Kamis, 09 Oktober 2014

Musuh Dalam Selimut 6


NASEHAT UNTUK PRAKTISI JURU TERAWANGAN ALAM JIN EYANG ABU HAZIM MUHSIN, SALIM BOYOLALI DAN ARI ARYO BOJONEGORO.


     Saya katakan, isi buletin jum’at tersebut adalah karomah sufi yang bertolak belakang dengan aqidah Ahlussunnah.
 Sementara mbah Abu Hazim Muhsin telah menerawang alam jin bahkan bisa memastikan jumlah jin di tubuh saya dan agamanya. Padahal alam jin perkara gaib yang tidak bisa di persaksikan oleh panca indra. Namun bagi Mbah Abu Hazim alam jin menjadi sesuatu yang zhohir dan bisa di persaksikan dan di terawang. Kemudian Salim, Ari, Abu Faris dkk telah mensosialisasi kannya dan ikuti oleh yang lainnya terus beranak pinak. Abu Luqman, Abu Faris dkk pun menyaksikan ucapan Salim dan Ari. Ini adalah bentuk karomah sufi dan ilmu perdukunan dan paranormal. Seorang juru ruqyah saja yang sedang meruqyah pasiennya tidak bisa memastikan jumlah jin dalam tubuh pasien dan agama jin tersebut. Ini menunjukkan Salim, Ari dkk telah guluw dan taqlid kepada Eyang Abu Hazim. Allah Ta’la telah berfirman :
                          يا بني آدم لا يفتننكم الشيطان كما أخرج أبويكم من الجنة ينزع عنهما لباسهما ليريهما سوءاتهما إنه                              يراكم هو وقبيله من حيث لا ترونهم إنا جعلنا الشياطين أولياء للذين لا يؤمنون                                       
Artinya : Wahai bani Adam janganlah kalian terpedaya oleh syaitan ( iblis ) sebagaima ia telah mengeluarkan bapak ibu kalian ( Adam dan Hawa ) dari syurga, ia melepaskan pakaian keduanya agar kelihatan aurat keduanya, sesungguh syaitan ( iblis ) itu dan pengikutnya melihat kalian dari sisi yang kalian tidak bisa melihat mereka, sesungguhnya Kami jadikan syaithan-syaithan itu wali-wali bagi orang yang tidak beriman ( Al a’rof 27 ).             
 Mengapa di namakan Jin ?
      Di namakan Jin karena sifatnya yang ijtinan yakni tersembunyi dan tidak tampak pada pandangan mata manusia. Karena maksud ijtinan adalah istitar ( tersembunyi/ terhalang ) dari pandangan mata, ini sejalan dengan ayat di atas. Kata tersebut di ambil dari “ janna lail idza azhlama “  ( malam telah menjadikan sesuatu tertutup apabila telah gelap ). Maka malam menutupi sesuatu karena gelapnya. Atau bisa dari di ambi dari “ janna syai’un yajunnuhu “ yang berma’na : menutupi sesuatu. Maka segala sesuatu yang tertutup berarti tersembunyi. Jadi jin di sebut jin karena keberadaan tersembunyi. Oleh karena itu di sebut “ Junnah “ ( perisai / tameng ) karena berfungsi untuk menutupi atau menghalangi seseorang dari lawan perang. Demikian juga tempat kenikmatan di akhirat di sebut “ Jannah “ karena tertutup oleh rimbunnya  pohon-pohon yang lebat dan banyak yang memasukinya. Calon bayi di sebut “ janin “ karena ia tersembunyi/ tertutup di rahim ibu dan tidak tampak oleh pandangan mata manusia.
 Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama apakah jin mungkin di lihat manusia atau tidak ?
 Imam Syafi’i berpendapat tidak mungkin dilihat dengan ayat di atas, di riwayatkan Al Baihaqi di manaqib As syafi’i dengan sanadnya dari Ar robi’ aku mendengar Syafi’i berkata : “ barang siapa menganggap dirinya bisa melihat jin, maka kami menganggap syahadatnya batal, kecuali jika ia seorang nabi” ( Fathul Bari 6/ 414 ).
 Maka yang di maksud beliau adalah melihat Jin dalam bentuk aslinya, adapun melihat Jin dalam bentuk tasyakkul ( beralih rupa ) itu mungkin dalam kondisi tertentu. Berkata Ibnu Hajar ketika mengomentari ucapan Imam Syafi’i, “ ini  di arahkan bagi orang yang mengaku melihat Jin dalam bentuk aslinya sebagaimana ia di ciptakan. Sedangkan orang-orang yang melihat Jin dalam bentuk yang telah melakukan penyerupaan ( tasyakkul ) dalam bentuk hewan misalnya, maka hal itu tidak mengapa, karena berbagai riwayat telah menyebutkan tentang tasyakkul ( beralih rupa ) nya jin. ( Fathul Bari 6/ 414 ).
  Tiga kemungkinan Jin bisa di lihat setelah tasyakkul ( beralih rupa ) :
 1.   Jin menampakkan diri atas kemauannya sendiri seperti jin yang menampakkan diri dalam bentuk fisik Suraqah bin Malik bin Ju’tsam ketika perang badar, kisah pemuda yang bertemu ular di ranjangnya sebagaimana di shohih muslim 2236 dari Abu Sa’ib, datang syaithan ke Daarun Nadwah di makkah datang bentuk fisik orang tua dari Najed, ketika pembesar Quraisy sedang musyawaroh tentang tindakan yang hendak di ambil untuk menghadapi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam ( Al bidayah wan An nihayah ), syaitan datang dalam bentuk manusia lalu mencuri kurma, sebagaimana  yang di riwayatkan oleh Abu hurairoh tatkala sedang tugas jaga baitul mal ( HR. Bukhori ).
2. dengan mantra, ritual syirik,  minum air mantra baik dalam gelas atau dalam botol, hal ini di lakukan oleh orang- orang yang memiliki pelayan dari kalangan jin, memanggil, menyuruh dan melihat jin piaraannya walaupun bukan dalam wujud aslinya.
 3. Orang yang kesurupan, di masuki atau di isi jin untuk mendapat kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam dan semisalnya, terkadang bisa melihat Jin.
     Mustahil seseorang mengetahui perkara ghoib yang di inginkannya, karena Allah Ta’ala telah berfirman :
       عالم الغيب فلا يظهر على غيبه أحدا                       إلا من ارتضى من رسول فإنه يسلك من بين يديه ومن خلفه    رصدا                                                                                   

Artinya : Yang Maha Mengetahui perkara ghoib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun perkara ghoib itu, kecuali kepada rasul yang di redhoiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga ( malaikat ) di muka dan di belakang ( Al Jin 26-27 ).
 Para malaikat pun tidak mengetahui perkara ghoib, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
                  وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح       بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما لا تعلمون  
                                                  وعلم آدم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء إن كنتم                            صادقين                      قالوا سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم   

 Artinya : Dan ingatlah Rabbmu berfirman kepada para malaikat : “ sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, mereka berkata : “mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? “Allah berfirman : “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui ( Al Baqoroh 30- 32 ).
 Bangsa Jin tidak pula mengetahui perkara ghoib, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
                 فلما قضينا عليه الموت ما دلهم على موته إلا دابة الأرض تأكل منسأته فلما خر تبينت الجن أن لو كانوا                      يعلمون الغيب ما لبثوا في العذاب المهين                 

Artinya : Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka atas kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya, maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwasanya kalau sekiranya mereka mengetahui perkara ghoib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan ( Saba’ 14 ).
       Kesimpulan untuk tauhid eyang Abu Hazim, jika kamu mengaku bisa melihat jin dalam wujud asli, maka batallah syahadatmu ( kafir ) sebagaimana ucapan Imam Syafi’i. Ini di alam bebas, tentu lebih kufur lagi jika kamu mengaku bisa melihat wujud asli jin di dalam tubuh manusia.Jika kamu mengaku bisa melihat jin setelah tasyakul ( beralih rupa ), maka matamu perlu di curigai ada simpanan jin kafir. Apalagi kemungkinan jin bisa di lihat setelah tasyakul ( beralih rupa ) ini di alam bebas, sebagaimana dalil di atas, namun tidak ada dalil jin bisa di lihat di dalam tubuh manusia, maka teranglah kamu seorang dajjal.
 Tuduhan Taufiq : bahwa istri saya tidak menjaga pandangan mata sehingga bisa mimpi.
 Saya jawab : Wahai Taufiq, cobalah kamu intropeksi diri sebelum memfitnah dan mencela manusia. Bukankah istrimu sendiri menjaga warung ketika kamu di Bengkulu ? Berapa ikhwan yang sudah di lihat istrimu ? Dan untuk Salim, apa yang kamu lakukan terhadap jandamu, ketika dulu masih menjadi istrimu ? bukankah kamu membiarkan bahkan menyuruh istrimu di Boyolali menjaga warung dan ada karyawan laki- laki? Kemudian ini juga cerminan perangai Salim yang tidak jaga pandangan mata ketika di rumah Tahfidzh terhadap akhwat ABG sebagaimana di atas, dan justru doa istri saya di kabulkan Allah Ta’ala, karena istri saya selalu berdoa kepada Allah Ta’ala agar kami di lindungi dari  orang-orang yang akan berbuat jahat lagi buruk pada kami.
      Ketika  dauroh syaikh Abdullah Al iryani di ma’had Abu turob pada akhir sya’ban 1434 H, di depan Ust Abu turob dan Ust Muhammad Armen Aceh ( pernah di Perawang Riau sebelum ke Yaman ), saya mengajukan soal kepada beliau “ ya syaikh saya menganggap menta’birkan mimpi adalah sekedar peringatan atau kabar gembira tidak menambah syari’at, sementara Taufiq hidayat menganggap menta’birkan adalah aqidah sufi sehingga saya di katakan beraqidah sufi”. Syaikh menjawab “ apakah Taufiq seorang ahlussunnah salaf ? darimana ia belajar sunnah, salaf ? Saya jawab, “saya tidak tahu apakah ia salafi dan darimana ia belajar sunnah, salaf “. Maka Ust Abu turob menjawab “ ia sempat belajar dengan saya sebentar........dst.
                                                                                  
 Tuduhan Kesalahan saya ke 8 yang di bacakan Salim adalah: merekom tukang urut dukun . Sumber dari Dzulfadhli. Maka pada malam itu Taufiq bicara ke sana kemari baik tentang kehormatan saya maupun hukum mendatangi dukun dan hukuman dukun sendiri dengan mimik muka dan gerak tangan gaya khas premannya.

     Saya jawab : BAB INILAH CABANG ILMU PERDUKUNAN YANG DI PRAKTEKKAN OLEH PENGIKUT JALAN IBLIS.
     Suatu hari Dzulfadhli bertanya kepada saya, “ Ustadz jika berurut kemana?, saya menjawab “ dulu sama bapak Bandot, karena sering sibuk, saya ke Kang Budi. Saya baru sadar sekarang ternyata Dzulfadhli, pencari fitnah, ngorek- ngorek kesalahan dan kaki tangan Salim.
Kronologis saya pergi ke Bpk Bandot .Dulu saya pernah terkilir pinggang sampai terbungkuk. Kejadiannya pada Ramadhan 1426 H, saya tidur malam di mess Sei tapah setelah mengisi ta’lim, karena kecapaian sekali, saya tidak sadar ada beberapa kayu  dipan lepas pada bagian posisi pinggang saya. Walaupun terasa pegal-pegal saya abaikan saja, kemudian Syawal saya kembali ke Pekan Baru, dan mengisi ta’lim tetap di daerah-daerah. Suatu hari saya pulang safar dari mengisi ta’lim di Perawang Riau, saat turun dari mobil, tiba-tiba pinggang saya berbunyi dan semakin berat. Sampai di rumah semakin berat dan agak membungkuk. Lalu saya di urut oleh 2 tukang urut berbeda di Pekan Baru karena tidak ada perubahan. Bulan Dzulqo’dah 1426 H/ awal Desember2005, saya kembali safar resmi pindah ke kota Jambi. Jangka beberapa minggu kembali berat dan agak membungkuk, sampai saya pernah di urut pensiunan TNI, bahkan Marwan pernah membawa saya sekali ke since cina. Semuanya tidak ada perubahan, kembali agak membungkuk. Bahkan ketika di sela-sela ta’lim di Sei Bahar- Jambipun, Marimin membawa saya tukang urut langganannya, sehingga saya di urut berkali- kali. Tapi tetap tidak ada perubahan. Akhirnya saya mendatangi Rumah sakit Mattaher bagian tulang sempat di ronsen, menurut dokter spesialis, tulang saya baik, tidak ada bergeser maupun pengapuran, kemungkinan ada kesalahan urat. Lalu saya di sarankan mencari tukang urut spesialis urat dan tidak perlu lagi datang ke tukang urut sebelumnya. Akhirnya salah seorang murid saya ( sekarang ia sudah kerja pindah ke luar Jambi )  menunjukkan bapak Bandot. Sayapun mendatangi beliau, lalu di urut beberapa kali. Menurut beliau ada 3 urat masuk kedalam tulang pinggang tengah sehingga pinggang saya berat terus dan terbungkuk. Inilah yang tidak bisa di keluarkan dan di kembalikan posisinya oleh tukang urut sebelumnya, bahkan malah makin menggeser urat  yang di punggung.Lalu saya di urut, di kembalikan urat- urat pada tempatnya dan di sarankan pakai korset agar urat-urat kuat dan rapat, tidak gampang bergeser lagi.Karena urat pinggang saya masih lemah karena hampir satu tahun  sakit. Juga di sarankan mengoles pinggang dengan beras kencur dan jahe merah di rebus untuk diminum untuk mengeluarkan angin pada urat-urat. Itupun istri saya yang membuat semua. Lalu saya cari korset dan beli sendiri di mall, itupun sudah saya hadiahkan kepada Ust.Dzulkarnain Makasar di Bukit Tinggi – Sumbar, karena beliau berminat, waktu saya mendampingi beliau dan Ust Ja’far Sholeh Jakarta, dauroh keliling SUMBAR mulai  dari kota Padang. Di Jambi, saya membeli korset lain.Selama saya di urut beberapa kali, tidak ada minta syarat apapun juga. Ini Kejadian akhir tahun 2005 dan 2006  di Jambi  ). Alhamdulillah saya sembuh, setelah itu saya tidak pernah datang lagi. Adapun jika saya pegal, maka saya datang ke tukang urut Kang Budi . Oleh karena itu suatu fitnah keji, busuk anyir berulat dan terus berimajinasi beranak pinak bahwa saya ke tukang urut dukun karena ada jin kafir di badan. Lalu kalimat tukang urut hilang dari pembicaraan, tinggal kalimat ke dukun. Allahu Musta’an.
    Dzulfadhli minta alamatnya dan saya berikan alamat kedua tukang urut tersebut. Suatu hari   Dzulfadhli datang kepada saya dan mengatakan bahwa bapak Bandot adalah seorang dukun, karena ia mempercayai ada 2 hari sial dalam sepekan sehingga tidak mau menerima pasien. Saya menerangkan pada nya, bahwa sebatas menyakini ada kesialan bukan ciri perdukunan dan tidak ada ciri-ciri perdukunan padanya seperti : menyebut atau memanggil jin, minta sembelihan atau syarat lainnya. Bahkan istri Dzulfadhli pun pernah bertanya kepada istri saya, “ umm kalau mau urut ke siapa? Di mana ? lalu istri saya menyebutkan nama dan alamatnya, bahkan istri Dzulfadhli pun banyak bertanya tentang tukung urut wanita tersebut. Saya dan istri baru tersadar setelah fitnah Salim dan Taufiq, ternyata mereka memata-matai, dan mencari-cari fitnah dan kesalahan. Padahal kedua orang tua Dzulfadhli ada di Jambi kota dan ia pun lahir dan besar di Jambi, kenapa tidak bertanya saja ke keluarganya atau teman- teman sekolahnya dulu ? demikian juga Istri Dzulfadhli, ibunya di kota Jambi, sekolah di jambi, kenapa tidak bertanya dengan keluarganya atau dengan teman-teman sekolahnya di mana ada tukang urut di Jambi ??
      Suatu hari anak saya abdullah jatuh dari sepedanya lalu terkilir, saat itu umurnya hampir 2 tahun. Sudah saya bawa ke tukang urut wanita yang biasa juga mengurut anak kecil sampai dua kali, namun tidak ada perubahan, bahkan anak saya semakin kurus, setiap makan muntah. Susah membungkuk dan kesakitan terus. Saya bingung melihat anak yang semakin buruk keadaanya. Akhirnya saya panggil Bapak Bandot ke rumah, karena saya meyakini beliau bukan dukun, hanya beliau percaya ada khurofat yaitu ada hari panas atau sial dalam seminggu. Di depan mata saya, beliau mengurut anak saya sebentar, dengan minyak dari saya sendiri yaitu minyak zaitun. Menurut beliau, perut turun dan urat bergeser. Lalu beliau menyuruh saya, membuat obat gosok sendiri yaitu minyak di campur jahe dan bawang merah, lalu di oleskan di pinggang. Beliau menyarankan untuk menapel perut anak saya dengan menggunakan daun jarak yang di hangatkan di atas api. Daun- daun jarak ini, saya dapatkan dari bantuan ikhwan Sei tapah ketika lagi isi ta’lim ke daerah ini.Semua bahan( jahe , bawang merah) dari dapur kami sendiri, istri saya yang meramunya, tidak di lihat apalagi di pegang oleh beliau.Ramuan ini juga di akui bapak mertua, yang merupakan obat tradisionil jawa untuk menghilangkan angin di dalam urat-urat dan perut. Alhamdulillah sembuh.
     Saat Dzulfadhli datang ke rumah saya setelah malam makar eksekusi Taufiq, minta sisa uang komisi mobil 250.000 ( baca kronologis ). Saya bertanya baik- baik kepada Dzulfadhli, kenapa kamu menuduh saya merekomendasi ke tukang urut dukun, padahal dulu kamu bertanya dan saya menjawab sesuai pertanyaan.....dst. Kemudian dia pulang, tidak lama kemudian masuk smsnya ke hp saya.
 SMS Dzulfadhli membongkar kebusukan fitnah anyir menyengat berulat istrinya dan dirinya :
 “ bismillah. ‘afwan ana zulfadhli.klo mslh dukun, sbnarnya ana udah ksh tau ust ktika abd jatuh dr sepeda ust mau pnggil p. Bndot utk urut..makanya ana jelasin klo dia seorang dukun, ana kira ust mw terima nasihat ana..tp trnyta istri ana mndengar lgs dr um.abd klo abd di urut sm p. Bandot ktika jatuh dr sepeda. Jd mslhnya bkn mslh rekomendasi ust ke ana agar urut ke kang budi. Yg jg mslh ust tetap dtg ke t4 p. Bndot stlh tau dia itu dukun. 085758070811  di terima: 15:03:15   24-03-2013.
      Saya komentari sms Dzulfadhli ini beberapa hal :
 1. Terbongkar makar dan kejahatan lisan Salim, Ari dan Dzulfadhli karena di malam makar,  Salim membacakan tuduhan kesalahan-kesalahan saya di depan umum dan Dzulfadlilah yang menulis di papan white board ( MEREKOMENDASI KE TUKANG URUT DUKUN ), ternyata fakta tuduhan adalah seperti di smsnya. Ini Menunjukkan Dzulfadhli dan istri berwatak busuk anyir menyengat berulat, sama seperti tuduhannya masalah khianat komisi mobil.
 2. Terbongkar watak buruk dan kotor lisan istri Dzulfadhli, karena nguping pembicaraan orang. Itupun istri saya sudah menyebutkan alasan bahwa beliau bukan dukun. Ternyata Istri Dzulfadhli mempunyai watak, tabiat sama dengan suaminya suka berghibah, nguping pembicaraan ( mencuri pembicaraan ), buat fitnah,adu domba, cari-cari kesalahan, aib, dan busuk prasangka serta RCTI ( Rombongan Congkak Tensi Tinggi ) . Padahal ia dan suaminya baru ta’lim, belum belajar kitab tauhid dari awal, tapi sudah sok dan merasa paling alim. Terbongkarlah bahwa istri Dzulfadhlilah ( ummu Fadhil fatimah Woro ) yang terlibat dalam fitnah dukun ini sebenarnya, sementara di bacakan di depan umum dengan bahasa yang di dramasitir, padahal hakekat tuduhan adalah sebagaimana dalam sms Dzulfadhli di atas.. Allahu Musta’an.
3.    Saya sudah menjelaskan pada Dzulfadhli bahwa beliau bukan dukun sebagaimana kronologis. Berarti Dzulfadhlilah  yang tidak mau menerima nasehat, di kritik balik menyerang. RCTI ( Rombongan Congkak Tensi Tinggi ), sudah merasa alim dan sok alim dan suka mencari –cari kesalahan manusia sebagaimana yang saya persaksikan sejak ia awal ta’lim.
     Padahal saya sudah menyebut alasan, apalagi Dzul fadhli murid yang baru ngaji ketika kitab fathulmajid hampir selesai. Baik ciri-ciri perdukunan yang saya pelajari dulu di Yaman juga membaca buku syaikh muhammad Al imam dan syaikh Wahid abdus salam bali, tidak saya persaksikan beliau sebagai dukun hanya percaya sial ( tiyaroh dalam bab kitab tauhid ). Dan lagi-lagi Marwan ikut meramaikan fitnah Dzulfadhli dalam bab ini. Padahal menyakini ada kesialan bukan hanya terjadi pada beliau saja, selain beliaupun banyak meyakini dalam seminggu ada hari panas yaitu hari selasa dan sabtu berasal dari buah tutur nenek moyang, yang mereka sendiri tidak mengetahui apa sebabnya. Bahkan di kota Jambi banyak pedagang orang jambi asli tidak menjual garam dan silet pada malam hari karena menyakini ada kesialan ( tiyaroh dalam istilah kitab Tauhid ), lantas apakah seluruh pedagang tersebut di provinsi Jambi ini di vonis dukun semua? dan yang datang kepada mereka pun di hukumi mendatangi dukun? lalu tidak di terima sholatnya 40 hari? Bahkan banyak adat-adat suku di Indonesia ini menyakini kesialan apalagi suku jawa, apakah lantas mereka semua di vonis dukun karena menyakini ada kesialan ? Bahkan ada pemuda pemudi yang sudah mengenal tauhid dan sunnah, lalu tatkala menjalin pernikahan, orang tua mereka memutuskan harus bulan ini atau ini, karena bulan ini atau itu adalah bulan sial. Lantas apakah orang tua mereka di vonis dukun ? Wahai Salim, bukankah kampung kamu, pusat perdukunan dan rumah orang tuamu banyak jimat rajah ? mantan istrimulah yang mencopot jimat rajah tersebut? Berani ngak kamu mengatakan, orang tuamu adalah seorang dukun? Point ini Justru aib kamu ( Salim ), terbongkarlah kamu adalah musuh dalam selimut, buser kesalahan dan aib manusia. Juga menambah keburukan dan kenistaan watak, hati Dzulfadhli yang sebelumnya memfitnah saya masalah khianat komisi mobil. Juga keburukan dan kenistaan watak istrinya.
      Dan point ini juga menunjukkan kejahatan dan keburukan akhlaq Taufiq dan Eyang Abu Hazim. Karena Eyang Abu hazim sempat bertanya kepada saya tentang perkara ini, dan jawaban seperti di atas, dan saya minta Eyang Abu Hazim jika menganggap beliau dukun sebutkan alasan ilmiah dan jika tidak bisa menjawab tolong tanyakan kepada Syaikh Abdullah Iryani yang lagi di pondoknya. Ternyata Eyang Abu hazim diam tidak ada menjawab baik dalam via sms . Jika ada yang membela Ust Abu Hazim, bahwa beliau mungkin lupa ? bukankah sudah terbukti dalam kronologis di atas, sebelum di mulai dauroh saja ( jum’at sore sampai malam ) sudah kumpul membuat fitnah kain kafan terhadap tulang belulang saya dengan ikhwan jambi kota dan daerah sei tapah?. Maka wajar saja, Eyang Abu hazim bukan hanya sekedar membiarkan semua fitnah,menyembunyikan ilmu bahkan membenarkan itu semua dengan alasan di tubuh saya ada satu jin kafir dan dulu sering kesurupan. Allahu Musta’an atas fitnah keji lagi nista ini.
     Ketika Dauroh Syaikh Abdullah Al iryani di ma’had Ust Abu Turob Bengkulu akhir sya’ban 1434 H, saya mengajukan soal sesuai tuduhan Dzulfadhli di persaksikan Ust Abu Turob dan Ust Muhammad Armen Langsa Aceh ( pernah di Perawang Riau sebelum ke Yaman ). Ya syaikh jika ada seorang tukang urut menyakini dalam sepekan ada 2 hari sial sehingga tidak mau menerima pasien pada hari tersebut, apakah termasuk dari tanda-tanda seorang dukun ? Syaikh menjawab : “ tidak. Bukan dukun hanya tiyaroh dan tiyaroh termasuk syirik “.
      Dan Dzul fadhli dengan bahasa kasar sms saya, karena abdullah, saya bawa ke bapak Bandot dukun, dan sempat saya jawab via sms secara ma’na : “ panik.......” maksud panik di sini adalah karena saya sudah membawanya lebih sekali kepada tukang urut yang tidak ada tiyaroh, tidak ada perubahan, malah semakin memburuk ( semakin kurus dan jika di kasih makan langsung muntah ). Sementara saya tetap berkeyakinan bahwa bapak Bandot bukanlah dukun.
     Point ini juga aib dan keburukan akhlaq Abu Luqman Slamet Sumeri. Kenapa ? ia ikut serta dalam fitnah sebagai ujung tombak Salim. Saya dan istri saya di tanya tentang tukang urut, jawab polos jujur saja. Sementara Abu Luqman, sering saya tanya lebih satu kali “ antum urut kemana ? siapa namanya ? Abu luqman selalu tidak menyebut namanya, dan mengatakan sudah pindah alamat. Saya tanya nama dan alamat lama tidak menjawab. Abu Luqman patah salah satu tulang pundaknya karena jatuh dari motor sambil menyelamatkan anak perempuan  nya yang di depannya. Demikian juga ketika anaknya ( luqman ) jatuh dari tangga ruko,sehingga patah tulang rusuknya, saya berkali-berkali bertanya kepada Abu Luqman “ kemana Luqman di urut? Abu Luqman tidak mau menjawab. Padahal saya dari awal sudah niat, jika langganan tukang urut Abu luqman tidak ada tiyarohnya, saya mau ke tempatnya. Dan saya pun pernah bertanya ke bapak Bandot tentang patah tulang, beliau menerangkan jika anak masih kecil atau remaja patah tulang masih bisa di sambung dan di urut karena masa pertumbuhan dan masih lunak, tapi jika orang dewasa atau orang tua patah tulang, maka sulit di urut dia tetap cacat. Wahai Abu Luqman kenapa kamu pelit menyebut nama tukang urutmu? Dan kenapa kamu berusaha menyembunyikan walaupun sekedar namanya? Dan tidak suka di ketahui orang? Padahal kamu langganan tukang urut dan sembuh bukan di gips medis kedokteran.
       Imam Nawawi telah menyebutkan sebuah hadist dalam arba’in nawawinya no : 27 :
 “Dari Nawwas bin sam’an Radhiallahu’anhu,dari Nabi shalallahu’alayhi wasallam,beliau bersabda: ”Kebajikan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang menimbulkan keraguan dalam jiwamu, dada terasa sempit dan kamu tidak suka di ketahui orang lain.”(HR.Muslim).
“Dari Wabishah bin Ma’bad Radhiallahu’anhu,katanya: ”Saya datang menemui Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam,lalu beliau berkata: ”Kamu datang menanyakan tentang kebajikan dan dosa?”Saya berkata;”Ya.”Kata beliau: ”Mintalah fatwa (tanyakanlah) kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa yang tenang kepadanya jiwa dan menentramkan hati.Sedangkan dosa adalah apa yang menimbulkan rasa sesak dan ragu-ragu dalam jiwamu dan kebimbangan dalam dadamu.Meskipun seseorang memberimu fatwa atau mereka memberi fatwa kepadamu.”(Hadits Hasan,kami riwayatkan dari musnad imam ahmad dan ad darimi dengan sanad hasan).
 Berkata  Imam nawawi dalam syarah nawawi : Dan ma’na “ menimbulkan keraguan dalam jiwamu “ yaitu bimbang dan ragu-ragu, dada tidak lapang dengannya dan muncullah kebimbangan dan ketakutan di dalam hati karena dosa ( Shohih muslim Syarah Nawawi J 8 hal 90 no hadist 2553 ).
      Berkata Syaikh Muhammad bin Utsaimin : Adapun masalah dosa, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah menjelaskannya yaitu “ apa yang menimbulkan keraguan dalam jiwamu “ dan Beliau berbicara kepada An nawwas bin Sam’an, maka apa saja yang menimbulkan keraguan dan kebimbangan dalam jiwanya dan tidak menenangkan jiwa adalah dosa. Oleh karena inilah  Beliau bersabda : { apa yang menimbulkan keraguan dalam jiwamu, dan kamu tidak suka di ketahui oleh orang lain. }. Adapun dosa di sisi orang fasik dan jahat maka tidak menimbulkan keraguan jiwa mereka dan merekapun tidak benci di ketahui oleh manusia, bahkan sebagian mereka bangga dan memberitahu apa yang di lakukannya dari pada dosa dan kejahatan. Adapun pada seorang mustaqim ( lurus agamanya ), jika mau berbuat kejahatan maka menjadi kebimbangan dalam jiwa dan benci di ketahui oleh manusia. Sampai ucapan beliau : dan termasuk faedah hadist ini : bahwasanya timbangan dosa adalah apa yang menjadi kebimbangan jiwa dan hati tidak tenang dengan perbuatan tersebut. ( Syarh Arba’in Nawawi Syarh Syaikh Muhammad bin Al Utsaimin hal 94- 96 ).
      Wahai Abu Luqman ! siap nggak kamu jika 7 intel tajassus ( memata- matai ), BUSER aib kesalahan manusia, reporter infotaiment ( buser, pengorek, ghibah dan aib dalam dunia artis dan selebritis) dan lisan bercabang ( tukang adu domba ) yaitu Salim, Abu Abdillah Ari Aryo, Abu Fadhil Dede Dzulfadhli, Marwan Abu Ubaid, Ahmad Farid Abu Fudail ,  Abu Ja’far Azmi Langsa Aceh dan Ummu Fadhil Fatimah woro ( istri Dede Dzulfadhli ) kamu kirim ke tempat langganan urut kamu ??
 Yang saya ketahui dari masyarakat, semua tukang urut patah di kota jambi dan sekitar adalah dukun di antaranya paling terkenal Mat Selat ( wanita ) kasusnya sama seperti Ponari Jatim yang mendapat batu bertuah di keramatkan. Pasien memegang batu dan ada syarat sesajian dan tumbal yaitu 7 macam jeruk nipis dan 7 macam kembang, pasien membawa peniti . Ada syarat pembukaan dan penutupan. Ada lagi Mujiono yang kasusnya sama seperti Pionari Jatim, mendapat batu bertuah yang di keramatkan, dan ada tukang urut lain memanggil jin sehingga ia kesurupan.

URUT LELAH / CAPEK DAN PEGAL KEPADA TUKANG URUT WANITA
       Inilah serpihan panorama bagaikan anjing kusta yang menggonggong manusia agar manusia tidak bisa melihat penyakit kusta. Tersembunyilah kusta busuk anyir menyengat berulat pada dirinya sendiri. Bermahkotakan peci pengakuan salafi paling haq dan terbersih di indonesia. Inilah tipikal bala tentara Ust Abu Hazim dan Salim di Jambi Kota. Wahai fulani, kamu capek, pegal dan lelah karena kerja ini dan itu, tidaklah mesti kamu apalagi darurat kamu ke tukang urut wanita. Kamu sudah punya istri. Awalnya curhat kemudian diurut, tubuhmu diurut. Tubuhmu di urut wanita asing, kamu berlezatan, bersedap- sedapkan dan bersenang- bersenang. Bukankah kamu bisa mendatangi istrimu ? atau kamu suruh mahrom atau saudara mu mengoles balsem di punggungmu ?Bukankah kamu masih bisa lari pagi ? atau senam ? atau minum minuman herbal? Atau mendatangi tukang urut lelah / capek, pegal pada tukang urut pria. Kamu ikut menjulurkan lidahmu dalam point ini ( ke tukang urut dukun ) dan fitnah Eyang Abu Hazim yang terus beranak pinak. Sementara tukang urut wanita tersebut juga mempunyai tiyaroh, sebagaimana kebanyakan masyarakat jawa atau indonesia, walaupun tidak sama dengan tiyarohnya Bpk bandot. Kamu peternak fitnah sementara kamu berlezatan dengan wanita asing. Oh hai, di kau yang telah banyak menyebar fitnah kehormatan manusia. Dulu kamu fitnah si Fulan dan Fulanah berzina, kamu bongkar aib istri orang, pada waktu gadisnya. Kamu bagaikan anak kecil di kasih permen ( bon-bon ) tatkala tersebar SMS gelap ( bongkar aib ) mengarah kepada Muhammad Surur murid Ust Luqman Ba’abduh, kamu jingkrak kegirangan seperti anak kecil terus mencaci maki dan mengejeknya, ternyata kamu lidah bercabang dua, juga memprovokasi manusia bahwa yang membuat SMS gelap adalah saya. Sehingga ketika kamu memfitnah saya, kamu menyebut... Si ja’far... si Ja’far yang membuat...........dst. Kamu mental penghianat dalam mu’amalah, bukankah bukan dua kali dan bukan tiga kali, saya menasehati kamu tertutup ? dengan fitnah lisan mu ? Rona wajahmu, sorot mata matamu, bibirmu bahkan jiwa, watakmu adalah kembaran Salim Boyolali, wajarlah kamu berdekatan berdampingan bersanding indah mempesona menawan memikat romantis membantai dan memakan kehormatan manusia, sementara kebusukan anyir berulat berceceran di badanmu. Beginilah tipikal bala tentara eyang Abu Hazim Muhsin yang memfitnah saya.

SI PEMETIK BUNGA MAWAR BERDURI LISANNYAPUN PENUH DURI
      Wahai si pemetik bunga mawar berduri, karena perbuatanmu, saya kena getah.Di tengah larut malam yang sunyi, saya di datangi beberapa orang memukul pintu tiada berhenti, saya buka dan saya persilahkan mereka masuk. Kemudian saya di culik di kembalikan setelah sholat shubuh. Istri saya menangis sedih sampai pagi. Kamu bersenyum mesra, saya senyum getir, kamu bersanding romantis mesra, saya bersanding kecewa dan duka.
    Di suatu hari mulailah si penutur bertutur” ustadz kalian melarikan gadis orang di tengah malam “. Kau makan nangka, saya yang kena getah. Kau di bakar api cinta, saya di bakar api fitnah. Sayapun menghadap Bpk Kasim Imam Mesjid Nurdin Hasanah. Kau bagaikan lalat hijau yang selalu hinggap pada bangkai fitnah. Di sini kau bertutur..., di sana kau berdongeng..., disini kau bercerita..,di sana kau membual.
 Disini senang di sana senang riang gembira di mana- mana.
      Di suatu hari, saat saya pergi safar mengisi ta’lim ke luar kota, kamu datang pada malam hari dengan sebuah travel, dan si bunga hatimu pun naik travel tanpa mahrom, kamu berdua safar entah kemana. Kini kau datang lagi, setelah banyak menyebar duri- duri menusuk kehormatan diri saya, mendholimi istri saya, bahkan kamu mendzolimi janin saya. Sungguh kedholimanmu masih berbekas di batu kristal kehidupan saya sekeluarga.
  Kini kau datang lagi membawa dagangan fitnah Salim, bahkan kamu memberikan barangan dagangan fitnah ke Salim. Mulai tukang urut dukun.......ini...itu.....Perbuatan kamu banyak berserakan dalam tulisan ini, peringkat dua setelah Salim. Bahkan kamu BUSER aib kesalahan manusia, dengan bangga kamu berkata “ saya cari tahu tentang si fulan, ternyata masa lalu si fulan sebelum salafi adalah pemabuk....... begini.... begitu....jadi jangan di percaya semua ucapannya. Sehingga tertutup dan tersembunyilah borok kusta busuk anyir di tubuhmu sendiri. Semantara kamu sudah lama ta’lim salafi saja, melakukan dosa berantai.Tidakkah kamu merenung, membicarakan aib dan kesalahanmu sendiri lebih mulia dari semua ini? Kapan kamu mau memperbaiki diri?,  bukan hanya dua kali tiga kali saya sudah, menasehatimu tertutup setiap fitnah lisanmu? Hanya kamu anggap sepele semua perbuatanmu.Akal seperti anak kecil, hanya pandai ngadu –ngadu.Wajar saja kamu menjadi bala tentara Salim dan eyang Abu hazim bahkan bagaikan pinang yang tak terbelahkan lagi dengan Salim.  Bahkan saya berusaha mencoba melupakan itu semua, bahkan Dzulfadhlipun selalu membongkar aibmu, tapi kamu selalu mengulangi lisanmu yang berduri. Bahkan ketika saya membuka buku tentang akhlaq yaitu “ aina nahnu min akhlaqis salaf ( mana posisi kita dengan akhlaq salaf ), baru menterjemahkan muqoddimah saja, mukamu langsung merah dan bibir cemberut, demikian juga ketika saya membuka buku As showarifu ‘anil haqqi “ ( perkara yang memalingkan perkara haq ), maka muka merah, bibir cemberut dan tidak senang selama ta’lim.
      Istrimupun lisan berduri, saking berdurinya lupa daratan, asyik mengatakan kepada kaum wanita, bahwa “saya gampangan mentahzir”. Hingga istri saya pun berkata kepadanya “ jika Ustadz gampangan mentahzir, kakaklah yang pertama kali di tahzir dan di usir karena begini... dan begitu... mukanya memerah. Istri kamupun akhirnya minta ma’af, dan berjanji tidak akan lagi berbicara kehormatan saya, kuatir akan menimbulkan fitnah. Si Bunga mawar berduri, pembela istri AB dan si fulanah teman dekatnya di Jambi si tukang dusta, keluh kesah dan adu domba yang akhirnya menjadi tukang adu domba dan berhasil memisahkan 5 wanita di WKS Tebing Tinggi, saling banting pintu hati dan tutup pintu rumah. Kini si fulanah sudah bercerai dan menikah lagi dan menetap di jawa. Saya dan istri saya mengetahui kejadian yang sedang berlangsung, tetapi saya dan istri sengaja diam membungkam karena si fulanah mempunyai pembela garang yaitu si bunga mawar berduri dan sang pemetiknya. 
 Beginilah tipikal bala tentara Abu hazim yang membantai kehormatan saya.

PENGAJAR NGAJI PEREMPUAN TERIAK TN HAROM
     TN ( Tarbiatun Nisa’ ), sebuah istilah untuk nama lain pondok putri , belajar agama yang di santriwatinya asramakan. Ust. Abu turob lah yang pertama kali memunculkan pendapat harom akan pola pendidikan tersebut. Muncullah di Jambi, sejalan dengan pendapat beliau. Yang menjadi masalah, pengetahuan yang di dapat justru di jadikan ajang untuk menguji dan mengukur orang, BUSER atas kesalahan- kesalahan orang bahkan tukang adu domba. Bagaimana pendapat kamu tentang TN ? jika kurang tegas atau berseberangan, maka di adukan ke Bengkulu. Lisanpun sibuk berghibah, mengejek, menghina asatidzh yang berpendapat boleh sistem pengajaran tersebut. Tidak terlepas selalu membicarakan, bahkan mulai mencari cari kesalahan Ust. Abu Hazim. Mulailah ia menghembuskan bahwa Ust. Abu Hazim tetap memiliki yayasan dan tidak serius membubarkannya, dengan bukti salah seorang muridnya Abu Jabir Aceh ( pernah di Duri Riau) menjadi da’i pemerintah Aceh untuk di tempatkan di wilayah yang pelosok sekali.Dan itu dengan surat pengantar dari Ust Abu Hazim dengan menggunakan yayasan. Begitulah ia menampakkan identitasnya sebagai anti TN dan tidak cocok dengan Ust. Abu Hazim.
     Kini, jusrtu ia mengajar ngaji/ iqra’ perempuan mulai SD, SMP  berhadapan muka langsung di sebuah musholla. Tinggal kejujurannya ada nggak yang SMA ?
 Suatu ketika, saya masuk ke sebuah musholla ukuran 6m x 6 m, saya diam membungkam seribu bahasa dan duduk agak jauh dengannya. Lalu ia pun berkata “mulai sekarang anak- anak perempuan yang sudah SMP ngak usah belajar ngaji lagi dengan ‘ami lagi.........dst.
 Saya paham betul lisannya, suatu ketika saya menasehatinya baik- baik, “ afwan saya tidak pernah ada mengucapkan kalimat” mengerahkan seluruh ikhwan untuk mencari tanah “,kenapa kamu berbicara seperti itu ? Dengan ringan ia menjawab, “ya Ustadz tidak pernah mengatakan itu, sekedar susunan bahasa Ustadz, tak usah di permasalahkan”. Allahul Musta’an. Beginilah tipikal bala tentara Abu Hazim. Penyakit dosa lisan tidak usah di permasalahkan. Wajar saja ghibah, dusta, adu domba, tajassus, tatabu’ aurot mencari-cari kesalahan, memakan habis kehormatan manusia menjadi makanan dan kebiasaan. Ia orang paling dekat dan sering duduk berbincang dengan Salim, karena mempunyai banyak kesamaan tabiat bahkan obsesi dengannya yaitu ingin menjadi ustadz. Sungguh ia menyibuk kan diri dengan aib-aibnya, lebih mulia dan terhormat.
      Bahkan dengan bangga ia berkata, “ anak saya yang masih kecil saja, bisa menyebutkan kesalahan ustadz yaitu ketika menjadi imam kurang satu huruf. Hanya kepada Allah saya berdoa’ mudah2 an menjadikan saya lebih baik lagi. Aaamiin. Beginilah tipikal tentara Salim dan Abu Hazim, untuk menjatuhkan saya sampai mengumpulkan komentar anak kecil dan orang awam. Tidakkah anak nya di ajarkan, kenapa tidak memperbaiki imam? Bukankah salafusholih sudah mengajarkan bagaimana cara memperbaiki kesalahan imam dalam sholat?
 Bahkan ia menjadi juru penasehat, kepada seseorang yang berkerja sebagai pengontrol air di sebuah perumahan di kota Jambi,yang penghuninya orang awam ” kamu lebih baik berhenti dari pekerjaan ini, dari pada menjadi pesuruh ahlu dunia”. Yang aneh bin ajaibnya justru, orang- orang awam  tersebut, yang telah di julukinya sebagai ahlu dunia justru di manfaatkan untuk melayani asatidzah Hajuriun yang dauroh ke Jambi baik sisi fasilitas rumah dan konsumsi. Allahul Musta’an. Padahal pekerjaan orang tadi, juga di kerjakan oleh mertua Salim ( Abu Siddiq Aceh ), pada perumahan yang berbeda. Padahal penasehat ini sendiri bekerja di perusahaan batu bara bahkan ada seorang alumni Dammaj Hajuriyun bersamanya pernah bekerja di perusahaan tersebut. Yang nota bene, pemilik perusahaan bukan salafi. Saya tidak mencela sedikitpun pekerjaan tersebut, yang jelas halal. Dan sayapun  tidak mencela Ustadz yang kerja di Batu bara tersebut, tapi yang ingin saya garis bawahi, adalah hajuriyun ini lisannya,suka adu domba, mencela dan mencari-cari kesalahan orang, sementara apa yang di bicarakan, itulah cerminan dirinya sendiri. Si penasehat ini, jika di majlis ta’lim acuh tak acuh dengan seseorang, tapi ketika seseorang tersebut ketahuan berpangkat, langsung si penasehat ini ramah, sopan sekali dan SKSD ( Sok Kenal Sok Dekat ).Si penasehat ini punya watak bagaikan pinang yang tak terbelahkan dengan Salim Boyolali. Ia mencela Hud Huda kontra Dammaj dan  menganggap Hud- Huda tidak pantas memberikan faedah agama kepada bawahannya, dalam halaqoh kecil, padahal sebuah kebaikan menunjukkan manusia kepada kebaikan sesuai kemampuan masing- masing. Tapi ketika ada kepentingan, keperluan dan keuntungan duniawi, menjadikannya teman duduk dan mencari proyek pekerjaan. Wal’iyadzubillah dari sifat demikian.

ILMU MENERAWANG, TEMBUS PANDANG DAN MENEROPONG DI DUNIA PERDUKUNAN
      Dalam dunia perdukunan, ilmu menerawang memiliki banyak cabang dan variasi. Misalnya terawang alam jin, terawang jin di sekitar manusia, terawang jin dalam tubuh manusia, terawang alam nyata jarak jauh, terawang masa lalu, terawang masa depan bahkan terawang apa yang sedang di pikirkan. Bahkan di Jawa ada dukun-dukun sakti bergelar “ sudah mengerti sebelum datang “ misalnya seseorang mau berobat ke seorang dukun, belum ia memperkenalkan diri, sang dukun sudah mengetahui duluan namanya, asal, jenis kelamin, tujuan bahkan masalah yang di derita. Sang pasien pun terpesona dengan kesaktian sang dukun. Dukun seperti ini di pakai untuk mencari orang, barang hilang, posisi seseorang ( padahal di luar jangkauan pandangan mata manusia bahkan alat teropong modren ) apa yang sedang di kerjakannya, lagi di mana, siapa di sekitarnya, pakai baju apa, warna apa dan lain sebagainnya.
 Contoh lain : seseorang yang mampu menerawang posisi jin di dalam tubuh seseorang dan jumlahnya, menerawang posisi jin di dalam rumah atau sekitar rumah dan bentuknya. Tipe seperti ini di sebut ‘Arrof. Dalam hadist : Barang siapa yang mendatangi ‘Arrof ( paranormal, dukun ), lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak di terima selama 40 hari. ( HR Muslim ).
     Dukun, paranormal ini mempunyai ajudan, khadam ( pelayan ) jin yang membisikkan kepadanya bahan-bahan yang di butuhkan.Dan membantu urusannya. Allah Ta’ala berfirman :
                        وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غرورا ولو شاء ربك ما فعلوه فذرهم وما يفترون

 Artinya : Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu ada musuh yaitu syaitan- syaitan ( dari jenis ) manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu ( manusia ). Jikalau Robbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan ( Al an’am 112 ).
 Dalam suatu hadist, ‘Aisyah Rodhiallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tentang para dukun, para normal, lalu Beliau menjawab : mereka tidak ada apa- apanya, shahabat bertanya, “ wahai Rasulullah mereka terkadang bisa menceritakan sesuatu yang benar kepada kami, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : itu adalah kalimat yang benar yang di curi jin lalu di bisikkan ke telinga walinya ( dukun, paranormal ) lalu di tambah dengan seratus kedustaan. (HR. Bukhori, Muslim dan Ahmad ).
     Syaitanpun mau membisikkan dan membantunya karena dukun, paranormal mau menggadaikan aqidah, tauhidnya, kufur kepada Allah Ta’ala dan patuh, berbakti  kepada syaitan. Allah Ta’ala berfirman :
                                                  واتبعوا ما تتلوا الشياطين على ملك سليمان وما كفر سليمان ولكن الشياطين كفروا يعلمون الناس السحر وما أنزل على الملكين ببابل هاروت وماروت وما يعلمان من أحد حتى يقولا إنما نحن فتنة فلا تكفر فيتعلمون منهما ما يفرقون به بين المرء وزوجه وما هم بضآرين به من أحد إلا بإذن الله ويتعلمون ما يضرهم ولا ينفعهم ولقد علموا لمن اشتراه ما له في الآخرة من خلاق ولبئس ما شروا به أنفسهم لو كانوا يعلمون

 Artinya : Dan mereka ( kaum Yahudi ) mengikuti ( mantra- mantra ) yang di bacakan syaitan- syaitan pada masa kekuasaan Sulaiman, ( dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir ), padahal Sulaiman tidak kafir ( tidak mengerjakan sihir ), tetapi syaitan- syaitan itulah yang kafir ( mengajarkan sihir pada kaum Yahudi ). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang di turunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan ( sesuatu ) kepada seorang pun, sampai mengatakan “ sesungguhnya kami hanya fitnah ( cobaan ) bagimu, oleh sebab itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu, apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang suami dengan istrinya. Dan mereka itu ( tukang sihir ) tidaklah dapat memberi bahaya dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah Ta’ala. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi bahaya kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar ( kitab Allah ) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui ( Al baqoroh 102 ).
      Oleh karena itu banyak ritual dan prosesi agar bisa menjadi dukun, paranormal, mendapat kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam dan semisalnya, yang semuanya bertentangan dengan tauhid dan sunnah. Seperti :
 1. Ruwutan. Yaitu membuang keburukan dan kejelekan baik pada diri, rumah, usaha, bumi lembaga, organisasi, laut, gunung, dll. Dalam prakteknya penuh pemujaan kepada sembahan- sembahan seperti syaitan, orang mati, pemberian sesaji, tumbal dan prosesi mandi bermacam bunga dan bermacam air yang di ambil dari banyak tempat keramat penuh nuansa kesyirikan dan bid’ah. Ini warisan Hindu dan kejawen.
 2. puasa bid’ah seperti puasa mutih dll sebagai syarat di isi jin dalam tubuh atau memperoleh kesaktian/ tenaga dalam dll yang di inginkan. Ini berasal Animisme, Dinamisme, hindu dan kejawen.
 3. Ritual bid’ah seperti berjalan di tengah malam gelap gulita di tempat angker, keramat menguji keberanian, dengan membaca mantra tertentu, jika lulus mendapatkan kesaktian tertentu. Ini warisan Hindu, animisme dan dinamisme.
 4. Berendam di air. Bagi mereka ini adalah sarana untuk pembersihan diri baik secara jasmani atau rohani. Ini adalah warisan hindu, animisme dan dinamisme. Sehingga mereka berendam di air pada malam-malam tertentu pada tempat tertentu dengan ritual tertentu.
 5. Menyepi dan bersemedi di tempat-tempat keramat atau angker. Menyepi adalah langkah awal untuk mendapatkan bisikan ghaib ( syaitan ), kemudian melaksanakan petunjuk tersebut, dan mendapat wangsit ( bualan syaithan ). Dan sekarang bahasa bersemedi di perhalus dengan istilah meditasi.Ini warisan Hindu budha.
 6. Sesajian dan tumbal. Sesajian biasanya berbentuk makanan atau tumbuh-tumbuhan seperti, bermacam buah, bermacam bunga/ daun, biji-bijian, telur,bermacam bubur dan makanan lainnya. Adapun tumbal untuk bermacam sembelihan seperti ayam jenis tertentu, kerbau, sapi dll. Ini warisan hindu Budha, Animisme dan dinamisme. 
Tumbal dan sesajian adalah syirik walaupun seekor lalat. Dari Thoriq bin Syihab sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : ada seseorang masuk syurga karena seekor lalat dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat. Sahabat bertanya, “ bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, “ Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala, tidak boleh seorangpun melewati berhala itu sampai mempersembahkan kepadanya sesuatu, lalu kaum tersebut berkata kepada salah seorang dari mereka, “ persembahkanlah kurban ( sesajian/ tumbal ) untuk berhala. Ia menjawab, “ aku tidak memiliki suatu apapun untuk di kurbankan ( sesajian/ tumbal ). Kaum berhala berkata kepadanya, “ kurbankanlah ( tumbalkanlah ) walaupun seekor lalat. Maka ia mempersembahkan tumbal seekor lalat. Merekapun memperbolehkannya untuk melanjutkan perjalanan, maka ia masuk neraka. Lalu kaum berhala berkata lagi kepada yang kedua, “kurbankanlah ( tumbalkanlah ). Maka ia menjawab, “Tidaklah aku mengkurbankan sesuatu kepada selain Allah ‘Azza wa jalla, kemudian mereka memenggal kepalanya, maka orang ini masuk syurga ( HR. Ahmad di Az zuhud 15,16 dan Abu Nu’aim di Hilyatil auliya’ 1/ 203 ) lihat kitab Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab bab tentang sembelihan kepada selain Allah.
1.       tapa pendem ( mengubur diri di dalam tanah ).

 SENJATA PARA DUKUN, PARANORMAL, PENDEKAR SAKTI, KANURAGAN, ILMU HITAM DAN SEMISALNYA.
 1. Benda keramat, benda bertuah, pusaka dan jimat. Seperti batu bertuah yang di miliki dukun ponari JATIM, batu bertuah yang di miliki oleh Mat selat Jambi kota ( dekat pemancar TVRI Jambi ), batu bertuah yang di miliki Mujiono Jambi kota dll. Keris, pedang pusaka, badik tombak, wayang, gelang tangan, kalung, biji tasbih, batu-batuan dll.Bahkan hewan hiduppun ada yang di keramat seperti ikan, buaya, burung, ayam, kerbau di keraton Solo. Bahkan mereka mengganti benda-benda itu semua dengan istilah yang berkesan baik dan di terima di hati ( trik jalan-jalan iblis ) seperti medan energi, radiasi positif.
 2. Mantera-mantera dan jampi-jampi. Ini ibarat bensin. Semua berisi permohonan/ do’a kepada syaitan.
 3. Rajah. Ini lariskan oleh dukun putih ( berpenampilan jubah, gamis, koko, bersorban, peci, pegang tasbih ). Biasanya dari ayat Al quran tetapi di campur dengan bacaan-bacaan aneh atau nama-nama aneh. Inilah yang di seru untuk di minta pertolongan.
 4. Susuk. Seperti jimat namun lebih kecil yang sengaja di masukkan kedalam tubuh, pada bagian-bagian yang di inginkan seperti bibir, pipi, betis, paha dll. Bahannya pun bermacam- macam seperti emas, perak, besi, berlian dll. Ada pula yang di tanam dalam tanah sesuai kepentingan dan ukurannya. Ini semua menggunakan perantara syaitan.
 5. Primbon. Orang Jawa mengenal buku primbon, dan orang cina mempunyai buku fengsui. Semuanya penuh dengan kesyirikan, khurofat dan tiyaroh.

CARA DUKUN PARANORMAL, TUKANG SIHIR MELAKUKAN PRAKTEKNYA.
      Berkata Syaikh muhammad Bin ‘Abdillah Al Imam : tukang sihir, ahli nujum ( perbintangan ), dan kahin (dukun ) masuk dalam nama ‘Arrof ( paranormal ) yaitu mengaku bisa mengetahui perkara- perkara barang curian, hilang dan sebagainya. Dan empat golongan yang di sebutkan ini mereka yaitu Tukang sihir, ahli nujum, kahin ( dukun ), ‘Arrof ( paranormal mereka menyembah jin dan syaitan. Allah Ta’ala berfirman : Artinya : dan tetapi syaitan- syaitanlah yang kufur mengajarkan manusia sihir ( Al baqoroh 102 ). Lihat Fauzun An nadzhir fi ma’rifati ‘alaamaati as saahir hal 7 ).
 Potret Syaitan-syaitan turun kepada tukang sihir dan dukun. ( saya ringkas dari buku Syaikh Muhammad Bin ‘Abdillah Al imam ).
      Yang di maksud turun disini adalah : Syaitan datang inisiatif sendiri kepada tukang sihir untuk mempromosikan perkara sihir dan perdukunan padanya, apabila orang tersebut menyambutnya, maka syaitan terus menerus turun padanya sehingga menjadi tukang sihir.
                                                                                 
                                          تنزل على كل أفاك أثيم      هل أنبئكم على من تنزل الشياطين     

Firman Allah Ta’ala :
Artinya : Wahai manusia, maukah kalian Aku beritahukan kepada kalian, kepada siapakah syaitan- syaitan turun ( menyampaikan berita-berita bohong ) ? Syaitan hanya turun ( membisikkan berita-berita bohong ) kepada orang yang suka berdusta lagi banyak dosa ( Asy – Syu’araa 221- 222 ).                                                             
Beberapa potret turunnya Syaitan kepada tukang sihir dan dukun.
Dan turun nya syaitan ini mempunyai beberapa bentuk, dari praktek tersebut bisa untuk mengetahui, bagaimana proses seorang tukang sihir melakukan praktek sihir di antaranya :
1.    Syaitan turun pada tukang sihir mengaku sebagai malaikat atau utusan dari sisi Allah Ta’ala
2.    Syaitan turun pada sebagian orang dengan merasukinya dan media sihir. Seorang menjadi tukang sihir dari arah pilihan syaitan padanya agar ia menjadi dukun pengobat, setelah masuk ke dalam tubuhnya, dan terus menganggu dan mensyaratkan padanya untuk menjadi tukang sihir jika ia ingin syaitan-syaitan tidak mengganggunya lagi, jika seseorang mentaati syaitan, maka syaitan tersebut telah memasukkannya ke dalam ke kufuran dan kesyirikan.
 3.   Syaitan turun karena di sebabkan membaca buku- buku sihir ( perdukunan ).
 4.   Syaitan turun kepada sebagian orang yang menyimpang
 5.   Syaitan turun kepada sebagian orang yang bermusuhan.( Fauzun An Nadzhir dari hal12-14)

 TANDA- TANDA TUKANG SIHIR ( saya ringkas dari buku Fauzun An Nadzhir dari hal 15- 42. Agar pembaca mengetahui dan mengidentifikasi, cara dukun, paranormal dan tukang sihir melakukan prakteknya.
 1.   Pemisahan yaitu memisahkan seseorang dari istrinya, keponakannya, teman, harta, atau agamanya dan kebanyakan terjadi antara suami istri secara khusus.
 2.   Memelet orang.
 3.   Meletakkan darah pada kertas yang di berikan dukun atau membakar sebagiannya.
 4.   Pengkaburan dengan kapsul obat. Yaitu memberikan kapsul yang kebanyakan di jual di apotek dan konsumen menyangka bisa berhubungan suami istri karena minum kapsul tersebut, padahal pada hakekatnya dukun/ tukang sihir membuat kesepakatan dengan syaitan untuk masuk ke dalam kemaluan pria dan menjadi perkasa. Ini bukan suatu yang aneh karena Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda : ( sesungguhnya syaitan itu  berjalan pada tubuh bani adam sebagaimana peredaran darah. HR. Bukhori 2175, Muslim 2174 dari hadist Anas ). Syaitan mampu menembus urat-urat kita dan masuk pada setiap bagian fisik kita. Allah Ta’ala telah berfirman kepada syaitan dengan perkara kauni bukan Syar‘i.
                          واستفزز من استطعت منهم بصوتك وأجلب عليهم بخيلك ورجلك وشاركهم في الأموال والأولاد

Artinya : Wahai iblis, perdayakanlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan rayuanmu dan kerahkanlah terhadap mereka pembantu dan tentara kamu dan temanilah manusia di dalam harta dan anak mereka ( agar berbuat sesat ). Al Israa 64.
5.    Meminta identitas pasien : nama, tanggal kelahiran dan nama orang tua, kemudian mengatakan akan terjadi begini.. dan begitu ... pada pasien tersebut.
6.    Si dukun/ paranormal  sudah mengetahui keadaan dan tujuan pasien sebelum ia bicara.
7.    Memberikan pasien bermacam obat/ ramuan yang semuanya berasal dari bisikan syaitan.
        Seperti biji-bijian/ buah yang pahit lagi bau busuk dll untuk di bakar. ( Seperti kemenyan di Indonesia- penulis ).
 8.   Memberikan najis-najis untuk pengobatan
 9.   Cara qiyasul Atsar ( mempergunakan benda-benda bekas pakai ).
        Dukun meminta dari pasien dari sebagian benda bekas pakaiannya seperti baju, sapu tangan dan lain sebagainya. Lalu berkata : jika pasien ini kena gangguan jin maka panjangkanlah, jika kena ‘ain ( penyakit pandangan mata ) maka pendekkanlah. Kemudian benda-benda tadi di ukur. Jika memanjang kena jin, jika memendek kena ‘ain, jika tetap, dukun berkata, “ tidak ada apa-apa, pergilah ke dokter. Ini semua jelas si dukun memanggil jin.
 10.Permintaan-permintaan kesyirikan seperti sembelih kambing hitam, atau sifat tertentu, sembelih ayam hitam dengan sifat tertentu, atau minta telur dll. ( tumbal dan sesajian- dari penulis ).
 11. Dukun/ Paranormal meminta pasien untuk bernazar kepada jin.
 12. Merobek atau membelah tubuh hewan tertentu untuk memastikan penyakit pasien
 13. Menyantet untuk membunuh manusia
 14. Dukun/ Paranormal memelet wanita untuk berhubungan intim dengannya.
 15. Bisa terbang di udara dan berjalan di atas air.
 16. Menghinakan mushaf Al quran untuk mengetahui perkara ghaib
 17. Menggunakan huruf hijaiyyah yang terputus dengan anggapan mempunyai rahasia yang besar sekali.
 18. Mempergunakan sapu tangan. Pemilik sapu tangan datang ke sebuah piring lalu di tuangkan sejenis air dan sejenis minyak lalu menyuruh anak kecil belum baligh mengelilingi nya. Lalu mengucapkan ucapan yang tidak jelas dan jampi-jampi lalu berkata, “ jin akan berbicara”.
 19. Dukun/ paranormal menghadiri maulid-maulid pada rajab dan sya’ban penuh dengan kesyirikan ucapan dan perbuatan.
 20. Bisa mengobati penyakit pasien hanya  menyentuh dengan tangan.
 21. Mengaku bisa mengetahui bahwa di rumah fulani ada jin. Sebagian manusia Dajjal, berkata berkata kepada penghuni rumah, “ bahwa rumah ini ada jin, ular-ular dan lain sebagainya. Ucapan Tukang sihir ini tidak bisa di terima, karena sesungguhnya ia berbicara perkataan ini dengan cara minta bantuan jin atau cara dajjal ( sangat dusta ), talbis ( pengkaburan ) dan paling ringan dari keduanya, ia adalah tukang sihir dengan cara ini atau dengan cara itu. Dan pemicu ia berbuat seperti ini adalah bahwasanya ia ingin menakut- nakuti tuan rumah agar penghuni rumah tersebut minta bantuannya mengeluarkan jin atau mendiamkan mereka. Kebanyakan manusia saat di beritakan tentang perkara ini, mereka hampir mati ketakutan. Ini semua karena kebodohan mereka, padahal jin bersama kita, pada kebanyakan urusan kita. Jin-jin itu berada di kamar mandi rumah dan selainnya. Oleh karena inilah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam apabila masuk kamar mandi/ wc mengucapkan : Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari pada Jin jantan dan jin betina ( HR. Bukhori no  142 Muslim no 375 dari hadist Anas, bahkan sesungguhnya jin berjalan di tubuh kita pada peredaran darah. Dan tidaklah setiap jin dalam rumah mengganggu bahkan kebanyakan mereka tidak mengganggu kecuali terhadap orang yang mengganggu mereka.
 22. Mengaku bisa berkomunikasi dengan ruh orang yang telah meninggal
 23. praktek hajabah yaitu menyuruh pasien mengucilkan diri dari manusia 40 hari di dalam kamar gelap gulita lalu di berikan sebagian kotoran, najis lalu di oleskan di tubuhnya dan tidak boleh menggunakan air untuk mandi dan bersuci. Ini jelas menyembah syaitan.
 24. Memberikan jampi-jampi
 25. Melakukan praktek tahkim zaar ( jin ). Dan di namakan Zaarun ( pengunjung ) dengan anggapan dia datang ke pasien bagaikan pengunjung kemudian akan meninggalkannya.
        Praktek tahkim Zaar adalah : Dukun memanggil pasien wanita agar datang dengan berdandan, wanita tadi duduk di tengah-tengah hadirin, kemudian pemain seruling beraksi, wanita tadi di berikan wangian dan bukhur ( asap wangi ). Wanita tadi bernari sampai kesurupan dan jin tersebut meminta banyak hal. Dan tahkim di sini adalah memenuhi segala permintaan syaitan dan syaitan berjanji tidak akan mengganggu wanita tersebut, apabila permintaannya di penuhi.
 26. Mengaku bisa memberikan manusia air dari telaga alkautsar
 27. Mengaku mengetahui nama paling agung dan mengaku bahwa jin akan patuh dan tunduk kepadanya.
 28. Mempergunakan sejenis permata dan batu bertuah ( di keramatkan ). ( seperti dukun ponari JATIM, Dukun Mat selat Jambi kota dan Dukun Mujiono Jambi Kota- penulis ).
 29. Menulis ayat- ayat Alquran dengan terbalik.
 30. Mengaku bisa menyembuhkan berbagai penyakit kronis.
 31. Mengaku bisa menghidupkan orang mati.
 32. Mengaku bisa memotong manusia di udara.
 33. Bisa mencuri uang di Bank
 34. Membaca telapak tangan pasien. Yaitu memperhatikan garis-garis di telapak tangan dan jari tangan kemudian meramal pada diri pasien tersebut kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi dan yang akan datang.
 35. Bisa masuk kedalam api dan menelan api.
 36. Mangkok yang bergerak-gerak. Membuat garis-garis bundar lalu mangkok di letakkan terbalik, kemudian si dukun komat kamit membaca mantera.
 37. Menghadirkan ruh orang yang telah meninggalkan kemudian berdialog. Hakekatnya adalah permainan syaitan.
 38. Menyembunyikan sekumpulan manusia di dalam kubur, kemudian si dukun berteriak, “ wahai manusia hiduplah ! lalu mereka berteriak, “ engkau imam mahdi “. ( ini tipu daya dan penipuan- penulis ).
 39. Mengobati dengan biji tasbih sudah di olesi dengan darah, dan telah kering
 40. Mengobati pasien dengan kuku-kuku panjang
 41. Merubah lemari es dan tempatnya menjadi tempat ayam betina, cangkir atau burung.
        Ini mempergunakan jin untuk mengambil lemari es kemudian mendatangkan di tempatnya ayam betina atau cangkir... Sementara manusia tidak bisa melihat saat jin mengambil lemari es dan membawa ayam betina, cangkir atau burung.
 42. Mengaku bisa menjaga janin dari keguguran.

      Syaikh Wahid ‘Abdussalam Bali menjelaskan sebagai cara dukun/ paranormal melakukan praktik perdukunannya dalam buku  Ash Sharimul Battar fii Tashaddi lis Saharatil Asyraar :
1.     Thariqatul iqsam .Praktek sumpah ( bersumpah atas nama Jin atau Syaithan ).
        Tukang  masuk ke dalam kamar gelap gulita lalu menyalakan api dan meletakkan sejenis dupa atau kemenyan di atas api, sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Jika ingin menceraikan seseorang atau memasukkan permusuhan dan kebencian atau sejenisnya, maka ia meletakkan di atas api dupa atau kemenyan yang busuk. Dan jika ingin memasukkan cinta atau melepas ikatan ( suami yang terikat sihir sehingga tidak bisa menggauli istri ) atau membuang sihir maka meletakkan di atas api dupa atau kemenyan yang wangi. Kemudian tukang sihir mulai membaca mantera-mantera syirik yang mengandung sumpah kepada jin atas nama pemimpin mereka, dan meminta kepada mereka dengan menyebut tokoh mereka, juga kesyirikan lain seperti mengagungkan pemimpin besar jin, istighotsah kepada mereka dan lain-lain.
      Hal itu di lakukan dengan syarat si tukang sihir dalam keadaan tidak suci seperti junub atau memakai pakaian bernajis dan lain sebagainya.
      Dan setelah selesai membaca mantera-mantera kekafiran tersebut, muncullah di depannya bayangan berbentuk anjing, ular atau bentuk-bentuk lainnya kemudian si tukang sihir memerintahkannya untuk melakukan apa yang di inginkannya, dan terkadang tidak nampak apa- apa , hanya mendengar suara. Dan terkadang tidak mendengar apa-apa, akan tetapi si dukun mengikatkan pada salah satu bekas pakai, orang yang akan di sihir seperti rambut atau potongan kainnya yang mengandung bau keringatnya dan lain-lain. Kemudian ia memerintahkan jin sesuai keinginannya. ( hal 37 ).
 2.   Praktek penyembelihan.
        Tukang sihir mendatangkan burung, ayam betina, burung merpati dan lain sebagainya dengan sifat tertentu, sesuai permintaan jin. Dan kebanyakan berwarna hitam karena syaitan mengutamakan warna hitam. Kemudian menyembelihnya dan tidak menyebut nama Allah waktu menyembelih. Dan terkadang pasien di olesi dengan darah sembelihan tersebut. Terkadang tidak berbuat seperti ini, tetapi sembelihan tersebut di lempar ke tempat pembuangan sampah, sumur-sumur, atau tempat-tempat kosong, yang kebanyakannya adalah tempat tinggal jin. Dan tidak menyebut nama Allah, waktu melemparnya kemudian kembali ke rumahnya untuk mengucapkan mantera syirik kemudian memerintahkan jin sesuai keinginannya. ( hal 38 ).
 3.   Praktek penistaan.
        Cara ini tersohor di kalangan tukang sihir dengan cara menistakan diri. Tukang sihir ini, mempunyai sejumlah pembesar syaitan yang melayaninya, melaksanakan perintahnya, karena tukang sihir ini telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan. Semoga Allah melaknatinya.
 Ringkasan praktek ini sebagaimana berikut ini :
 Tukang sihir, semoga Allah mela’natinya, berdiri dengan menjadikan Alquran sebagai sepatunya, kemudian masuk  ke dalam wc. Kemudian ( di dalam wc ) ini mulai membaca mantera-mantera kekafiran, lalu keluar dan duduk di kamar dan memerintahkan jin dengan perkara yang di inginkan. Maka para jin segera mentaatinya dan melaksanakan perintah- perintahnya. Jin-jin tersebut bisa taat kepadanya, karena ia telah kafir kepada Allah dan telah menjadi saudara dari salah satu saudara-saudara syaitan, dan telah menjadi orang yang nyata merugi. Semoga Allah melaknatinya.
     Tukang sihir ( yang melakukan praktek ini ), di syaratkan harus melakukan sejumlah dosa besar, di samping yang telah kami sebutkan di atas, seperti mendatangi mahrom, homo, zina, atau mencela agama, itu semua mencari ridho syaitan. ( hal 39- 40 ).
 4.   Praktek najasah ( menulis ayat- ayat Al quran dengan najis ).
       Dalam praktek ini si tukang sihir terlaknat menulis surat dari surat-surat Al quran dengan darah haid atau selainnya dari pada perkara najis kemudian mengucapkan mantera-mantera syirik lalu datang jin, kemudian ia memerintahkan dengan perkara yang di inginkannya.
        Dan tidak tersembunyi lagi, praktek ini termasuk kekufuran nyata karena memperolok-olok Sebuah surat bahkan satu ayat daripada ayat-ayat Alquran adalah kufur kepada Allah Yang Maha Agung. Apalagi menulisnya dengan menggunakan najis ( Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari kenistaan ini ). Semoga Allah mengokohkan hati-hati dan mematikan kita atas Islam dan menghimpun kita di kalangan manusia terbaik. ( hal 40 ).
 5.   Praktek tankis ( menulis ayat- ayat Al quran dengan terbalik ).
        Pada cara ini, tukang sihir semoga Allah melaknatinya menulis salah satu surat dari surat Alquran dengan huruf huruf terpisah secara terbalik, yaitu dari belakang ke depan kemudian mengucapkan mantera-mantera syirik, lalu datanglah jin,maka ia memerintahkan jin dengan yang di inginkannya. Ini praktek harom juga karena mengandung kesyirikan dan kekufuran. ( hal 40 ).
 6.   Praktek menyembah bintang.
        Praktek ini di namakan juga dengan ar- rashdu ( mengintai bintang ), karena tukang sihir menunggu munculnya bintang tertentu kemudian berbicara kepada bintang dengan bacaan- bacaan sihir kemudian membaca mantera lain yang mengandung kesyirikan dan kekufuran. Sungguh Allah Maha Mengetahui. Kemudian melakukan gerakan-gerakan , yang di sangka Untuk menurunkan kekuatan rohani bintang tersebut, yang pada hakekatnya adalah beribadah kepada kepada bintang tersebut adalah beribadah kepada selain Allah. Walaupun Ahli nujum tidak mengetahui bahwa praktek tersebut adalah ibadah dan pengagungan kepada selain Allah. Maka setelah itu barulah syaitan akan memenuhi permintaan tukang sihir yang terkutuk. Sementara tukang sihir menyangka bahwa bintanglah yang membantu nya. Sementara bintang yang di dustakan atas namanya tidak mengetahui semua ini.
        Para tukang sihir menyangka bahwa sihir ini tidak akan bisa di lepaskan kecuali jika bintang tersebut muncul lagi.
        Padahal beberapa bintang ada yang tidak muncul lagi kecuali sekali dalam setahun, lalu mereka menunggu kemunculan bintang tersebut, kemudian membaca mantera-mantera di dalamnya mengandung istighotsah kepada bintang ini agar sihir mereka tetap bertahan.
        Dan tidak di ragukan lagi bahwa praktek ini merupakan pengagungan kepada selain Allah dan istighotsah kepada selain Allah dan ini semua kesyirikan, belum lagi mantera-mantera kekufuran. ( hal 41 ).
 7.   praktek melihat telapak tangan.
 8.   Praktek memanfaatkan benda bekas pakai pasien. ( hal 41- 43 ).

  EYANG ABU HAZIM MUHSIN POTRET PENITI DUKUN PUTIH DALAM KOMUNITAS SALAFIYAH
     Dalam masyarakat awam Indonesia, ada beberapa profesi memakai kosa kata dukun, seperti dukun beranak untuk persalinan atau kelahiran atau tukang urut di sebut dukun. Yang kita bahas di sini adalah kosa dukun yang menggunakan jasa jin atau praktek kesyirikan. Walaupun ia tidak mengurut atau mengurus persalinan. Dalam masyarakat di lihat dari sisi yang di praktekkan ada istilah dukun baik dan dukun jahat. Dukun baik jika menolong orang seperti : pengobatan berbagai penyakit, mencari orang atau barang hilang, agar laris dagangan, banyak pelanggan warung/ toko, memberikan kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam dan semisalnya yang penting untuk kebaikan .
Dukun jahat jika menganiaya orang lain seperti order santet, pelet, menggunakan kesaktian/ kanuragan/ tenaga dalam untuk melakukan kejahatan. Dalam syariat Islam tidak beda keduanya ( dukun baik, dukun jahat ) semuanya harom untuk mendatanginya karena keduanya mendapatkan dari syaitan dan ada praktek-praktek bertentangan dengan tauhid.
      Di lihat dari sisi penampilan, maka dalam masyarakat ada istilah dukun hitam dan dukun putih. Jika berpakaian serba hitam, penampilan seram angker, suka di tempat gelap, berdupa, berkemenyan,memiliki barang-barang pusaka seperti keris, tombak, pedang, wayang dll maka di sebut dukun hitam. Jika berpakaian gamis, jubah, koko, peci, sorban, tasbih, pakai rajah bersimbol huruf hijayyah dan manteranya ada bacaan ayat al quran atau bacaan arab maka di sebut dukun putih. Maka dukun hitam dan dukun putih sama hukumnya kufur harom.
      Sementara di komunitas salafiyah hari ini, muncul orang yang meniti dukun putih, berjubah atau bergamis, berpeci atau bersorban tidak memakai tasbih, rajah dan tidak membaca mantera syirik. Tetapi mantera dan ucapannya meniru perbuatan dukun dan paranormal yaitu memastikan jumlah jin bahkan memastikan agama jin tersebut pada tubuh seseorang, menerawang alam jin. Sementara menyebutkan keberadaan jin di dalam rumah saja, sudah termasuk praktek tukang sihir, sebagaimana no 21. Maka bagaimana pada hari ini, eyang Abu Hazim Muhsin menerawang, tembus pandang dari Magetan memastikan jumlah jin, agama jin tersebut bahkan di tubuh manusia. Sementara  ruqyah saja tidak bisa memastikan jumlah jin apalagi agama jin tersebut pada penderita. Maka manusia Dajjal, saudara- saudara dukun yaitu Salim ( Slamet  ) dan Ari Aryo dengan semangat menjulang meyakini, menyebarkan ucapan eyang Abu Hazim, berimajinasi dan beternak fitnah beranak pinak, menerawang tembus pandang alam jin. Allahu Musta’an. Berbalut jubah salafi paling terhaq terbersih di negeri ini.
 Inilah praktek perdukunan/ paranormal, sihir yang di tempuh pengikut ( JIL ) jalan iblis.
      Di kalangan Hajuriyun saja, Ust Abu Turob masih di tahzir oleh eyang Abu Hazim, Ust Faturrohman dan semisal mereka, walaupun Ust Abu Turob sudah menyatakan ruju’, dan padahal tidak ada yang taqlid dengan penyimpangan aqidahnya, maka bagaimana dengan kasus penyimpangan tauhid, aqidah eyang Abu Hazim ini? justru menjadi bahan taqlid dan di kultuskan serta di sosialisasikan oleh pengikutnya seperti Salim, Ari dkk ? Bukankah ini lebih parah lagi? Seharusnya  di tahzir lebih keras lagi. Allahul Musta’an.
 
TAMBAHAN  NASEHAT UNTUK JURU TERAWANG ALAM JIN BERKEDOK SALAFI PALING TERHAQ EYANG ABU HAZIM MUHSIN, SALIM, ARI DAN SEMISALNYA.
 1.   Sudah berlalu tulisan saya di atas tentang Syaitan selalu menyertai dan mendampingi manusia ada 6 macam dengan dalil dari Alquran dan As sunnah. Mengalah dalam pembicaraan, eyang Abu Hazim bisa menerawang jin di tubuh manusia dan memastikan jumlah dan agamanya, tidakkah kamu menghitung berapa jin qorinmu sendiri? apa saja agamanya ? jantan atau betina? Dan juga orang- orang di sekitarmu ? mulai istri, orang tuamu, mertuamu, saudara- saudaramu, kerabatmu, tetanggamu, murid- muridmu di pondok ? bahkan orang- orang jambi yang kumpul bertemu dengan mu waktu dauroh, sebelum kamu bertamu ke rumah saya ? ( lihat kronologis ).Berapa jumlah jin di dalam lobang hidung atasmu? Apa saja agamanya? Demikian juga di lobang hidung atas orang dekatmu seperti istrimu,anak-anakmu, saudara-saudaramu, kerabatmu, murid- muridmu ? bahkan kaki tanganmu di Jambi ?Berapa jumlah jin di dalam rumahmu, kamar mandi/ wc ? apa agama mereka ? demikian juga di rumah saudara-saudaramu. Berapa jin yang mengalir di dalam tubuhmu ?  juga orang- orang sekitar kamu ? tidak kamu periksa berapa jumlah ikatan di tengkuk saudara-saudara mu atau murid-muridmu yang tidak mendirikan sholat malam ? berapa jumlah syaitan yang kencing di telinga murid- muridmu sehingga tidak sholat malam . La haula wala quwwata illa billah.
 2  Wahai eyang peniti dukun putih mufti jalan iblis, penjual agama dan mufti kanibal kehormatan manusia !
        Mana dalil dari Al quran dan sunnah atas aqidahmu ? apakah kamu menganggap Alquran kurang sempurna dan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyembunyikan perkara ghaib?
Firman Allah Ta’ala :
                                                                                        وما هو على الغيب بضنين             (

Artinya : Dan tidaklah ia (Muhammad) itu bakhil dalam menyampaikan perkara ghaib (At Takwir 24).                        
Maka dalam ayat ini penegasan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam tidaklah menambah, mengurangi, atau menyembunyikan perkara ghaib ataupun perkara lain dalam syariat Islam ini.
 3  Sadarkah kamu wahai eyang, orang-orang yang berada di depan lobang hidungmu, di depan hidungmu di Jambi, banyak ada masalah dengan dunia jin. Si fulan ( S ) dulu sejak kecil di rasuki jin sehingga terkadang melihat jin ( setelah tasyakul/ malih rupa ), karena melalui proses ruqyah akhirnya ia mengaji salafi. Bagaimana jika ucapannya dulu ketika di ruqyah di yakini seperti ucapan kamu. Wahai inisial S, sadarkah kamu, saya mengetahui seluk beluk dirimu dalam masalah ini ? mana harga diri, dan malumu  menjadi penjulur lidah fitnah eyang Abu Hazim, Salim dan Taufiq ? Bahkan lisan kamu ikut bicara di depan mereka. Sukakah kamu di sebutkan, karena ada pengaruh jin kafir di badanmu ? Apakah kamu mau, pekerjaan mu sekarang ini PNS, karena dulu ada kerasukan jin dan sering di ruqyah ?Sementara kamu telah berbuat ini dalam masalah mesjid... dan itu... kerja ini...dan itu...boleh ngak di terapkan fitnah Abu Hazim kepadamu.... ia seperti itu karena dulu di rasuki jin dan selalu di ruqyah.....?
      Wahai Salim, bukankah kamu mantan pendekar kesaktian/ kanuragan.. kamu bisa ini.. dan itu.. bahkan pengakuanmu dulu, kamu sampai bisa terbang di udara? Masih adakah sisa jin di dalam tubuhmu ? apakah sudah hilang bersih ilmu hitammu ? Bukankah di tahun –tahun awal kamu ta’lim salafi, ilmu hitammu belum hilang bersih? Sadarkah kamu banyak orang yang tahu ? bahkan yang ta’lim salafipun ? tidakkah kamu bertanya kepada Eyangmu ? kenapa kamu sibuk mengurus orang sementara bukankah kamu masih berlumpur bertaburkan bangkai busuk anyir menyengat berulat ?dan Abu Luqman Slamet Sumeri bukankah juga lawan bertandingmu di udara sebagai pengakuanmu dulu ? Sudahkah bersih ilmu hitam / kesaktian dan jin dalam tubuh kalian ?
Wahai Ari Aryo PNS DEPKEU, kamu taqlid bahkan ghuluw dengan aqidah eyang Abu Hazim, bukankah kamu pernah curhat kepada saya kesulitan tidur malam ? seperti ada yang menindih/ menghimpit walaupun sudah banyak do’a ? sadarkah kamu, itu tanda kamu ada gangguan jin ? saya dulu menjaga perasaanmu, karena ada ikhwan lain di sampingmu, akan ikut mendengar. Ternyata terhadap orang lain kamu tidak ada menjaga perasaan dan tenggang rasa. Saya tidak mengatakan kamu begini begitu, tetapi saya tetap motivasi kamu untuk terus dan memperbanyak dzikir, membaca Al quran.Jujurlah terhadap dirimu sendiri, apakah motivasi dari saya ini, berasal dari jin kafir? Allahul Musta’an. Perumpamaan kamu seperti orang yang sudah kehujanan kemudian baru pakai payung, bukankah masih kedinginan? Kamu berbuat ini.. dan ..itu menjadi da’i handal ( JIL ) jalan iblis, manusia Dajjal dan saudara-saudara dukun. Tidak kamu hitung berapa jin qorinmu ? apa agamanya ? berapa jin dalam lobang hidung atasmu ?  apa agamanya ? berapa jin di dalam tubuhmu ? tidak kamu bertanya ke Eyang mu ? Bukankah Eyang Abu Hazim, gurumu tertinggi dalam perguruan jalan iblis ? kenapa kamu sibuk mengurus orang ? sementara diri berlumpur bertaburkan bangkai busuk anyir menyengat berulat? Ini mengalah dalam pembicaraan. Allahu musta’an.      Wahai Abu izhar dan Ummu Izhar ! sadarkah kalian bahwa fitnah Abu Hazim kembali ke muka kalian ? apakah kamu sudah lupa atau pura-pura lupa ? bukankah adikmu korban sihir sampai tidak sadarkan diri walaupun di luar/ tidak di ruqyah ? berapa minggu dan berapa bulan adikmu tidak sadarkan diri ? sadarkah kamu bahwasanya masalah kerasukan/ kemasukan jin itu, ada bertingkat-tingkat ?, yang paling parah adalah di kuasai total sehingga tidak sadarkan diri lagi. Ada yang hanya mengganggu pada bagian tertentu dari tubuh saja. Adikmu tidak sadarkan diri lagi, walaupun tidak di ruqyah, mengucapkan ini dan itu...begini ...begitu ? Wahai Ummu izhar masih kah kamu sadar dan berakal ? kamu menangis pilu dan berduka dengan keadaan adikmu ? bahkan sampai kamu duga adikmu telah meninggal ? kamu mengucapkan ini.... dan itu... ?? sementara saya ada di trans Purwodadi ? sadarkah kalian saya yang meruqyah adikmu tiap datang ta’lim???? Bahkan ketika darurat pernah lewat via hp ? dan ikhwan atau ummahat banyak yang menjadi saksi. Saya anjurkan seluruh ikhwan tungkal, yang punya waktu kosong agar menolong meruqyah secara bergilir ?
Sadarkah kamu berdua, bahwa adikmu mengucapkan ini.... dan itu.... bahkan sampai bongkar aibmu di dalam rumah wahai Abu Izhar?. Kamu memang tidak sadar kan diri, karena saya tidak ada menganjurkan jama’ah mempercayai ucapan syaitan. Sadarkah kalian hampir frustasi dengan kesembuhan adikmu ? kalian sibuk, susah dan beban pikiran bahkan ada rencana meletakkan adikmu di ma’had Ust Bukhori SUMSEL, agar santrinya yang meruqyah. Sadarkah kalian? Saya selalu menasehatimu untuk bersabar? Sabar? Justru lebih baik di obati di rumah, ada banyak keluarga dan ikhwan yang menolong. Bahkan saya mencari pohon sidr ( bidara ) yang Alhamdulillah banyak tumbuh di kampung arab, seberang jambi kota. Bertangkai-tangkai bahkan berbatang, saya bawa ke Purwodadi, baik untuk kebutuhan air mandi maupun di tanam di beberapa tempat. Menurut laporan beberapa ikhwan, semua hilang di cabut orang, entah siapa pelakunya.
       Wahai Abu Izhar dan Ummu Izhar ’Aib mu dan problem dalam rumah tangga secara khusus..................., saya tutup dan sudah di telan masa,tapi kalian tidak sadarkan diri, dan tidak tahu bersyukur sedikitpun juga. Jika kamu menantang saya, saya bisa menyebutkan tertutup hanya kita bertiga. Kamu dengan istrimu. Tapi kamu dan istrimu tak pernah sadar dan merasa dengan sebuah budi . Kamu dan istrimu bahkan anak-anakmu akan malu sepanjang masa. Dan kamu, istrimu dan anak-anakmu akan sakit hati bahka bisa dendam sepanjang hidup. Dan saya pun akan di hujat sebagai bongkar aib.Tanyakan pada anakmu Fahri ( alumni ma’had ust Jauhari Solo ), bukankah temannya ada yang kemasukan jin sudah ia ruqyah, bahkan di bawa ke tempat ruqyah PKS tetapi belum ada perubahan. Sehingga me minta tolong pada saya untuk meruqyahnya, dengan izin Allah Ta’ala. Gimana hasilnya ? tanyakan pada anakmu dan adikmu yang Alhamdulillah telah saya ruqyah. Saya tidak perlu cerita. Kamu, istrimu, anakmu menjadi saksi. Kamu menyakini ucapan eyang Abu hazim ,bahkan ridho dengan orang yang mnyebar luaskan,tanyakan kepada eyang perguruan iblismu, apakah  saya bisa meruqyah karena keutamaan Allah ta’ala atau karena ada masih jin kafir di badan ?. Allahul musta’an. Sayapun berlindung kepada Allah ta’ala seperti  perbuatan kalian semua. Allahu Yahdikum. Hanya kepada Allah lah saya mengadu.
                Bukankah adikmu mengajar ngaji ? bagaimana jika modus kejahatan Salim, Ari dan Eyang Abu  hazim juga di arahkan pada kehormatan adikmu ? bagaimanakah perasaan kamu berdua ? apalagi perasaan adikmu ? perasaan anak-anakmu? Justru kamu donator utama dakwah Salim, Taufiq dan Abu Hazim, rumahmu di Jambi Kota dan Ds. Purwodadi dan mobilmu menjadi fasilitas membantai kehormatan saya. Bahkan kamu ikut meramaikan mencari fitnah ? saya sudah jawab via sms. Sungguh jika saya tulis akan memperpanjang tulisan ini.Tiada saya sangka dan saya duga, kamu bagaikan pinang yang tak terbelahkan lagi dengan watak Salim. Wajar kamu menjadi musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan menikam bisa dari belakang. Sadarkah kalian perbuatan kalian bagaikan anak kecil suka bermain menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri ??? Beginilah potretnya jika adab akhlaq bagaikan anjing kusta yang selalu mengonggong manusia agar kusta busuk anyir menyengat berulat di badannya, tidak di ketahui dan di lihat manusia ? Beginilah potret jika adab akhlaq bagaikan babi. Tampak makanan halal thoyyib bahkan di berikan yang halal thoyyib, tetap yang di cari, di buser ( buru sergap ), di korek-korek adalah makanan busuk, kotoran tinja dan bangkai. Dan permisalan perangai babi, ada di sebutkan oleh Ibnul Qoyyim.Tapi perbuatan kalian  semua di bungkus dengan klaim salafi terhaq di indonesia, bermahkota peci kesalehan adab, akhlaq dan sudah mengamalkan ilmu, sementara yang lain semua hizbi dan Abu Turob , yang masih da’i kondang hajury pun tetap tidak boleh di ambil ilmunya karena menyimpang aqidah walaupun sudah menyatakan ruju’, padahal di antara murid-muridnya tidak ada yang taqlid dengan penyimpangan aqidahnya, sementara penyimpangan aqidah kamu, justru pengikutmu taqlid, ghuluw dan mensosialisakannya beranak pinak, oleh karena itu mestinya kamu di hukumi dan di sikapi lebih keras lagi oleh Ahlus sunnah di Indonesia bahkan lebih khusus oleh Hajuriyun sendiri, yang menganggap komunitas mereka, salafi terbersih terhaq seantero dunia. Tapi fakta dan kenyataannya, hajuriyun menyuruh saya diam bungkam, untuk menyelamatkan citra hajuriyun. Seperti ucapan Ust Abu turob sendiri kepada saya ketika di Bengkulu, “jangan di ceritakan kepada Syaikh Al Iryani”. Abu Ja’far Azmi langsa-Aceh, setelah makar Taufiq, sempat menelpon saya dengan bahasa kasar sekali dan berkata” Ustadz jangan merengek-rengek telpon ikhwan agar mereka ta’lim lagi, yang penting Ustadz harus menulis menjawab semua tuduhan, mana yang salah akui dengan jujur, ini sebagaimana nasehat seorang Ustadz kibar yang ana tanyakan “. Saya jawab “  silahkan kamu tulis semua tuduhan-tuduhan yang kamu ketahui “  .Bahkan di lain kesempatan Abu ja’far Azmi menyebutkan tuduhan Abu Siddiq Aceh mertua Salim, saya ingkari tuduhannya, kemudian saya katakan “ kamu tulis semua semua tuduhan termasuk dari Abu Siddiq Aceh, nanti akan saya jawab dalam sebuah tulisan “. Azmi Aceh malah berkata “ nggak enak Ustadz, nanti saya bertengkar sesama orang Aceh”. Di lain kesempatan Azmi telpon saya setelah dauroh Abu Hazim, Asnur Surabaya dan Muslih adik Abu hazim di Musholla perum sevilla kota jambi, Azmi berkata“ afwan Ustadz, menurut saya Ustadz nggak usah menulis menjawab tuduhan Salim, Taufiq dan Ust Abu Hazim..........dst”. Allahul Musta’an. Justru akhirnya Azmi Aceh yang merengek-rengek kepada saya jangan menulis menjawab tuduhan.                                            
                Allahul Musta’an. Dan ada ikhwan lain, justru akhirnya berbalik meminta saya jangan menjawab segala tuduhan Salim, Taufiq dan Abu Hazim,...........dst.Allahul Musta’an. Apakah saya biasa meruqyah sejak dari pekan Baru sampai di Jambi ini ,dan adapun pengaruhnya, silahkan manusia bersaksi, apakah itu semua di sebabkan karena ada jin kafir di badan saya ? ataukah karena rahmat dan keutamaan Allah ta’ala semata ? La haula wala quwwata illa billah. Terbongkarlah identitas kamu sebenarnya, musuh dalam selimut, penggunting dalam lipatan penikam bisa dari belakang, wahai Abu Izhar. Kamu dan Salim telah membalas air susu dengan air tuba.
 4   Wahai Eyang Abu Hazim, jika demikian sebenar keyakinan mu pada saya, kenapa kamu merayu, mengajak saya ke dalam samudra fitnah Yaman? Selalu SMS bahkan kirim kaset ceramah Ust Luqman. Kenapa kamu memaksa saya mengisi dauroh Ngawi, padahal saya tidak mau terlibat dalam fitnah, bahkan kamu meminta saya untuk memberikan tausiah di ma’hadmu ? jika mengalah dalam pembicaraan, konsekweksi ucapanmu sukakah jika ada yang mengatakan bahwa Muhammad ja’far tergiring dalam samudra fitnah Yaman karena ada jin kafir di badannya ? Berarti jin kafir senang berada dan sebagai pendukung pada pihak Syaikh Yahya dan kamu berarti menjadi komandan syaitan jin dan syaitan manusia yang membela Syaikh Yahya dan Dammaj?, karena kamu sudah mengetahui ada jin kafir pada seseorang tapi masih kamu ajak. Berarti gugurlah semua pembelaan  kepada Syaikh yahya dan Dammaj kemarin. Sukakah kamu jika ada yang komentar seperti itu?  Allahu Musta’an. La ila ha illa llah Muhammad Rasulullah La hau la wala quwwata illa billah. Fitnah kamu, Taufiq, Salim dan Ari. Juga aqidah dan manhajmu, Taufiq, Salim, Ari dkk yang menghalalkan kehormatan manusia baik kepada du’at atau bukan dua’t bahkan ulamapun tidak lepas dari incaran  dosa lisan seperti dusta, namimah, tajassus, mencari-cari kesalahan dan lain sebagainya yang menjadi bibit haddadiyah.                                                                                           
                Saya tidak suka manhaj ini di terapkan kepada saudara saya sesama muslim, para du’at bahkan ulama sekalipun, sebagai mana saya tidak terima dan tidak suka di terapkan kepada diri saya sendiri.Taqlid, ta’assub ( fanatik ), guluw kepada kamu, Taufiq hidayat, Salim, Ari bahkan kepada lisan Dzulfadhli dan istrinya dan lain sebagainya.
 5.   Wahai Eyang Abu Hazim, jujurlah kamu. Bukankah ketika saya mendampingimu dauroh di ds. Kritang-Riau, lalu kita menginap malam. Pada tengah malam itu saya terbangun, lalu saya lihat kamu sedang membaca buku tulis dengan posisi berbaring agak nyamping. Saya keluar ke kamar mandi, lalu sholat malam, baca Al quran sebentar apa yang saya hafal, kemudian berdoa. Setelah itu kita berbincang sampai adzan subuh. Kamu menceritakan dirimu tentang materi-materi dauroh sudah di tulis di buku catatan dengan dalil-dalil, dengan cara seperti itu sekalian mengulangi hafalan. Sadarkah kamu saat itu, gigih menyuruh saya untuk mengisi jadwal daurohmu di Ds kritang- Riau ? karena kecapekan safar dengan mobil dari Jambi ke Riau? Atau kamu hanya sekedar basa basi busuk lain muka lain belakang ?. Saya pun gigih menolak. Dengan alasan yang saya ungkapkan “ antum (kamu) enak kali, dauroh sudah ada persiapan berkali-kali, sementara saya tidak ada persiapan. Kemudian ada satu alasan lagi, yaitu ada Salim Boyolali yang siap mencari –cari kesalahan saya.
        Apakah saya bisa bangun malam, sholat malam, membaca Alquran dan berdo’a dalam keadaan lelah musafir dari Jambi naik mobil ke Riau yang sebelumnya, saya ikut menghadiri daurohmu?, itu semua karena ada jin kafir di badan saya atau karena rahmat dan keutamaan  Allah ta’ala ? Alhamdulillah jika saya mudah qiyamul lail dengan izin Allah Ta’ala dalam keadaan lelah musafir, bagaimana jika tidak musafir ?? bagaimana dengan sholat lima waktu berjama’ah di mesjid ? apakah ini karena ada jin kafir di badan saya ? atau karena keutamaan dan rahmat Allah Ta’ala ?. Allahul musta’an. La haula wala quwwata illa billah.
        Wahai eyang Abu hazim bukankah Allah Ta’ala telah berfirman :
     هل أنبئكم على                     من تنزل الشياطين                       تنزل على كل أفاك أثيم                                          

        Artinya : Wahai manusia, maukah Aku beritahukan kepada kalian, kepada siapa syaitan turun  menyampaikan ( bisikan- bisikan bohong ) ? syaitan hanya turun menyampaikan ( bisikan- bisikan bohong ) kepada orang-orang yang suka berdusta dan berbuat dosa. ( Asy- syu’aro’ 221- 222).           
                Maka betapa banyak ucapan dusta dan berbuatan dosa berantai yang di lakukan oleh kaki tanganmu Salim,Ari Aryo,Taufiq, Dzulfadhli dkk ? Berarti syaitan turun menyampaikan bisikan- bisikan dusta kepada orang- orang semisal kalian! Inilah syaitan- syaitan teman duduk nya para pendusta dan pelaku dosa berantai.

 KEBATILAN AQIDAH SI DAJJAL, PENITI DUKUN PUTIH, PENJUAL AGAMA EYANG ABU HAZIM MUHSIN YANG MEMASTIKAN JUMLAH, AGAMA JIN DI TUBUH SESEORANG DAN TIDAK MAU DI RUQYAH KARENA ADA JIN KAFIR.
     Dalam shohihaini : telah bercerita kepada kami Musaddad, ia berkata telah bercerita kepada kami Yahya dari ‘Imron Abi Bakar berkata telah bercerita kepadaku ‘Atho’ bin Abi Robah berkata : berkata Ibnu Abbas padaku : maukah kamu, saya tunjukkan seorang wanita dari penduduk syurga ? aku jawab ya. Berkata Ibnu Abbas : inilah seorang wanita hitam mendatangi Nabi Shallallahu’alaihi wasallam berkata : sesungguhnya saya sering kesurupan, hingga auratku terbuka. Mohon do’akan aku kepada Allah Ta’ala (agar sembuh ). Beliau bersabda : jika kamu bersabar, maka bagimu syurga, namun jika engkau mau ( agar cepat sembuh ), aku akan berdoa kepada Allah agar menyembuhkan kamu. Wanita ini menjawab : aku memilih sabar, namun doakan aku pada Allah agar auratku jangan tersingkap. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mendoakannya ( agar auratnya tidak terbuka ). Telah bercerita kepada kami Muhammad ia berkata telah memberitakan kami Makhlad dari Ibnu Juraij telah memberitakanku ‘Atho sesungguhnya ia melihat Ummu Zufar, wanita tinggi hitam itu, pada tirai ka’bah. ( HR Bukhori 5652 dan HR Muslim 2576 ).
      Sebab kesurupan wanita ini adalah gangguan jin sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari J 10/ 143.
 Hadist ini memberikan pelajaran :
 1. Keutamaan orang yang kena  musibah kesurupan, sesungguhnya bersabar atas cobaan dunia akan mewarisi syurga.
 2.   Sesungguhnya memegang yang berat lebih utama ( tidak di ruqyah ), daripada memegang yang ringan. Bagi yang mengetahui pada dirinya ada kemampuan( ruqyah mandiri ).
 3.   Bolehnya meninggalkan berobat.
 4.   Sesungguhnya pengobatan seluruh penyakit dengan doa dan bersandar kepada Allah lebih baik dan bermanfaat dari pada pengobatan dengan ramuan dan pengaruh itu semua ( berdoa kepada Allah ta’ala ) dan penerimaan badan atasnya lebih besar daripada pengaruh pengobatan fisik.
 5.   Bersabar ketika gangguan jin adalah jaminan syurga.
 6.   Tidak meminta di ruqyah. Dan ruqyah mandiri lebih afdhol karena inti ruqyah adalah berdoa kepada Allah Ta’ala. Berdoa sendiri dengan di ruqyah orang lain tentu semangatnya berbeda, lebih kuat dan harapan besar karena ia yang butuh.
 7.   Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tidak ada menuduh wanita ini, tidak mau di ruqyah karena ada jin kafir di dalam tubuhnya.
 8.   Nabi Shallahu’alahi wasallam tidak ada menyebutkan jumlah jin dan agama jin di dalam tubuh wanita ini.
      Dalam hadist lain : dari Ustman bin Abil ‘ash, ia berkata : ketika Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam menjadikanku gubernur di Thaif, ada sesuatu yang mendatangiku di dalam sholatku, sehingga aku tidak mengetahui sholatku. Ketika aku melihat hal itu, aku mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, “ wahai rasulullah ada sesuatu yang mendatangiku di dalam sholatku “. Beliau bersabda : itu adalah syaitan, mendekatlah engkau, maka aku mendatangi beliau, lalu aku duduk di atas ujung-ujung telapak kakiku. Lalu beliau memukul dadaku dengan tangannya dan meludahi mulutku, seraya berkata : “ keluarlah wahai musuh Allah . Beliau melakukannya tiga kali. Lalu bersabda “ kembalilah kepada tugasmu. Ustman berkata “ sungguh aku tidak merasa ada yang menggangguku setelah itu ( HR. Ibnu Majah no 3548 di shohihkan Syaikh Albani.
      Salah satu faedah : bahwa kemasukan atau kerasukan jin dalam tubuh seseorang itu bertingkat-tingkat. Ada yang total sehingga tidak sadarkan diri, bahkan ngamuk-ngamuk dan teriak-teriak seperti orang gila. Ada yang tidak total, masih berusaha sholat, tetapi tidak tahu lagi bacaan sholat lagi, sehingga hanya gerak badan, termenung diri, bengong dan tatapan mata kosong. Ada juga yang setelah wudhu’ sholat langsung pingsan tidak sadarkan diri, sampai tersadar ketika waktu sholat sudah habis. Bahkan ada yang lupa dengan diri sendiri, dengan segala urusannya, bahkan kalau makan minumpun ngak sadar seperti makan batu. Dan ada yang panjat dinding. Ada yang tidak total, hanya pada bagian-bagian anggota badan tertentu, masih bisa beraktifitas namun mengganggu pada waktu-waktu tertentu dan lain-lain.
Dalam lafadz lain : Dari ‘Utsman bin Abi Al ‘Ash Radhiallahu ‘anhu : aku mengadu kepada Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam tentang lupa bacaan Alquran, lalu beliau memukul dada  ku dengan tangannya, lalu beliau  bersabda wahai syaitan keluarlah dari dada Utsman,( beliau berbuat demikian tiga kali ). ( Shohih. As shohihah 2918 ).
      Berkata Syaikh Albani menyebutkan hadist ini dan semisalnya menunjukkan bahwa terkadang jin merasuki atau memasuki badan seseorang walaupun seorang mu’min sholeh.
Maka hadist ini ,juga hadist-hadist lain cara Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam meruqyah seperti hanya membaca saja, ruqyah dengan membaca dan meniup, ruqyah dengan membaca dan meludah, ruqyah dengan membaca dan mengusap, ruqyah dengan membaca dan meletakkan tangan di atas bagian tubuh yang sakit kemudian mengusap, ruqyah dengan membaca dan meniup bersama dengan mengusap, ruqyah dengan membaca yang bersamaan dengan meletakkan ludah di atas jari, kemudian meletakkan jari di atas tanah lalu kepada orang sakit, ruqyah dengan meletakkan garam di dalam air, kemudian mengusapkan garam itu pada bagian tubuh yang sakit yang bersamaan dengan membacakan ruqyah kepada orang yang tersengat, ruqyah dengan membaca yang bersamaan dengan mencampur tanah dan air lalu meniupkan padanya, kemudian menuangkan campuran tersebut kepada orang yang sakit. Hadist-hadist ini menunjukkan juga bahwa tidak ada Rasululullah Shallallahu’alaihi wasallam menyebutkan jumlah jin dan memastikan agama jin kafir tersebut dari penderita.
       Wahai Abu Hazim itulah zaman Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam,ada musibah yang menimpa shahabat yang tidak di ragukan lagi kesholehan dan keadilannya. Apakah kamu bisa menjamin dirimu tidak di masuki atau di rasuki jin walaupun tidak total hanya pada anggota badan tertentu ??

 NASEHAT UNTUK PRAKTISI RUQYAH EYANG ABU HAZIM MUHSIN DAN SEMISALNYA.
      Sudah banyak pembahasan ulama tentang ruqyah, ceramah para asatidzah, atau tulisan di majalah Asy-syari’ah, ataupun buku tentang masalah ini. Namun untuk mempersingkat, saya tulis beberapa point saja berkaitan prilaku eyang Abu hazim. Di antaranya :
 1.   Ayat Al quran memang memberikan pengaruh, dan kitapun tidak mengingkari bahwa ada pengaruh pula dari pada tauhid dan kesholehan juru ruqyah, akan tetapi kesembuhan bukanlah semata karena bacaan ruqyah atau bagusnya juru ruqyah tersebut,akan tetapi atas izin Allah Ta’ala. Kita tidak tahu kapan kesembuhan itu akan datang, hal itu perkara ghaib, hanya urusan Allah Ta’ala Maha Mengetahui. Masalahnya, berimankah kita dengan qodho dan qodar Allah Ta’ala?. Apakah kita mempunyai keluasan hati dan ketegaran jiwa menjalani ni’mat musibah dan menghadapi waktu yang tidak tentu tersebut ?. Dan apakah kita juga memiliki kelapangan hati dan ketegaran jiwa, jika ternyata takdir Allah ta’ala yang di pilihkan untuk kita dan orang-orang yang mencintai kita  tidak sesuai dengan harapan kita untuk segera sembuh? Bukankah hal ini mungkin terjadi ? Allah Maha Berkehendak, Allah Maha Bijaksana Allah Maha Mengetahui, Allah Maha pengatur urusan, lagi Maha Memiliki Hikmah. Ini masalah Iman dengan qodho dan qodar, menuntut kita untuk sabar, ridho dan ikhlas atas segala kemungkinan.
        Sebuah kepastian ada hikmah dan kebaikan bagi hambaNya. Yang wajib kita lakukan adalah berusaha secara syar’i, apakah membuahkan hasil atau tidak, cepat atau lambat, ikhlas seluruh amal hanya untuk Allah ta’ala.
      Syaikh Sa’di memberikan faedah dalam tafsirnya surat Al baqoroh ayat 102- 103 di antaranya : pada ayat ini dan semisalnya menunjukkan bahwanya semua sebab-sebab walaupun pada puncak kekuatan berpengaruh/ berbekas, maka  semua itu tetap tunduk kepada qodha dan qodar Allah Ta’ala, oleh karena itu bukanlah semua sebab sebab tersebut, semata-mata yang bisa memberikan pengaruh/ bekas. Tidak ada seorang pun yang menyelisihi dasar tauhid ini, dari firqoh-firqoh kecuali firqoh alqodariah dalam perkara perbuatan hamba-hamba, mereka menyangka semua sebab-sebab itu berdiri sendiri, tidak tunduk kepada masyiah ( kehendak ) Allah. Lalu mengeluarkannya dari kekuasaan Allah  Ta’ala sehingga mereka menyelisihi Alquran, sunnah RasulNya, dan ijma’ shahabat dan tabi’in.Selesai.
        Oleh karena itu semua sebab-sebab, baik sebab kauni qodari maupun sebab syar’i, semuanya tidak keluar dari qodha dan qodar Allah Ta’ala.
        Syaikh Muhammad bin Sholeh Utsaimin juga menyebutkan masalah hukum sebab- sebab: golongan manusia dalam masalah hukum sebab-sebab:
 1.   Golongan yang mengingkari sebab-sebab, dan mereka adalah setiap orang yang menolak hikmah Allah Ta’ala seperti Al jabariyah dan Asy ‘ariyah.
 2.   Golongan yang ghuluw ( ekstrim ) dalam menetapkan sebab-sebab sehingga yang bukan sebab syar’ipun di jadikan sebab, mereka adalah kaum khurofat dari sufiyah dan semisal mereka.
 3.   Golongan yang mengimani sebab-sebab dan pengaruhnya, akan tetapi mereka tidaklah menetapkan sebab-sebab kecuali apa saja sebab-sebab yang hanya di tetapkan oleh Allah Ta’ala, sama apakah itu sebab syar’i atau sebab kauni ( alami ). Tidak di ragukan lagi merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah dengan iman yang hakiki dan beriman dengan hikmahNya, yaitu mereka menghubungkan sebab dengan penyebabnya, dan ini termasuk kesempuraan hikmah ( Al qaulul mufid syarh kitab at tauhid bab termasuk perkara kesyirikan memakai gelang, benang dan semisalnya Jilid 1 hal 105 ). 
     Demikianlah sebab baik kauniyah qodariyah atau syar’iyyah, betapun hebatnya, tidak akan keluar dari qodha dan taqdir Allah Ta’ala. Dan apabila Allah Ta’ala menginginkan sesuatu terjadi pada waktu tertentu atau tempat tertentu, Allah Ta’ala taqdirkan semua sebab yang akan menghalangi terjadinya sebelum waktu yang telah di tentukan Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala taqdirkan pula sebab-sebab yang mendorong terjadinya apa yang Allah tentukan.
                Karena semua sebab tadi, betapapun kuat dan bagusnya, sama sekali tidak akan keluar dari qodho dan qodar Allah Ta’ala.
                Dan apabila Allah Ta’ala berkehendak pada sesuatu pada waktu yang khusus, dan tempat khusus, maka Allah Ta’ala takdirkan semua sebab yang kongkrit dan sebab abstrak yang akan menghalangi terjadinya sesuatu sebelum waktu yang telah di tentukanNya. Sebagaimana Allah Ta’ala takdirkan pula semua sebab-sebab yang mendorong terjadinya, apa yang Allah Ta’ala kehendaki. Dan pada kondisi demikian terdapat hikmah yang besar dan beriman kepada qodho dan taqdir Allah Ta’ala.
               
                Ada beberapa contoh seperti kisah Bani Israil yang tersesat selama 40 tahun di padang pasir di antara beberapa kota, dalam jumlah yang besar, menempuh jarak yang pendek. Tidak tahu jalan yang akan di tuju, dan mereka tidak mendapatkan orang yang akan menunjuki mereka jalan yang akan di tuju.
                Demikian juga Ashabul Kahfi ( pemuda penghuni gua ) selama 309 tahun. Padahal gua dekat dengan kota, namun tidak ada seorangpun yang mengetahui mereka, dalam waktu yang demikian panjang. Demikianlah kehendak , kekuasaan dan hikmah Allah Ta’ala.
                Demikian juga kisah Nabi Ya’kub tidak mengetahui di mana anaknya (Nabi yusuf ) berada, padahal jarak yang memisahkan begitu panjang, dan dorongan kuat senantiasa berdo’a dan berusaha untk berjumpa. Namun Allah Ta’ala takdirkan pertemuan, pada waktu dan kondisi yang telah di tentukan Allah Ta’ala. Ini semua menunjukkan kekuasaan,kehendak, ilmu dan hikmah Allah Ta’ala serta beriman dengan qodho dan qodarNya. 
2.    Janganlah kamu berkeluh kesah, sesak dada, perpikir rumit, sempit,tidak tentu arah, sementara pasien-pasienmu justru sabar dan ikhlas miniti musibah. Mereguk kenikmatan di balik musibah, merasakan cinta kasih sayang Allah di balik musibah terhadap dirinya, tidak ada beban berat dalam ucapannya, tiada keluh kesah dalam ucapannya, tiada luapan perasaan kesedihan, tiada duka lara, tiada kepiluan mendera, apalagi meneteskan air mata duka, tiada tampak ungkapan mengharu biru pilu,mengerti arti sebuah ketegaran jiwa dan hati, memahami sabar dan ikhlas, apalagi tidak ada ungkapan tidak terima dengan musibah Allah Ta’ala.
                Renungkanlah wahai juru ruqyah! Jika kamu masih seperti itu, apalagi mengajarkan orang seperti itu,  cobalah, ambillah 8 sendok garam atau lebih ke dalam segelas air, aduklah sampai rata, minumlah, gimana ? terasa asin bukan ?? sekarang masukkan 8 sendok garam atau lebih ke dalam sumur, atau kolam atau sungai atau danau, aduklah. Kemudian ambillah air segelas di sumur, atau sungai atau danau tadi. Minumlahlah, apakah terasa asin seperti pertama ???   
                Artinya sebuah perumpamaan garam itu adalah masalah dalam hidup kita. Gelas atau danau Atau sumur atau kolam atau sungai adalah ruang hati yang menampung segala permasalahan  Itu.Garam tadi sungguh terasa asin sekali dengan garam sekian.., karena wadah yang hanya gelas. Tapi manakala wadah kita seluas kolam, sungai, danau, sumur, maka garam lebih banyakpun tiada terasa.
        Begitulah, jika kita memiliki iman dan ikhlas kepada Allah, hati  luas dan lapang, jiwa tenang, pikiran tentram, maka sebuah masalah musibah Allah ta’ala itu, terasa ringan. Meskipun masalah itu sendiri belum terselesaikan. Jadi masalahnya bukan masalah musibah itu sendiri, tapi bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut. Masalah iman dan hati, lebih mendasar dan perlu di selesaikan sebelum masalah itu sendiri.
 3.   Beberapa sahabat ada yang terkenal mustajab do’anya, seperti sa’ad bin Abi Waqqash juga tabi’in seperti Uwais alqorni, namun tidaklah membuat kaum muslim untuk sangat fakir atas kemustajaban ( di kabulkan ) do’a mereka, untuk memperbaiki urusan pribadi- pribadi, duniawi dan agama kaum muslimin. Walaupun sebenarnya tidak ada pelarangan syar’i untuk datang dan minta di do’akan oleh mereka langsung. Sebagaimana yang di lakukan Umar bin khattab  kepada Uwais Alqorni.
                Pada hakekatnya ruqyah sama seperti doa, memohon segala kebutuhan seorang hamba semata kepada Allah Ta’ala. Bahkan banyak bayi lahir di zaman Rasululullah Shallallahu’alaihi wa sallam, tetapi tidak semuanya di bawa kepada Beliau untuk di tahnik. Oleh karena itu jangan kamu menjadikan dirimu untuk berdoa bagi orang lain. Sikapmu sama seperti orang yang berkata, “ ke sinilah saya akan mendoakanmu”. Sikap dan ucapanmu justru mengajak orang meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam untuk berdoa sendiri atau ruqyah mandiri serta bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu hendaknya para juru ruqyah khawatir fitnah terhadap dirinya, pasiennya. Apalagi terhadap ummat.
 4.   Praktisi ruqyah bisa rusak, sombong, ujub, riya’,  karena tipu daya syaitan sangat halus dan licin. Bisa saja syaitan membuat tipu muslihat, waktu di suruh sang peruqyah untuk keluar dari tubuh orang yang kesurupan. Ibnul qoyyim menceritakan kisah gurunya syakhul islam Ibnu Taimiyah seringkali membacakan di telinga orang yang kesurupan surat Almu’minun ayat 115. Suatu ketika Syaikhul islam membaca ayat tersebut di telinga orang yang kesurupan, Jin ( dalam tubuh pasien ) menjerit tinggi berkata : ya. Berkata Syaikhul Islam : saya mengambil tongkat dan memukuli urat lehernya sehingga tanganku kelelahan. Para hadirin yang menyaksikan yakin bahwa orang tersebut akan mati akibat pukulan tongkat tersebut. Pada saat pukulan tersebut, jin berkata : saya mencintainya! Syaikh berkata : dia tidak mencintaimu. Jin berkata : saya ingin haji bersamanya. Berkata Syaikh : dia tidak mau naik haji bersama kamu. Berkata jin : saya akan tinggalkan dia demi menghormati mu. Berkata Syaikh Ibnu Taimiyah berkata tegas : tidak, akan tetapi keluarlah kamu karena mentaati Allah dan RasulNya. Berkata Jin :ya saya akan keluar darinya. Tak lama kemudian orang kesurupan tadi sadar diri lalu duduk sambil melihat ke kanan dan ke kiri, lalu berkata : ada apa sehingga saya di depan Syaikh ? para hadirin berkata kepadanya : bagaimana dengan semua pukulan yang beruntun tadi ? Orang tersebutpun bertanya : alasan apa syaikh memukulku sementara kesalahan apa yang aku lakukan ? Ternyata orang tersebut tidak merasakan apa- apa ketika di pukul Syaikh.( Ath Thibbun Nabawi hal 47 Pasal tentang petunjuk Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dalam mengobati kerasukan  ).
                Perhatikan bagaimana halusnya tipuan syaitan “ saya tinggalkan dia ( keluar ) demi menghormati kamu “. Jika aqidahnya lemah, maka akan membenarkannya bahkan menerima permintaan syaitan tersebut. Kemudian hati praktisi ruqyah gembira berbunga-bunga di iringi senyum ujub, sombong. Apalagi banyak orang di sekitarnya, kemudian di ceritakan lagi semua ucapan syaitan kepada orang lain, maka semakin ujub dan sombong. Bahkan jika ada permintaan syaitan, mau keluar dari tubuh walaupun sehelai daun adalah dosa besar syirik. Karena substansi masalah bukan kepada harga tetapi kepada ketundukan hati dan kepercayaan hati kepada ucapan dan perintah syaitan. Dalil HR. Ahmad tentang ada orang masuk neraka karena seekor lalat dan ada orang masuk syurga karena seekor lalat.
                Wahai Abu hazim, kamu bangga, sombong dan ujub, jika sedang meruqyah pasien,kemudian syaitan berkata “ ampun pak..ampun pak.” Dan ucapan lainnya yakni misalnya,syaithan mengancam akan menghancurkan korban, lalu kamu sosialisasikan kepada manusia. Justru itulah aib kamu, tukang ghibah harom dan bukti kerusakan tauhidmu. Sementara pendengarmu sudah taqlid, fanatik dan ghuluw   (mengkultuskan ) kepada mu.
 5.   Inilah termasuk tipu daya syaitan kepada sang praktisi ruqyah dan pasien. Syaitan bisa berpura- pura takut, bahkan berdusta mengatakan “ ampun pak Muhsin, ampun pak Muhsin, saya betul-betul akan keluar”. Sehingga menambah kepercayaan para hadirin kepada pribadi praktisi ruqyah, menganggap si juru ruqyah lebih kuat, dan lebih penting dari pada ayat Alquran yang di baca oleh juru ruqyah. Bahkan para hadirin menganggap, praktek juru ruqyah lebih kuat lagi di banding ruqyah mandiri dan langsung berdoa kepada Allah ta’ala.Allahul Musta’an. La haula wala quwwata illa billah.
 6. Janganlah kamu menimbulkan atau membuat pemahaman ketergantungan, kepasrahan dan ketundukan hati manusia kepada ruqyahmu lebih besar dari pada ketergantungan, kepasrahan dan ketundukan hati manusia kepada Allah Ta’ala.
 7. Praktisi ruqyah bukanlah seperti dokter modern yang mengobati penyakit, yang sudah di kenal standar medisnya. Dan kesembuhannya pun terkadang tergantung dengan resep yang di berikan dokter sesuai dosis masing-masing bukan karena pribadi dokter yang mengobatinya. Berbeda dengan praktisi ruqyah, maka si praktisi ruqyah akan menyangka bahwasanya kesembuhan pasien itu tergantung kepada pribadinya saja. Terkadang di temukan banyak praktisi ruqyah yang bertauhid, mengetahui sunnah dan hafal Al quran, tetapi ada juga pasien  menyangka merasakan ada pengaruh saat di ruqyah, jika di ruqyah  oleh satu orang praktisi ruqyah saja, sehingga bisa memunculkan perasaan sombong, ujub, sum’ah, riya’ dan hati berbunga-bunga pada satu orang praktisi ruqyah tersebut.
 8.   Jangan ghibah harom  terhadap pasien.
 9.   Wajib di ketahui secara mendasar bahwa para Jin adalah sangat pendusta, itulah dominan pada mereka sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam kepada Abu Hurairoh, tentang kisah jin yang berbicara kepada Abu Hurairoh selama tiga malam kemudian memerintahkannya membaca ayat kursi ketika hendak tidur, maka Nabi Shallallahu’alahi wasallam bersabda, “ dia jujur kepadamu, padahal dia itu kadzub ( sangat pendusta ). (  HR. Bukhori ).
 Juga jin mengajak kepada kekejian dan kemungkaran. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
                                                              يا أيها الذين آمنوا لا تتبعوا خطوات الشيطان ومن يتبع خطوات الشيطان فإنه   يأمر بالفحشاء والمنكر

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan, dan barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaithan maka sesungguhnya syaithan itu menyuruh kepada kekejian dan kemungkaran ( An-nur 21 ).
      Juga ayat- ayat lain sebagaimana yang sudah saya terjemahkan di atas, dalam judul tentang peringatan dari fitnah- fitnah dan tipu daya iblis di buku talbis iblis hal 32. 
 Oleh karena itu, janganlah kamu wahai eyang Abu Hazim menjadikan ucapan Jin, syaithan sebagai suatu pembenaran, bahkan hendaknya kamu memperingati manusia agar tidak membenarkan ucapan jin syaithan karena asal nya pendusta dan penyeru kekejian dan kemungkaran.
 Kemudian bagaimana kamu akan membuat perhitungan dengan mereka ( para jin ) apabila mereka sangat pendusta? Jika terhadap perkataan manusia saja, yang mana kamu sudah mengetahuinya sebagai seorang pendusta atau kamu tidak yakin dengan kejujurannya?.Maka bagaimana pula, kamu bisa membenarkan dengan perkataan para jin ( syaithan ) yang mereka adalah ahli sangat pendusta dan penyeru kekejian dan kemungkaran sebagai mana dalil di atas.




10. Janganlah hatimu tunduk kepada Syaithan. Allah Ta’ala berfirman :
                             ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت

        Artinya : Dan sungguh Kami telah mengutus setiap ummat Rasul yang semuanya menyeru beribadah kepada Allah dan menjauhi thogut ( An nahal 36 ).
 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memasukkan ayat ini dalam kitab Tauhidnya bab pertama. Berkata pengarang Fathul Majid : Thogut secara bahasa adalah melampaui batas. Berkata Umar bin Khattab : thogut adalah syaithan. Dan berkata Jabir : thogut adalah para dukun yang mana syaithan-syaithan turun kepada mereka. ( hal 29 ).
 Berkata Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al qor’awi : thogut dalam Alquran ada 3 macam : pertama : berhala, kedua syaithan : sebagaimana dalam Alquran Al baqoroh 256, An nisa’ 76, Al ma idah 60, dan ketiga adalah : ka’ab bin Al Asyrof. ( Hasyiyah mustafid ‘ala mawadi’ Fathul majid hal 30 ).
 Dan thogut itu banyak , gembongnya lima : pertama syaithan yang mengajak kepada ibadah kepada selain Allah. Dalil  
                                                           ألم أعهد إليكم يا بني آدم أن لا تعبدوا الشيطان إنه لكم عدو مبين                       Artinya : Bukankah Aku telah memerintahkanmu, hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan ? sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu ( yasin 60 ).         ( Hasyiyah Mustafid ‘ala mawadi’ fathul majid hal 31 ).   
      Kalimat ijtanibu ( jauhilah ) lebih tinggi dan lebih dalam ma’na nya dari pada ma’na  utrukuu ( tinggalkanlah ). Ayat inilah ma’na La ila ha illah.
 Kesimpulannya : wajib bagi manusia bertauhid dan menjauhi syaithan bukannya malah mendekatkan manusia dengan syaithan apalagi mempercayai, tunduk dan beribadah kepada syaithan. Wal’iyadzu billah.

 NASEHAT UNTUK PRAKTISI RUQYAH SEMISAL EYANG ABU HAZIM MUHSIN YANG MENCELA, MENGHINA KORBAN MUSIBAH DAN MENYANJUNG PELAKU DOSA BESAR BERANTAI.
      Dalam  Shohihain. Dari Thowus berkata : aku dengar Abu Hurairoh dari Nabi Shallallahu  ‘alaihi wasallam bersabda : Nabi Adam dan Musa saling berhujjah. Nabi Musa berkata, “ Wahai Adam, engkau bapak kami, engkau telah merugikan kami dan mengeluarkan kami dari syurga”. Lalu Nabi Adam berkata kepada Nabi Musa, “ Wahai Musa, Allah telah memuliakan engkau dengan Firmannya, dan telah menggariskan taqdir untuk engkau dengan tanganNya, apakah kamu akan mencela aku atas perkara, yang sudah Allah taqdirkan padaku sebelum aku di lahirkan 40 tahun ? Maka Nabi Adam memenangkan hujjah pada Nabi Musa, maka Nabi Adam memenangkan hujjah pada Nabi Musa, tiga kali ( HR Bukhori 6614 kitab Al qodar bab Nabi Adam dan Nabi Musa saling berhujjah di sisi Allah Ta’ala ).

 Berkata Al Hafidzh Ibnu Hajar : sesungguhnya kemenangan  hujjah Nabi Adam karena dua alasan :
 1.   Sesungguhnya tidak boleh bagi makhluq ( manusia ) untuk mencela orang lain pada kejadian ( musibah ) yang sudah menjadi taqdir atasnya, melainkan kejadian itu semua karena sudah izin Allah ta’ala, sehingga pembuat syari’at ( Allah Ta’ala ) lah yang sebenarnya di cela. Maka tatkala Nabi musa mencelanya ( Nabi Adam ) dalam perkara yang tidak di izinkan ( untuk di cela), Nabi Adam membantahnya dengan taqdir, maka Nabi Adam berhasil mendiamkan Nabi Musa.
 2.   Sesungguhnya yang di kerjakan Nabi Adam, berkumpul di dalamnya taqdir dan usaha perbuatan, sementara taubat menghapus bekas perbuatan dosa. Dan Allah ta’ala telah menerima taubat Nabi Adam, maka tidaklah yang tersisa kecuali taqdir. Sementara celaan tidaklah di arahkan kepada taqdir karena itu perbuatan Allah dan tidaklah di tanyakan apa saja yang di perbuat Allah Ta’ala. ( Fathul Bari J 11 hal 621 ).
     Hadist tentang ini juga ada di Shohih Muslim no 2652, kitab Al qodar bab hujjah-hujjah Nabi Adam dan Nabi Musa ‘Alahimassalam ).
Berkata Imam Nawawi : Dan ma’na perkataan Nabi Adam adalah sesungguhnya engkau wahai Nabi Musa mengetahui bahwasanya perkara ini sudah di tertulis atas diriku, sebelum aku di ciptakan dan telah di taqdirkan atasku, maka pasti akan terjadi. Walaupun aku dan seluruh makhluq semuanya menolak walaupun seberat biji sawipun maka kita tidak akan mampu, lalu kenapa kamu mencela aku atas perkara tersebut.
      Berkata ‘Allamah Ibnu Abil ‘izzi Alhanafi : Bahkan yang shohih adalah : bahwasanya Nabi Adam tidak berhujjah dengan qodho dan taqdir atas perbuatan dosa, sementara Nabi Adam sangat mengetahui tentang Robbnya dan perbuatan dosanya. Bahkan anak keturunan dari kaum mu’minin tidak berhujjah dengan qodho dan qodar dalam melakukan perbuatan dosa karena aqidah ini adalah batil. Dan Nabi Musa ‘Alaihissalampun sangat mengetahui tentang Nabi Adam dan Hawa dan perbuatan dosanya untuk mencela Nabi Adam atas perbuatan dosanya yang beliau telah taubat. Allah Ta’alapun telah menerima taubatnya dan telah memuliakan dan memberinya hidayah. Akan tetapi sesungguhnya celaan itu di tujukan pada perkara musibah yaitu keluarnya anak keturunan Nabi Adam dari syurga. Maka Nabi Adam berhujjah dengan taqdir atas perkara musibah bukan ( berhujjah dengan taqdir ) untuk melakukan perbuatan dosa. Karena sesungguhnya berhujjah ( sudah menjadi taqdir ) adalah dalam perkara musibah saja, tidak ( berhujjah dengan takdir ) atas perbuatan dosa. ( Syarh Al Aqidah At Thohawiyah hal 147 ).
      Berkata Syaikh Muhammad Al utsaimain : seorang manusia walaupun ia berbuat, maka sungguh perbuatannya dengan takdir Allah Ta’ala. Jika ada yang bertanya, jika itu sudah menjadi ketetapan, maka mesti pelaku ma’siat/ dosa di berikan uzur dengan perbuatan ma’siat/ dosanya, karena ia telah berbuat ma’siat/ dosa dengan takdir Allah Ta’ala ?
 Saya jawab : sesungguhnya hujjah  ( alasan ) pelaku ma’siat atas perbuatan ma’siatnya dengan takdir Allah adalah batil dengan syar’i dan penelitian akal sehat. Adapun batilnya secara syar’i, adalah Firman Allah Ta’ala :
                    
                                                   سيقول الذين أشركوا لو شاء الله ما أشركنا ولا آباؤنا ولا حرمنا من شيء كذلك كذب الذين من قبلهم حتى ذاقوا بأسنا قل هل عندكم من علم فتخرجوه لنا إن تتبعون إلا الظن وإن أنتم إلا تخرصون

Artinya : Orang-orang yang memepersekutukan Allah, akan berkata “jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak- bapak kami tidak akan mempersekutukanNya, dan tidak pula kami mengharomkan barang sesuatu apapun”. Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan ( para rusul ) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah “adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami ? kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, kamu tidak lain hanya berdusta “. ( Al An’am 148 ).
Maka mereka mengucapkan perkataan ini, atas sisi berhujjah ( beralasan ) dengan takdir atas berbuat ma’siat kepada Allah Ta’ala. Maka Allah Ta’ala membantah mereka dengan Firmannya, jika hujjah ( alasan) mereka benar, tentulah mereka tidak merasakan siksaan Allah ta’ala. Ini dalil terang atas kebatilan berhujjah (beralasan ) dengan takdir atas perbuatan ma’siat kepada Allah Ta’ala. Dan Allah ta’ala telah berfirman :
                                    رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل

Artinya : ( mereka Kami utus ) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah di utusnya rasul-rasul itu. (An Nisa’ 165).
Maka Allah Ta’ala membatalkan hujjah manusia ( melakukan ma’siat/ dosa karena sudah takdir Allah ), dengan pengiriman para rosul, jika  takdir ( melakukan dosa ) di benarkan menjadi hujjah maka tertolaklah hikmah pengutusan para rosul, karena takdir tetap berlaku seiring pengutusan para rosul, dan ini semua menunjukkan kebatilan hujjah pelaku ma’siat atas perbuatan ma’siatnya, dengan alasan sudah menjadi takdir Allah. ( Alqaulul mufid syarh kitab tauhid bab tentang pelaku ingkar takdir Jilid 2 hal 251 ).
       Berkata Syaikh Muhammad bin Abdil wahab :  Mencari uzur atas kekufuran mereka bahwasanya Allah telah mentakdirkan mereka di atas kekufuran. Masalah ke 44 : berhujjah atas takdir Allah dengan perbuatan kufur ( Masail jahiliyah ).Berkata Syaikh Sholeh bin Fauzan : Tidak boleh berhujjah dengan takdir kecuali atas perbuatan musibah, apabila kamu di timpa musibah maka janganlah kamu goncang, katakanlah sudah menjadi takdir Allah ta’ala dan Allah berbuat apa yang di kehendaki. Kamu bersabar dan mencari ganjaran pahala. Adapun perbuatan ma’siat/ dosa tidak boleh di legalkan dengan hujjah sudah takdir Allah.Akan tetapi bagi pelaku dosa untuk taubat kepada Allah dan menjauhi segala ma’siat dan keburukan, oleh karena itu berhujjah dengan takdir Allah atas perbuatan ma’siat adalah merupakan perbuatan orang-orang jahiliyah ( syarh masail jahiliyah halaman 158 ).   
     Oleh karena itu sebuah kesalahan, jika ada seseorang telah melakukan dosa-dosa lalu ketika di nasehati bukannya istighfar dan taubat kepada Allah Ta’ala. Malah membela diri dengan semboyan sudah takdir Allah Ta’ala. Taubat atas dosa-dosa ini ada dua macam, dosa-dosa terhadap Allah Ta’ala dan dosa-dosa yang juga berkaitan dengan manusia, baik kehormatan, darah dan hartanya. Dan ada syarat-syarat taubat terhadap dua macam dosa ini.
     Berkata Imam Nawawi : berkata ulama: taubat itu wajib atas setiap perbuatan dosa. Apabila perbuatan dosa tersebut berkaitan antara seorang hamba dengan Allah ta’ala, tidak ada kaitan dengan bani Adam, maka syarat taubat ada 3 macam :
 1.   Ia berlepas dari perbuatan dosa.
 2.   Menyesal atas perbuatan dosanya.
 3.   Bertekad tidak mengulangi lagi perbuatannya selama- lamanya.Jika kurang salah satu syarat maka tidak sah taubatnya.
 Adapun jika dosa-dosa berkaitan dengan bani Adam, maka syarat taubatnya ada 4 macam, 3 macam syaratnya sama seperti di atas, dan di tambah syarat ke 4 : pelakunya dosa menyelesaikan dengan korbannya, jika berkaitan dengan harta atau semisalnya di kembalikan pada korbannya, jika tuduhan kehormatan dan semisalnya di bersihkan dari dirinya atau meminta ma’af padanya dan jika ghibah maka mohon penghalalan dari perbuatan ghibahnya. Dan wajib taubat atas semua perbuatan dosa. ( Riyadhus sholihin bab taubat ).
GANGGUAN KEJIWAAN
       Saya tulis judul ini berangkat dari fitnah Eyang Abu hazim Muhsin kepada saya, yang kemudian pengikutnya  terus berimajinasi beternak fitnah beranak pinak bahwasanya saya kena penyakit gangguan kejiwaan. Wal ‘iyadzu billah. Allahul Musta’aan. ( Hanya kepada Allah Ta’alalah mohon pertolongan ).
       Dalam psikologis barat ada istilah sakit jiwa dan gangguan kejiwaan. Penyebabnya ada faktor gangguan syaraf dan ada faktor gangguan psikis ( mental ).
 Sementara dalam syari’at islam : sakit jiwa dan gangguan kejiwaan yang merusak kesehatan mental ( hati ) di sebabkan akhlaq rendah lagi hina seperti riya’, hina, syirik, nifaq, rakus, sombong, ‘ujub dan wahan ( cemas ). Dan perbuatan dosa berantai. Dan Ibnu Qudamah Al maqdisi dalam bukunya mukhtashor Minhaj Al qoshidin membahas akhlaq-akhlaq rendahan lagi tercela ini. Sementara Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dalam bukunya Adda’ waddawa’ membahas tentang dosa- dosa, ma’siat dan akibat buruknya .
      Dalam Al quran jiwa ( diri ) manusia terdiri dari :
 1.   qolb ( hati ) : yang memimpin kerja jiwa ( diri ). Di dalam qolbu ada kebaikan seperti iman, cinta, roja’ ( harap ) khouf ( takut ) dan lain sebagainya, ada penyakit seperti hasad, sombong, ujub dan lain sebagainya.
 2.   bashiroh ( ilmu dan hati nurani ).
 3.   akal . Kerjanya berfikir dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk , menemukan kebenaran tapi bersifat relatif karena tidak bisa menentukan. Ketentuan kebenaran adalah dari Alquran dan sunnah Nabi Shallallahu’alahi wasallam.
 4.   Syahwat / hawa nafsu. Menggiring kepada perbuatan tercela atau dosa.
        Dan sejak lahir pun manusia sudah di anugerahkan fitrah sehingga bisa mengenali yang baik dan buruk, lebih mudah berbuat baik dari pada berbuat jahat dan sudah mempunyai kecendrungan kepada agama yang hanif.
 5.   Ruh.
Oleh karena itu semua manusia yang berakal dan sudah mukallaf, harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, yang di dasari kesengajaan dari ( qolb ) hati bukan dari nafs ( jiwa ). Qolb ( hati )berhubungan dengan aktifitas berfikir yang di lakukan oleh akal. Sementara nafs ( jiwa ) lebih berhubungan dengan perasaan. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
                                                                                      لا يؤاخذكم الله باللغو في أيمانكم ولكن يؤاخذكم بما كسبت                           قلوبكم والله غفور حليم    

 Artinya : Wahai kaum mu’minin, Allah tidak menghukum kalian di sebabkan kalian bersumpah sekedar main- main, akan tetapi Allah akan menghukum kalian bila kalian bersumpah dengan sungguh-sungguh keluar dari ( qolb ) hati kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun ( Al baqoroh 225 ).

                                              واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله ثم توفى كل نفس ما كسبت وهم لا يظلمون                     Artinya : Wahai kaum mukminin, takutlah kalian pada siksaan, saat kalian di kembalikan kepada Allah, setiap diri ( orang ) akan di beri balasan sesuai dengan perbuatan yang telah ia lakukan ( di dunia ). Dan mereka tidaklah di dzolimi ( di aniaya ) sedikitpun juga ( dalam menerima balasan perbuatan. ( Al baqoroh 281 ).        
                            
                                                              لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت

Artinya : Allah tidaklah membebani seseorang melebihi kemampuannya, seseorang akan mendapat pahala dari amal sholih yang di usahakannya dan akan mempertanggung jawabkan atas kesalahan / dosanya. ( Al baqoroh 286 ).
Dan yang sema’na dengan ayat- ayat ini banyak seperti Albaqoroh 220, Ali imron 25, 161, Ibrahim 51, Almu’min 17, Al jaatsiyah 22, Almuddatstir 38.
      Berbeda dengan psikologi barat tidak menyentuh iman, dosa, perbuatan baik dan buruk, hukuman di dunia bahkan balasan nanti di akhirat, hanya sekedar mengenal sehat dan tidak sehat. Oleh karena itu psikologi barat, hanya benar untuk menganalisa masyarakat kuffar karena sesuai dengan kultur sekuler yang melatar belakangi lahirnya ilmu tersebut, bermusuhan dengan pihak gereja. Mereka tidak berbicara tentang kebenaran agama islam, akan tetapi bagaimana pengalaman beragama mempengaruhi tingkah laku pemeluknya. Oleh karena itu pelaku keburukan, kejahatan, kekejaman di toleransi, bahkan bisa bebas dari tuntutan dan hukuman pengadilan negara dengan alasan masukan psikolog bahwa pelaku keburukan ,kejahatan tersebut ada gangguan kejiwaan. Bahkan pelaku kejahatan, keburukan jika di bawa ke pengadilan negara, bisa saja bersandiwara dengan senyum cenge-ngesan terus,goyang- goyang badan, bahkan joget di depan hakim sehingga di bebaskan dari tuntunan karena pelaku kejahatan, keburukan di vonis mengidap gangguan kejiwaan. Padahal pelakunya baligh, berakal bukan orang gila  yang di berikan uzur dalam syar’i.
      Dalam Islam, kajian nafs ( jiwa / diri ) tidaklah sebatas menganalisa  tingkah laku, tetapi di bahas sebagai konteks hubungan manusia dengan Allah ta’ala, dan hubungan dengan manusia sehingga lahirlah materi adab, akhlaq, dan tazkiyatun nufus ( pembersihan jiwa ) menurut salaf bukan ilmu psikologi.
 Oleh karena itu manusia yang sehat menurut agama adalah manusia yang nafsu syahwatnya di kuasai oleh qolb ( hati ) dan akalnya untuk taat kepada Allah Ta’ala dan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wasallam . Sementara dalam ilmu kesehatan masyarakat,manusia yang sehat adalah sehat jasmani, rohani, fisik dan mental.
 Adapun dalam agama, jarang di sebut istilah penyakit mental, yang ada adalah penyakit hati.
 Dalam hal kesehatan pun, menurut bahasa agama ada perbedaan antara sehat dengan ‘afiat.
Contoh:
Mata yang sehat adalah organ mata yang bisa melihat dan membaca tanpa alat bantu. Mata ‘afiat adalah mata yang mudah melihat objek yang halal lagi bermanfaat dan tidak mau melihat objek yang harom atau yang tidak bermanfaat, karena itulah fungsi mata. Telinga yang sehat adalah organ telinga yang bisa mendengar baik tanpa alat bantu. Telinga ‘afiat adalah telinga yang mudah mendengar yang halal lagi baik dan tidak mau atau sulit mendengar yang harom atau tidak ada bermanfaat. Demikian seterusnya dalam rangka bertaqwa kepada Allah ta’ala melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
Oleh karena itu sungguh miris dan menyedihkan sekali, jika ada orang menyandarkan diri ke manhaj salaf justru mempunyai slogan “ adab dan akhlaq tidak penting , yang penting adalah aqidah manhaj saja”, dan berpola pikir psikolog barat. Masih tersisa pelajaran di sekolah/ kuliah yang bertentangan Islam atau banyak nonton TV, mengikuti komentar-komentar psikolog. Pikiran ini seakan-akan menganggap Islam ini tidak sempurna. Sehingga diam bahkan memperboleh kan sikap tidak adab, akhlaq buruk, kema’siatan dan kedzholiman di tengah-tengah jama’ahnya. Bahkan jika Ustadznya maupun temannya  menasehati baik- baik orang yang tidak beradab/ tidak berakhlaq, pelaku ma’siat dalam jama’ahnya, justru yang di bela dan di lindungi adalah pelaku kejahatan dengan berbagai macam alasan. Si Ustadz atau teman yang menasehati malah di hujat.
 Padahal Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab dalam kitab Tauhid menyebutkan bab barang siapa merealisasikan tauhid masuk syurga tanpa hisab. Berkata pengarang Fathul Majid : merealisasikannya adalah : mengikhlaskan dan menjernihkannya dari kesyirikan, bid’ah dan ma’siat. Dan banyak para ulama menulis kitab aqidah, jusru memasukkan tentang adab akhlaq, dan perbuatan mulia dalam buku aqidah nya seperti buku ‘aqidah Al wasitiah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
      Sehingga wajar saja, banyak orang yang mengritik bahwa sebagian pribadi-pribadi yang menyandarkan diri ke salaf, justru setelah ta’lim  malah bertambah sombong, angkuh, ujub, suka mencari-cari kesalahan manusia dan sinis kepada masyarakat awam wal’iyadzubillah. Jika ada yang baru ta’lim, malah di curigai dari kepala sampai ujung kaki. Justru semestinya orang yang menyandarkan diri ke salaf, Alquran dan Sunnah yang lebih utama menampakkan adab dan akhlaq sebagaimana yang telah di contohkan para salafushsholih.
Sebagian contoh akhlaq rendahan lagi buruk  :
1.    Rakus dan tama’.
        Berkata Ibnu Qudamah : sesungguhnya kefaqiran terpuji akan tetapi sepantasnya seorang yang faqir untuk qona’ah(puas menerima apa adanya),tidak tama’ terhadap manusia dan tidak menoleh dari apa yang di tangan mereka dan janganlah rakus untuk mendapatkan harta dengan segala cara. Dan tidak mungkin itu semua di lakukan kecuali dengan sifat qona’ah, sesuai kebutuhan pokok dari makanan dan pakaian. (Mukhtasor Minhajul Qosidin hal 186 ).
Bakhil, cinta populeritas, riya’, sombong.2   
Sombong adalah menolak perkara haq dan merendahkan orang lain.
Gangguan kejiwaan yang muncul dari akhlaq ini adalah : Sesungguhnya sombong, prilaku batin akan memunculkan prilaku- prilaku tertentu yang merupakan buah kesombongannya. Dan akan tampak pada anggota tubuhnya. Merasa diri di atas orang lain pada sifat- sifat kelebihan, pada saat itulah ia menjadi sombong. ( Mukhtasor minhajul Qosisdin 214 ).
 Ia merasa lebih hebat besar seraya menghina dan memandang kecil orang lain. Ia selalu tersiksa, gelisah dan beban pikiran jika ada orang lain yang berpeluang mengunggulinya dalam berbagai ketrampilan/ kemampuan, ia selalu merasa terancam masa depannya dengan perubahan, perkembangan dan nikmat Allah Ta’ala pada saudaranya.
 Ia suka menjilat kepada orang yang lebih besar atau lebih tinggi dan mencari muka kepada orang yang di bisa di manfaatkan. Ia berani, lancang dan dzholim kepada orang lemah, tetapi takut kepada orang yang ia ketahui, tidak bisa menghadapinya. Orang sombong tidak bisa memberikan uzur dan menghargai orang lain, dan terus menutupi kekurangan dan sikap pengecutnya .
.                                
riya’ adalah beramal karena manusia.
Gangguan kejiwaan yang muncul adalah : ia merasa kesepian, hambar sehingga gampang berpenyakit bosan, tidak tekun dan tidak bertanggung jawab dalam sebuah urusan. Pandai berpura- pura dan bermain sandiwara.
‘ujub dan Dengki ( hasad ). Dengki adalah tidak senang saudaranya mendapat kenikmatan.

 NASEHAT KEPADA MANTAN PRAKTISI ILMU KESAKTIAN SEMISAL SALIM DAN ABU HAZIM.
      BAHAYA ILMU KESAKTIAN ( MEMUKUL JARAK JAUH, BERJALAN TANPA MELIHAT, MEMASUKKAN ALIRAN PANAS KE DALAM TUBUH DLL ), KANURAGAN, TENAGA DALAM, KEBATINAN,ILMU HITAM, MENERAWANG, MERAGA SUKMA, SILAT GHAIB, ILMU TEMBUS PANDANG, TUBUH DI ISI JIN DLL.
       Saya masukkan eyang Abu Hazim Muhsin karena dulu di Dammaj sempat dia memotivasi saya bersabar, sebagaimana ia telah bersabar mengeluarkan jin dalam tubuhnya, karena dulu di Indonesia eyang Abu Hazim mengaku dari kultural NU di isi jin pada tubuhnya, karena itulah beberapa tahun pertama di Dammaj, mengaku menyibukkan diri menghafal Al quran agar jin keluar dari tubuhnya, setelah beberapa waktu kemudian Abu hazim menemui saya , membatalkan  ceritanya. Dari sini Abu Hazim mempunyai bibit pendusta, cukuplah Allahlah yang akan membongkar aib dirinya .
 1.   Jin yang di isi atau di masukkan ke dalam tubuh pasien, merasuki dan bersatu dengan tubuhnya maka lebih sulit menghilangkannya di bandingkan korban sihir.
 2.   Secara kasat mata ia sakti tapi secara rohani, akal dan kesehatan sangat merusak sehingga ia rentan menderita berbagai penyakit.
 3.   Berkepribadian ganda, bermuka dua dan lidah bercabang.
 4.   Mudah jatuh dalam dosa berantai dan ma’siat
  CIRI- CIRI ADA GANGGUAN JIN ATAU MASUK JIN
 1.   memiliki kemampuan supranatural misalnya tiba- tiba bisa menerawang, dapat meramal, membaca pikiran orang lain atau mengetahui peristiwa yang akan terjadi.
 2.   Bisa melihat ( setelah jin beralih rupa/ tasyakul ) atau merasakan keberadaan jin.
 3.   Sering di tindih ketika tidur ( seakan di himpit benda yang berat dan sulit untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut ).
 3.   Menuntut ilmu kesaktian, tenaga dalam dan semisalnya dan mendatangkan ( khodam ) pelayan jin.

Tuduhan kesalahan saya ke 4 : YANG DI BACAKAN SALIM DI DEPAN UMUM MALAM MAKAR : SERING MENYUDUTKAN IKHWAN YANG MEMPUNYAI IDE TERLALU CEPAT MEMBANGUN MASJID
Berkata Taufiq : “ pertama kali yang di bangun Rasulullah adalah mesjid.......”. “mesjid sudah di bangun tidak kamu hidupkan sementara mesjid kami di Kuningan yang terbuat sederhana... kami hidupkan.”
“ Mana sertifikat mesjid ? serahkan kepada Bapak Tabsirun, Bapak Tabsirunlah yang akan bertanggung jawab dan meneruskan pembangunan...”
Berkata Abu Faris Tabsirun :” Ustadz sudah di beritahu, bahwa tidak ada jalan masuk mobil, karena Ustadz yang memberikan izin bangun mesjid, jadi Ustadz yang tanggung jawab...”
.Dalam lafadzh lain : “ Ustadz mungkin kecewa gaji tidak sesuai janji “
Saya jawab : BAB INILAH TRAGEDI LATAR BELAKANG SAYA TERLALU CEPAT MEMBANGUN MESJID BAGAN PETE.
 Masalah 1. Bantahan untuk Taufiq Hidayat Al Pelembangi Kuningan.
      Sungguh untuk sekian kali, Taufiq tidak punya malu dan harga diri, berkumur- kumur kesana kemari tentang urusan dapur orang. “Kalimat menyudutkan “ sungguh semua caci maki Salim kembali ke mukanya. Salim, Tafsirun, Ponco, Marwan, Abdul bari lah yang suka menyudutkan saya, memperhinakan  bahkan kejam pada saya sekeluarga, dalam masalah pembangunan. Bahkan sang penyambung lidah Salim yaitu Ummu Izhar ikut menyudutkan istri saya pada bulan ramadhan 1433 saat berkunjung ke rumah saya, kenapa tidak memilih  di perum militer Sei duren yang di tawarkan Salim padahal begini dan begitu ......? dari sini sudah tampak benang merah jalinan fitnah antara Salim dan Abu Izhar, karena sejak syawal 1433 Abu izhar tidak pernah lagi datang ta’lim ke tapah, padahal saya sudah berniat berdiolog langsung dengan Abu Izhar tentang ucapan istrinya yang terlampau jauh sebagai pembeo, penyambung lidah dan hati Salim ? Jangankan kamu wahai Taufiq! Salim , Abu Izhar, Abu Luqman, Marwan bahkan Abu Faris,Abu Pasha Ponco, apalagi yang lainnya, tidak tahu menahu latar belakang sebenarnya, di mulai pembangunan mesjid kecuali satu orang yaitu Bpk Humaidi Bahar yang sudah kembali ke Solo. Ucapan Taufiq ini, saya bantah seperti ucapan Ali bin Abi Tholib kepada pemberontak khowarij. Ketika khowarij menaikkan slogan “ tiada hukum selain hukum Allah “ .Ali bin Abi Tholib berkata : yaitu kalimat yang haq ( secara lahiriah ), yang sejatinya di inginkan adalah kebatilan. Sehingga yang terjadi bukanlah menampilkan fakta kebenaran tetapi pembenaran atas sebuah kesalahan. Beginilah khowarij mempromosikan kebatilan dalam bentuk kebenaran yang semu. Dan beginilah fakta sebenarnya salah satu rukun makar Salim dan Ari.
      Mesjid yang pertama kali di bangun Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yaitu di Quba, Dan mesjid ma’had kuningan tidak bisa di samakan dengan pembangunan mesjid Bagan Pete  baik sisi kepentingan maupun proses pembangunan.Saya sudah menulis sedikit tentang sejarah pembangunan mesjid Bagan pete, setelah daurah Dzulakmal di Kota Jambi Syawal 1432 atau september 2011 tetapi tidak mendetail.
 Mesjid Quba  sudah ada komunitas di sekitarnya yang siap sholat di mesjid, dan lingkungannya bukan hutan. Tanah adalah wakaf dari generasi shohabat yang tidak di ragukan lagi kebersihan hati mereka.Tidak ada kepentingan pribadi. Zaman itu tidak ada legalitas sertifikat tanah dan surat wakaf dari pemerintah. Demikian juga mesjid ma’had kuningan sudah ada yang siap menghidupkannya, dan status tanah milik siapa ? apakah milik orang tua Ust Abdul alim ?
 Sementara Mesjid bagan pete pada hakekat sebenarnya :
 1.   lokasi  ada kepentingan dan keuntungan pribadi.
 2.   Tanah bukan milik kita dan belum kita kuasai baik secara adat apalagi legalitas zaman sekarang yaitu ada surat sertifikat tanah dan surat wakaf dari bapak Fauzan ( orang awam ). Dan saya pribadilah akhirnya yang menanggung beban yang saya rahasiakan selama ini, tidak saya ceritakan pada seorangpun baik pada Abu Izhar, Tafsirun, Abu Luqman dan lain- lain.
3.    Tidak ada pernyataan secara lisan apalagi tulisan dari Bapak. Fauzan, apakah ada syarat di kemudian hari dengan tanah tersebut
4.    Saya di perlakukan bagai jongos oleh Bpk Tabsirun bahkan di suruh melakukan perkara harom dan memalukan sementara ia sendiri dan yang lainnya malu untuk melakukan
5.    Awalnya mu’amalah bank ribawi, yaitu uang sodaqoh di simpan di bank oleh Bpk Ponco tanpa sepengetahuan  saya dan saya bersabar hampir dua tahun untuk menasehatinya, tapi Bpk ponco pembangkang keras kepala, sehingga 2007, karena saya sudah bersabar menasehatinya dua tahun. Setelah ta’lim ahad di mesjid Nurdin, saya menggantinya dengan Abu luqman Slamet Sumeri, dan Abu pasha tidak senang saya ganti.Dan pertemuan resmi saat itu, di adakan rumah saya, waktu ngontrak di perum teluk permai. Adapun Abu pasha ponco memegang keuangan sejak masa Ust Banani JATENG. Allahu Musta’an. Adapun uang sodaqoh mesjid saya titipkan kepada Abu Izhar .Beginilah potret ada orang yang awal mau ta’lim salafi, tapi kemudian kemudian hari muncul rasa ingin tampil, ingin mengatur, dan ingin menguasai urusan dakwah. Asatidzah hanya di bawah kakinya tinggal menjadi jongos bahkan robot. Wajib patuh, tunduh setiap perkataannya.
 6.   Penanggung jawab tanah kaplingan Salman Abu Addin, tidak beradab dengan saya.

Bukti bahwa lokasi sekarang ada kepentingan pribadi sehingga selalu melawan saran saya :
  1. Beberapa bulan setelah berjalan bayar cicilan bulanan, tahun 2006 Abu Faris , mengatakan kepada saya, “ bahwa lokasi bagan pete itu ada kepentingan pribadi Salman. Karena blok kaplingan tersebut, sudah lama tidak laku karena tidak strategis berada di tengah hutan, dan Salman akan mendapat komisi besar dari pemilik tanah kaplingan Bpk Fauzan jika laku terjual, baru di buka lokasi tanah kaplingan lain.
   2. Di rumah Ummu Ajeng, Ummu Pasha Lisa berkata di depannya dan di depan istri saya, secara ma’na “ kami sudah lebih dahulu mempunyai tanah dekat lokasi mesjid, sebelum tanah untuk lokasi pondok/ mesjid di beli, maka kami di untungkan, mesjid harus cepat di bangun. Dan secara fakta suaminya Abu pasha Ponco selalu melawan saya, memojokkan dan menyudutkan saya untuk memilih lokasi tersebut kemudian segera membangun pondasi.
   3. Beberapa bulan setelah dauroh Ust Dzulakmal di kota jambi( syawal 1432 H ), Salim datang ke Jambi ngaku dari Bangka untuk menyadarkan seluruh ikhwan Jambi dari fitnah Syaikh Abdurrohman adani dan mempertahankan mesjid dari rebutan mereka. Salim bertamu ke rumah saya, dan berkata “ itulah dulu, Ustadz tidak mau dengar saran saya untuk memilih lokasi pondok di daerah perencanaan komplek militer Sei Duren, sekarang daerah itu sudah ramai “. Saya jawab “ semua ikhwan di Jambi tidak setuju dengan berbagai alasan...........dst.
Salim berkata; “ jika masalah air susah, air bisa di cari sambungan pakai selang, saluran-saluran air got kan banyak. Itu hanya akal-akalan bisnis Salman, dia gigih di Bagan Pete karena dia banyak dapat komisi dari pemilik tanah. Saya(Salim) sudah ngomong langsung hal ini kepada Salman;antum sekarang sudah enak-enak bangun rumah di kota. Antum jual saja rumah itu, tunjukkan&beri contoh pada ikhwan lain untuk bangun rumah di Bagan pete karena antum sudah dapat komisi besar, sudah enak dan anakpun belajar dengan Ust Abu Salma “.Selesai-

Masalah ke 2. Kronologis penentuan lokasi mesjid.
      Ketika saya resmi pindah ke Jambi Des 2005 / dzulqo’dah 1426 H, saya menganjurkan untuk mencari lokasi untuk membangun mesjid sebagai cikal bakal untuk pondok ke depan Insya Allah ta’ala. Karena tidak ada kemampuan dana, maka mencari di pinggiran kota yang masih murah tanahnya. Ada dua ide lokasi yang masing-masing pengusung ide sangat gigih mempertahankan, yaitu Abu Faris Tafsirun dan Abu Pasha Ponco dkk di Bagan pete sekarang ini, dan ide Salim Boyolali sendirian di lokasi perencanaan Pemda Jambi untuk Perum militer di Sei Duren Kab. Ma Jambi ingin meniru Komplek Veteran Sleman Jogya sekarang.
 Namun program Pemda ini, tidak jadi saat itu karena lokasi tidak mendukung dan lapangan udara Jambi tidak jadi di pindahkan ke daerah tersebut. Di lokasi ini tidak jadi di tempati oleh pensiunan Militer sehingga ada beberapa rumah yang sudah di bangun tapi belum selesai terbengkalai, banyak kerusakan atau di curi orang seperti kaca jendela dll, hanya beberapa rumah yang di tempati oleh orang sipil. Semua jama’ah ketika itu menolak usulan pribadi Salim karena telah menyaksikan langsung ke lokasi, banyak kekurangan. Paling vital adalah sulit air sebagaimana pengakuan orang yang tinggal di sana, jika tidak ada air, mereka mengungsi ke rumah keluarganya.Serta sulitnya jalan masuk jika hujan,karena masih tanah liat.Masih jauh sekali dengan masyarakat asli karena di sekitarnya kebun karet yang tidak terurus bagaikan hutan alam. Jauh dari kota Jambi, sehingga menyulitkan jama’ah yang ada ketika itu untuk datang ta’lim. Tidak ada di antara jama’ah pun yang siap pindah di lokasi tersebut. Jika saya safar, istri tinggal sendirian tanpa tetangga. Moyoritas jama’ah di kota Jambi dan usulan dari daerahpun, mereka ingin ada  tanah-tanah kaplingan yang di jual di sekitar rencana tanah mesjid tersebut.
       Salman Abu Addin ( penanggung jawab penjualan tanah kaplingan Bpk Fauzan ) menawarkan dua lokasi tanah kaplingan yaitu di Bagan pete sekarang dan lokasi kedua, dekat jalan pintas menuju UNJA ( Unversitas Jambi ), sekarang lebih dekat ke perum Citra raya. Setelah bersama-sama meninjau lokasi, moyoritas jama’ah di pimpin Abu Faris Tabsirun dan Abu Pasha Ponco langsung berbicara kepada saya untuk memilih lokasi sekarang. Sementara saya sendiri memilih lokasi kaplingan kedua, dekat jalan pintas menuju UNJA ( sekarang lebih dekat ke perum mewah Citra raya ) karena sudah ada kelihatan rumah penduduk, tidak  terisolir di tengah hutan seperti di Bagan Pete. Sehingga jika di bangun masjid , ada masyarakat yang di ajak ke mesjid dan saya pun mempunyai tetangga. Dan saya dengan istri siap pindah, walaupun seandainya di antara jama’ah ada yang belum pindah. Tetapi mereka berdua tidak setuju dengan alasan jika pasang listrik akan membutuhkan banyak tiang listrik.Ternyata sekarang keramaian penduduk lebih cepat pada lokasi ini. Sementara lokasi sekarang, di tengah hutan, sehingga waktu itu untuk masuk ke lokasi saja, menebas ke kiri dan ke kanan belum ada jalan masuk, banyak babi dan monyet.
Sementara Abu faris apalagi Abu Pasha gigih di lokasi sekarang dengan alasan penduduk akan terus bertambah, walaupun jarak antara lokasi mesjid 1 – 1,5 Km dari perum pinang merah ada hutan atau kebun karet. Listrik bisa di sambung dari perum pinang merah. Saya bertanya kepada Abu faris dan Abu Pasha ? siapa yang menghidupkan mesjid, sementara yang ta’lim sekarang, rumahnya berjauhan ? siapa yang akan mau pindah ? siap kah kalian mencabut anak-anak kalian dari sekolah umum ?mereka menjawab, “Ustadz yang akan tinggal di sana dengan santri “. Saya bertanya, “ mana santrinya ? siapa tetangga saya ? jika saya keluar, siapa yang melihat santri ? mereka diam.kemudian mereka menjawab lagi bahwa mereka menjamin jika mesjid sudah di bangun,orang akan terpancing untuk berlomba membangun rumah di kaplingan tersebut. Saya bertanya, “ apakah bapak siap bangun rumah di lokasi pondok ? mereka diam tidak menjawab. Tetapi mereka mengatakan ikhwan akan ada yang mau bangun rumah.Karena mereka terus ngotot termasuk Salman,akhirnya saya mengalah, karena di sudutkan dan desak terus lalu menyetujui lokasi sekarang, karena ide saya hanya sendiri tidak ada yang mendukung.
      Bapak Fauzan pemilik tanah kaplingan mewakafkan setiap satu blok kaplingannya, ada  ( tanah sekitar 400m ) untuk tanah mesjid berbentuk segitiga. Di atas wakaf Bpk Fauzan mesjid sekarang ini. Padahal logika mereka “ kota akan terus berkembang, penduduk akanterus bertambah .........dst “ bisa juga di terapkan pada lokasi kedua, apalagi lokasi kedua sudah kelihatan rumah penduduk. Dan tidak seperti hutan di lokasi sekarang. Dan saya siap pindah insya Allah jika mesjid sudah  terbangun. Inilah Abu Faris, Abu Pasha dkk tidak mau menerima nasehat saya, saya kritik lokasi sekarang, balik menyerang terus. Padahal ada satu faedah yang di sebutkan Syaikh As- sa’di tentang surat ‘abasa ayat 1- 10 yaitu : ini juga menunjukkan kaedah yang populer yaitu jangan tinggalkan perkara yang sudah jelas/ nyata hanya untuk suatu perkara yang masih dugaan, dan jangan tinggalkan mashlahat yang sudah nyata/ jelas untuk mashlahat yang masih dugaan.
     Oleh karena itu Abu faris, Abu Pasha hanya membuat dugaan bahwa perkembangan kota dan penduduk akan lebih cepat ke lokasi sekarang walaupun di tengah hutan, sementara meninggalkan kenyataan bahwa lokasi kedua yang saya inginkan bukan tengah hutan dan juga bisa bertambah penduduk. Dalam suatu rapat rencana membuat tahfidh ( sebelum kedatangan Salim ) di rumah Abu Luqman di mayang, Abu Fikron Sholahuddin sempat mengungkapkan bahwa ia telah bertanya ke temannya bag tata kota Jambi, menyebutkan bahwa lokasi mesjid Bagan pete agak lama berkembang. Demikian juga ketua RT setempat, sempat berbicara kepada saya, bahwa lokasi di mesjid sekarang tidak strategis, lambat perkembangan penduduk karena umumnya kaplingan-kaplingan pribadi-pribadi di jadikan aset, dan tidak ada lagi tanah hektaran sehingga properti tidak ada yang membangun perumahan.
      Wahai Ummu Izhar dan Abu Izhar, bagaimanakah jika posisi kalian seperti saya ? di tarik kekiri dan kekanan sementar hati nurani kalian memilih jalan lain?
      Tahapan selanjutnya, saya mengusulkan kepada jama’ah yang belajar waktu itu, baik di kota maupun di daerah, untuk membeli beberapa kaplingan tanah untuk asrama santri putra, dan tempat belajar wanita atau tempat sholat hari raya. Sementara jama’ah beli tanah kaplingan bagi yang mampu. Ternyata semuanya mengusulkan cukup satu kaplingan, dengan alasan nanti tidak sanggup bayar, padahal cicilan 150.000/ bulan tanpa bunga. Saya kembali mengalah beli hanya satu kapling saja selama 6 tahun.
Saya mempunyai ide dalam pembangunan masjid, apabila sudah selesai sertifikat tanah atas nama Bapak Fauzan kemudian di urus surat wakaf dari keluarga Bpk Fauzan, jangan sampai menjadi masalah di kemudian hari, menjadi sengketa di kemudian hari, karena hati manusia bolak balik dan kita tidak hidup di zaman sahabat. Karena kita belum  miliki tanah Bp Fauzan dan kita belum kuasai tanahnya , baik secara adat maupun legalitas setifikat tanah dan surat wakafnya. Dan ini menyelisihi syar’i.
     Saya juga mempunyai ide, sebelum pemilikan dan penguasaan tanah selesai dengan sertifikat tanah dan surat wakaf, agar lebih dulu untuk merintis pendidikan anak- anak ( tahfidh ) semua anak- anak ikhwan belajar. Kemudian baru bangun mesjid ukuran 10 x 10 m, jika belum punya asrama,santri bisa tidur di dalam mesjid di pisahkan dengan triplek dengan ruangan sholat. Dan bangun rumah sederhana untuk Ustadznya. Dan seperti ini lah di Pekan Baru, Ma. Bungo jambi, Padang kota, Banda Aceh atau tempat lainnya.
 Sehingga ketika mesjid sudah selesai, anak-anak yang tadi sudah belajar di tahfidh di pindahkan ke mesjid.
 Namun sayang seribu sayang, semua ide, rencana saya di serang, di lawan, di bangkang terus oleh Abu Faris Tafsirun dan Abu Fasha Ponco sebagai orang yang di tuakan. Allahu Musta’an .Bahkan ketua Rt di lingkungan mesjid bagan pete dan selain beliau dari masyarakat sekitar, ketika berbincang dengan saya menyesalkan, mendirikan mesjid di tengah hutan. Bagaimana masyarakat ikut serta mendirikan sholat? Sementara mesjid di tengah keramaian penduduk saja, sepi dari sholat berjama’ah.

Masalah ke 3. Ucapan Abu Faris Tabsirun : Ustadz sudah di beritahu, bahwa tidak ada jalan masuk mobil, karena ustadz yang memberikan izin bangun mesjid, ustadzlah yang tanggung jawab...
Saya jawab : Ini kedustaan Abu Faris dan triknya berkelit dari tanggung jawab. Ia tidak merasa telah melakukan kejahatan dan prilaku buruk kepada saya selama ini. Dan tidak merasa bahwa Allah ta’ala Maha Pembalas perbuatan manusia,  Maha pengasih lagi maha Bijaksana. Merasa sudah ma’sum. Bahkan senyum bangga, hati berbunga bunga di depan umum, Taufiq memberikan mandat kepadanya “ serahkan sertifikat ke Abu Faris, Abu Faris yang bertanggung jawab dan meneruskan pembangunan. Otomatis Abu Faris sudah mendapat gelar adat dari Taufiq.
      Pada akhir tahun 2006, Abu Pasya, dan Abu faris  gigih menyarankan kepada saya untuk segera mulai bangun pondasi mesjid ukuran 8m x 8 m. Saya tidak setuju usulan mereka,saya berijtihad jangan tergesa-gesa dalam pembangunan mesjid, sebaiknya selesai sertifikat dan surat wakaf sebagai bukti telah memiliki dan menguasai tanah, dan sudah ada dana cukup minimal pondasi dan untuk tegak payung. Adapun luas mesjid minimal 10m x 10 m agar cukup menampung seluruh ikhwan Jambi, jika di adakan dauroh. Dalam keadaan darurat sebelum pondok mempunyai asrama, sebagian ruangan mesjid bisa di pakai untuk ruagan tidur santri. Namun beliau selalu membangkang.
 Sampai-sampai Abu Pasya mengatakan kepada saya, masalah air untuk membangun pondasi mesjid ambil dari sungai pakai selang saja. Saya heran, berapa kilo jaraknya, apakah bisa ? ada tanah  yang mendaki dan banyak pepohonan,saya menganggap seperti membuang uang saja dan sia- sia dengan membeli selang air dan tentu juga mesin. Saya tidak setuju. Abu pasha terus mendesak dan menyudutkan saya agar segera membuat sumur sederhana tanpa cincin . Sampai Pashapun ikut menjadi penyambung lidah bapaknya untuk segera membuat sumur. Saya tidak setuju, dengan alasan jangan tergesa-gesa dan jangan setengah-setengah, khawatir seiring perjalanan waktu akan roboh. Lebih baik sabar menunggu ada dana baru membuat sumur permanen pakai cincin. Akhirnya setelah dana cukup, saya mengalah menyetujui membuat sumur permanen dengan cincin. Adapun lokasi sumur, wc dan mesjid sekarang, sayalah yang menentukannya setelah melihat peta tanah berbentuk segi tiga. Begitulah seterusnya Abu faris dan Abu Pasha mendesak, menyudutkan saya untuk cepat-cepat bangun pondasi, dengan alasan jika sudah terbangun pondasi, ikhwan pada semangat bersodaqoh, sehingga mesjid bisa terbangun, demikian juga rumah wakaf guru dan asrama santri. Padahal uang tidak cukup untuk pondasi. Demikianlah mulai menentukan lokasi tanah, sampai membuat sumur, saya selalu mengalah dengan gaya Abu Pasha dan Abu Faris yang serba tergesa-gesa dan menyudutkan saya terus, karena mereka berdua orang yang di tuakan.

 Kasus 1. Dauroh Muhammad Ridwan Bukit tinggi- SUMBAR di WKS Tebing Tinggi Jambi.
     Akhir Desember 2006, ikhwan WKS Tebing tinggi, berencana mengadakan dauroh, mengundang Muhammad Ridwan dari Bukit tinggi- SUMBAR. Saya tidak setuju dengannya karena ada alasan. Mereka tetap bersikukuh tidak mau merubah dengan Ustadz lain. Saya mengalah. Lalu saya menyarankan di sela-sela waktu istirahat dauroh, kita kumpul musyawaroh tentang mesjid yang akan di bangun, kapan.. dst.Semua jamaah yang datang ta’lim menyetujui. Awalnya menurut Abu ukasyah Sukatno Solo  (sekarang sudah kembali ke Solo ), sebagai penanggung jawab ta’lim di WKS Tebing tinggi ketika itu.Saya di beritahu akan ikut mengisi juga, karena dauroh selama dua hari. Beberapa hari itu setelah ia menelpon saya, bahwa dauroh cukup yang ngisi selama dua hari hanya Muhammad Ridwan saja, sayapun mengalah.
      Berarti saya ke WKS waktu dauroh tersebut, hanya untuk menghadiri musyawaroh tentang rencana pembangunan mesjid Bagan Pete.Lalu saya pertanyakan kapan hari dan jam jadwal musyawaroh tentang mesjid ? selesai musyawaroh kemudian saya kembali ke Jambi. Beliau setuju. Kemudian saya di telpon Abu Abdillah Yoyok, atas nama Abu ukasyah, mengatakan bahwa “ musyawaroh tentang pendirian mesjid di pimpin Ust Muhammad Surur, ustadz sebaik jangan datang. Sayapun menegur via telpon baik- baik, ini sangat aneh dan sudah tampak tidak beradab sekali. Karena Muhammad Surur baru 2 atau 3 bulan di WKS Tebing Tinggi, sayalah yang merekomnya mengajar di WKS, sayalah yang mencarikannya istri, padahal ikhwan WKS, awalnya ingin ustadz senior dari Jawa walaupun bukan alumni luar negeri. Sementara saya ingin putra daerah Jambi, di pakai untuk mengajar. Adapun urusan mendirikan mesjid dan tanah kaplingan, ide saya sejak Ramadhan 1426 H/ agustus 2005, awal berkunjung ke Jambi dan  di mulai penentuan lokasi setelah saya resmi pindah ke   Jambi Dzul qo’dah 1426 H, bahkan pembayaran tanah kaplingan pondok atas nama saya. Jadi Muhammad Surur sendiri tidak tahu menahu tentang ini. Kemudian pada hari Jum’at, dua hari sebelum jadwal dauroh Muhammad Ridwan di mulai,kebetulan jadwal saya isi ta’lim tetap di WKS,  sayapun mengajak berbincang berdua dengan Abu Ukayah di rumah mess tamu mesjid WKS. Saya mengkritiknya tentang “ rapat rencana pembangunan mesjid Bagan pete di pimpin Muhammad Surur dan saya tidak boleh datang rapat “. Pembicaraan cukup panjang. Di nasehati melawan, membangkang, di kritik balik menyerang, pamer kecongkakan. Tetapi Abu Ukasyah tidak ada tata krama,etika, sopan santun dan perasaan tetap dengan pendiriannya.Bahkan dengan percaya diri ia yakin Muhammad Ridwan tidak akan datang terlambat mengisi dauroh. Tanpa menyebut Insya Allah.Saya mengalah atas kesombongannya tidak menyebut insya Allah, dan akhirnya saya tidak datang rapat ke WKS di waktu dauroh tersebut. Ternyata Muhammad ridwan terlambat satu hari, malam hari baru sampai di kota Jambi dan di jemput oleh Hud Huda. INILAH MAKAR DAN PENGGULINGAN, KUDETA PERTAMA TERHADAP SAYA ATAS RENCANA PEMBANGUNAN MESJID.
     Setelah beberapa waktu saya terbuka menegur ikhwan WKS setelah ta’lim atas masalah ini, semuanya mengaku tidak tahu menahu. Sayapun menasehati Muhammad Surur berdua tertutup, ia pun hanya diam tersenyum. Dan tidak ada satu orangpun yang cerita pada saya, apa hasil rapat tersebut termasuk Muhammad Surur sendiri..semua isi/hasil rapat serba rahasia dan tertutup. Setelah beberapa tahun, baru ada yang menyebutkan bahwa dalam rapat rencana pembangunan mesjid Bagan pete ketika dauroh Muhammad Ridwan tersebut, di sebutkan Ust Muhammad Surur yang akan menempati mesjid Bagan Pete. Allahu Musta’an La haula wala quwwata illa billah.

      Di antara pelajaran bisa di ambil :
1.    bahwa ada orang- orang yang menyandarkan diri ke salaf ( bukan semua ), sudah tidak beradab dan  ke ustadznya ketika masa tenang ( tidak ada fitnah dakwah ), maka bagaimana jika ada fitnah ? maka bisa lebih tidak beradab dan kurang ajar sekali.
 2.   Dakwah salafiyah subur dengan ilmu namun ada orang yang belajar salafi ( Tidak semua ) justru gersang dengan pengamalan, kering dengan adab dan akhlaq, walaupun sudah di nasehati dan di kritik, ada orang-orang ( tidak semua ) ber penyakit hati dan akhlaq rendahan serta penyakit dosa lisan sehingga melupakan pelajaran aqidah seperti tidak mengucapkan Insya Allah ketika memastikan untuk berbuat, padahal sudah di nasehati tetap melawan. Allahul Musta’an
 3.   Ada orang yang sudah ta’lim salafi ( tidak semua ), yang muncul pada prilakunya bukan tawadhu’ tapi justru sombong ( RCTI / Rombongan Congkak Tensi Tinggi ) terhadap masyarakat bahkan terhadap kepada ustadz sendiri.
4.    Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), justru tidak menghargai, memuliakan saudarannya sesama ta’lim, apalagi sesama muslim ( orang awam ). Karena apa ? mengalah dalam pembicaraan  (tentang rencana pembangunan mesjid Bagan pete ), saya bukan seorang ustadz, hanya ikut ta’lim rutin, bukankah saya yang mempunyai ide, pendiri dan andil pokok ? kenapa di larang datang memimpin rapat atau hanya sekedar hadir rapat rencana pembangunan mesjid Bagan Pete ?.
 5.   Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), setelah terbukti dan nyata keliru, kesalahan bahkan kedholimannya, tetap tidak mau minta ma’af kepada korban apalagi menyadari untuk memperbaiki prilaku buruknya. Ini korbannya adalah Ustadznya sendiri, bagaimana jika sesama yang datang ta’lim, atau kaum muslimin ?
6.    Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), mempunyai kepentingan, dan keuntungan pribadi dalam urusan dakwah, suka dan ingin tampil, obsesi pemimpin dakwah, namun ia menutupinya dengan bahasa agama atau atas nama ikhwan, tidak bedanya dengan caleg partai dan  pemilu kepala daerah,semuanya mengatas namakan kepentingan rakya

 Kasus 2. Saya di perhinakan untuk minta- minta uang.
     Suatu ketika Ahmad Farid  ( waktu itu bujangan ), datang kepada saya membawa satu kotak amplop. Lalu berkata, “ ini dari Abu faris atas rapat, agar ustadz setiap selesai ta’lim di manapun, agar mengedarkan amplop ini, untuk minta sumbangan mesjid. Saya menasehati tentang tidak boleh tasawwul ( minta- minta ). Dan ini juga ada unsur menghinakan saya. Namun Ahmad Farid di kritik balik menyerang terus, sehingga saya mengatakan kepadanya “ kamu sanggup ngak melakukan ini di kota jambi, dan juga di WKS tebing tinggi selesai ta’lim ?”. ( waktu saya merekomnya mengajar bahasa arab, sebelum kedatangan Muhammad surur di Jambi ). Ia menjawab “ saya tidak berani ustadz, malu ..... Beginilah prilaku Abu Faris dkk sejak tahun pertama, mereka saja malu untuk berbuat ( mengedarkan amplop minta sumbangan setelah ta’lim, sementara mereka tidak malu memperlakukan saya seperti itu dan menyuruh saya seperti itu. Padahal Nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda : tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaima ia mencintai dirinya sendiri.
 Oleh karena itulah sejak tahun pertama, saya berulang kali menyarankan Abu Faris, agar jika ada urusan langsung berbicara kepada saya, jangan kirim juru bicara.

Pelajaran yang di ambil
1.    Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), tidak berusaha menghayati dan mengamalkan hadist- hadist yang di dapat. Seperti hadist : tidak sempurna iman seseorang mu’min sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
        Contoh :
        sukakah jika ada tamu mendatangi Abu izhar, lalu teriak membentak- bentak tunjuk- tunjuk muka, sementara Abu Izhar kurang paham dengan amukan tamunya ? dengan alasan memberikan nasehat atas kesalahan ? Dan Abu Izhar pun tersinggung emosi dengan adab tamunya ? inilah ada orang- orang di kenal perasaan halus tapi untuk kepentingan diri sendiri tapi tidak bertenggang rasa dan mati perasaaannya terhadap saudaranya.
 2.   Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), ustadz hanya di jadikan jongos bahkan robot, jika menolak akan di tikam dari belakang dengan slogan “ ustadz ini ingin semua orang ikut kemauannya “. Padahal itu karakter pribadinya dan ada kepentingan dan keuntungan pribadi.

Kasus ke 3 : saya berbicara lebih satu kali kepada Salman sebagai penanggung jawab tanah kaplingan, tentang mempercepat bangun mesjid sementara belum ada sertifikat tanah dan surat wakaf. Ia menjamin, namun saya minta bertemu langsung dengan Bpk fauzan untuk berbicara hitam putih ada tidak persyaratan di kemudian hari.
Kejadian ke 4. Suatu hari saya di ajak Abu Faris berkunjung ke Bahar menemui Bpk Amir, dalam pertemuan itu ada bpk humeidi juga, Abu faris melobi Bpk Amir agar meminjamkan uang untuk pembangunan mesjid. Bpk Amir menjawab, “ baik, saya pinjamkan uang sampai selesai semua pembangunan mesjid, tapi perjanjian kapan selesai pembayaran hutang ?, berapa cicilan perbulan ? dan siapa yang bertanggung jawab, jika terlambat ? Abu faris dengan tertawa- tawa, berkata “Ustadz yang membayar dan tanggung jawab. “ . Sehingga saya mengkritik dan menasehati ucapan Abu Faris, tapi ia malah terus menyerang, menyudutkan, memojokkan  dan melawan saya dengan tertawa-tawa. Sungguh saya banyak tersinggung dengan buruknya adab Abu Faris sejak awal di Jambi. Pulang dari rumah Bpk Amir, sepanjang perjalanan kembali Abu faris menyudutkan, memojokkan, memaksa saya menerima pinjaman. Sungguh Abu faris sudah mati perasaan menjadikan saya sebagai pengemis minta-minta uang dan pinjam uang dalam skala besar serta menanggung beban pikiran membayar hutang, sementara dia saja tidak mau. Ini kejadiannya tahun 2007.

Pelajaran yang di ambil :
 1.   Ada orang yang ta’lim salafi ( tidak semua ), berpola pikir minta-minta dalam urusan dakwah, serba tergesa-tergesa. Bahkan memperalat ustadznya untuk minta-minta. Jika di nasehati atau di kritik balik menyerang.

 Kejadian ke 5. Tragedi kesadisan lisan perempuan kerinci –Jambi.
       Pada bulan desember 2007, pada hari selasa sore saya safar mengisi dauroh bersama dengan ust Muhammad Mundzir Bandung, saya hari pertama dan beliau pada hari kedua. Dauroh di Metro Lampung di ma’had Ust Abdul Aziz, selesai dauroh saya kembali pulang safar dan singgah pada jum’at subuh hari  di Sei lilin SUMSEl untuk mengisi ta’lim rutin pada hari jumat siangnya. Kemudian kembali ke Jambi, sementara istri saya sedang hamil anak kedua sekitar 5 bulan.Sementara anak pertama baru 8 bulan sudah hamil lagi.
Saya heran istri saya berduka sekali dan tampak kesedihan mendalam. Saya bertanya, apa yang telah terjadi selama saya safar ?. Mulailah ia cerita, bahwa ketika saya safar datanglah perempuan kerinci bertamu lalu memaksa nginap malam di rumah. Tidur di atas kasur saya, membongkar seluruh buku- buku saya baik bahasa arab dan bahasa indonesia, kemudian mencari- cari kesalahan.. ini dan itu. Ia intrograsi mencari-cari kesalahan saya selama ini di dalam rumah, perempuan kerinci ini terus dengan ocehannya membongkar aib mantan suaminya, memancing agar istri saya ikut serta menyebutkan kesalahan saya di dalam rumah. bicara ini dan itu ....tuduh sana.... tuduh sini....nada tinggi ngejek, tunjuk- tunjuk tangan sampai memaksa segera bangun mesjid dan membangun rumah agar saya sekeluarga pindah ke bagan pete...............dst. Padahal istri saya sedang hamil ke 2, sibuk dengan sang tamu tidak di undang. Dan yang bertanggung jawab secara langsung dengan kesadisan, kekejaman lisan dan adab bertamu perempuan kerinci ini adalah marwan Abu ubaid dan teman dekatnya AB karena amunisi dari lisan mereka berdua. Dan tidak secara tidak langsung ( moral ) adalah Abu Faris dan Abu Pasha karena kedua selalu menyudutkan dan memojokkan saya dan memprovokasi ikhwan yang lain agar segera bangun mesjid. Setelah kejadian itu istri saya selalu menangis kepada saya agar mengalah segera membangun mesjid.
     Kemudian saya cari berita perempuan tersebut, ternyata dia sudah kembali ke ma’had Ust Bukhori SUMSEL. Kemudian saya telpon beliau, mohon melalui via Hp Ust Bukhori saya ingin berbicara dengan fulanah kerinci. Beliau menentukan waktunya, kemudian saya telpon dan membantah semua tuduhan, fitnahnya. Dan saya minta bapaknya ke rumah saya atau saya ke rumah bapaknya. Akhirnya bapaknya datang menemui saya, dan saya membantah fitnah- fitnahnya dan itu semua karena imajinasi dan lisan kotor Marwan dan Abdul Bari dan secara tidak langsung adalah Abu Faris dan Abu Pasha karena sering menyudutkan, memojokkan dan memaksa saya segera bangun mesjid.
     Beginilah sering kejadian, jika saya safar maka ada saja wanita-wanita  yang menyandarkan diri ke salafi mendatangi rumah saya, di antara mereka ada yang beradab dan ada yang hanya buang kotoran lisan. Dan Salim Boyolali adalah pembela dan pelindung lisan sadis kejam perempuan kerinci, wajar saja sekarang dia memakai preman pasar Taufiq Hidayat karena gaya tubuh, lisan,bentak-bentak, teriak-teriak, tunjuk-tunjuk tangan, gaya tuduhannya, dan gaya sok menasehatinya sama dengan perempuan kerinci tsb.Dan beginilah batin, watak buruk, lisan kotor Salim sejak dulu namun saya masih memberikannya uzur. Sungguh saya sejak dahulu, sudah melihat Salim bagaikan buah manis berulat, namun saya masih bersabar. Dan sekarang kulit buah sudah hitam membusuk dan ulat- ulatpun sudah keluar berlompatan. Maka tidak ada yang menyimpan apalagi  memakan buah seperti ini kecuali ia sakit jiwa, hati busuk berulat dan berbulu.
     Setelah kejadian itu, saya juga memanggil Marwan dan teman dekatnya AB, untuk mempertanggung jawabkan lisan. Dengan enteng Marwan menjawab “ tidak ada maksud “ persis seperti fitnah Yuda.
     Dan terbuktilah nasehat saya kepada istri, hati- hati jika ada perempuan kerinci berkunjung ke rumah. Karena ketika perempuan Kerinci ini baru datang di Jambi dan berkunjung pada bulan- bulan terakhir, di perum teluk permai, perempuan ini sudah membongkar seluruh aib , bapak, ibu dan adik perempuannya, dan busuk prasangka kepada orang tuanya. Bagi saya ini perempuan durhaka kepada orang tuanya. Ini perempuan ( hasad ), lisan bercabang.
Pelajaran dari tragedi ini :
1.       bahwa ada yang menyandarkan diri ke salaf bahkan dari alumni pesantren ( perempuan kerinci alumni ma’had dari murid syaikh Muqbil di jawa ), orang menilainya ustadzah, tapi justru kering dan gersang adab dan akhlaq. Kerja hanya mempromosikan aib- aib orang- orang terdekat bahkan dosa- dosa masa lalu yang sudah ter tutupi, mulai suami,bapak, ibu, saudara-saudari kandung. Jika sudah memakan habis daging dan meminum darah kehormatan mereka, merebus tulang belulang mereka dengan kata-kata nista, ternyata belum kenyang dan belum hilang dahaga juga, bergerak menjadi BUSER, reporter Infotaiment, menggonggong manusia harus seperti dia, agar membongkar aib dan mencari- cari kesalahan orang yang di cintai.
 2.   Marwan dan AB berlisan panjang, duri berbisa. Didepan bercakap-cakap bagaikan santan bermanis madu, di belakang pahit empedu menikam. Para ikhwan tampak sudah bosan memojokkan dan menyudutkan saya, agar segera secepatnya membangun masjid,akhirnya mencari kaki tangan baru untuk perpanjangan lidah mereka, sehingga berhasil membangkitkan kaum wanita semisal lisan mereka berdua untuk memojokkan, menyudutkan saya melalui istri saya yang sedang hamil anak ke 2.
 3.   Ruh dan batin itu bagaikan barisan tentara, mana ada yang kemiripan akan merapat dan mana yang ada perbedaan akan memisah. Bahkan ada yang menjadi pelindung, pemoles, pembela kejahatan dan pelaku kejahatan menjadi kebaikan, pahala, dan para du’at adalah sorotan ummat Inilah potret Salim.

 Kejadian ke 6. Musyawaroh dengan Bpk Humaidi Bahar.
      Setelah itu saya mengisi ta’lim tetap di trans Bahar, setelah ta’lim saya musyaworoh dengan Abu Hafsoh Humaidi Solo tentang pembangunan mesjid apalagi dua kejadian sensitif yang telah melukai perasaan saya ( no 3 lisan sadis Abu Faris  dan no 4 lisan sadis perempuan kerinci ). Beliau mendukung pembangunan mesjid menunggu selesai sertifakat tanah dan surat wakaf sehingga jelas kepemilikan tanah, bahkan menurut beliau harus ada dana untuk pembangunan minimal lima rumah sekali gus , karena masih di tengah hutan, lebih berat di bandingkan Ust bukhori. Jika saya keluar, istri saya ada kawan dan masih ada ikhwan yang memperhati kan anak- anak santri.
Beliau berkata menasehati saya, “ Ustadz mengalah saja, daripada di katai- katai terus oleh Bpk Tabsirun, dan terus di fitnah ikhwan, sebaiknya bangunlah mesjid secepatnya, jika kelak suatu hari tidak terbukti sebagaimana ucapan Bpk Tabsirun, maka Bpk Tabsirunlah yang mempertanggung jawabkan mesjid Bagan Pete “. Saya bertanya, “ bagaimana caranya pak, agar Bpk Tabsirun sadar akan kesalahan- kesalahannya pada suatu hari nanti “?. Bpk Humaidi hanya diam saja, kemudian kembali meyakinkan saya untuk mengalah, bangun mesjid secepatnya.
Saya sadar akan resiko tergesa-gesa bangun mesjid di atas tanah yang belum di miliki, saya juga akan menjadi beban pikiran dalam dana pembangunan kemudian menghidupkannya lagi sementara di tengah hutan,kondisinya lebih berat di banding ma’had Ust Bukhori. Karena ma’had beliau di tepi  jalan raya lintas Palembang- prabumulih. Padahal pada saat itu, tidak satupun ikhwan Jambi kota, mengatakan pada saya, siap bangun rumah di tanah kaplingan sekitar mesjid,bahkan tidak ada satu orang ikhwanpun yang yang mau mencabut anaknya dari sekolah umum, bahkan Abu faris tabsirun selalu diam, jika saya bertanya, “ bapak siap ngak anak bapak di cabut dari sekolah umum? Abu Faris hanya diam saja.
     Bahkan sebelum itu, sudah beredar ucapan-ucapan, Ustadz tidak mau tinggal di Bagan Pete karena tidak mau hidup susah.Pada dasarnya orang yang berbicara seperti itu adalah :
 1.   Hobi main SMS ( Senang Melihat Orang Susah dan Susah Melihat orang Senang ),
 2.   Iman belum sempurna. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: Artinya tidaklah sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sementara orang yang berbicara tidak mau tinggal di Bagan pete bahkan tidak mau mencabut anaknya di sekolah umum, Allahul Musta’an.
 3.   Modus terselubung untuk menyusahkan saya bahkan istri dan anak- anak saya dan menghalangi saya berdakwah ke luar kota, jika saya safar maka siapa yang menemani istri di tengah hutan?
Sementara tidak satupun ikhwan Jambi yang mau pindah ke bagan pete, dan itu terbukti sekarang yang menjadi tetangga Salim adalah ipar , mertua barunya dan orang yang baru ta’lim dengan saya bukan ketika tahun pertama dan kedua di Jambi. Itupun mertua Salim, akhirnya pindah dari Bagan Pete, demikian juga iparnya bahkan pindah ke Depok Jakarta  .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar