Suatu ketika Salim masih
di jawa menelpon saya , mohon izin numpang tidur sementara waktu di rumah
kontrakan tahfidz untuk mencari kerja di
jambi, kemudian jika sudah dapat kerjaan akan keluar dari rumah Tahfidzh. Saya
mengizinkan karena sudah kenal pada tahun pertama sempat beberapa kali
bermajlis dengan saya. Dan ikhwan jambi yang lamapun sudah kenal dengannya
sa'at kerja di WKS tebing tinggi. Dan saya sempat memberitahu Abu luqman.
Kebetulan guru bantu anak- anak belum dapat, sekalian bantu ngajar anak- anak
belajar Iqro'. Bahkan Salim pun sempat
sms kepada saya sebelum berangkat ke jambi, mohon numpang di kontrakan dan
tetap cari guru bantu resmi.
Salim sampai di jambi
Sabtu 16 pebruari 2013 M/ 5 Rabi'ul
akhir 1434H waktu saya lagi safar ta'lim ke tapah tungkal- jambi. Sebelum
kedatangannya rumah kontrakan sudah di lengkapi dengan kasur, perlengkapan dapur
, kipas angin, dispenser dan lain- lain. Saya menyuruh istri membuat makanan,
juga menyarankan ke Abu Luqman untuk
mengantar makanan untuknya. Setelah itu Salim pun bantu saya ngajar anak- anak.
Dan kami pun saling tasmi'(mendengar) kan
hafalan al quran pada pagi hari. Ia juga datang ke pelajaran- pelajaran
saya seperti pada ahad pagi, selasa malam shohih muslim, senen malam, rabu
malam dan khamis malam durusul lughoh. Ia mendekat sangat ramah, sopan santun
di depan saya bahkan sampai sering pinjam motor saya, sebelum ia beli motor. Ia
pernah cerita tidak mau keliling mengunjungi
rumah- rumah ikhwan, nanti malu di tanya tentang istrinya minta khulu' (
cerai ). Kuatir 2 anak laki- laki yang masih bersamanya di ambil mantan mertua,
karena mantan mertua matre duniawi ingin mensekolahkan cucunya di sekolah umum,
sementara ia ingin anaknya jadi hafizh Al quran, sementara anak pertama sudah di ambil mertua. Di kontrakan, ada seorang anak bernama Yoki, bapaknya
sudah meninggal ketika masih bayi, dan dulu tetangga samping dinding rumah
ketika saya ngontrak di sei kambang (desember 2005- desember 2006 ), Dzulqo'dah
1427- dzulhijjah 1428 H ).Waktu itu yoki masih kecil sekali umur 5 tahun. Dan
sekarang kata kakak perempuannya(Ia ikut taklim dengan saya) Yoki masih berumur
mau masuk 14 tahun tapi badannya tinggi
lebih kurang 170 cm. Maka di tinjau dari
sisi umur Yoki belum baligh. Menurut Syaikh 'Utsaimin ciri- ciri baligh di antaranya: 1. Keluar mani dengan ihtilam atau selain
ihtilam 2. Tumbuh rambut di kemaluan 3. Umur genap 15 tahun. ( lihat majalis
ramadhan hal 29- 30 ). Dan sayapun menganggap Yoki yatim dari sisi umur, namun
saya lupa menanyakan apakah sudah baligh dengan syarat lain. Dan pada malam
makar Taufiq, Salim membacakan kesalahan- kesalahan saya di depan umum.
Ini termasuk tuduhan ke
enam sebagai kesalahan saya, bahwa Yoki bukan anak Yatim.
Saya jawab : sebagaimana di
atas, dan justru point menunjukkan bahwa Salim dan Ari musuh dalam selimut
sengaja mencari- cari kesalahan dan fitnah. Menikam bisa dari belakang,
sementara di depan seperti orang yang memuliakan guru, ramah sopan santun. Jika
mereka menganggap Yoki bukan anak yatim, apa alasan kalian ? bahkan Taufiq saja
di malam makar saja tidak menyebutkan alasan, hanya mengumbar tuduhan dan
pembunuhan karakter. Kenapa kalian tidak ada berbicara di depan saya ?
sementara kakak kandungnya saja mengatakan Yoki masih berumur 14 tahun. Apakah
kalian lebih mengetahui urusan pribadi waktu kelahiran Yoki di bandingkan kakak
kandungnya, yang juga ta’lim dengan saya ? Saya pun pernah menyarankan Salim :
1. jika ada ikhwan
berkunjung, semangati mereka agar anak- anak mereka di pondokkan di kontrakan
yang sudah di rintis dan lepas dari sekolah umum atau SDIT. Justru ia berkilah
dan berkelit memberikan uzur boleh di SDIT karena mungkin mereka ikut fatwa
ust. Dzulqornain dan Ust Jauhari boleh
menyekolahkan anak- anak di tempat hizbi apabila salafiyun belum memiliki
pendidikan. Jika benar, dari mana mereka tahu? Saya belum dengar fatwa 2 ustazd
tadi, dan jika itu benar fatwanya saya tidak setuju.
2. Coba kumpul soal-
soal ajukan ke syaikh Abdullah Iryani, yang lagi di Magetan untuk dapat faedah.
Ini juga pernah saya usulkan ke Ari.
PROSES MERINTIS RUMAH KONTRAKAN UNTUK
BELAJAR ANAK- ANAK
Saya datang ke Jambi kota
dengan istri pada akhir sya’ban 1426 H / oktober 2005 , menetap di perum Aur
duri dan syawal pindah ke perum griya mayang asri- kel mayang mangurai. Pulang
lagi ke Pekan baru bersama istri . Barulah pada bulan dzulqo’dah 1426 H saya
resmi pindah ke kota Jambi. Pada tahun ke 1 saya mengontrak di kel.Sei kambang
desember 2005 M/ dzulqo'dah 1426H). Pada tahun ke 2, saya di jambi mengontrak
di perum pemda teluk permai belakang pemancar TVRI( januari 2006 / dzulhijjah
1428 H) yang mencarikannya adalah Salman dan Rano Abu Zufar). Sehingga rumah
tersebut berdekatan dengan rumah Rano Abu Zufar dan di luar komplek dekat
dengan rumah Salman Abu Addin. Rumah
kontrakan cukup besar dengan dua kamar mandi lalu di bagi dua bagian, bagian depan untuk belajar anak- anak yang
mau nginap dan saya tinggal di bagian belakang. Pertama yang nginap adalah
ja'far anak Azmi Abu Ja’far Aceh berumur 5 tahun. Karena menangis terus
memanggil umminya sehingga bertahan dua hari saja. Sementara anak ikhwan yang
lainnya belum siap mencabut anaknya dari SDN. Mereka belajar sore hari di antar
jemput oleh Ahmad Farid dan Rano. Sayapun sengaja mengundang Abu Zakaria
Sorolangun yang lagi berada di ma'had ust Abu Fikri Najib Batu Raja SUMSEL
Alhamdulillah dengan biaya saya sendiri. Karena Ahmad Farid belum mau ngajar
anak- anak. Tidak sampai sebulan Abu Zakaria mengutarakan mau nikah, lalu cari
kerja untuk biaya, akhirnya mendapat istri di ma'had ust. Abdul Ahad bagan batu
Riau.
Kemudian tahun ke 3 (
januari 2007 /muharrom 1429 H) untuk penghematan biaya kontrakan, mencari yang
lebih murah. Pindah ke Jl Raja Yamin kel Selamat agar lebih dekat dengan Mesjid
Nurdin Hasanah dan Mesjid Ad din, yang mencarikannya adalah ummu Ubaid, Istri
Marwan info dari kawan Ummu Ubaid. Di sini saya anjurkan anak- anak ikhwan
belajar mengaji dengan Farid dan Istrinya ( alumni ma'had kroya ). Yang ngajar istri Farid saja,terkadang saya
antarkan istri saya untuk bantu ngajar. Berjalan sebentar, uzur karena hamil,
lalu anak anak perempuan kembali istri saya yang mengajar, dan saya mengajar
anak- anak laki-laki.
Tahun ke 4,( 2008/
1430 H ) ada rumah kosong di samping rumah, ingin saya kontrak untuk pendidikan
anak- anak mau mondok. Waktu itu Abu Fauzi Agam Aceh berniat membayar setengah
sekalian tinggal di bagian belakang rumah tersebut, karena tidak ada biaya
setengah lagi rumah sudah keburu di kontrak anak sekolah. Dan saya pun tidak
mau menggalang dana.
Dan pada tahun 2009 mulai memasang patok pondasi mesjid Bagan Pete
yaitu bln Januari , saya tunjuk Abu Fauzi Agam sebagai kepala proyek, setiap
perincian pembiayaan saya menanda tangani, lalu saya telpon Abu Izhar Redi
Sugiri untuk mengeluarkan uang karena beliau yang menyimpan, transfer ke Abu
Luqman, dan ia juga menulis dalam pembukuan. Seiring waktu, anak- anak yang
belajar sore hari baik laki- laki dan perempuan bertambah, sehingga ruangan makin sempit, pada tahun 2012
saya berniat jika habis kontra- kan 1 Juli 2012, mau mencari rumah yang lebih
besar, agar bisa belajar anak-anak. Dapat di perum Pesona Mayang, merolling
mertua Abu Syifa' Herman bulan April 2012 M, sebagian murid – murid ikut
membantu kepindahan rumah termasuk Abu 'Ubaid Marwan. Qodarullah baru beberapa
hari, anak istri tidak cocok air sumur keruh dan berminyak sehingga gatal-
gatal.
Kami kembali ke rumah jl Raja Yamin dan meneruskan kontrakan dari 1
juli 2012 – 1 Juli 2013/ 1433H- 1434 H ). Dua bulan sebelum Ramadhan 1433H atau
Mei 2012, saya mengajak sebagian murid- murid untuk memikirkan kontrakan
belajar anak- anak sebelum asrama pondok terbangun. Sehingga suatu hari nanti,
anak- anak yang nginap di pindahkan ke asrama mesjid Bagan Pete. Saya mencari
kontrakan sekitar rumah. Alhamdulillah dapat rumah yang sekarang untuk
kontrakan Tahfizdh anak- anak. Sebagian besar juga sodaqoh dari orang awam alhamdulillah tanpa
minta-minta. Sebelum kedatangan Salim, Alhamdulillah anak- anak dari tetangga
sekitar semakin banyak, sehingga hampir- hampir di kurangi anak –anak kecil
laki- laki karena kekurangan tempat. Suatu hari Salim pernah telpon saya, (mengatas namakan Abu Izhar dan Marwan,
bahwa ust Muhammad Ja’far sudah 8 tahun di jambi, tidak ada niat membuat
tahfidzh anak- anak). Padahal Marwan sejak dari rumah teluk permai sampai
pindah ke perum pesona , Marwan ikut membantu, ini bukti marwan mengetahui niat
dan usaha saya mau merintis tahfizdh.. Ini keanehan dari Salim mulai berdusta .
Ucapan Salim mengatas namakan mereka berdua, tidak saya sampaikan kepada
keduanya, kuatir ribut namimah. Barulah setelah ketahuan belang makar Salim dan
Taufiq saya ricek via sms pada Abu Izhar, ucapan di atas dan yang lainnya,
beliau mengingkari, semua jawaban beliau via sms masih saya simpan.
Jawaban Sms Abu Izhar Redi Sugiri
(bukti sudah ada fitnah,dusta namimah Salim):
Bismillah, ya tad, mdh2an slaturahmi kita tetp jln, adapun berita2 yg
ust dngar, krna tdk bnar semua, mdh2an bsa mengurangi dosa2 ana. 1. Ana g prnh
mrsa mngmuk,n tdk prnh merasa bicra sm orang lain klo ana mngmuk sm antum. 2.
Ana tdk pernah merasa kles sm antum. 3. Tntang thzir antm ke ana mmng ana ada
mndengar dr bbrp ikhwan.4. seingat ana tdk prnh bicra, apalagi mnyuruh or
mngtakan hal tentang thpiz seperti itu. Diterima : 17:54:45. 14-06 2013. Ini
salah satu bukti sudah ada dusta namimah ,Taufik Hidayat dan Salim ,bahwasanya:
saya telah mentahzir abu Izhar sebagaimana sms beliau diatas. Jawaban saya
:bahwa Salim sering nel- pon dari jawa bertanya tentang kabar sifulan sifulan,
juga bertanya apa saja ucapan-ucapan ikhwan ketika musyawarah rencana membuat
tahfidz,siapa saja yang mensekolahkan anaknya di SDIT dan lain- lain. Salim
menunjukkan seperti peduli terhadap ikhwan dan dakwah. Dan bahkan ketika sudah
dijambi Salim pun banyak bertanya ini dan itu,suatu ketika ia berkata”sore ini
saya mau berkunjung ke rumah abu Izhar, karena saya heran, beliau pindah rumah
ke jambi, tidak ada satu ikhwanpun di beritahu. Maka saya ( muh ja’far )
berkata “Jika antum bertemu Abu Izhar ,coba antum(engkau) ingatkan Abu Izhar
agar jangan sampai mensekolahkan anaknya di SDIT Yayasan Imam Bukhori karena
jika kita yang tidak memulai dan meramaikan pendidikan kita, siapalagi ?,
kata Fahri, Abi- , sudah bangun rumah
tidak jauh dari mesjid Ubay”.Juga Izhar , sekolah di SMPIT Nurul Ilmi (Ikhwan
Muslimin). Saya tegaskan kalimat saya, ingatkanlah Abu Izhar bukanlah kalimat
mentahzir (menjauhkan orang dari beliau) tetapi maksudnyalah nasihatilah beliau
atau beri masukanlah beliau., sementara saya sudah menasehati via telpon awal
Izhar sekolah di - SMPIT Nurul Ilmi, dan saya berniat mengulangi nasihat secara
pribadi setelah taklim tapah- sayang Abu Izhar tidak pernah datang sejak dari
bulan syawal alasan karena istrinya sakit.
Ini bukti
bahwa sudah ada fitnah dusta namimah kesekian kali Salim ke beberapa orang seperti Abu Izhar , padahal banyak
Ihsan Abu Izhar kepada pribadi saya, bahkan saat itu saya masih meminjam kepada
beliau uang 2,5 juta untuk modal bisnis
madu (jazahullahu khairan). Bahkan di sebuah kesempatan Salim pernah berbicara
kepada saya dengan gaya khasnya, bertanya tentang dana pembangunan mesjid,
sampai ia bertanya tentang kisah makar ust.Dzulakmal untuk mengambil ambil
mesjid......dst sampai kepada masalah Abu Izhar ada niat baik untuk menalangi,
mengembalikan sodaqoh luqmaniyun jika mereka meminta....sampai ia bertanya
terus penghasilan abu izhar......sampai ia bertanya siapa ikhwan jambi yang mau
haji....dst. Demikianlah saya sudah menyadari sekarang, ternyata Salim selama
ini, di depan saya menerapkan introgasi inteligen secara halus bertahap tiada
terasa kentara sebagai bahan dagangan, dengan informasi yang ia dapat di olah
menjadi fitnah bahwa saya menggibahi si fulan..si fulan..di poles dengan dusta dan namimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar