BAB : POTRET SALIM SERING MENGUNGKIT, BONGKAR AIB SESEORANG, APABILA PERLU DENGAN ORANG TERSEBUT DI DEKATI.
Dengan muntahan kata- kata
Taufiq tersebut, di muka saya dan Salim tersebut menunjukkan watak dan tabi’at
Salim sebenarnya, tukang ghibah, mengungkit dan bongkar aib seseorang, pendusta
adu domba, apabila perlu dengan orang tersebut di dekati. Bahkan itulah yang
saya persaksikan sejak tahun pertama saya di Jambi, baik terhadap Hud Huda,
Tafsirun, Ponco, Abdul bari, abu robi’, Slamet sumeri, Siti Al fiah, si fulan,
fulan ( ikhwan tebing ) dll, apalagi terhadap Hud Huda baru ta’lim dua kali
atau tiga kali sudah di preteli seluk beluk pekerjaanya, namun orang- orang
tersebut Salim dekati, selama ini saya menyimpan, kuatir ribut namimah, saya
katakan pada nya, kamu yang menyaksikan, kamu saja yang menasehati, adapun saya
menyampaikan ta’lim, itu sudah hujjah bagi mereka, bahkan sampai sa’at- sa’at
diolog, menasehatinya tentang rencana dauroh ( baca kronologis), Salim mutar-
mutar pembicaraan, dengan menyebut kan faedah-faedah dauroh agar Nana Abu Arul
kembali ta’lim karena keadaannya sekarang begini.... begitu.... padahal saya lah yang dulu mengajaknya
ta’lim, Marwan sekarang begini.. begitu ( Salim ghibah, mengungkit dan
membongkar aib kedua orang tersebut),....dst. Saya katakan justru kedua orang
itu di dekati Salim. Subhanallah dauroh mengundang 2 orang menganggarkan dana 6
juta, agar faedah Nana Abu arul dan Marwan ta’lim lagi, apa kepentingan,
keuntungan dan keperluan Salim dengan dua orang ini? Kenapa tidak menyebut nama
yang lain?
1.
Salim selalu membongkar, mempreteli,membicarakan
kehormatan mantan ibu mertua, jika
ucapannya dusta maka menjadi fitnah semata, dan memang fitnah semata,
justru cerminan watak dan tabiatnya sendiri, justru Salim mendekat bahkan
sering mengantarkan anaknya ke rumah mantan mertua, karena lagi perlu. Salim
pergi kesana ke mari, ternyata sekarang ketahuan memfitnah saya. Awalnya
mengatakan takut ke Jambi... .,nanti anak di ambil mantan mertua....., karena
mantan ibu mertua begini....begitu...
2.
Fakta
Salim mendekat kepada saya selama ini, baik sebelum fitnah yaman bahkan ketika
fitnah yaman mulai menyapa, dan ini perkara yang sudah di persaksikan orang.
Bahkan Salim lah orang pertama mendekat dan merapat kepada saya menyampaikan
dan mendorong ambil sikap dalam fitnah yaman,menyarankan membagikan buku- buku
dari fitnah bahkan di Jawa sering telpon, kemudian yang kedua Ust Abu hazim
muhsin, terkadang beliau sms, kenapa antum masih diam, Ust fulan berbicara ini
dan itu... juga kirim kaset Ust Luqman, ketiga Ari dan ke empat ust Dzulakmal.
Ust dzulakmal sempat mentertawakan saya
karena belum dengar fitnah Yaman dan terus- terusan menyuruh saya datang ke dauroh ngawi. Inilah
se batas kronologis peristiwa. Ternyata tiga orang ini pula ( Ust Abu hazim
muhsin, Salim dan Ari ), yang berbuat ghibah, mencari aib, membuat fitnah,
dusta adu domba dan menikam bisa dari
belakang. Sementara Ust Dzulakmal kesatria berbicara di dalam daurohnya.
3.
Setelah dauroh Ust Dzulakmal di Jambi, sekitar
bulan Shafar 1433 H, Salim datang ke Jambi mendekat ke saya, saya mengira ia
bersama Ust Dzulakamal, ternyata bukan hanya mendekat ke saya bahkan
menunjukkan dukungan bahkan mau keliling jambi bak pahlawan kesiangan
untuk mempertahankan mesjid Bagan pete
yang mau di ambil sebagaimana surat pernyataan peserta rapat dauroh Ust
Dzulakmal di kota jambi 3 tahun lalu dan mau menyadarkan ikhwan yang ikut fatwa
Ust Dzulakmal/ Ust Luqman dalam fitnah
Yaman. Saya tidak menyetujui Salim keliling Jambi ( Sei Bahar, Ds purwodadi dan
WKS tebing tinggi ), dengan alasan belum terbukti, apa bukti mesjid Bagan pete
sudah di ambil dan bagaimana cara mesjid bisa di ambil, oleh peserta dauroh Ust
Dzulakmal. Orang yang ambil mesjid, tentu tidak sama seperti orang yang ambil
HP atau yang lainnya. Namun Salim di nasehati dan di kritik tetap bersikukuh
bahkan menyerang balik. Akhirnya ia dan sebagian ikhwan tetap keliling. Saya
tidak tahu apa sebenar nya kepentingan Salim dengan mesjid bagan pete, sehingga
mau meninggalkan pekerjaannya di Bangka, bahkan meninggalkan keluarganya di
Jawa, bahkan mengaku di telpon Ust Dzulakmal dan Abu Ukasyah Sukatno Solo yang
pernah menetap di WKS tebing tinggi jambi, untuk menyelesaikan Ust muhammad ja’far dan Mesjid Bagan pete.
“Inilah cara saya menyelesaikan mesjid Bagan pete” demikinlah kilah kelit Salim
di depan saya dulu. Selesai keliling ia menyampaikan prestasinya begini... dan
begitu... baik masalah mesjid Bagan pete maupun fitnah Yaman. Beberapa waktu
Setelah itu kami ke Bengkulu mengunjungi Ust Abu turob.
4.
Menurut Ustman Pariaman, ketika Salim di
Bengkulu sempat bercerita pada saya, ucapan Salim “bahwa saya ( Salim ) sudah
keliling Jambi ternyata ikhwan banyak yang tidak ta’lim lagi bukan karena
fitnah yaman tetapi karena akhlaq buruk Ust Muhammad ja’far”. Maka ini men jadi
bukti Salim sudah bermuka dua, pandai berminyak air, lidah bercabang, telunjuk
lurus kelingking berkait, mendekat ramah sekali di depan saya, seperti
menghormati, sopan santun, halus, lembut, memuliakan, pendukung ternyata di
belakang saya, musuh dalam selimut, pendusta adu domba, sudah mengadakan fitnah
dan pembunuhan karakter. Padahal ketika Salim belajar di Bengkulu, saya dengan
Salim lebih satu kali sempat berhubungan via telpon. Bahkan ketika awal Salim
sudah numpang tidur di kontrakan
tahfidzh ( baca kronologis ), juga sudah menyebarkan rumor bahwa ikhwan tungkal
( Ds Purwodadi, WKS) tidak ta’lim lagi, sebenarnya karena akhlaq buruk bukan
karena fitnah Yaman. Ustman Pariaman dan Abu Yahya Ambok Tapah mengaku
mendatangi Sholihin Ds Purwodadi dan menanyakan perkara ini kepada beliau.
Sholihin menjawab secara ma’na “kami tidak ta’lim lagi bukan karena masalah
akhlaq Ust muh ja’far tetapi karena fitnah Yaman” jawaban Sholihin ini sempat
di sebarkan Ustman pariaman dan Azmi aceh via sms. Maka fakta ini adalah
merupakan bukti Bahwa Salim adalah musuh dalam selimut, tukang ghibah, tukang
fitnah, tajassus, tatabu’ aurot mendekat
ke saya karena ada keperluan dan
kepentingan pribadi, sementara diam- diam di belakang saya mematai-
matai dan membuat fitnah.
Wahai Salim jika mengalah dalam pembicaraan,
bahwa keadaan saya seperti fitnah kamu khlaq buruk, wal ‘iyadzubillah, kenapa
kamu merapat mendekat ramah sekali sopan santun numpang tidur di Tahfidh dan
selalu pinjam motor saya ? bertanya ta’bir mimpi, sering bertanya tentang
urusan pribadi saya ? Ustad jualan apa saja ? di jual di mana saja ? barang apa
yang banyak laku? Di mana banyak laku ? titip barang di mana saja ? ambil
barang di mana saja ? siapa ikhwan yang sering bersodaqoh ?. Saya jawab semua
pertanyaan, sampai pertanyaan titip barang di mana saja ? saya jawab “ Wagiman.
Mulai Salim banyak bertanya tentang Abu Ubay Wagiman. Yang mana orangnya ? di
mana tokonya ? jualan apa saja dia ? Ternyata saya baru tahu, ketika Taufiq
datang, Salim sudah menyewa tanah di samping toko Wagiman, mau jualan herbal
dan buku- buku.( Toko istilah bahasa Jambi, di luar Jambi sebenarnya seperti
warung ). Ternyata Salim tukang mengorek berita setelah itu di belakang saya,
Salim memfitnah saya dan adu domba, bahkan saya di fitnah Salim, suka
mengghibahi si fulan- fulan, Salim berjalan kesana kemari bersenandung “ wahai
si fulan Ust Muh Ja’far menghibahi kamu, wahai si fulan Ust Muh ja’far telah
mengghibahi kamu....” begitulah seterusnya,termasuk terhadap Wagiman lalu di
kemas kedustaan dan adu domba fitnah, menabur ketersinggungan pribadi- pribadi
kepada saya. Sementara Salim telah lebih dulu membangun politik pencitraan
terhadap dirinya dan orang di sekitarnya menganggap setiap ucapan Salim kebal
hukum dan ma’shum sehingga tidak ada lagi
yang berbaik prasangka dengan saya atau mericek kepada saya tentang
lisan Salim. Dan manhaj ini juga di lakukan oleh Abu Faris, Abu Luqman, Abu
Izhar. Allahul Musta’an la haula wala quwwata illa billah.
5.
Tidak puas sampai di situ saja, awal di tahfidzh
Salim menceritakan kepada saya, bahwa ia
di Boyolali telah terkenal sebagai tukang bekam sampai telah membekam ribuan pasien, bah kan terkadang sekali bekam,
sekaligus beberapa orang, di minta ini.....itu.....dst bahkan me
ngaku sudah menguasai deteksi penyakit manusia, apakah karena sebab
penyakit murni me dis atau penyakit karena akibat banyak dosa. Lalu
mencontohkan di Jambi, Ubaid bin marwan gaya bicara celat karena di kasih makan
uang tidak berkah yaitu istrinya pekerjaan di kepoli sian.(saya katakan:Padahal
suatu yang lumrah untuk anak seumur Ubaid 3+ thnan), karena tumbuh kembang
setiap anak berbeda- beda. Ternyata Salim mendekat ke Marwan, bahkan sekarang
menyanjungnya sebagai donatur, dermawan. Kamu terima juga uang shodaqoh Marwan,
yang kamu ta’yir ( ejek dan hina). Selama ini saya banyak diam, tidak
mengadukan ucapan si fulan kepada si fulan dan sebaliknya, padahal kalian
banyak saling komentar. Jika saya namimahkan apalagi di polesi dusta justru
sejak tahun pertama sesama kalian saling berselisih. Dan sekarang sedikit
mengungkap sebagaimana dalam alasan dan muqoddimah risalah ini karena fitnah
Salim, Ari, Taufiq dan Ust Abu hazim.
6.
Potret Dzulfadhli mendekat kepada saya karena
ada kebutuhan, kepentingan dan keuntungan
di belakang saya busuk prasangka menyengat berulat memburu aib. Yaitu
memfitnah saya khianat uang komisi mobil, dari Rp 750.000 hanya saya berikan Rp
500.000. Dan akan saya jawab di bawah pada judul khusus.
7.
Demikian juga Ari mendekat kepada saya karena
ada kebutuhan, di belakang saya menjadi BUSER ( buru sergap ) busuk prasangka
menyengat berulat dan mengorek- ngorek aib.
Kesimpulan : Ini lah watak dan tabiat asli
Salim, Ari, Ust. Abu Hazim dan Dzulfadhli yang di lemparkan kepada saya di
malam makar eksekusi Taufiq.
9. Ini juga adalah
prilaku akhlaq Ust. Abu Hazim kepada saya, sesungguhnya ia mendekat, karena ada
kebutuhan, keperluan dan kepentingan, merayu dan memprovokasi saya untuk masuk
dalam samudra Yaman dengan via sms di iringi mengghibahi asatidzah dan
mengirimkan kaset rekaman Ust Luqman, gigih minta saya untuk ikut mengisi
dauroh perdana Ngawi ( Qadarullah syaikhoin gagal datang ) padahal saya tidak
mau, akhirnya saya mau juga, meminta saya mengisi tausyiah di ma’hadnya.
Setelah ia tidak membutuhkan saya lagi, maka Ust Abu Hazim membuat fitnah
dan dan mendukung makar Salim Taufiq,
lain di muka dan lain di belakang. Inilah tipikal Ust Abu Hazim sungguh
bagaikan pinang tak terbelahkan lagi dengan watak dan kejiwaan Salim. Mendekat
karena ada kepentingan, keuntungan dan kebutuhan, lain di muka lain di
belakang, tatkala sudah di capai target, maka mencari fitnah dan makar. Sayapun
di habisi. Habis manis sepah di buang. Memakan habis daging kehormatan tinggal
tulang belulang, itupun di rebus dengan kata- kata nista.
DI ANTARA TUDUHAN KESALAHAN-
KESALAHAN SAYA YANG KE DUA DI BACAKAN SALIM DI DEPAN UMUM PADA MALAM MAKAR
TAUFIQ :
Mengungkit aib ikhwan di
depan ikhwan lainnya. Sumber Abu Luqman
Sumeri yaitu aib Salim dan Azmi Aceh.
Saya jawab tuduhan ini : BAB.
ABU LUQMAN TUKANG GHIBAH, ADU DOMBA DAN MUSUH DALAM SELIMUT PENGGUNTING DALAM
LIPATAN PENIKAM BISA DARI BELAKANG.
ini justru cerminan watak
tabiat asli Salim, dan akhlaq buruk Abu Luqman. Dan adapun Abu Luqman mungkin
sudah terpancing atau sudah di pengaruhi atau memang sudah ada bibit tukang
ghibah dan adu domba. Saksi satu orang yaitu Abu luqman dan yang di bicarakan
dua orang, tapi menggunakan bahasa yang di dramatisir. Dan ini salah satu jurus
andalan mantan anggota PKS ( Pende Kar Sakti ) Salim dari perguruan Jalan
Iblis. Ini menunjukkan juga mereka berdua tukang ghibah namimah dan Abu Luqman
sudah mendukung fitnah Salim tanpa saya sadari dan saya tidak tahu, apakah Abu
luqman sadar?.
NASEHAT SINGKAT SAYA PADA ABU LUQMAN TERTUTUP BERDUA.
Awal ceritanya : setelah
saya melihat gelagat buruk Salim dan telah menasehatinya dan isi rapat di rumah
Abu Ibrohim ( baca kronologis ), saya mengajak Abu Luqman berbicara tertu tup
empat mata ( berdua saja ), mengajaknya musyawaroh karena Abu Faris ( orang
yang di tuakan ) sudah tidak ta’lim karena kondisi kesehatan sejak sebelum
berangkat haji, saya me nasehati Abu Luqman, bahwa dalam rapat di rumah Ibrahim
dan etika Salim dalam proses dauroh sudah menunjukkan prilaku dan lisan Salim
bermasalah, bahkan dalam rumah tangga pun Salim tampak bermasalah, kamu sudah
tahu kan? Abu Luqman jawab “ saya sudah tahu ustadz, keluarga anggun ( mantan
istri Salim ) ada yang cerita pada saya”. Saya tegaskan di sini, karena Abu
Luqman lebih tahu dari saya tentang rumah tangga Salim.Apalagi sesama dari
Boyolali dan sama- sama dulu di WKS. Saya pun mengalihkan pembicaraan, apakah
benar dalam rapat di rumah Abu ibrahim, Azmi Aceh ikut berbicara yaitu sejak
tahun pertama ia berkunjung ke jambi ( waktu saya di sei kambang, 9 tahun
lalu), sampai sekarang jumlah ikhwan jambi tidak bertambah? Abu luqman jawab”
ya”. Saya ingatkan dan saya nasehati Abu luqman sebagai orang lama, ucapan Azmi
ini terang dusta dan fitnah, justru moyoritas yang ngaji sekarang bukan yang 9
tahun lalu, kenapa tidak kamu bantah? Ini menunjukkan lisan Azmi ber masalah,
pantas di aceh sudah di kenal lisan bermasalah.
Nasehat saya sebagai
ustadz, singkat,tertutup berdua saja,agar Abu Luqman ikut berperan menjaga
ketenangan dan persaudaraan di antara jama’ah ta’lim, ternyata merekatkan dan
merapatkan fitnah Salim. Nasehat saya singkat tertutup, justru menjadi pupuk
yang menyuburkan bunga- bunga fitnah yang telah bersemi, yang kalian tanam di
hati- hati kalian, semakin kokohlah jalinan jiwa yang membalut kalian. Nasehat
singkat tertutup yang sampai justru mengentalkan persamaan batin. Ibarat perahu
di tepi pantai, hanya pada diri Salim dan Ari jiwa kalian berlabuh. Untaian
kata- kata Salim menjadi syair indah sehangat udara musim panas. Kalian sudah
tertarik dengan Salim sejak pertama kali berjumpa, jatuh hati menatap wajahnya,
jiwa kalian sudah bergetar, persamaan jiwa tidak bisa di sembunyikan, merasakan
kehangatan. Seolah- olah jiwa yang tidak bisa terpisahkan. Pesona yang memabukkan
pada diri Salim bagaikan gelas minuman air laut, semakin di pandang semakin
haus. Seakan- akan ada gema pada kata- katanya. Bagi kalian Salim dan Ari
bagaikan pencuri budiman, hati kalian telah di curi kecuali selalu ingin dan
rindu bertemu dengan sang pencuri hati, syair- syair Salim bagaikan angin
lembut sepoi- sepoi menghanyutkan dalam buaian dan tenggelam dalam kemerduan
fitnah dan minum madu fitnah, tiada yang lebih terindah mengkilau selain curiga
buruk busuk prasangka berulat, berghibah, adu domba, berkelana mengembara
memburu fitnah sampai ke Sei lilin Sumsel dan Riau. Jiwa tergunjang akal sehat
terbang melayang di udara.
Lalu Abu Luqman dalam
rapat- rapat umum, mengadu ke mereka berdua, “ ust Muh ja’far menggibahi Salim,
Ust Muh ja’far ada mengghibahi kamu hai Azmi. Wahai Abu Luqman Abu Faris, Salim
dkk inilah hakekat ghibah, adu domba dan makar kalian. Nasehat untuk pribadi
Abu luqman, di buka dalam rapat. Abu luqman tukang ghibah dan adu domba
sebenarnya dan menjadi musuh dalam selimut. Kalian menganggap itu aib dan
kesalahan saya yang di baca kan Salim di depan malam makar Taufiq. Padahal pada
hakekat nya itu, itu aib khusus pribadi Abu Luqman dan aib kalian semua, yang
terlibat rapat umum menyusun daftar kesalahan- kesalahan saya. Abu luqman telah
membingkai membungkus indah ucapannya sebagai kritikan membangun, menampung aspirasi, jangan taqlid
dll, . Jika mengalah dalam pembicaraan, Salim, Abu luqman berkelit dan berkilah
ustadz berghibah juga dalam masalah ini, saya jawab, ghibah ada yang terlarang
dan ada yang di perbolehkan yaitu:
1.
Kedholiman, boleh orang yang terdholimi
mengadukan kasusnya ke hakim atau yang lain yang bisa menghentikan
kedholimannya
2.
Minta
pertolongan untuk merubah kemungkaran atau mengembalikan pelaku ma’siat ke jalan
yang benar
3.
Minta fatwa
4.
Tahzir (memperingatkan kaum muslim dari
kejahatan ) atau menasehati muslimin dari sebuah kejahatan.
5.
Orang yang terang- terang berbuat dosa atau
bid’ah.
6.
Di kenal
dengan ciri- ciri tertentu misalnya dengan
gelar atau selain itu dan di haromkan mutlak jika untuk
merendahkan.contoh si fulan yang buta dll.
Enam sebab ini di sebutkan para ulama dengan dalil hadist
shohih.
Maka saya menasehati Abu luqman secara pribadi, dari sebuah kejahatan
yang sedang berge rak kenapa diam melihat kemungkaran,dosa dan kejahatan? dan
kenapa mendiamkan pelaku dosa lisan yang sudah terang- terangan? Wahai Abu
Luqman kenapa lidahmu kelu membung kam? Ini juga bukti, sejak dari dulu, jika
ada orang yang memakan renyah daging saya, kalian tersenyum dan tertawa bahkan
memfitnah sekalipun . Piawai membingkai dan membungkus dosa berantai dengan
bahasa sampul yang manis, indah mempesona, hangat, menggoda, ,nikmat,
menawan menghanyutkan, menggairahkan,
memukau,memikat, melenakan pendengarnya pun terpana dan terkesima. Jika sang
dalang dan sutradara bersyair, hati kalian bahagia berbunga-bunga, senyum manis
merekah,maka serentak mata kalian tiada berkedip,bersinar berbinar- binar.
Wahai Abu luqman, coba
kamu renungkan perbuatan kamu selama ini dengan Salim. Bu kankah kamu di depan
Salim pernah mengghibahi dan bongkar aib si fulan dari daerah fulan yang baru
datang di jambi? dan bergaul dengan Jama’ah mu ( Salim dkk ), karena dapat
berita dari daerah fulan? demi menjaga ketenangan dan kekompakan jama’ah kamu (
Salim dkk ), ha ti- hati dengannya bahkan seseorang yang lainnya ( Marwan Abu
Ubaid ), juga ikut mengingatkan Salim agar jangan merekomendasi si fulan itu.
Padahal si fulan itu belum berbuat kerusakan dalam jama’ahmu, walaupun seujung
kuku di bandingkan perbuatan Salim sebelum dauroh Taufiq. Dan Salim tersenyum- senyum. Wahai Abu Luqman
saya juga tahu dengan si fulan tersebut. Wahai Abu Luqman Boyolali, bandingkan
sikapmu dengan Salim Boyolali, yang dulu teman sekolahmu, pernah sama- sama di
WKS sub tapah, prilaku Salim sudah populer di kalangan jama’ah Jambi. Bahkan di
Boyolali sekalipun, ketika Salim barusan sampai di Jambi, seorang ikhwan sudah
di telpon dan di nasehati dari Boyolali “ hati- hati dengan lisan Salim sangat
berbahaya karena begini.. begitu...Bahkan ada yang bercanda- canda, Salim
sekarang sudah di Jambi kota, lihat saja nanti, Ust Muh Ja’far hanya sebentar
saja oleh Salim. Ternyata lisan Salim selama ini sebagai raja ghibah, raja
pendusta dan raja adu domba sudah tersohor, buah bibir di kalangan tertentu di
Boyolali bagaikan selebritis.
Wahai Abu Luqman, apakah
kamu sengaja menyembunyikan dan mengamankan kejahatan temanmu, yang sudah kamu
kenal sejak dulu sebelum mengenal dakwah salaf ? Atau kamu sudah terpengaruh
oleh kefasihan Salim ? Wahai Salim, kamu berkata sama saya “ selesaikan
kedholiman ustadz dengan Dzulfadhli masalah komisi mobil”. (saya jawab di kronologis 15 bab). Fitnah
busuk prasangka menyengat berulat khianat komisi mobil ). Padahal kamu di Jam
bi sejak dulu banyak menyebar kedholiman, berapa banyak gaji Rano Abu zufar
dan Qosim Aceh tidak kamu bayar? dan
berapa sangkut paut buruk mu’amalah dengan ikhwan dan orang awam? kamu
memasukkan ini, karena itu cerminan watak dan tabiatmu sendiri.
Wahai Abu Luqman, setelah
Taufiq kembali ke Kuningan, saya sempat sedikit menasehati kamu via SMS,
sekedar contoh, bukankah kamu menghibahi dan bongkar aib si fulan- fulan? dan
saya tidak menyampaikan ke orang tersebut, ataupun ke orang lain,karena akan
terjadi keributan. Tidak perlu saya sebut dalam tulisan ini, cukup nasehat
tertutup walaupun vulgar dalam via sms kepada kamu, agar kamu merenung hakekat
perbuatan kamu dan makar Salim. Saya hanya menyayangkan perbuatanmu, mungkin
terlampau kuat magnet kepiawaian Salim berakrobat kata-kata, tipu muslihat,
memutar balikkan fakta dan bermain sihir bahasa, atau sudah ada persamaan watak
tabiat pada kalian semua? Sehingga kalian bisa lengket dan bersanding indah
mesra romantis ? Baik pada Salim, Taufiq, Ust Abu Hazim Muhsin, Ari, Abu Faris,
Abu Luqman, Salman Abu Addin , Marwan, Dzul fadhli, Abu Izhar, Ahmad Farid dkk
?
Wahai Abu Luqman justru
point ini aib kamu sepanjang hidup mu, dan kamu memang tidak pantas menjadi
orang di dekat saya bahkan menjadi orang dekat kaum muslimin lainnya. Bahkan
istrimu ( adik Ust Banani JATENG, alumni Degolan Jogya era Ja’far Umar Tholib )
pun dengan semangat menjulang, semangat perang 45, mensosialisasikan fitnah
Salim, Taufiq danAbu Hazim, dan pada hakekatnya membuka aib dirimu sendiri . Logika berfikir dan gaya lisan sama dengan
lisan Salim bagaikan pinang yang tak terbelahkan.
Wahai Abu Luqman dan Ummu
Luqman, kamu menyekolahkan anakmu di SDIT Yayasan Imam Bukhori ( sejalan manhaj
TV rodja ), dan saya mendapat berita itu dari ikhwan, dan saya lebih satu kali
menasehatimu tertutup, apalagi kita akan merintis ma’had, dan Tahfidzh dan kamu
tidak mau menerima nasehat saya, padahal istrimu adalah alumni Degolan era Ust
ja’far Umar Tholib. Bagaimana kita kan merintis ma’had/ tahfidzh sementara kamu,
sebagai pemegang keuangan rencana pembangunan ma’had, dan status istrimu,
justru anakmu di masukkan di tempat tersebut, sehingga menjadi alasan bagi yang
lain untuk menyusulmu. Tidak kah kamu memperhatikan pendidikan anak- anak di
yayasan tersebut, mulai dari PAUD dan TK, awalnya di rintis atau di ajar oleh
salah seorang murid Ust Abu Salma ( Yayasan Imam Bukhori ). Sepatutnya istri
kamulah, yang memberi contoh mengajar anak- anak sebagai cikal bakal santri
ma’had kita. Jika tidak mampu mengajar, jangan memberikan contoh demikian.
Padahal saya sudah mengajakmu, agar istrimu dan istri saya bersama- sama
mengajar. Berulangkali kamu tolak. Jika kamu dan istrimu menganggap, ini adalah
menghibahimu. Ini pemikiran terbalik, kamu terang- terangan berbuat dan di ketahui
manusia, justru saya mengetahui dari ikhwan dan ummahat yang mau menyusul
kalian. Ini menunjukkan kamu tidak mau di nasehati, berjiwa kerdil dan
menggembos rencana Tahfidzh dari dalam, sama dengan Salim, wajar kamu lengket
dengannya.Bagaimana kita akan mengajak orang awam untuk belajar di tahfidzh/
ma’had kita, sementara ikhwan yang sudah lama ta’lim saja, anak-anaknya di
sekolah umum atau SDIT. Oleh karena itu, justru kamulah tukang mengghibahi
saya, pembunuhan karakter dalam masalah ini, apalagi sejak dulu, kamu
menghibahi tentang saya pernah di ruqyah, kamu tidak bertanya kepada saya, tapi
menggunjingkan pada yang lain.
FATWA SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH TENTANG STANDAR ASAL
KEMIRIPAN JIWA
Sisi ke tujuh dari pedoman
( kemiripan/ kesamaan jiwa ) : perkara yang saya tetapkan dalam sisi asal
kemiripan ( jiwa ) yaitu : bahwasanya Allah Ta’ala telah menganugrahkan naluri
( insting ) pada bani Adam, bahkan seluruh makhluq, untuk berinteraksi (
bergaul ) dekat, yaitu antara dua
perkara yang mirip / serupa. Dan seiring semakin banyak kemiripan/
kesamaan , maka interaksi ( bergaul ) pun semakin dekat di dalam akhlaq dan
sifat- sifat, maka sempurnalah kedekatan jiwa. Sehingga menyeret keadaan, tidak
ada lagi perbedaan ( akhlaq / watak ) antara yang satu dengan yang lainnya
kecuali fisiknya saja. Dan tatkala antara sesama manusia ada persamaan prilaku
khusus, maka interaksi ( pergaulan ) semakin kuat dan erat, kemudian antara
manusia dengan seluruh hewan berinteraksi dalam jenis mutawasit (pertengahan ),
maka mesti terjadi semacam interaksi sesuai ukurannya. Kemudian antara manusia
dengan tumbuh- tumbuhan berinteraksi dalam jenis jauh sebagai contoh, maka
mesti ada semacam interaksi. Atas dasar ini, terjadilah atsar ( pengaruh ) dan mempengaruhi pada bani
Adam, dan meniru akhlaq / watak sebagian mereka dengan sebagian lain di dalam
pergaulan dan hubungan. Dan demikian juga dengan bani Adam apabila mereka bergaul terus dengan
sejenis hewan maka akan meniru sebagian prilaku hewan tersebut. Oleh karena
inilah, terdapat sifat keangkuhan dan kemegahan terhadap para pengembala unta , dan sifat ketenangan pada
para pengembala kambing. Dan pada pengembala keledai dan unta ada sifat tercela
dari pada prilaku unta dan keledai tersebut, demikian juga pengembala anjing.
Dan pada hewan jinak terdapat sebagian akhlaq manusia baik dari sisi bergaul,
mendekat dan menjauh.
Maka kesamaan / kemiripan
dan keikut sertaan dalam perkara- perkara dzohir ( penampilan ) akan menyebabkan kesamaan / kemiripan pula
dalam perkara- perkara batin secara bertahap tanpa terasa, dan terpengaruh .
Dan kami benar- benar menyaksikan bahwa yahudi dan Nasroni yang hidup di tengah
muslimin lebih sedikit kekufuran di bandingkan yang tidak hidup di tengah
muslimin sebagaimana kaum muslimin yang paling banyak bergaul dengan yahudi dan
nasroni lebih sedikit imannya di bandingkan muslim yang tidak banyak bergaul
dengan mereka. Keikut sertaan, andil dalam penampilan zhohir menyebabkan juga
kecocokan dan kedekatan batin, walaupun berbeda tempat dan zaman, ini adalah
perkara- perkara yang di rasakan. Lihat Iqtidho’ As syirothol mustaqim karya
Syaikul islam Ibnu Taimiyah hal 311- 312.
Sisi kedelapan dari standar (
kesamaan dan kemiripan jiwa ) : bahwasanya kesamaan / kemiripan dalam
penampilan dhohir akan melahirkan semacam kasih sayang, kecintaan dan wala’(
kesetiaan ) di dalam batin, sebagaimana kecintaan di dalam batin melahirkan
kesamaan, kemiripan penampilan dhohir. Ini perkara dapat di persaksikan secara panca indra dan pengalaman, bahkan
sampai dua orang yang berasal dari satu negeri, kemudian keduanya bertemu di
sebuah negeri asing, maka timbullah di antara keduanya rasa kecintaan dan
kedekatan yang sangat besar sekali, padahal di negeri asalnya, keduanya tidak
saling berkenalan atau kedua saling berjauhan tempat. ( Iqtidho’ As shirotol
mustaqim hal 313- 314 ).( buku ini termasuk yang saya ajarkan di majlis ta’lim
di sei lilin SUMSEL ).
DI ANTARA TUDUHAN KESALAHAN- KESALAHAN SAYA YANG KETIGA DI BACAKAN
SALIM DI DEPAN UMUM DALAM MAKAR TAUFIQ adalah
: membuka aib seseorang, apabila perlu
dengan orang tersebut di dekati.
Saya jawab: BAB ARI ARYO TUKANG
GHIBAH,BONGKAR AIB MANUSIA, ADU DOMBA DAN MUSUH DALAM SELIMUT PENGGUNTING DALAM
LIPATAN PENIKAM BISA DARI BELAKANG.
Dalam pertemuan itu saya
bertanya ke Salim “ siapa saja orang yang saya bongkar aibnya dan apa
masalahnya ?, kemudian saya dekati ?, sebutkan semua ??? Salim jawab “ Salman
Abu Addin, di bongkar aibnya yaitu pergi ke dauroh Ust Saifuddin Zuhri “.
Kemudian mulailah Taufiq memuntah kata- kata kasar, ejekan, hinaan pada saya.
Saya jawab : Ini watak tabiat asli Salim sebagaimana yang sudah saya
jelaskan di atas, dan point ini mirip dengan di atas.
Setelah dauroh Ust Abu
Hazim, Ustman pariaman sempat cerita pada saya, bahwa pada malam ahad waktu
dauroh Ust Abu Hazim, setelah belajar makhroj, sebenarnya Ust Abu hazim ingin
menasehati ikhwan Sei lilin, ada di antara mereka yang pergi dauroh Luqmaniyun
di kota palembang, hanya mereka langsung pulang selesai belajar. Padahal yang
datang ta’lim di sei lilin sampai 25 orang laki- laki, belum lagi kaum wanita,
yang datang ke Jambi tidak semua. saya jawab ketika itu “ saya tidak tahu siapa
yang datang dauroh dan ustadz siapa yang datang dan kapan ? wahai hazimiyun (
pengikut Abu hazim ), jika mengikuti redaksi bahasa tuduhan kalian, berarti
kalian membongkar aib si fulan ( ikhwan sei lilin ) yang pergi dauroh Luqmani?.
Hebat, kalian memang jagoan PKS ( PendeKar Sakti ), BUSER ( Buru Sergap ) aib-
aib, kesalahan- kesalahan manusia sampai ke jama’ah Sei lilin, padahal saya
sebagai ustadznya tidak tahu. Bagi saya, menyebutkan ini ( Salman Abu Addin
pergi dauroh Ust Saifuddin zuhri Lc ), bukanlah aib saya dan bukan pula suatu aib
Salman datang ke dauroh beliau, dan bukan pula bongkar aib Salman, ini hanyalah
sebuah berita, Salman datang ke dauroh Ust Saifuddin Zuhri Lc dari JATENG,
justru yang aib dan dosa adalah kalian wahai Salim, Ari dkk, menjadikan ini
ghibah, mencari cari kesalahan saya , tajassus, tatabu’ aurot, memfitnah saya
dan adu domba dengan Salman. Lebih khusus lagi Ari, ketahuan belangnya selama
ini, justru Ari ternyata tukang ghibah, tajassus, tatabu’ aurot dan adu domba
serta musuh dalam selimut penggunting dalam lipatan penikam bisa dari belakang.
Karena berita ini, saya sampaikan pada Ari saja, karena Ari dan Salimlah yang
selama ini menggiring saya ke fitnah Yaman, justru Ari meresponnya untuk
membuat fitnah dan adu domba, sementara di depan saya menampakkan pembelaan
dengan Syaikh Yahya dan Dammaj dan pisah dengan pihak- pihak yang di tahzir
Syaikh Yahya, dan mencela, mengghibahi orang- orang yang kontra Syaikh yahya
dan Dammaj. Ari lah yang selalu datang membawa berita. Saya tidak ada memburu
berita. Bahkan permasalahan Bengkulu saja, saya ketahui sudah ishlah,
itupun semua permasalahan, tidak saya
ketahui, karena sudah di hapus. Demikian juga fitnah Bagan Batu Riau saya
mendengar ketika mau di ishlah syaikh dari Dammaj.
Sementara Ust Saifuddin
Zuhri kontara Syaikh Yahya dan Dammaj dalam konteks samudra fitnah Yaman. Dan
Ari termasuk orang yang membujuk rayu dan memberi masukan fitnah Yaman kepada
saya, selain Salim dan Abu Hazim.
Jika mengalah dalam
pembicaraan, menyebut Salman datang ke dauroh Ust Saifuddin Zuhri ( kontra
Syaikh Yahya dalam sudut pandang fitnah Yaman ) adalah ghibah dan bongkar aib:
maka “ Raja ghibah & bongkar aib manusia bahkan raja provokator indonesia
adalah Ust Abu Hazim Muhsin dan Ust Abu Turob ”. Sementara Raja ghibah &
bongkar aib manusia bahkan raja provokator Jambi adalah Salim dan Ari Aryo. Dan
orang yang sejalan dengan Abu Hazim baik di Indonesia bahkan Taufiq Hidayat
sendiri, dan di Yaman adalah tukang ghibah, bongkar aib dan provokator termasuk
Syaikh Yahya sebagai pemulai membicarakan manusia. Kenapa demikian ? karena ini
rentetan dan efek konflik samudra fitnah yaman, lalu menyebut dan membicarakan
bahkan mencari kesalahan- kesalahan lawan masing- masing. Ust Abu Hazimlah yang
memulai ghibah, bongkar aib tentang fitnah Yaman dan selalu mengajak saya via
sms, mengghibahi dan bongkar aib asatidzah via sms kepada saya, bahkan kirim
rekaman kaset Ust Luqman ketika saya masih tawaqquf. Dan Salimlah yang mengajak
saya masuk dalam fitnah Yaman ketika saya tawaqquf. Bahkan Salim menghibahi
ikhwan Jambi..si fulan...si fulan... begini... begitu.... tentang fitnah Yaman
dan sikap ikhwan tentang fitnah Yaman. Salim mengajak saya untuk membagi-
bagikan buku di Jambi tentang fitnah Yaman, tapi saya menolak. Maka dialah yang
mengirim buku- buku tentang fitnah Yaman ke daerah- daerah Jambi dan mulai
menghibahi ikhwan dan mempreteli mereka yang tidak sejalan dengan fitnah Dammaj Yaman. Tidak kah kamu wahai
Salim, Ari dkk berakal ?
Kalau ini memang bongkar aib
dan ghibah menurut logika Salim, bagaimana dengan Ust Abu Hazim yang merupakan
kebiasaannya menghibahi dan bongkar aib asatidzah kontra Syaikh Yahya?.Bahkan
mengghibahi dan bongkar aib Ust Abu Turob dan Asatidzah yang di indikasi
sejalan dengan Abu Turob baik di Jawa sampai Sumatra mulai dari Ust Mufti
Jombang sampai Ust Muhammad Umar Armen Aceh ?.Wajar saja saya dulu sempat
terfitnah bahwa website saya dulu ( salafiyun.co.cc. sekarang tidak ada lagi )
isinya hanya caci maki ulama, dan para asatidzah seluruh Indonesia,bahkan juga
ikhwah jambi.Padahal mereka sama sekali belum pernah melihat atau membuka web
saya tersebut. Faktanya tidak ada, Alhamdulillah Abdul aziz tapah yang
memperlihatkan dengan membuka langsung website saya pada Sahl Bengkulu( ikhwan
WKS Tebing Tinggi ), untuk membuktikan bahwa semua rumor itu adalah
fitnah.Kejadian ini setelah dauroh Dzul akmal. Jika dalam point ini adalah
sebuah kesalahan dan saya harus tobat, maka lebih utama lagi Salim, Ari,
Taufiq,Ust Abu Hazim, Ust Abu Turob dan orang yang sejalan dengan mereka, bahkan
Syaikh Yahya lebih utama, bahkan yang pertama kali untuk mengumumkan taubatnya
dan mengakui kesalahannya. Tidakkah kalian berakal ?
Salim sang komandan Buser
( Buru Sergap ) aib-aib dan kesalahan- kesalahan manusia, kesimpulannya membuat opini, saya
mendekat ke Salman. Kamu pikir, saya seperti kamu, mendekat ke sana kemari,
berjalan kesana kemari. Kamulah tipe manusia yang mendekat ke seseorang karena
ada kepentingan, keuntungan,kebutuhan dan orang tersebut bisa di manfaatkan.
Kamu kira semua watak manusia seperti perbuatan kamu. Ini dusta dan bukti kamu
bangkai busuk prasangka anyir menyengat berulat, Salman lah yang belakangan
terkadang datang ta’lim, yang sebelumnya menghilang setelah dauroh Ust
Dzulakmal di kota Jambi, mengantarkan anaknya Ad din belajar ngaji sore ke
rumah saya, bahkan Salman pernah datang ke rumah saya, untuk minta di berikan
nama bayi laki- lakinya, wajar jika saya terkadang berbincang dengannya. Kamu
lah sang dalang, sutradara, komandan buser ( buru sergab ) aib, kesalahan
manusia, peternak fitnah beranak pinak, kreasi imajinasi fitnah, penyelam
aib dan kesalahan manusia, penyiram
minyak bensin api curiga buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat. Kamu
dan Ari bagaikan bangkai walaupun di bungkus rapi apik akan ke cium juga,
bagaikan tulang yang di balut daun talas akan kelihatan juga, pandainya kamu
men setting suasana. Pembangkit listrik tersinggungan emosi hati manusia, tidak
perlu perjuangan berat cukup dengan sedikit rangsangan namimah lidah bercabang
dua.
KEJAHATAN SALIM DAN ARI BAGAIKAN MALAM GELAP GULITA
Inilah kejahatan Salim dan
Ari bagaikan kegelapan malam, gelap gulita, suram hitam pekat. Malam tak kan
dapat melihat apa- apa, melainkan kegelapan dan hitam pekat. Malam dengan
kegelapannya di ibaratkan sesuatu yang tertutup rapat, halus, lembut, hampir
tiada kentara dan terasa, kejahatan ataupun kesulitan muncul di malam hari
gelap gulita dan di rencanakan dalam keadaan gelap gulita, demikian juga
kesulitan, kekusutan dan kerumitan yang di akibat kan kelam suram hitam
pekatnya malam itu sendiri biasanya makin menyulitkan, kusut, runyam, seram menakutkan, karena sering
terjadi kejahatan di rancang dan terjadi di celah kegelapannya. Manusia
penjahat jadi panutan, manusia hati berbulu di muliakan. Kegelapan malam,
kadang kala menjadi penyejuk ibadah para ahli ibadah, merintih, mengharap,
curhat, mengiba, mengadu, bercerita, bermunajat kepada Allah Ta’ala dalam
keheningan dan kesunyian malam mengharap ampunan Allah Ta’alah dan mengharap
syurgaNya.
Sementara lidah Salim dan Ari begitu mudah
mencitrakan, perasaannya begitu ringan menje laskan, berdarah sangat dingin
tanpa ekspresi, gerakan lembut, halus, bertahap, licin, tersem bunyi hampir tiada kentara, mengintip, mengendap-
ngendap, menoleh kiri kanan di tengah malam gelap gulita hitam pekat, sementara
siang hari bagaikan orang bertamu ramah sekali, sopan santun dan halus.
Tuduhan Taufiq : ikhwan Jambi tidak stiqoh ( percaya ) sama antum,
dengan bukti malas bersodaqoh.
Saya jawab : Waktu tahun pertama saya di Jambi, Salim mengeluhkan
ikhwan Jambi malas bersodaqoh, ia mengaku dulu, sudah memotivasi ikhwan Jambi (
karyawan WKS ) untuk men sodaqohkan uang presmi saja dari hasil lembur, tidak
mengganggu gaji pokok untuk membeli kebun sawit atas nama dakwah, namun satu
ikhwan pun tidak ada yang bersedia. Masa Ust Banani pun ikhwan Jambi malas
bersodaqoh, sampai Ust Banani pulang kembali ke Jawa.
Saya katakan, jika mengikuti logika tuduhan Taufiq,
berarti ikhwan Jambi sejak awal Ust Banani tidak tsiqoh ( percaya ) dengan
Salim dengan bukti malas bersodaqoh sebagaimana keluhan Salim, dan jika saya
mengikuti gaya bahasa Salim sendiri,
maka Salim adalah raja ghibah di Jambi yang saya kenal sejak tahun pertama,
pembongkar aib dan mempreteli ikhwan satu persatu, jika di nasehati atau di
kritik balik menyerang.
Tuduhan Taufiq : Ari orang yang terdekat dengan antum tidak stiqoh
lagi dengan antum.
Saya jawab : Ari bukanlah orang terdekat saya, dan saya pun tidak
menganggap ia sebagai orang terdekat saya, justru tampaklah makar Taufiq dan
Salim, diam- diam sudah mematai- matai kemudian membuat analisa dan kesimpulan,
akhirnya menjadi TO ( target operasi ) per tama di dekati dan di ajak
bergabung. Dan Ari pun menyambut mesra karena sudah banyak persamaan watak dan batin dan terjalinlah
benih- benih cinta dengan Salim. Cinta butuh kesa maan dan kecocokan sehingga
terjalinlah keterpaduan antara jiwa dengan jiwa. Bersatulah kebersamaan,
keselarasan dalam perbuatan, keadaan dan tujuan.
Tuduhan Taufiq : pondok sampai sekarang belum terbangun.
Saya jawab : biaya pembangunan pondok kita harapkan semata- mata riqzi
dari Allah, saya ingin menelusuri jejak syaikh Muqbil rahimahullah, tidak
meminta- minta dan menghinakan dakwah dengan proposal. Tuduhan kamu ini tidak
jauh beda dengan pecinta proposal, yang menganggap tidak bisa bangun sebuah
pondok tanpa proposal ( minta- minta ). Wahai Taufiq, sepantasnya sebelum kamu
mengejek, menghina mencaci maki saya, sebaiknya kamu ber cermin diri dulu. Kamu
hitung, tahun berapa kamu mulai mengajar dan berdakwah ? sudah berapa lama?
Apakah kamu sudah punya mesjid, Tahfidzh, yang kamu rintis sendiri dari nol?
Tuduhan Taufiq : Salim menjamin, jika ia yang memimpin ikhwan Jambi
akan bersemangat bersodaqoh bahkan mampu mendatangkan lagi ustadz baru berkeluarga
beserta biaya bulanannya.
Saya jawab : Dua sisi : pertama : Ini lah salah satu di antara target
makar Salim, yaitu ingin menjadi pemimpin dakwah berlagak seperti ustadz bahkan
mufti merasa sudah alim dan sok alim, dan saya di jadikan objek lawan untuk
mengambil jama’ah dan aset dakwah, bukan tolong menolong dalam kebaikan dan
taqwa. Bahkan sejak tahun pertama 2005 saya di Jambi, bukan sekali dua kali,
Salim bercerita pada saya, obsesinya adalah menjadi Ustadz alumni dari Dammaj,
sehingga sengaja keluar dari perusahaaan WKS, membuat CV mengambil proyek
penebangan pohon akasia di WKS agar cepat dapat modal besar belajar ke Yaman.
Bahkan ketika usahanya gagal, Salim
menawarkan pada saya, motor- motornya untuk over kredit. Diapun mengakui
meminjam modal di Bank. Dan ketika saya menasehatinya, dia langsung berbelit
menjawab tidak mengetahui hukum riba, ini awal tahun 2007 ketika saya tinggal
di komplek teluk permai.
Dan orang- orang yang
berakal berpendapat hampir mirip semua, seperti Abu Umar Bambang Sei lilin
sempat berkata pada saya, “ Saya ( Abu Umar ) perhatikan makar Salim sebenarnya
adalah penggulingan aset dakwah berkedok kesalahan- kesalahan Ustadz, dari raut
wajahnya tampak ambisi ingin jadi pemimpin, Abu Ajeng Suprianto sempat berkata pada
saya, “ saya ( Abu Ajeng ) melihat, sebenarnya makar Salim adalah kudeta aset-
aset dakwah dengan kedok kesalahan- kesalahan Ustadz, bapak Dahlan sempat
berkata pada saya, “ saya ( Bpk Dahlan ) melihat Salim ada kepentingan pribadi
dan duniawi, mulut dan raut wajahnya tampak mengarahkan fitnah......”, demikian
juga bapak Pitono sempat berkomentar pada saya,.......... mirip dengan ucapan
bapak Dahlan.
Rekomendasi dan
legimitasi Taufiq kepada Salim ini, menunjukkan mereka berdua sudah banyak berbincang
ini... dan itu...Dan tanpa Salim sadari, ini bagaikan menjilat ludah sendiri,
karena pada tahun pertama saya di Jambi, ia sudah mengeluhkan Ikhwan Jambi
malas ber sodaqoh, sehingga idenya agar Ikhwan Jambi mensodaqohkan uang premi
perusahaan saja tidak di tanggapi dan memotivasi saya untuk siap bersabar. (
Baca kronologis di atas ).
Jika Salim dan Taufiq
jujur, lurus dengan ucapan ini, kenapa Abu Sulaiman Jeri Bengkulu ( dulu murid
Ust Afifuddin, pernah di ma’had Ust Zuheir Syarif Bengkulu dan kemudian Ust Abu
Turob ), yang di Ustadzkan oleh jama’ah Salim di Jambi kota menggantikan saya,
memakai fa silitas rumah kontrakan Tahfidzh ? bukankah Salim bahkan Abu Faris
sudah mengeluarkan ucapan bahwa rumah kontrakan
Tahfidzh akan di kembalikan pada saya ?( baca kronologis di atas ). Bahkan
ucapan ini juga sampai ke Tapah ? Wahai Abu izhar, Abu faris, Abu Luqman, Abu
Ibrohim dkk, ini menunjukkan persekongkolan kejahatan kalian berjama’ah, kalian
telah mengkultus dan membeo setiap ucapan dan perbuatan Taufiq dan Salim.
Sadarkah kalian ini contoh ciri- ciri munafiq sebagaimana dalam hadist shohih?
Bersabda Rasulullah Shallallahu ’alai wa’ala alihi wa sallam : ciri- ciri orang
munafiq ada tiga : jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika di
beri amanah berkhianat ( HR. Bukhori dan Muslim ).
Terhadap saya kalian menabur buruk busuk prasangka,
ghibah, dusta namimah, mencari- cari kesalahan sampai ke Sei lilin SUMSEL dan
Keritang RIAU dengan kedok kritikan membangun, menampung aspirasi, jangan
taqlid dengan Ustadz dll, inilah Jalan iblis yang kalian tempuh, membingkai dan
membungkus dosa berantai dengan bahasa manis indah mempesona menawan memikat
hati.
Tidak cukup di sini,
kalian sepakat untuk mengambil uang kas tahfidzh 2 juta dan uang sisa pembangunan mesjid masa saya (
belasan juta, saya lupa sekarang jumlah pastinya).
Padahal saya
tidak mengizinkan itu semua, cukuplah Allah Ta’ala yang menghisab kalian semua.
Sekarang kenapa Abu Sulaiman Jeri Bengkulu, tidak mau lagi
kembali ke Kota jambi? Apakah janjimu wahai Salim dan Abu Faris dkk kepada Abu
sulaiman?. Dan kenapa kamu hai Taufiq belum pindah ke Jambi ? bukankah Salim,
sebagai mana ucapanmu, akan semangat bersodaqoh dan menjamin pembiayaan bulanannya? Kenapa kamu takut pindah ke
Jambi? Bukankah Abu Sulaiman Jeri
bengkulu tidak sampai sebulan di mesjid Bagan pete? Hanya Januari 2014 ?
Sisi ke dua : Taufiq tidak
menyebut kalimat Insya Allah sebagaimana di atas.
Ungkapan Insya Allah
berkaitan tentang suatu rencana yang akan datang, sudah ada pelajaran dalam
kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam dan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam.
1.
Adapun
kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Dari Abu Hurairoh berkata : bersabda
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : berkata Nabi Sulaiman : sungguh aku
akan mengelilingi ( menggauli ) dalam satu malam 90 istri, semuanya akan
melahirkan ahli penunggang kuda semuanya berjihad di jalan Allah. Lalu temannya
berkata kepada Nabi Sulaiman : ucapkanlah[ Insya Allah, namun Nabi Sulaiman
tidak mengucapkannya, lalu beliau menggauli semuanya dalam satu malam, namun
tiada seorangpun yang hamil kecuali satu orang istri, lahir setengah manusia.
Demi jiwa Muhammad di tanganNya, jika beliau mengucapkan Insya Allah sungguh
semuanya berjihad di jalan Allah semuanya sebagai penunggang kuda ( HR. Bukhori
6639, 6720 ). Juga di Shohih Muslim 1654.
Berkata
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin : dalam hadist ini ada pelajaran yang
terjadi pada seorang Nabi dari Nabi- nabi Allah, yang bertekad pada urusannya tanpa
di iringi Insya Allah, maka tidak berguna kedekatannya terhadap Allah Ta’ala
agar terealisasi keinginannnya kecuali senantiasa beliau mengingat Allah dan
tidak melupakanNya,maka bagaimana dengan orang yang lebih rendah keadaan dan
statusnya di bandingkan para Nabi ?, sesungguhnya kebiasaan para Nabi dan
waliNya terjadi dengan niat mereka yang sholeh, Allah Ta’ala mentakdirkan
perkara- perkara seperti ini atas, ucapan yang keluar dari lisan hambaNya agar manusia menyaksikan bahwasanya
segala urusan adalah milikNya, dan sesungguhnya Allah satu- satuNya yang
mengatur dan mengurus, dan tiada sekutu pada hukum dan urusanNya. ( Tanbihul
Afham pada hadist 354 ).
Pelajaran-pelajaran lain pada
hadist ini :
1.
Mengucapkan Insya Allah ketika ingin melakukan
pekerjaan pada masa akan datang atau ketika memberikan kepastian kepada
seseorang .
2.
Mengucapkan Insya Allah merupakan salah satu
adab yang penting yang tidak boleh di remehkan oleh seorangpun dalam kehidupan
sehari- harinya.
3.
Beramal dengan sebab- sebab untuk mencapai
tujuan dengan tidak meniadakan sikap tawakkal kepada Allah Ta’ala.
2.
Adapun
kisah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. Berkata Ibnu Katsir pada awal
surat Al kahfi. Dan Muhammad bin Ishaq telah menyebutkan sebab turun surat ini,
lalu ia berkata : telah bercerita padaku seorang syaikh dari penduduk Mesir,
datang pada kami sejak 49 tahun lalu, dari ‘Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata :
Quraisy telah mengutus An Nadhar bin Al Harist dan ‘Uqbah bin Abi Ma’ith
kepada pendeta- pendeta Yahudi di
Medinah. Tokoh Quraisy berkata : tanyakanlah kepada mereka tentang Muhammad,
lalu ceritakan tentang sifatnya, dan beritahukan juga kepada mereka semua
ucapannya, sesungguhnya mereka adalah ahlul kitab awal, dan di sisi mereka ada
ilmu tentang para Nabi yang kita tidak miliki ilmunya. Lalu keduanya ( An Nadhar dan Uqbah ) keluar kota hingga
sampai di Medinah lalu bertanya kepada pendeta Yahudi tentang Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam. Lalu mensifati perkara beliau dan sebagian ucapannya kepada mereka. Keduanya berkata :
sesungguhnya kalian adalah Ahlu Taurat dan kami telah mendatangi kalian agar
kalian memberitakan kami, tentang teman kami ini( Nabi Muhammad). Berkata Ibnu
Abbas : lalu pendeta berkata kepada mereka “ tanyakanlah padanya tentang tiga
perkara “. Jika ia menjawab tiga perkara tersebut, maka ia adalah seorang Nabi
yang di utus, jika ia tidak bisa menjawab pertanyaan, maka ia adalah seorang
pembual, terserah pendapat kalian tentangnya”. Tanyakan padanya tentang pemuda-
pemuda yang melarikan diri pada masa dulu, bagaimana keadaan mereka,
sesungguhnya berita tentang mereka ada kisah yang mengagumkan ?, tanyakan
padanya tentang seseorang yang mengelilingi sepanjang timur dan barat bumi,
bagaimakah beritanya? Dan tanyakan padanya tentang ruh, bagaimakah ia ? jika ia
menjawab semua pertanyaan kalian, maka ia adalah seorang Nabi maka ikutilah ia
( Muhammad ), jika ia tidak bisa menjawab, maka sesungguhnya ia adalah seorang
pembual, berbuatlah sekehendak kalian tentangnya, maka An Nadhar dan Uqbah
pulang sehingga menghadap tokoh quraisy lalu keduanya berkata : “ Wahai
sekalian tokoh Quraisy, kami telah mendatangi kalian untuk memutuskan perkara
antara kalian dengan Muhammad, dan para pendeta Yahudi telah memerintahkan kami
untuk bertanya kepadanya, lalu mereka mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam kemudian bertanya, “ wahai Muhammad jawablah pertanyaan kami, lalu
mereka bertanya kepada beliau tentang pertanyaan yang sudah di perintahkan
untuk di tanya”. Maka Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda kepada
mereka,” besok saya akan menjawab apa yang kalian tanyakan”. Dan Beliau tidak
mengucapkan Insya Allah, orang Quraisy pun pulang. Dan selama 15 malam, Allah
Ta’ala tidak menurunkan wahyu tentang perkara tersebut, dan malaikat Jibrilpun
tidak mendatangi Beliau sehingga hebohlah penduduk Mekkah. Mereka berkata : Muhammad
telah berjanji menjawab pada kita esok hari, sementara sekarang kita sudah
melewati 15 hari, tidaklah memberitakan sedikitpun, apa yang kita tanyakan
padanya. Sehingga Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersedih hati akan
tertundanya wahyu dan sungguh berat bagi beliau dengan pembicaraan penduduk
kota Mekkah, kemudian barulah turun malaikat Jibril dari Allah Ta’ala membawa
surat Al kahfi, di dalamnya pengingkaran atas kesedihan beliau terhadap mereka
dan berita tentang pertanyaan mereka kepada Beliau tentang perihal pemuda,
seseorang yang mengelilingi bumi dan firman Allah Ta’ala. Artinya ( dan mereka
bertanya kepada engkau tentang ruh , katakanlah perkara ruh adalah urusan
Robbku dan tidaklah kalian di berikan ilmu kecuali sedikit ). Al Isro’ 85.
ولا تقولن لشيء
إني فاعل ذلك غد إلا
أن يشاء الله واذكر
ربك إذا نسيت وقل
عسى أن يهدين ربي
لأقرب من هذا رشدا
دا
Artinya : Wahai Muhammad, dan janganlah
sekali- kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : sungguh besok aku akan melakukan sesuatu kecuali kamu
mengatakan, “ Insya Allah, dan ingatlah kepada Rabbmu jika kamu lupa “ dan
berdo’alah semoga Rabbku memberikan petunjuk kepadaku untuk mendapatkan jalan
yang paling dekat kepada kebenaran dalam urusanku ini. ( Al kahfi 23- 24).
Berkata
Ibnu katsir tentang ayat ini : ini petunjuk dari Allah Ta’ala untuk Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam agar beradab ketika bertekad melakukan sesuatu pada
masa akan datang, agar mengembalikan tekad tersebut kepada kehendak Allah
Ta’ala Yang Maha Mengetahui perkara ghoib yang telah berlalu, sekarang dan yang
belum terjadi........ sampai ucapan Ibnu katsir : dan telah berlalu pada awal
surat ini penyebutan sebab turun ayat ini yaitu sabda Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam saat di tanya tentang kisah Ashabul kahfi ( pemuda penghuni gua ),
besok saya jawab pertanyaan kalian. Lalu tertundalah wahyu selama 15 hari.
Berkata Syaikh Sa’di dalam tafsirnya
tentang ayat ini : larangan ini juga untuk selain Beliau, walaupun karena sebab
khusus kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, karena pembicaraan umum
untuk seluruh mukallaf ( yang sudah mendapat beban ), maka Allah Ta’ala melarang
seorang hamba mengucapkan dalam urusan akan datang, “ sungguh aku akan
melakukan perkara itu tanpa di iringi dengan mengucapkan Insya Allah , karena
hal demikian mengandung banyak larangan di antaranya :
1.
pembicaraan atas perkara ghoib yang akan datang,
yang ia sendiri tidak tahu apakah ia bisa melakukan atau tidak ? apakah
terealisasi atau tidak ?
2.
mengembalikan perbuatan kepada kehendak hamba
semata adalah terlarang, karena ( al
masyi ah ) kehendak adalah milik Allah semata( dan tidaklah kalian berkehendak
kecuali Allah Robb alam semesta berkehendak ).
3.
Sungguh dalam penyebutan Insya Allah, mengandung
keringanan dan kemudahan urusan, tercapainya berkah dalam urusan tersebut,
memohon pertolongan seorang hamba kepada Allah
Ta’ala saja.
4.
Seorang hamba adalah manusia biasa, mesti
terjadi kelupaan sehingga meninggalkan ucapan Insya Allah , maka Allah Ta’ala
memerintahkannya untuk menyebut nama Allah setelah itu, agar tercapai harapan
dan tertahan bahaya, itu semua di ambil dari keumuman FirmanNya ( Artinya : Dan
ingatlah Robbmu jika engkau lupa ). Inilah perintah untuk zikrullah saat lupa,
itu akan menghapusnya dan akan mengingatkan seorang hamba atas perkara yang ia
lupakan, dan demikian juga di peringatkan orang yang lalai untuk zikrullah dan
janganlah termasuk orang- orang yang lalai. Sesungguhnya seorang hamba itu
fakir kepada taufiq Allah Ta’ala agar ia
tetap di dalam kebenaran dan tidak jatuh dalam kesalahan baik ucapan dan
perbuatannya.
Pelajaran lain dalam masalah ini :
1.
Manusia hanya berencana dan membuat program,
Allah Ta’ala pula yang menentukan hasilnya, manusia itu terlampau lemah dan
fakir untuk mengucapkan sebuah kepastian, karena Allah Ta’ala Sang Pemilik
tubuh manusia, Yang Maha Pengatur segala urusan, dapat berkehendak lain.
2.
Ucapan Insya Allah adalah penegas ucapan
kepastian dan keyakinan bukan keragu- raguan sementara ucapan “ sesungguhnya
aku akan mengerjakan ini...itu... esok hari adalah sebuah kepastian dan tekad
diri jika hal itu benar- benar rencana akan di lakukannya.
Sisi ke tiga : Ucapan
Taufiq ini menunjukkan, bahwa dia menyelisihi pelajaran Tauhid, mestinya jika
dia merasa alim, seharusnya Taufiq menegur Salim karena Salim mempunyai
Sifat hubbu ar ri asah ( suka tampil, obsesi menjadi pemimpin )
dakwah.
Berkata
Syaikh Abdurrohman bin Hasan : Dan Al ‘Allamah Ibnul Qoyyim Rahimahullahu
Ta’ala juga berkata : ada perbedaan antara cinta imamah ( menjadi pemimpin )
dan da’wah kepada Allah ta’ala dengan hubbu ar ri asah (suka tampil, obsesi
pemimpin ). Yaitu perbedaan antara mengagungkan perintah Allah Ta’ala dan
menasehati untuk Allah Ta’ala dengan mengagungkan diri sendiri dan berusaha
meraih bagiannya. Sesungguhnya penasehat karena Allah Ta’ala dan mencintai Nya,
suka Allah Ta’ala di ta’ati tidak berma’siat padaNya, dan agar kalimat Allah
Ta’ala yang tinggi dan semua agama hanya milik Allah ta’ala.Dan agar para hamba
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya...........Berbeda dengan
keadaan orang suka tampil, obsesi menjadi pemimpin, sesungguhnya orang yang
mengejarnya ( tampil, pemimpin ), berusaha meraihnya agar tercapai kepentingan-
kepentingan pribadi mereka : mulai dari merasa tinggi/ hebat di muka bumi,
menundukkan hati- hati manusia dan cenderung kepada mereka, dan mereka ( orang
yang hatinya sudah tertunduk ) menolong mereka (orang yang suka tampil, obsesi
pemimpin) atas seluruh kepentingan- kepentingan pribadi mereka, di sertai
kedudukan mereka ( orang yang suka tampil ) hebat/ tinggi dan menguasai mereka ( orang yang hatinya
sudah tertunduk ).
Maka
muncullah akibat dari tujuan ini, kerusakan- kerusakan yang tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala seperti : perbuatan bohong, hasad ( iri hati
), sikap melampaui batas, dendam kesumat, kedholiman, melindungi citra diri
sendiri tanpa haq Allah Ta’ala, mengagungkan orang- orang yang di hinakan oleh
Allah Ta’ala, menghina dinakan orang yang di muliakan oleh Allah Ta’ala, dan
tidaklah sempurna kepemimpinan duniawi
kecuali dengan itu semua, dan tidaklah di dapat kecuali dengan
kerusakan- kerusakan yang berkali lipat, dan tokoh- tokoh suka tampil/ obsesi
menjadi pemimpin telah buta dengan ini semua. Maka apabila terbongkar tirai,
teranglah kerusakan mereka ( orang yang suka tampil, obsesi menjadi pemimpin ).
(lihat bab ajakan ke syahadat la ila ha illah buku Al qoulul mufid wa fathul
majid halaman 138- 139 ).
Dan orang yang paham dan
sadar akan modus perbuatan Salim dan Ari ini, benar- benar menyaksikan kerusakan- kerusakan lisan mereka.
Tuduhan Taufiq : sejak dari dulu , Salim sering mengadu tentang
antum(Muhammad jafar) pada ana ( Taufiq ).
Saya jawab : justru ini
bukti persekongkolan kamu, kejahatan Salim & Ari,lain muka lain di
belakang, sudah berlangsung lama, persamaan batin dan prilaku kalian berdua
saling merapat dan merekat sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
di atas, sehingga tidak ada lagi perbedaan watak dan prilaku kecuali beda fisik
saja. Jadilah kamu berdua bagaikan pinang yang tidak terbelah lagi. Teman
ngerumpi dan gossipmu, segala yang di lihat dan di dengar, di rasa, menjadi
sesuatu yang lebih berharga di bandingkan emas, mengantongi selautan data- data
fitnah, di jadikan bahan gossip, gunjingan setiap tempat, kondisi dan keadaan
di gunakan untuk mengadu. Salim, Ari, Abu Luqman, Abu Izhar, Abu Faris, Ahmad
Farid, Marwan, Azmi Aceh dkk lebih memilih air comberan parit hitam, di
bandingkan mata air yang jernih, lebih menyukai bangkai di bandingkan makanan
halal toyyib lezat dan buah- buahan yang segar, lebih indah mengorek sampah di
bandingkan taman bunga yang indah nan elok. Hatimu kalian senang ber bunga-
bunga, bibir tersenyum bahagia, muka ceria bersinar, sorot mata berbinar- binar
tiada berkedip. Penyakit lisan kalian , berghibah, berdusta, memfitnah, adu
domba dll di bingkai dan di bungkus bahasa manis indah mempesona menawan
memikat hati. Menamakan perbuatan keji nan nista, candu dosa berantai, dengan
istilah berasumsi baik, romantis dan di sukai hati , pencipta kilah kelit
penyedap rasa.Ini bukti kamu berdua ( Salim dan Taufiq )bukan hanya sekedar menempuh
jalan iblis bahkan kalian berdua adalah da’i handal JIL ( jalan Iblis ). Kalian
tidak malu sedikit pun , di depan muka saya saja, masih di Jambi sudah terang
benderang kekejian kalian bagaikan sinar matahari di siang hari, hati kalian
sudah mengkristal, kulit muka sudah tebal dan sudah berdarah dingin.
Tuduhan
Taufiq : Ikhwan ada yang menyimpan kles pribadi dengan antum.
Jawaban saya : Jika ini
benar, mengalah dalam pembicaraan, Ini menunjukkan keburukan akhlaq Taufiq dan
ikhwan jambi tersebut, kalian lebih senang berghibah, bergunjing, bergos sip
dan ngrumpi dan mental pengecut, berani bicara di belakang, rapat umum berkali-
kali di belakang saya. Kenapa Taufiq tidak menyuruh ikhwan Jambi tersebut
ksatria berbicara de ngan saya? Atau di selesaikan internal di Jambi ? bukankah
banyak di antara jama’ah yang lebih tua di bandingkan saya? Kenapa mesti lapor
kepada kamu? Atau kamu dan Salim tukang pengorek- ngorek ? Dan kenapa selama
ini bermanis muka dan datang ta’lim? Malah Taufiq bangga datang dari Kuningan
berkedok dauroh ke Jambi menghabiskan dana jutaan rupiah, untuk menyelesaikan
kles pribadi. Ternyata setelah saya
tanya adalah klesh dengan Abu Izhar dan Zul fadhli. Adapun tuduhan, ada
klesh pribadi dengan Abu Izhar, sudah saya jawab di atas, beliau mengingkari
itu semua dalam via sms.( baca judul Jawaban SMS Abu izhar redi sugiri bukti
sudah ada fitnah, dusta dan namimah Salim ), sebelum Kronologis kedatangan
Taufiq. Adapun klesh dengan Dzul fadhli
adalah dusta, justru membongkar kekejian akhlaq
nya juga keburukan watak Dzulfadhli, Salim,
Abu Faris dkk karena telah menyusun dan menyetujui itu semua dalam rapat. Saya jawab di bagian bawah dalam
judul bab Fitnah busuk prasangka menyengat berulat khianat komisi mobil .
Sampai sini Alhamdulillah
saya sudah menjawab 8 point tuduhan- tuduhan taufiq pada saya yang di umbar
pada jum’at siang 22 maret 2013 / 10 jumadil awwal 1434. Adapun muntahan
tuduhan- tuduhan Taufiq pada sabtu sore
16 maret 2013/ 4 jumadil awwal 1434 berjumlah 9 point, Alhamdulillah sudah saya
jawab 7 point, tinggal 2 point lagi menasehati kesalahan- kesalahan saya di
depan ikhwah bukan ghibah dan menghalangi dakwah salafiyah adalah cara iblis.
11. MALAM MAKAR EKSEKUSI TAUFIQ , SALIM &
ARI OPERASI JEBAKAN DAN FITNAH
Jum'at malam setelah isya, Taufiq Hidayat,
Salim, saya dan sebagian besar ikhwan kumpul di rumah tahfizh. Taufiq Hidayat
berkata " ustadz muhammad ja'far sebagai tuan rumah buka pembicaraan. Saya
jawab" jadi antum mengakui saya sebagai tuan rumah ya? Ucapan saya sebagai
sindiran bahwa Taufiq adalah tamu, sementara di dalam al quran dan As sunnah
ada adab- adab bertamu. Setelah saya baca doa pembukaan, saya serahkan waktu
kepada Taufiq Hidayat, karena saya lihat ia ambisi berkumpul dengan saya dan
ikhwan- ikhwan sejak hari ahad malam kemarin.
Kemudian Taufiq berkata
"malam ini kita bacakan kesalahan- kesalahan ust Muh ja'far, keluarkan
rekaman letakkan di depannya, Salim yang membacakan, Dzul fadhli yang menulis
di papan tulis". Saya langsung terkejut dan tersinggung dengan adab dan
akhlaq buruk Taufiq dan Salim, sungguh
saya tidak menyangka dengan adab dan akhlaqnya. Lalu alat-alat rekaman pun di
letakkan di dekat saya. Namun saya
berusaha menahan emosi. Lalu salim berkata" kesalahan kesalahan ust muh
ja'far ada 18 point, karena banyak mirip di ringkas menjadi 10/ 11 point Saya
pun berkata " Taufiq , antum juga harus adil dengan kesalahan Salim
". Taufiq kambuh lagi kebiasaanya, marah- marah dengan suara tinggi, muka
merah, mata melotot dan tunjuk- tunjuk tangan kepada saya "tadi siang kita
sudah berjabat tangan saling mema'afkan, ini ghibah...dst ..keluarlah muntah
kata –kata caci maki, hinaan dari Taufiq kepada saya." INI KEDUSTAAN
TAUFIQ YANG KESEKIAN KALI,BACA KRONOLIGIS DI ATAS (NO 10 HARI JUM’AT). TIDAK
ADA TAUFIQ DAN SALIM MINTA MA’AF KEPADA SAYA , JUSTRU SAYALAH DULUAN MENYALAMI
DALAM RANGKA MOHON PAMIT PULANG, SETELAH TAUFIQ BERHENTI DARI MUNTAH FITNAHNYA.
Fakta lainnya : saya sempat berkata khusus pada Taufiq “ jika emosi kamu ini di
sebabkan kedustaan namimah Salim, saya ma’afkan kamu, nanti bisa kita ricek
pada Bpk Sholahuddin.(Untuk kalimat di atas, bagi orang yang cerdas dan bukan
tukang fitnah tentunya paham, kalimat ini bukan berarti sekaligus memaafkan
Salim).Saya ucapkan demikian karena saya masih berprasangka baik pada
Taufiq,kemudian dia bisa berlaku adil,dan mengkritisi Salim,ada apa dengan
Salim yang sengaja berdusta dan namimah??? Ini bukti Taufiq Bos pengaman
brutal makar Salim dan persekongkolannya lagi pendusta , ternyata seiring
waktu ALLAHU TA’ALA menyingkap hakikat Taufiq yang ternyata seorang pendusta,
maakir ( pembuat makar ) juga yang ikut andil dalam makar&fitnah ini.Lalu
Salim membacakan satu persatu. Nanti akan saya sebut kan pada bab menjawab tuduhan.
Wahai Taufiq ini salah
satu pemahaman agamamu dan orang- orang semisalmu Salim, Ari dkk, demi
melindungi pelaku makar, pelaku kejahatan, pelaku kedholiman, kamu menaikkan
bendera ghibah harom tapi untuk menjatuhkan dan memfitnah korban tidak ada
kamus ghibah, bongkar aib, fitnah,menghina, caci maki, dusta namimah dan
seterusnya dari dosa- dosa lisan tapi di bungkus dan di hiasi dengan untaian
kata- kata indah manis bahasa yang mempesona menawan hati, berkelit dan
berkilah dengan bumbu penyedap rasa yaitu nasehat, menampung komentar, kritikan membangun,
menampung aspirasi dan tidak taqlid dengan ustadz karena seorang ustadz adalah sorotan.
Adapun tuduhan kesalahan
ke dua dan ketiga sudah saya jawab di atas. Moyoritas subyektif dan ada dua
mengarah ke aqidah. Insya Allah saya jawab semua.
TAUFIQ, SALIM DAN ABU IZHAR SAFAR KE SEI LILIN TERNYATA MENCARI- CARI KESALAHAN SAYA DAN
TERBONGKARLAH KEDUSTAAN TAUFIQ KESEKIAN KALI
12.
Sabtu pagi 23 maret 2013 (11 jumadil awwal 1434 ) saya safar mengisi ta'lim di
sei lilin –SUMSEL. Selesai ta'lim, saya bertanya kepada Bambang Abu Umar,
gimana ta'lim bersama Taufiq kemarin ? saya bertanya sesuai pengakuan Taufiq
pada khamis sore kemarin, “ apakah Abu Umar mengundang Taufiq isi ta’lim di Sei
lilin ? Lalu Abu Umar bercerita" Saya tidak ada mengundang Taufiq kesini,
justru saya terkejut, ia sms saya, minta di kumpulkan ikhwan sei lilin mau isi
ta'lim......dst. Setelah isya saya di dampingi Abdullah berbicara dengan mereka
bertiga Taufiq, Salim dan Abu Izhar di musholla. Ternyata Salim dan Taufiq
bertanya apa- apa saja kesalahan ustadz selama ini di sei lilin....dst. Sampai
Salim meng giring pembicaraan banyak masalah...ini.... itu..., penyampaian
ustad cepat tidak bisa di pahami, Saya (Abu Umar) jawab tidak terlalu cepat,
jika ada yang cepat pun masih bisa di pahami. Kemudian Salim bercerita
kesalahan- kesalahan ustadz di jambi....... dst dan kami ( Abu Umar dan
Abdullah ) menjawab dan menasehati mereka. Saya ( Abu Umar )bertanya kepada
Salim" berapa lama antum di jambi?" Salim menjawab " baru dua
atau tiga minggu". "apa yang antum lakukan selama ini? Salim
menjawab" berkunjung ke beberapa rumah ikhwan Jambi menampung aspirasi
tentang ust muh ja'far. Saya ( Abu Umar ) dan Abdullah bergantian menasehati,
mengomentari dan membantah ucapan Salim dan Taufiq, bahkan sampai dalam tuduhan- tudahan masalah ta'bir mimpi, tapi
Salim terus berbicara menyebutkan masalah kesalahan- kesalahan ust.Muh ja’far
menurut masukan dan aspirasi ikhwan jambi tanpa menyebutkan nama. Demikianlah
sampai malam hari, karena waktu sudah cukup malam, mereka bertiga, saya ajak ke
rumah untuk menginap". Dari kejadian ini terbongkar lagi kesekian kali
kedustaan Taufiq dan modus Salim dan Taufiq sebenarnya.
Saya( Muh ja’far ) berkata kepada Abu
Umar " saya berniat membuat surat pernyataan.... Abu umar juga mendukung
bahkan menilai, sebenarnya operasi salim
adalah penggulingan dan kudeta seluruh aset dakwah dengan kedok
kesalahan- kesalahan ustadz. Dan sayapun mengikhlaskan aset dakwah di pegang
Salim yaitu tanah wakaf mesjid dan bangunan mesjid tersebut dan kontrakan
Tahfidzh, karena melihat ucapan, obsesi dan perbuatan nya sebagaimana fakta dan
data dalam tulisan ini, yang di dukung moyoritas ikhwan kota Jambi dan Abu
Izhar Purwodadi. Bahkan oleh orang yang di tuakan seperti Abu Faris Tabsirun,
Abu Izhar, Abu luqman dan Abu Addin sampai meminta sertifikat tanah. Dan orang
yang masih belajar dengan saya pun setuju di serahkan saja kepada Salim.
Berbeda dengan kondisi ma kar dauroh Ust Dzulakmal, justru jama’ah sayalah yang
gigih untuk mempertahankan mesjid.
Setelah ta’lim, saya pulang kembali ke
Jambi dan mendapat sms dari Dzulfadhli,yang inti nya meminta hak dia uang 250
ribu kapan dia bisa mengambilnya karena lagi butuh uang. Saya jawab datang saja
ke rumah ba'da zuhur setelah saya selesai isi ta'lim seperti biasa. (zulfadhli
masih beranggapan saya khianat uangnya,insya ALLAH nanti saya menjawab).
Semoga Allah Ta’ala membalas semua kebaikan
Abu Umar dan Abdullah, yang telah membela kehormatan saya, dan menjawab tuduhan
mereka,padahal Abu Umar dan Abdullah belum bertanya kepada saya, apa yang
terjadi dan jawaban saya terhadap tuduhan tersebut.
Ini merupakan keburukan Abu Izhar sebagai
donatur, memfasilitasi rumah dan mobilnya, hartanya untuk menghabisi saya. Dan
semoga Allah Ta’ala saja yang membalas perbuatan makar kalian semua.
TERBONGKAR MAKAR SALIM :ANTUM (MUHAMMAD JAFAR ) MASIH BISA MEMBANTU
SAYA MENGAJAR DITAHFIDZH INI
13.
Ahad 24 maret 2013( 13 jumadil awwal 1434) selesai maghrib, saya menemui Salim
di kontrakan tahfidzh, saya bertanya kepadanya " dari siapa saja antum
dapatkan semua point tadi malam? Salim jawab" dari ikhwan". Saya
bertanya lebih satu kali, siapa namanya? Salim tidak menyebutkan nama. Saya
bertanya dimana dibuat kesalahan-kesalahan tersebut ? Salim jawab ”di rumah pak
Tafsirun. Salim berkata" antum selesaikan kezholiman antum masalah komisi
mobil dengan Zul fadhli, antum masih bisa membantu saya ( Salim ) mengajar di
tahfidzh ini. (Masya ALLAH semakin terang ternyata makarnya terhadap saya
selama ini tersimpan obsesi nya menjadi pemimpin dakwah dan sebagai Ustadz).
Saya terkejut, karena suasana sudah
menjadi terbalik. Salim datang dari Boyolali- jateng, numpang tidur di
tahfizdh cari kerja di Jambi , selalu pinjam motor saya,lalu saya beri
kesempatan membantu saya mengajar anak- anak, malah sekarang ucapannya berlagak
pimpinan tahfizdh dan saya lah masih di izinkan, di jadikan membantunya
mengajar anak- anak. Padahal dengan izin Allah lah saya merintis dan berusaha.
Sayapun teringat ucapannya ketika pertemuan rabu malam 13 maret 2013 : KAMI
TIDAK ADA RENCANA MENGGULINGKAN USTADZ, baca kronologis no 3. Sayapun berkata,
“ semoga Allahlah yang membalas semua makar kamu, selama ini.”
ALLAHULMUSTA'AN.LA HAULA
WALA QUWWQATA ILLA BILLAH. Adapun fitnah komisi mobil, saya jawab di bab bawah.
SALIM, ARI DKK PENGECUT UNTUK TANDA TANGAN KECUALI ABU FARIS
14. Isi surat pernyataan itu juga saya bawa ke
Abu Ajeng Suprianto pegawai kehutanan un tuk minta tanggapan dan masukan.
Alhamdulillah beliau setuju dan menanda tangani. Saya memberitahu Abu Fikron
Sholahuddin, beliaupun setuju, kemudian saya menitipkan surat pernyataan di
atas pada Sholehudin Abu Fikron,agar serah terima ini di persaksikan oleh ikhwan berikut agar
mereka juga menanda tangani kertas tersebut sebagai bukti. Surat yang saya
serahkan pada beliau, ada revisi dan penambahan lalu saya tanda tangani
,kemudian beliau bercerita pada saya
telah mengajak Abu Faris, Abu Luqman ,
Salim dkk untuk tanda tangan, tapi mereka tidak berani tanda tangan sampai Abu
faris saja yang tanda tangan, se mentara Salim kembali menggunakan jurus sakti
andalannya, buruk busuk prasangka kepada manusia, Salim berkata kepada Abu
Fikron “ antum ya yang mengajarin ust
muh ja’far membuat surat ini ?, saya pelajari dulu isi surat ini, kemudian
nanti akan saya buat surat balasan”.
Saya berkata, “sampai detik ini tidak ada
surat balasan dari Salim”. Lalu Abu fikron memba wa juga surat pernyataan
tersebut ke WKS Tebing Tinggi agar di ketahui oleh jamaah di sana, juga ke
trans Purwodadi.Dan surat tersebut di pegang oleh beliau. Namun saya masih
menyimpan foto copinya.
Wahai Salim, Ari dkk , kalian pengecut
hanya untuk tanda tangan surat pernyataan saya, dengan dalih dan kilah
mempersulit, jika mau menyerahkan, serahkan saja tanpa tanda tangan.Ini bukti
kalian pembuat makar di belakang saya, berani bicara belakang bahkan rapat umum
di belakang saya, tidak berani legal formal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar