Selasa, 07 Oktober 2014

KRONOLOGIS KEDATANGAN ABU ‘ASHIF SALIM BOYOLALI

        Suatu ketika Salim masih di jawa menelpon saya , mohon izin numpang tidur sementara waktu di rumah kontrakan tahfidz untuk  mencari kerja di jambi, kemudian jika sudah dapat kerjaan akan keluar dari rumah Tahfidzh. Saya mengizinkan karena sudah kenal pada tahun pertama sempat beberapa kali bermajlis dengan saya. Dan ikhwan jambi yang lamapun sudah kenal dengannya sa'at kerja di WKS tebing tinggi. Dan saya sempat memberitahu Abu luqman. Kebetulan guru bantu anak- anak belum dapat, sekalian bantu ngajar anak- anak belajar Iqro'.  Bahkan Salim pun sempat sms kepada saya sebelum berangkat ke jambi, mohon numpang di kontrakan dan tetap cari guru bantu resmi.
      Salim sampai di jambi Sabtu  16 pebruari 2013 M/ 5 Rabi'ul akhir 1434H waktu saya lagi safar ta'lim ke tapah tungkal- jambi. Sebelum kedatangannya rumah kontrakan sudah di lengkapi dengan kasur, perlengkapan dapur , kipas angin, dispenser dan lain- lain. Saya menyuruh istri membuat makanan, juga menyarankan ke Abu Luqman  untuk mengantar makanan untuknya. Setelah itu Salim pun bantu saya ngajar anak- anak. Dan kami pun saling tasmi'(mendengar) kan  hafalan al quran pada pagi hari. Ia juga datang ke pelajaran- pelajaran saya seperti pada ahad pagi, selasa malam shohih muslim, senen malam, rabu malam dan khamis malam durusul lughoh. Ia mendekat sangat ramah, sopan santun di depan saya bahkan sampai sering pinjam motor saya, sebelum ia beli motor. Ia pernah cerita tidak mau keliling mengunjungi  rumah- rumah ikhwan, nanti malu di tanya tentang istrinya minta khulu' ( cerai ). Kuatir 2 anak laki- laki yang masih bersamanya di ambil mantan mertua, karena mantan mertua matre duniawi ingin mensekolahkan cucunya di sekolah umum, sementara ia ingin anaknya jadi hafizh Al quran, sementara anak pertama sudah di ambil mertua. Di kontrakan, ada seorang anak bernama Yoki, bapaknya sudah meninggal ketika masih bayi, dan dulu tetangga samping dinding rumah ketika saya ngontrak di sei kambang (desember 2005- desember 2006 ), Dzulqo'dah 1427- dzulhijjah 1428 H ).Waktu itu yoki masih kecil sekali umur 5 tahun. Dan sekarang kata kakak perempuannya(Ia ikut taklim dengan saya) Yoki masih berumur mau masuk 14 tahun tapi badannya  tinggi lebih kurang 170 cm.  Maka di tinjau dari sisi umur Yoki belum baligh. Menurut Syaikh 'Utsaimin ciri- ciri baligh di antaranya:  1. Keluar mani dengan ihtilam atau selain ihtilam 2. Tumbuh rambut di kemaluan 3. Umur genap 15 tahun. ( lihat majalis ramadhan hal 29- 30 ). Dan sayapun menganggap Yoki yatim dari sisi umur, namun saya lupa menanyakan apakah sudah baligh dengan syarat lain. Dan pada malam makar Taufiq, Salim membacakan kesalahan- kesalahan saya di depan umum.
      Ini termasuk tuduhan ke enam sebagai kesalahan saya, bahwa Yoki bukan anak Yatim.
 Saya jawab : sebagaimana di atas, dan justru point menunjukkan bahwa Salim dan Ari musuh dalam selimut sengaja mencari- cari kesalahan dan fitnah. Menikam bisa dari belakang, sementara di depan seperti orang yang memuliakan guru, ramah sopan santun. Jika mereka menganggap Yoki bukan anak yatim, apa alasan kalian ? bahkan Taufiq saja di malam makar saja tidak menyebutkan alasan, hanya mengumbar tuduhan dan pembunuhan karakter. Kenapa kalian tidak ada berbicara di depan saya ? sementara kakak kandungnya saja mengatakan Yoki masih berumur 14 tahun. Apakah kalian lebih mengetahui urusan pribadi waktu kelahiran Yoki di bandingkan kakak kandungnya, yang juga ta’lim dengan saya ? Saya pun pernah menyarankan Salim :
1.  jika ada ikhwan berkunjung, semangati mereka agar anak- anak mereka di pondokkan di kontrakan yang sudah di rintis dan lepas dari sekolah umum atau SDIT. Justru ia berkilah dan berkelit memberikan uzur boleh di SDIT karena mungkin mereka ikut fatwa ust. Dzulqornain dan Ust  Jauhari boleh menyekolahkan anak- anak di tempat hizbi apabila salafiyun belum memiliki pendidikan. Jika benar, dari mana mereka tahu? Saya belum dengar fatwa 2 ustazd tadi, dan jika itu benar fatwanya saya tidak setuju.
2. Coba kumpul soal- soal ajukan ke syaikh Abdullah Iryani, yang lagi di Magetan untuk dapat faedah. Ini juga pernah saya usulkan ke Ari.

PROSES MERINTIS RUMAH KONTRAKAN UNTUK BELAJAR ANAK- ANAK
      Saya datang ke Jambi kota dengan istri pada akhir sya’ban 1426 H / oktober 2005 , menetap di perum Aur duri dan syawal pindah ke perum griya mayang asri- kel mayang mangurai. Pulang lagi ke Pekan baru bersama istri . Barulah pada bulan dzulqo’dah 1426 H saya resmi pindah ke kota Jambi. Pada tahun ke 1 saya mengontrak di kel.Sei kambang desember 2005 M/ dzulqo'dah 1426H). Pada tahun ke 2, saya di jambi mengontrak di perum pemda teluk permai belakang pemancar TVRI( januari 2006 / dzulhijjah 1428 H) yang mencarikannya adalah Salman dan Rano Abu Zufar). Sehingga rumah tersebut berdekatan dengan rumah Rano Abu Zufar dan di luar komplek dekat dengan rumah Salman Abu Addin.  Rumah kontrakan cukup besar dengan dua kamar mandi lalu di bagi dua bagian,  bagian depan untuk belajar anak- anak yang mau nginap dan saya tinggal di bagian belakang. Pertama yang nginap adalah ja'far anak Azmi Abu Ja’far Aceh berumur 5 tahun. Karena menangis terus memanggil umminya sehingga bertahan dua hari saja. Sementara anak ikhwan yang lainnya belum siap mencabut anaknya dari SDN. Mereka belajar sore hari di antar jemput oleh Ahmad Farid dan Rano. Sayapun sengaja mengundang Abu Zakaria Sorolangun yang lagi berada di ma'had ust Abu Fikri Najib Batu Raja SUMSEL Alhamdulillah dengan biaya saya sendiri. Karena Ahmad Farid belum mau ngajar anak- anak. Tidak sampai sebulan Abu Zakaria mengutarakan mau nikah, lalu cari kerja untuk biaya, akhirnya mendapat istri di ma'had ust. Abdul Ahad bagan batu Riau.
      Kemudian tahun ke 3 ( januari 2007 /muharrom 1429 H) untuk penghematan biaya kontrakan, mencari yang lebih murah. Pindah ke Jl Raja Yamin kel Selamat agar lebih dekat dengan Mesjid Nurdin Hasanah dan Mesjid Ad din, yang mencarikannya adalah ummu Ubaid, Istri Marwan info dari kawan Ummu Ubaid. Di sini saya anjurkan anak- anak ikhwan belajar mengaji dengan Farid dan Istrinya ( alumni ma'had kroya ). Yang  ngajar istri Farid saja,terkadang saya antarkan istri saya untuk bantu ngajar. Berjalan sebentar, uzur karena hamil, lalu anak anak perempuan kembali istri saya yang mengajar, dan saya mengajar anak- anak laki-laki.         
           Tahun ke 4,( 2008/ 1430 H ) ada rumah kosong di samping rumah, ingin saya kontrak untuk pendidikan anak- anak mau mondok. Waktu itu Abu Fauzi Agam Aceh berniat membayar setengah sekalian tinggal di bagian belakang rumah tersebut, karena tidak ada biaya setengah lagi rumah sudah keburu di kontrak anak sekolah. Dan saya pun tidak mau menggalang dana.
Dan pada tahun 2009 mulai memasang patok pondasi mesjid Bagan Pete yaitu bln Januari , saya tunjuk Abu Fauzi Agam sebagai kepala proyek, setiap perincian pembiayaan saya menanda tangani, lalu saya telpon Abu Izhar Redi Sugiri untuk mengeluarkan uang karena beliau yang menyimpan, transfer ke Abu Luqman, dan ia juga menulis dalam pembukuan. Seiring waktu, anak- anak yang belajar sore hari baik laki- laki dan perempuan bertambah,  sehingga ruangan makin sempit, pada tahun 2012 saya berniat jika habis kontra- kan 1 Juli 2012, mau mencari rumah yang lebih besar, agar bisa belajar anak-anak. Dapat di perum Pesona Mayang, merolling mertua Abu Syifa' Herman bulan April 2012 M, sebagian murid – murid ikut membantu kepindahan rumah termasuk Abu 'Ubaid Marwan. Qodarullah baru beberapa hari, anak istri tidak cocok air sumur keruh dan berminyak sehingga gatal- gatal.
Kami kembali ke rumah jl Raja Yamin dan meneruskan kontrakan dari 1 juli 2012 – 1 Juli 2013/ 1433H- 1434 H ). Dua bulan sebelum Ramadhan 1433H atau Mei 2012, saya mengajak sebagian murid- murid untuk memikirkan kontrakan belajar anak- anak sebelum asrama pondok terbangun. Sehingga suatu hari nanti, anak- anak yang nginap di pindahkan ke asrama mesjid Bagan Pete. Saya mencari kontrakan sekitar rumah. Alhamdulillah dapat rumah yang sekarang untuk kontrakan Tahfizdh anak- anak. Sebagian besar juga sodaqoh  dari orang awam alhamdulillah tanpa minta-minta. Sebelum kedatangan Salim, Alhamdulillah anak- anak dari tetangga sekitar semakin banyak, sehingga hampir- hampir di kurangi anak –anak kecil laki- laki karena kekurangan tempat. Suatu hari Salim pernah telpon  saya, (mengatas namakan Abu Izhar dan Marwan, bahwa ust Muhammad Ja’far sudah 8 tahun di jambi, tidak ada niat membuat tahfidzh anak- anak). Padahal Marwan sejak dari rumah teluk permai sampai pindah ke perum pesona , Marwan ikut membantu, ini bukti marwan mengetahui niat dan usaha saya mau merintis tahfizdh.. Ini keanehan dari Salim mulai berdusta . Ucapan Salim mengatas namakan mereka berdua, tidak saya sampaikan kepada keduanya, kuatir ribut namimah. Barulah setelah ketahuan belang makar Salim dan Taufiq saya ricek via sms pada Abu Izhar, ucapan di atas dan yang lainnya, beliau mengingkari, semua jawaban beliau via sms masih saya simpan.
        Jawaban Sms Abu Izhar Redi Sugiri (bukti sudah ada fitnah,dusta namimah Salim):
Bismillah, ya tad, mdh2an slaturahmi kita tetp jln, adapun berita2 yg ust dngar, krna tdk bnar semua, mdh2an bsa mengurangi dosa2 ana. 1. Ana g prnh mrsa mngmuk,n tdk prnh merasa bicra sm orang lain klo ana mngmuk sm antum. 2. Ana tdk pernah merasa kles sm antum. 3. Tntang thzir antm ke ana mmng ana ada mndengar dr bbrp ikhwan.4. seingat ana tdk prnh bicra, apalagi mnyuruh or mngtakan hal tentang thpiz seperti itu. Diterima : 17:54:45. 14-06 2013. Ini salah satu bukti sudah ada dusta namimah ,Taufik Hidayat dan Salim ,bahwasanya: saya telah mentahzir abu Izhar sebagaimana sms beliau diatas. Jawaban saya :bahwa Salim sering nel- pon dari jawa bertanya tentang kabar sifulan sifulan, juga bertanya apa saja ucapan-ucapan ikhwan ketika musyawarah rencana membuat tahfidz,siapa saja yang mensekolahkan anaknya di SDIT dan lain- lain. Salim menunjukkan seperti peduli terhadap ikhwan dan dakwah. Dan bahkan ketika sudah dijambi Salim pun banyak bertanya ini dan itu,suatu ketika ia berkata”sore ini saya mau berkunjung ke rumah abu Izhar, karena saya heran, beliau pindah rumah ke jambi, tidak ada satu ikhwanpun di beritahu. Maka saya ( muh ja’far ) berkata “Jika antum bertemu Abu Izhar ,coba antum(engkau) ingatkan Abu Izhar agar jangan sampai mensekolahkan anaknya di SDIT Yayasan Imam Bukhori karena jika kita yang tidak memulai dan meramaikan pendidikan kita, siapalagi ?, kata  Fahri, Abi- , sudah bangun rumah tidak jauh dari mesjid Ubay”.Juga Izhar , sekolah di SMPIT Nurul Ilmi (Ikhwan Muslimin). Saya tegaskan kalimat saya, ingatkanlah Abu Izhar bukanlah kalimat mentahzir (menjauhkan orang dari beliau) tetapi maksudnyalah nasihatilah beliau atau beri masukanlah beliau., sementara saya sudah menasehati via telpon awal Izhar sekolah di - SMPIT Nurul Ilmi, dan saya berniat mengulangi nasihat secara pribadi setelah taklim tapah- sayang Abu Izhar tidak pernah datang sejak dari bulan syawal alasan karena istrinya sakit.
 Ini bukti bahwa sudah ada fitnah dusta namimah kesekian kali Salim ke beberapa  orang seperti Abu Izhar , padahal banyak Ihsan Abu Izhar kepada pribadi saya, bahkan saat itu saya masih meminjam kepada beliau uang 2,5 juta  untuk modal bisnis madu (jazahullahu khairan). Bahkan di sebuah kesempatan Salim pernah berbicara kepada saya dengan gaya khasnya, bertanya tentang dana pembangunan mesjid, sampai ia bertanya tentang kisah makar ust.Dzulakmal untuk mengambil ambil mesjid......dst sampai kepada masalah Abu Izhar ada niat baik untuk menalangi, mengembalikan sodaqoh luqmaniyun jika mereka meminta....sampai ia bertanya terus penghasilan abu izhar......sampai ia bertanya siapa ikhwan jambi yang mau haji....dst. Demikianlah saya sudah menyadari sekarang, ternyata Salim selama ini, di depan saya menerapkan introgasi inteligen secara halus bertahap tiada terasa kentara sebagai bahan dagangan, dengan informasi yang ia dapat di olah menjadi fitnah bahwa saya menggibahi si fulan..si fulan..di poles dengan  dusta dan namimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar