dauroh, mengundang Muhammad Ridwan dari
Bukit tinggi- SUMBAR. Saya tidak setuju dengannya karena ada alasan. Mereka
tetap bersikukuh tidak mau merubah dengan Ustadz lain. Saya mengalah. Lalu saya
menyarankan di sela-sela waktu istirahat dauroh, kita kumpul musyawaroh tentang
mesjid yang akan di bangun, kapan.. dst.Semua jamaah yang datang ta’lim menyetujui.
Awalnya menurut Abu ukasyah Sukatno Solo
(sekarang sudah kembali ke Solo ), sebagai penanggung jawab ta’lim di
WKS Tebing tinggi ketika itu.Saya di beritahu akan ikut mengisi juga, karena
dauroh selama dua hari. Beberapa hari itu setelah ia menelpon saya, bahwa
dauroh cukup yang ngisi selama dua hari hanya Muhammad Ridwan saja, sayapun
mengalah.
Berarti saya ke WKS waktu
dauroh tersebut, hanya untuk menghadiri musyawaroh tentang rencana pembangunan
mesjid Bagan Pete.Lalu saya pertanyakan kapan hari dan jam jadwal musyawaroh
tentang mesjid ? selesai musyawaroh kemudian saya kembali ke Jambi. Beliau
setuju. Kemudian saya di telpon Abu Abdillah Yoyok, atas nama Abu ukasyah,
mengatakan bahwa “ musyawaroh tentang pendirian mesjid di pimpin Ust Muhammad
Surur, ustadz sebaik jangan datang. Sayapun menegur via telpon baik- baik, ini
sangat aneh dan sudah tampak tidak beradab sekali. Karena Muhammad Surur baru 2
atau 3 bulan di WKS Tebing Tinggi, sayalah yang merekomnya mengajar di WKS,
sayalah yang mencarikannya istri, padahal ikhwan WKS, awalnya ingin ustadz
senior dari Jawa walaupun bukan alumni luar negeri. Sementara saya ingin putra
daerah Jambi, di pakai untuk mengajar. Adapun urusan mendirikan mesjid dan
tanah kaplingan, ide saya sejak Ramadhan 1426 H/ agustus 2005, awal berkunjung
ke Jambi dan di mulai penentuan lokasi
setelah saya resmi pindah ke Jambi Dzul
qo’dah 1426 H, bahkan pembayaran tanah kaplingan pondok atas nama saya. Jadi
Muhammad Surur sendiri tidak tahu menahu tentang ini. Kemudian pada hari
Jum’at, dua hari sebelum jadwal dauroh Muhammad Ridwan di mulai,kebetulan
jadwal saya isi ta’lim tetap di WKS,
sayapun mengajak berbincang berdua dengan Abu Ukayah di rumah mess tamu
mesjid WKS. Saya mengkritiknya tentang “ rapat rencana pembangunan mesjid Bagan
pete di pimpin Muhammad Surur dan saya tidak boleh datang rapat “. Pembicaraan
cukup panjang. Di nasehati melawan, membangkang, di kritik balik menyerang,
pamer kecongkakan. Tetapi Abu Ukasyah tidak ada tata krama,etika, sopan santun
dan perasaan tetap dengan pendiriannya.Bahkan dengan percaya diri ia yakin
Muhammad Ridwan tidak akan datang terlambat mengisi dauroh. Tanpa menyebut
Insya Allah.Saya mengalah atas kesombongannya tidak menyebut insya Allah, dan
akhirnya saya tidak datang rapat ke WKS di waktu dauroh tersebut. Ternyata
Muhammad ridwan terlambat satu hari, malam hari baru sampai di kota Jambi dan
di jemput oleh Hud Huda. INILAH MAKAR DAN PENGGULINGAN, KUDETA PERTAMA TERHADAP
SAYA ATAS RENCANA PEMBANGUNAN MESJID.
Setelah beberapa waktu saya
terbuka menegur ikhwan WKS setelah ta’lim atas masalah ini, semuanya mengaku
tidak tahu menahu. Sayapun menasehati Muhammad Surur berdua tertutup, ia pun
hanya diam tersenyum. Dan tidak ada satu orangpun yang cerita pada saya, apa
hasil rapat tersebut termasuk Muhammad Surur sendiri..semua isi/hasil rapat
serba rahasia dan tertutup. Setelah beberapa tahun, baru ada yang menyebutkan
bahwa dalam rapat rencana pembangunan mesjid Bagan pete ketika dauroh Muhammad
Ridwan tersebut, di sebutkan Ust Muhammad Surur yang akan menempati mesjid
Bagan Pete. Allahu Musta’an La haula wala quwwata illa billah.
Di antara pelajaran bisa
di ambil :
1. bahwa ada orang-
orang yang menyandarkan diri ke salaf ( bukan semua ), sudah tidak beradab
dan ke ustadznya ketika masa tenang (
tidak ada fitnah dakwah ), maka bagaimana jika ada fitnah ? maka bisa lebih
tidak beradab dan kurang ajar sekali.
2. Dakwah salafiyah subur dengan ilmu namun ada
orang yang belajar salafi ( Tidak semua ) justru gersang dengan pengamalan,
kering dengan adab dan akhlaq, walaupun sudah di nasehati dan di kritik, ada
orang-orang ( tidak semua ) ber penyakit hati dan akhlaq rendahan serta
penyakit dosa lisan sehingga melupakan pelajaran aqidah seperti tidak
mengucapkan Insya Allah ketika memastikan untuk berbuat, padahal sudah di
nasehati tetap melawan. Allahul Musta’an
3. Ada orang yang sudah ta’lim salafi ( tidak
semua ), yang muncul pada prilakunya bukan tawadhu’ tapi justru sombong ( RCTI
/ Rombongan Congkak Tensi Tinggi ) terhadap masyarakat bahkan terhadap kepada
ustadz sendiri.
4. Ada orang yang
ta’lim salafi ( tidak semua ), justru tidak menghargai, memuliakan saudarannya
sesama ta’lim, apalagi sesama muslim ( orang awam ). Karena apa ? mengalah
dalam pembicaraan (tentang rencana
pembangunan mesjid Bagan pete ), saya bukan seorang ustadz, hanya ikut ta’lim
rutin, bukankah saya yang mempunyai ide, pendiri dan andil pokok ? kenapa di
larang datang memimpin rapat atau hanya sekedar hadir rapat rencana pembangunan
mesjid Bagan Pete ?.
5. Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ),
setelah terbukti dan nyata keliru, kesalahan bahkan kedholimannya, tetap tidak
mau minta ma’af kepada korban apalagi menyadari untuk memperbaiki prilaku
buruknya. Ini korbannya adalah Ustadznya sendiri, bagaimana jika sesama yang
datang ta’lim, atau kaum muslimin ?
6. Ada orang yang
ta’lim salafi ( tidak semua ), mempunyai kepentingan, dan keuntungan pribadi
dalam urusan dakwah, suka dan ingin tampil, obsesi pemimpin dakwah, namun ia
menutupinya dengan bahasa agama atau atas nama ikhwan, tidak bedanya dengan
caleg partai dan pemilu kepala
daerah,semuanya mengatas namakan kepentingan rakya
Kasus 2. Saya di perhinakan
untuk minta- minta uang.
Suatu ketika Ahmad
Farid ( waktu itu bujangan ), datang
kepada saya membawa satu kotak amplop. Lalu berkata, “ ini dari Abu faris atas
rapat, agar ustadz setiap selesai ta’lim di manapun, agar mengedarkan amplop
ini, untuk minta sumbangan mesjid. Saya menasehati tentang tidak boleh tasawwul
( minta- minta ). Dan ini juga ada unsur menghinakan saya. Namun Ahmad Farid di
kritik balik menyerang terus, sehingga saya mengatakan kepadanya “ kamu sanggup
ngak melakukan ini di kota jambi, dan juga di WKS tebing tinggi selesai ta’lim
?”. ( waktu saya merekomnya mengajar bahasa arab, sebelum kedatangan Muhammad
surur di Jambi ). Ia menjawab “ saya tidak berani ustadz, malu ..... Beginilah
prilaku Abu Faris dkk sejak tahun pertama, mereka saja malu untuk berbuat (
mengedarkan amplop minta sumbangan setelah ta’lim, sementara mereka tidak malu
memperlakukan saya seperti itu dan menyuruh saya seperti itu. Padahal Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda : tidaklah sempurna iman seseorang
hingga ia mencintai saudaranya sebagaima ia mencintai dirinya sendiri.
Oleh karena itulah sejak tahun
pertama, saya berulang kali menyarankan Abu Faris, agar jika ada urusan
langsung berbicara kepada saya, jangan kirim juru bicara.
Pelajaran yang di ambil
1. Ada orang yang
ta’lim salafi ( tidak semua ), tidak berusaha menghayati dan mengamalkan
hadist- hadist yang di dapat. Seperti hadist : tidak sempurna iman seseorang
mu’min sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.
Contoh :
sukakah jika ada
tamu mendatangi Abu izhar, lalu teriak membentak- bentak tunjuk- tunjuk muka,
sementara Abu Izhar kurang paham dengan amukan tamunya ? dengan alasan
memberikan nasehat atas kesalahan ? Dan Abu Izhar pun tersinggung emosi dengan
adab tamunya ? inilah ada orang- orang di kenal perasaan halus tapi untuk
kepentingan diri sendiri tapi tidak bertenggang rasa dan mati perasaaannya
terhadap saudaranya.
2. Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ),
ustadz hanya di jadikan jongos bahkan robot, jika menolak akan di tikam dari
belakang dengan slogan “ ustadz ini ingin semua orang ikut kemauannya “.
Padahal itu karakter pribadinya dan ada kepentingan dan keuntungan pribadi.
Kasus ke 3 : saya berbicara lebih satu kali kepada Salman sebagai
penanggung jawab tanah kaplingan, tentang mempercepat bangun mesjid sementara belum
ada sertifikat tanah dan surat wakaf. Ia menjamin, namun saya minta bertemu
langsung dengan Bpk fauzan untuk berbicara hitam putih ada tidak persyaratan di
kemudian hari.
Kejadian ke 4. Suatu hari saya di ajak Abu Faris berkunjung ke Bahar
menemui Bpk Amir, dalam pertemuan itu ada bpk humeidi juga, Abu faris melobi
Bpk Amir agar meminjamkan uang untuk pembangunan mesjid. Bpk Amir menjawab, “
baik, saya pinjamkan uang sampai selesai semua pembangunan mesjid, tapi
perjanjian kapan selesai pembayaran hutang ?, berapa cicilan perbulan ? dan
siapa yang bertanggung jawab, jika terlambat ? Abu faris dengan tertawa- tawa,
berkata “Ustadz yang membayar dan tanggung jawab. “ . Sehingga saya mengkritik
dan menasehati ucapan Abu Faris, tapi ia malah terus menyerang, menyudutkan,
memojokkan dan melawan saya dengan
tertawa-tawa. Sungguh saya banyak tersinggung dengan buruknya adab Abu Faris
sejak awal di Jambi. Pulang dari rumah Bpk Amir, sepanjang perjalanan kembali
Abu faris menyudutkan, memojokkan, memaksa saya menerima pinjaman. Sungguh Abu
faris sudah mati perasaan menjadikan saya sebagai pengemis minta-minta uang dan
pinjam uang dalam skala besar serta menanggung beban pikiran membayar hutang,
sementara dia saja tidak mau. Ini kejadiannya tahun 2007.
Pelajaran yang di ambil :
1. Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ),
berpola pikir minta-minta dalam urusan dakwah, serba tergesa-tergesa. Bahkan
memperalat ustadznya untuk minta-minta. Jika di nasehati atau di kritik balik
menyerang.
Kejadian ke 5. Tragedi
kesadisan lisan perempuan kerinci –Jambi.
Pada bulan desember 2007,
pada hari selasa sore saya safar mengisi dauroh bersama dengan ust Muhammad
Mundzir Bandung, saya hari pertama dan beliau pada hari kedua. Dauroh di Metro
Lampung di ma’had Ust Abdul Aziz, selesai dauroh saya kembali pulang safar dan
singgah pada jum’at subuh hari di Sei
lilin SUMSEl untuk mengisi ta’lim rutin pada hari jumat siangnya. Kemudian
kembali ke Jambi, sementara istri saya sedang hamil anak kedua sekitar 5
bulan.Sementara anak pertama baru 8 bulan sudah hamil lagi.
Saya heran istri saya berduka sekali dan tampak
kesedihan mendalam. Saya bertanya, apa yang telah terjadi selama saya safar ?.
Mulailah ia cerita, bahwa ketika saya safar datanglah perempuan kerinci bertamu
lalu memaksa nginap malam di rumah. Tidur di atas kasur saya, membongkar
seluruh buku- buku saya baik bahasa arab dan bahasa indonesia, kemudian
mencari- cari kesalahan.. ini dan itu. Ia intrograsi mencari-cari kesalahan
saya selama ini di dalam rumah, perempuan kerinci ini terus dengan ocehannya
membongkar aib mantan suaminya, memancing agar istri saya ikut serta
menyebutkan kesalahan saya di dalam rumah. bicara ini dan itu ....tuduh
sana.... tuduh sini....nada tinggi ngejek, tunjuk- tunjuk tangan sampai memaksa
segera bangun mesjid dan membangun rumah agar saya sekeluarga pindah ke bagan
pete...............dst. Padahal istri saya sedang hamil ke 2, sibuk dengan sang
tamu tidak di undang. Dan yang bertanggung jawab secara langsung dengan
kesadisan, kekejaman lisan dan adab bertamu perempuan kerinci ini adalah marwan
Abu ubaid dan teman dekatnya AB karena amunisi dari lisan mereka berdua. Dan
tidak secara tidak langsung ( moral ) adalah Abu Faris dan Abu Pasha karena
kedua selalu menyudutkan dan memojokkan saya dan memprovokasi ikhwan yang lain
agar segera bangun mesjid. Setelah kejadian itu istri saya selalu menangis
kepada saya agar mengalah segera membangun mesjid.
Kemudian saya cari berita
perempuan tersebut, ternyata dia sudah kembali ke ma’had Ust Bukhori SUMSEL.
Kemudian saya telpon beliau, mohon melalui via Hp Ust Bukhori saya ingin
berbicara dengan fulanah kerinci. Beliau menentukan waktunya, kemudian saya
telpon dan membantah semua tuduhan, fitnahnya. Dan saya minta bapaknya ke rumah
saya atau saya ke rumah bapaknya. Akhirnya bapaknya datang menemui saya, dan
saya membantah fitnah- fitnahnya dan itu semua karena imajinasi dan lisan kotor
Marwan dan Abdul Bari dan secara tidak langsung adalah Abu Faris dan Abu Pasha
karena sering menyudutkan, memojokkan dan memaksa saya segera bangun mesjid.
Beginilah sering kejadian,
jika saya safar maka ada saja wanita-wanita
yang menyandarkan diri ke salafi mendatangi rumah saya, di antara mereka
ada yang beradab dan ada yang hanya buang kotoran lisan. Dan Salim Boyolali
adalah pembela dan pelindung lisan sadis kejam perempuan kerinci, wajar saja
sekarang dia memakai preman pasar Taufiq Hidayat karena gaya tubuh,
lisan,bentak-bentak, teriak-teriak, tunjuk-tunjuk tangan, gaya tuduhannya, dan
gaya sok menasehatinya sama dengan perempuan kerinci tsb.Dan beginilah batin,
watak buruk, lisan kotor Salim sejak dulu namun saya masih memberikannya uzur.
Sungguh saya sejak dahulu, sudah melihat Salim bagaikan buah manis berulat,
namun saya masih bersabar. Dan sekarang kulit buah sudah hitam membusuk dan
ulat- ulatpun sudah keluar berlompatan. Maka tidak ada yang menyimpan
apalagi memakan buah seperti ini kecuali
ia sakit jiwa, hati busuk berulat dan berbulu.
Setelah kejadian itu, saya
juga memanggil Marwan dan teman dekatnya AB, untuk mempertanggung jawabkan
lisan. Dengan enteng Marwan menjawab “ tidak ada maksud “ persis seperti fitnah
Yuda.
Dan terbuktilah nasehat
saya kepada istri, hati- hati jika ada perempuan kerinci berkunjung ke rumah.
Karena ketika perempuan Kerinci ini baru datang di Jambi dan berkunjung pada
bulan- bulan terakhir, di perum teluk permai, perempuan ini sudah membongkar
seluruh aib , bapak, ibu dan adik perempuannya, dan busuk prasangka kepada
orang tuanya. Bagi saya ini perempuan durhaka kepada orang tuanya. Ini
perempuan ( hasad ), lisan bercabang.
Pelajaran dari tragedi ini :
1.
bahwa ada yang menyandarkan diri ke salaf bahkan
dari alumni pesantren ( perempuan kerinci alumni ma’had dari murid syaikh
Muqbil di jawa ), orang menilainya ustadzah, tapi justru kering dan gersang
adab dan akhlaq. Kerja hanya mempromosikan aib- aib orang- orang terdekat
bahkan dosa- dosa masa lalu yang sudah ter tutupi, mulai suami,bapak, ibu, saudara-saudari
kandung. Jika sudah memakan habis daging dan meminum darah kehormatan mereka,
merebus tulang belulang mereka dengan kata-kata nista, ternyata belum kenyang
dan belum hilang dahaga juga, bergerak menjadi BUSER, reporter Infotaiment,
menggonggong manusia harus seperti dia, agar membongkar aib dan mencari- cari
kesalahan orang yang di cintai.
2. Marwan dan AB berlisan panjang, duri berbisa.
Didepan bercakap-cakap bagaikan santan bermanis madu, di belakang pahit empedu
menikam. Para ikhwan tampak sudah bosan memojokkan dan menyudutkan saya, agar
segera secepatnya membangun masjid,akhirnya mencari kaki tangan baru untuk
perpanjangan lidah mereka, sehingga berhasil membangkitkan kaum wanita semisal
lisan mereka berdua untuk memojokkan, menyudutkan saya melalui istri saya yang
sedang hamil anak ke 2.
3. Ruh dan batin itu bagaikan barisan tentara,
mana ada yang kemiripan akan merapat dan mana yang ada perbedaan akan memisah.
Bahkan ada yang menjadi pelindung, pemoles, pembela kejahatan dan pelaku
kejahatan menjadi kebaikan, pahala, dan para du’at adalah sorotan ummat Inilah
potret Salim.
Kejadian ke 6. Musyawaroh
dengan Bpk Humaidi Bahar.
Setelah itu saya mengisi
ta’lim tetap di trans Bahar, setelah ta’lim saya musyaworoh dengan Abu Hafsoh
Humaidi Solo tentang pembangunan mesjid apalagi dua kejadian sensitif yang
telah melukai perasaan saya ( no 3 lisan sadis Abu Faris dan no 4 lisan sadis perempuan kerinci ).
Beliau mendukung pembangunan mesjid menunggu selesai sertifakat tanah dan surat
wakaf sehingga jelas kepemilikan tanah, bahkan menurut beliau harus ada dana
untuk pembangunan minimal lima rumah sekali gus , karena masih di tengah hutan,
lebih berat di bandingkan Ust bukhori. Jika saya keluar, istri saya ada kawan
dan masih ada ikhwan yang memperhati kan anak- anak santri.
Beliau berkata menasehati saya, “ Ustadz mengalah
saja, daripada di katai- katai terus oleh Bpk Tabsirun, dan terus di fitnah
ikhwan, sebaiknya bangunlah mesjid secepatnya, jika kelak suatu hari tidak
terbukti sebagaimana ucapan Bpk Tabsirun, maka Bpk Tabsirunlah yang
mempertanggung jawabkan mesjid Bagan Pete “. Saya bertanya, “ bagaimana caranya
pak, agar Bpk Tabsirun sadar akan kesalahan- kesalahannya pada suatu hari nanti
“?. Bpk Humaidi hanya diam saja, kemudian kembali meyakinkan saya untuk
mengalah, bangun mesjid secepatnya.
Saya sadar akan resiko tergesa-gesa bangun mesjid di
atas tanah yang belum di miliki, saya juga akan menjadi beban pikiran dalam
dana pembangunan kemudian menghidupkannya lagi sementara di tengah
hutan,kondisinya lebih berat di banding ma’had Ust Bukhori. Karena ma’had
beliau di tepi jalan raya lintas
Palembang- prabumulih. Padahal pada saat itu, tidak satupun ikhwan Jambi kota,
mengatakan pada saya, siap bangun rumah di tanah kaplingan sekitar
mesjid,bahkan tidak ada satu orang ikhwanpun yang yang mau mencabut anaknya
dari sekolah umum, bahkan Abu faris tabsirun selalu diam, jika saya bertanya, “
bapak siap ngak anak bapak di cabut dari sekolah umum? Abu Faris hanya diam
saja.
Bahkan sebelum itu, sudah
beredar ucapan-ucapan, Ustadz tidak mau tinggal di Bagan Pete karena tidak mau
hidup susah.Pada dasarnya orang yang berbicara seperti itu adalah :
1. Hobi main SMS ( Senang Melihat Orang Susah dan
Susah Melihat orang Senang ),
2. Iman belum sempurna. Karena Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam telah bersabda: Artinya tidaklah sempurna iman seseorang
sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,
sementara orang yang berbicara tidak mau tinggal di Bagan pete bahkan tidak mau
mencabut anaknya di sekolah umum, Allahul Musta’an.
3. Modus terselubung untuk menyusahkan saya
bahkan istri dan anak- anak saya dan menghalangi saya berdakwah ke luar kota,
jika saya safar maka siapa yang menemani istri di tengah hutan?
Sementara tidak satupun ikhwan Jambi yang mau pindah
ke bagan pete, dan itu terbukti sekarang yang menjadi tetangga Salim adalah
ipar , mertua barunya dan orang yang baru ta’lim dengan saya bukan ketika tahun
pertama dan kedua di Jambi. Itupun mertua Salim, akhirnya pindah dari Bagan
Pete, demikian juga iparnya bahkan pindah ke Depok Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar