1. Suatu
ketika tiba- tiba Salim yang baru dua minggu numpang tidur di kontrakan
tahfizdh berkata " ana sudah telpon ust Taufik Hidayat Kuningan, katanya
ia mendapatkan calon guru bantu, suami istri Hafizdh hafizdah bernama Hammam.
Sebelum Hammam pindah ke jambi, Taufiq ingin buat dauroh di jambi sekalian
survei dengan Hammam. Saya jawab"nanti dulu kita musyawarohkan dengan
ikhwan jambi dan tapah pada akhir april karena menyangkut pembiayaan".
Saya niat ingin dengar pendapat juga
dari jama'ah Tapah, Jambi kota dan sei lilin. Siapa ustadznya dan kapan
pelaksanaannya? Suatu hari Salim memberitahu saya bahwa dauroh tgl 16 maret.
Saya terkejut dan heran dengan adabnya. Aneh seorang tamu numpang tidur untuk
cari kerja di jambi baru dua minggu mulai mengatur suasana. Benturan jadwal
ta'lim saya di tapah, kenapa Taufiq? Apa kepentingannya?. Di isnad.net saja
tidak ada tercantum namanya dalam jadwal ta'lim asatizdah?. Saya tidak tahu di
mana ia menuntut ilmu syar'i dengan ulama, kenapa tidak ust Faturrohman atau ust abdul alim saja? Saya cerita kepada Abu Luqman dan Ari
Bojonegoro, jawaban keduanya sama, Salim ngaku sudah izin dengan ustadz. Ini
terang dusta namimah kesekian kali dari Salim, dan gelagat aneh kesekian kali.
Setelah itu (sabtu pagi), selasai tasmi'
(saling dengar hapalan) al quran, saya ajak Salim bicara baik- baik di
kamarnya. Kenapa tidak di musyawarohkan dengan saya? Salim menerangkan di
antaranya sudah bertanya ke ust. Taufiq ,tidak perlu minta izin dauroh dengan
ustadz, bahwa dalam urusan dauroh, ia lah yang mengurusi sementara saya
memikirkan ta'lim saja, berarti Salim sudah menghalalkan dusta namimah dalam
makarnya, kemudian ia berkata.... dalam setiap organisasi biasanya ada yang
jadi.......dst.
Saya
nasehati Salim dalam banyak hal seperti tidak adabnya sudah nyata tidak sopan,
mohon izin, jangan tasawwul dalam biaya dauroh dan istilah organisasi adalah
bahasa hizbi....dst, apalagi salim sudah merancang sendiri anggaran dauroh
Taufiq dan Hammam 6 juta, transportasi pulang pergi pesawat dengan alasan
Taufiq tidak biasa safar ke sumatra jalur darat. Saya ingatkan bagaimana safar
masyaikh dammaj naik mobil keliling sumatra, jangan memberatkan dan tasawwul
kepada jamaah, kemudian ini menyangkut jama'ah ta'lim saya dan waktu saya
sendiri jangan sampai benturan waktu atau saya mempunyai uzur untuk menerima
tamu. Salim tetap melawan saran saya. Akhirnya saya mengalah, cukup satu orang
Taufiq untuk penghematan, Salim terus melawan dan meyerang nasehat saya, harus
berdua dengan Hamman karena sekalian survai tahfidzh. Kenapa ngak Hammam
sendirian saja?. Saya nasehati jika mau dauroh bulan april saja, agar saya bisa
musyawaroh dengan jama’ah tapah. Ini gelagat aneh yang kesekian kali dari Salim (si penumpang tidur), sudah
aggresif mengatur suasana, menggerakkan dan memimpin. Bahkan Salim mengaku
bahwa ikhwan tapah siap 2 jt, Abu Izhar 1 jt dan sisanya ikhwan jambi. Saya
tidak percaya, setelah keluar dari Tahfidzh menghubungi Abdul Aziz tph,
beliaupun mengingkari kesiapan dana tersebut.
Berarti Salim sudah
mengadakan pembicaraan rahasia di
belakang saya dan tetap jalan terus. Akhirnya saya mengalah saja.
Rapat di rumah Abu
Ibrahim Suhardi Purworejo
2. Beberapa hari setelah itu, setelah ta'lim
malam, Ari mengungkapkan tentang
rencana- dauroh Taufiq di ds Purwododi lalu mohon izin mau ikut serta kesana. Saya jawab "silahkan “.
Ari ke rumah saya memberitahu, bahwa Salim telah mengadakan pertemuan dengan
ikhwan- jambi di rumah Abu Ibrohim,
Salim mengumpulkan aspirasi dan kritikan- kritikan kepada pribadi saya. Di
antara nya ada seorang wanita pada zaman ust Banani buku catatan ta'limnya
penuh, tapi ketika di majlis ta'lim ust Muhammad Ja'far tidak bisa menulis
apapun, dan kritikan-kritikan lainnya. Saya bertanya siapa yang menyampaikan
kritikan tersebut ? Ari tidak mau menyebut nama. Tapi ketika kritikan tentang
jumlah yang datang ta'lim tidak bertambah sejak tahun 2005 saat ia berkunjung
ke jambi, Ari menyebutkan bersumber dari Azmi Aceh. Apa ke pentingan Ari? Yang
ini di sebut, yang itu tidak?. Ini terang benderang dusta namimah, justru Al
hamdulillah banyak bertambah,bahkan di
antara mereka ada pindah kerja ke luar kota jambi atau luar provinsi bahkan
kembali ke daerah asal. Dan di antara mereka ada yang terbawa arus fitnah
yaman.Dan kebanyakan yang datang pada malam tersebut justru baru ta'lim tiga
atau 4 tahun belakangan. Kenapa Abu Ibrohim dan Abu Luqman diam seribu bahasa ?
tidak menegur dusta tersebut dan
mencari- cari fitnah dengan tirai menampung komentar ,kritikan membangun dan
aspirasi demi perkembangan dakwah dan jangan taklid kepada Ustadz Muhammad
Ja’far ? padahal mereka berdua orang lama ta’lim apalagi Abu ibrahim sejak
tahun pertama, apakah mereka lupa atau terlena dengan kepiawaian Salim dalam
bermain kata- kata? Atau memang ikut pemain sengaja meramaikan opera fitnah?
Adapun masalah kritikan dari seorang
wanita, jawabannya saya mengakui terkadang saya cepat bahasa penyampaian,namun
dalam ta'lim,saya juga memakai pola mendiktekan bahkan saya mengulang sampai
tiga kali, itupun jika masih ada yang tertinggal menulis, lalu ada yang meminta
saya mengulangi, saya ulangi lagi. Dan di akhir ta'lim ada waktu tanya jawab.
Oleh sebab itu, karena bernara sumber dari seorang wanita, saya bertanya kepada
istri. Istri saya menjawab "tanya dulu kepada wanita tadi, ketika zaman ust
Banani ia masih gadis atau sudah menikah punya anak atau belum ? persaksian
istri saya, pernah kejadian di tahun pertama
di jambi, ketika di majlis ta'lim ada seorang wanita istri (inisial N )
membawa bayi dan seorang anak laki2 berumur 4 atau 5 tahun yang masya Allah
aktif sekali berlari kesana kemari bahkan suka mengambil tempat duduk di depan
ummahat ( ibu-ibu ) mau membuka hijab. Si ibu kesibukan menenangkan anak
laki2nya dan menjaga bayinya.Selesai ta'lim si ibu berkata kepada wanita lain,
saya tidak bisa menulis, karena ustadznya agak cepat. Maka wanita lain ada yang
berkomentar sambil memperlihatkan buku catatannya yang penuh berkata
"jangan di salahkan ustadznya, situ sudah sibuk dengan anak dari tadi,
sedangkan catatan saya saja penuh".
Dari sini tampak
bahwa di belakang saya,Salim telah memprovokasi murid- murid saya, untuk ghibah,cari-
cari fitnah, tajassus(memata-matai)menjatuhkan saya dan pembunuhan karakter
bukan hanya mengorek ngorek dari laki- laki bahkan sampai kepada komentar
seorang wanita pada sepuluh tahun lalu ( tahun pertama di jambi ), padahal ia
sekarang seperti orang awam.
Jika Salim
mengumpulkan komentar maka saya bisa membalas semisal yaitu membalikkan
lagi ke muka Taufiq dan Hammam, ini cerminan mereka berdua, saya telah
mendengar rekaman daurohnya,maka kedua mengisi dauroh dengan bahasa cepat
sekali. Demikian juga komentar seorang ummahat dan seorang akhowat kepada istri
saya tentang ta’lim mereka berdua “ tidak paham apa yang di sampaikan “ karena
saking cepatnya, “ orang pe-ak yang mengatakan ta’lim Ust Muhammad Ja’far cepat
dan tidak bisa di pahami”. Wahai Salim sadar ngak akalmu pe-ak?? Lisanmu
bercabang dua ? Bahkan ketika Taufiq mengisi ta’lim dengan suara besar padahal
sudah pakai mik, seorang ummahat berinisial ummu S, tertidur lelap tatkala
kedengaran suara mik jatuh, barulah terbangun dengan terperanjat. Inilah kesan
gaya ta’lim Taufiq baru datang di Jambi bagaimana jika seandainya lebih lama
lagi???
Ari menanggapi jawaban saya dengan
menyanjung Salim bahwa apa yang di lakukan Salim adalah kebaikan dan berniat
baik.Dari sini Ari sudah mulai melakukan politik pencitraan kepa da pribadi
Salim bahkan akhir opera fitnah pengkultusan ucapan- ucapan Salim, Taufiq dan
Ust Abu Hazim dan menganggap sepele ghibah ,mencari- cari kesalahan dan fitnah
terhadap kehormatan saya. Saya
mengingatkan Ari,bahwa ini bukan jalan kebaikan tapi majlis ghibah,dusta-
namimah pengorek fitnah dan mencari- cari kesalahan.Mata rantai dosa dan maksiat
di bingkai dan di bungkus dengan bahasa sampul indah mempesona memikat,
menyilaukan dan melenakan pendengarnya, yaitu jalan kebaikan, berniat baik,
menampung aspirasi dan kritikan, inilah salah satu ( JIL ) jalan iblis bahkan
Ari salah satu da’i handal JIL ( jalan iblis ).
SYUBHAT ARI “ APA YANG DI LAKUKAN SALIM
ADALAH KEBAIKAN DAN BERNIAT BAIK “
Betapa banyak manusia menginginkan
kebaikan namun tidak bisa meraihnya, kebaikan tidak akan terwujud hanya
bermodalkan semangat dan semata- mata berniat baik tapi mengabaikan kebenaran.
Sudah ketetapan syar’i bahwa seluruh amalan seseorang tidak akan bisa di terima
di sisi Allah Ta’ala kecuali dengan dua syarat yaitu ikhlas ( beramal mencari
keridhoaan Allah ta’ala semata ) dan sesuai dengan Al quran dan As sunnah.
Dalam Shahihain dari hadist Usamah bin Zaid, beliau mengatakan ,” saya pernah
mengejar seorang musyrikin bersama seorang anshor ( dalam sebuah peperangan ),
ketika kami hampir membunuhnya, ia mengatakan Laa ilaha illallah . Temanku
mengurungkan niatnya ( untuk membunuhnya) dan sayalah yang memenggal kepalanya
hingga tewas . Lantas saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam tentang kejadian tersebut, beliau menjawab “ apakah kamu membunuhnya
setelah ia mengucapkan Laa ilaha illallah” ? saya menjawab, “ Wahai Rasulullah
ia mengucapkan demikian hanya untuk berlindung diri , Rasulullah kembali
bertanya, “ apakah kamu telah membelah hatinya ? lantas apa yang kamu lakukan
dengan kalimat Laa ilaha illallah apabila telah datang hari kiamat ? Usamah
mengatakan, beliau Shallallahu’alaihi wa sallam terus mengulang- ngulangnya
sampai saya berandai- andai , bahwa saya belum masuk islam kecuali pada hari
ini.”
Perhatikanlah kisah Usamah ini, niat baik
beliau untuk membela islam terjun dalam jihad fi sabilillah, apakah beliau berniat
jahat? Jelas tidak. Namun Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mencela dan
memarahi usamah dengan sebab tujuan yang baik. Seandainya orang yang menaikkan
semboyan “ niatku baik dan tujuanku kebaikan” dapat di benarkan, maka hal ini
akan menyebabkan banyak orang melakukan kejahatan ( menumpahkan darah, pembunu
han karakter, mengambil harta manusia, komsumsi makanan minuman harom dll ) di
balik dalih kilah semboyan ini.
Pernyataan Salim “Kami Tidak ada Rencana Menggulingkan
Ustadz”
Saya meminta Ari untuk mengumpulkan
ikhwan- ikhwan setelah isya pada rabu malam tgl 13 maret 2013, sekalian tanya
tentang jadwal dan tempat dauroh Taufiq. Karena saya melihat prilaku Salim sudah melampaui batas syar’i.
Pada malam itu, saya menjawab beberapa perkara yang di sebutkan Ari. Bahkan berdialog dengan Dzul fadhli.Saya
bertanya kepadanya" istri antum ( engkau ) waktu belum punya anak ,apakah
banyak catatan ta'lim? Dzul Fadhli ja- wab " banyak, penuh ustadz",
sekarang setelah punya anak, apakah masih bisa menulis? Dzul fadhli jawab
" sulit menulis ustadz. Apakah ini kesalahan saya? atau ada uzur di antara
kalian dalam menulis faedah ta'lim? Dzul fadhli jawab “ ada uzur dari
kami.”Bahkan di antara kalian , bukan hanya satu orang kebiasaan tidak bawa buku
catatan atau tidak menulis, dan saya bukan hanya satu kali mengingatkan untuk
bawa catatan dan menulis karena saya memakai pola jika hadist pendek di
diktekkan dan faedah- faedah di ulangi sampai tiga kali. Saya mena- sehati
mereka secara umum tentang bahaya berbuat kedholiman , tatabu' 'aurot ( mencari- cari kesalahan ) dan
membuat fitnah dengan menyalah gunakan dalil Al quran dan As sunnah. Kemudian
terakhir saya bertanya " apa ada kritikan- kritikan lain yang akan kalian
ajukan? Semua diam. Ini menunjukkan makar Salim sampai menggiring uzur atau
kekurangan manusiawi pada jama’ah baik
pria bahkan wanita di jadikan daftar kesalahan saya. Padahal Allah berfirman
dalam Al quran ,surat An nisa’ 111 :
ومن يكسب إثما
فإنما يكسبه على نفسه
وكان الله عليما حكيما
Artinya : Siapa
saja yang berbuat dosa, sungguh ia mengerjakan dosa tersebut untuk (
membahayakan ) dirinya sendiri, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (
An nisa 111)
ومن يكسب خطيئة
أو إثما ثم يرم
به بريئا فقد احتمل
بهتانا وإثما مبينا
Artinya : Dan barang
siapa yang berbuat kesalahan atau dosa kemudian di tuduhkan kepada orang lain
karena ingin berlepas diri, sungguh ia telah berbuat fitnah dan dosa yang nyata
(
S. An nisa’ 112 ).ا
ولا
تكسب كل نفس إلا
عليها ولا تزر وازرة
وزر أخرى
Artinya : Dan apa saja yang di lakukan
seseorang , ia bertanggung jawab atas dosanya, dan seseorang itu tidaklah
menanggung kesalahan/ dosa orang lain. (S. al an’am 164 ).
Sampai Salim
berkata: saya menghormati dan memuliakan
ustadz dan mengajak ikhwan juga menghormati dan memuliakan ustadz ,terus
belajar ambil faedah dengan ustadz, saya
saja belajar durusul lugoh dengan ustadz, kami tidak ada rencana untuk
menggulingkan ustadz. Kemudian Azmi Abu Ja'far Aceh juga berkomentar mirip dengan
ucapan Salim.................... tidak ada rencana menggulingkan ustadz.
Wahai Salim dan Ari inikah manhaj
menghormati dan memuliakan seorang ustadz menu- rut kalian? sampai mengumpulkan
komentar- komentar sejak awal saya datang jambi bahkan dari wanita awam?. Dalam
hati, saya heran bin aneh dengan ungkapan Salim diatas, karena saya tidak
berfirasat sejauh itu. Inilah candu dosa maksiat berantai berbingkai dan
berbungkus sampul bahasa manis, indah, mempesona, memukau, menawan, memabukkan,
menggairahkan, memikat pendengar, dan pendengarpun terpana dan terlena, pikiran mereka pun
bagaikan melayang layang di udara yaitu penghormatan dan pemuliaan ustadz,
perbuatan ini merupakan salah satu JIL ( jalan iblis) dan Salim dan Ari
merupakan da’i handal JIL ( jalan iblis ) Kalian anggap itu semua sebuah
kemuliaan dan penghormatan kepada seorang ustadz. Di sisi lain Salim diam- diam
sudah menanam ke stiqohan dan pujian kepada figur Taufiq, yang berhasil
menghantam ust Abu turob untuk mengisi
dauroh di kota Jambi. Inilah opera politik belah bambu yang di jalankan Salim,
menginjak- injak kehormatan Ust Abu turob dan saya kemudian mengangkat dan
menyanjung Taufiq. Dan saya tidak mengenal nya.
Sebelum keluar dari tahfidzh, saya minta
surat permohonan izin dauroh Taufiq di
mesjid Nurdin Hasanah yang di rencanakan sabtu pagi tgl 16 – 3- 2013. Sayalah
yang meng hadap bapak Kasim, Imam mesjid untuk mohon izin, ternyata terlambat
sudah ada acara manasik haji. Ini menunjukkan tergesa- gesanya perencanaan
Salim, membuat acara di Mesjid Nurdin.
Taufik Hidayat dan Hammam tiba di kota Jambi dan sikap saya menghormati
Tamu.
4. Jum'at pagi 15 maret 2013 (3 jumadil awwal
1434 ), Sebagai mana biasa saya mempunyai kesibukan dalam rumah, setelah
selesai, mau pergi servis motor rutin bulanan. Tiba- tiba da- pat sms dari
Salim bahwa Taufiq dan Hamam sudah di
kontrakan Tahfidzh. Saya minta uzur karena sedang menyuapi makan anak(saat itu
istri saya sedang hamil muda). Setelah itu saya langsung membeli roti- roti dan
singgah di Tahfidzh, ternyata kosong. Setelah saya SMS, Salim membawa kedua
tamu ke mesjid Bagan Pete. Setelah makan siang, saya kembali ke Tahfidzh sambil
bawa makanan kecil untuk menjamu tamu Taufiq dan Hamam. Setelah berbincang-bin
cang sebentar, saya mohon pamit, karena mau safar mengisi ta'lim di Sei Tapah.
Kemudian dauroh Taufiq di Jambi kota di alihkan ke rumah Tahfidzh.
Adab Bertamu Taufik
Hidayat: Ngamuk-ngamuk tunjuk tangan di
depan murid- murid saya mengumbar tuduhan- tuduhan dengan dalih menasehati
kesalahan-kesalahan saya, bukan termasuk ghibah.
5. Sabtu sore 4 jumadil awwal 1434 ( 16 maret
2013 ) saya pulang safar dari Sei Tapah, saya kembali singgah sebentar ke rumah
Tahfidzh ( kebetulan dekat rumah ), berbincang dengan Taufiq. Kemudian saya
pamit, mau mandi sebentar, lalu kembali mengunjungi Taufiq. Di ruangan ada Sa
lim, Hammam, Abu Izhar, Ari, Abu Luqman dan Dzulfadhli. Barusan saya duduk
sebentar, Taufiq berbicara dengan suara tinggi, emosi, tunjuk- tunjuk tangan
kepada saya dengan dalih menasehati kesalahan- kesalahan antum di depan ikhwan
bukan ghibah. Badan saya masih lelah karena baru pulang safar, di tambah lagi
adab tamu ini, mengumbar kata- kata kasar dan fitnah. Bicara seperti ban mobil
pecah beruntun bagaikan deretan kereta api, mata melotot, raut wajah merah dan
tangannya menunjuk- nunjuk ke muka saya. Saya pun tersinggung dan terpancing
emosi membantah ucapan dan sikap Taufiq yang saya pandang fitnah.Tamu kurang
ajar dan tak tahu diri. Juga ada tuduhan yang tidak saya pahami, kebingungan
sementara Taufiq dengan emosi, marah- marah dengan banyak masalah di antaranya
saya meremehkan foto makhluq bernyawa dan bergaul dengan orang awam. (
Belakangan saya baru paham tuduhannya, setelah Ustman Pariaman menjelaskan
ketika saya mengisi ta'lim di tapah, akan saya jawab pada bagian bawah),
tasawwul ( minta- minta ) sehingga ada orang mengantar satu karung beras,
makanan kecil ( bakso goreng ), ada
orang yang kasih sodaqoh pada anak Salim. dan Taufiq menuduh , orang itu
memberikan sodaqoh ke anak salim di mesjid
Nurdin Hasanah karena anggapan anak yatim. Saya mau memberhentikan
dauroh Taufiq. Menurut Taufiq memberhentikan daurohnya ini adalah menghalangi
dakwah salafiyah ini toriqoh/ cara
iblis. Apa dalil antum( muhammad ja’far ) dari atsar salaf, jika ana ( saya ) mau
dauroh di jambi mesti izin sama antum dulu?? di ma’had kuningan saja bebas
untuk bertamu. Begitulah seterusnya Taufiq berbicara marah- marah, dengan suara tinggi sambil
menunjuk- tunjuk tangan. Sementara Salim berdiri memandang saya tersenyum
cenge-ngesan dan saya keadaan duduk. Saya sempat emosi melihat bahasa tubuh
Salim juga dan saya mengatakan ke
Salim" kamu tukang fitnah, buhtan ( dusta ) namimah ( adu domba ). Saya
makin sadar fitnah dan makar Salim makin terang. Raut mukanya bukannya malu
sudah makin ketahuan, tapi makin tebal muka dan keras hati.Saya katakan: Salim
membuat fitnah, tetapi Taufiq tidak perduli tetap mengumbar emosi kata- kata
kasar dengan kedok memberi nasehat Sa'at itu ada Hammam, Abu Izhar, Abu Luqman,
Ari dan Zulfadhli. Dan sa'at itu saya tidak tahu bagaimana sikap mereka
terhadap kejadian sore itu, adab Taufiq dan Salim kepada saya sebagai tuan rumah.Tampak raut muka mereka
semua tidak senang dan marah kepada saya kecuali raut muka Hammam.
ABU
IZHAR, ARI, ABU LUQMAN DAN DZUL FADHLI DKK
TAQLID DAN MENGKULTUSKAN SEMUA UCAPAN DAN PERBUATAN SALIM DAN TAUFIQ
HIDAYAT
Barulah belakangan saya
tahu ternyata Abu Izhar, Ari dan Zul Fadhli ikut andil di dalam menambah
fitnah. Di antaranya :
1. Abu Izhar
berkunjung ke tapah di antaranya berkata ' Ust muhammad ja'far tidak menghormati tamu ( Taufiq Hidayat )
yaitu marah di nasehati, memarahi Salim, padahal Salim orangnya baik.
2. Ari dan Dzul Fadhli
mengatakan kepada Azmi Abu ja'far bahwa "ust muhammad ja'far di nasehati
ust Taufiq bukannya terima malah marah.
Justru ini menunjukkan bahwa mereka semua ,
membenarkan seluruh tuduhan Salim kepada saya dan membenarkan etika Taufiq
Hidayat sebagai tamu dan juga etika dalam memberikan nasehat di depan umum
dalam keadaan marah- marah, tunjuk- tunjuk tangan serta etika dalam menerima
berita atau pengaduan. Di sini Salim, Ari dan yang lainnya telah menobatkan
Taufiq sebagai qodhi dan hakim yang menghakimi saya. Ini menunjukkan juga Abu
Izhar sebagai orang yang di tuakan apalagi yang masih di bawah umurnya telah
mengkultuskan semua ucapan dan perbuatan Taufiq dan Salim, sementara untuk
menjatuhkan saya mereka menaikkan bendera jangan taqlid, menampung aspirasi,
kritikan membangun, untuk perkembangan dakwah dll.
Saya berusaha sabar, di iringi
munajat kepada Allah Ta'ala sebagai orang yang terzholimi kehormatan diri ,agar
di tampakkan jelas makar salim dan tuduhan- tuduhan yang tidak saya pahami
seperti foto makhluq bernyawa dan siapa yang telah mengantar satu karung beras
dan makanan kecil. Dan apa tujuannya.ketika saya taklim ditapah (setelah pulang
taufiq ke kuningan ),Ustman Pariaman bercerita dengan santai, barulah saya
paham kronologis fitnah yaitu pernah kejadian awal salim menginap ditahfidz
sebagian jamaah nurdin Hasanah menawarkan kepada saya untuk sarapan pagi
dirumah kontrakan Tahfidz bersama sebagian jamaah subuh mesjid Nurdin. lalu
pada hari yang sudah ditetapkan oleh mereka, datanglah jamaah dipimpin oleh
bapak kasim Imam Mesjid di Nurdin Hasanah dan salah seorang jamaah membawa
sarapan pagi. Tiba-tiba bapak Imam sebelum makan bersama memimpin doa dan ada
yang memfoto saat makan dengan menggunakan HP. Ternyata inilah caci maki
tuduhan fitnah Taufik kepada saya, yang semuanya bersumber dari lisan Salim.
1. saya di
tuduh tasawwul (minta-minta) makan sarapan pagi .
2. saya di tuduh lemah
mengingkari kemungkaran doa bersama dan memotret manusia sedang makan.
Kesimpulannya ada 9 point tuduhan- tuduhan taufiq
pada saya pada sabtu sore tersebut, dan akan saya jawab satu persatu insya
Allah :
Tuduhan Taufiq : 1. “ bahwa
saya minta-minta biaya sarapan pagi di tahfidzh” .
Jawaban saya :
Saya tidak ada minta-minta
baik dengan bahasa sindiran apalagi terang-terangan terhadap donatur sarapan
pagi di rumah tahfizdh, bisa dicek kepada beliau . Jika kalian ada yang mau,
saya bisa mempertemukan.ini justru niat baik donatur. Ini bukti busuk
perasangka anyir menyengat berulat dan fitnah caci maki makar Salim. Salim
sudah membangun opini saya tasawwul ( minta- minta), justru fitnah caci maki
ini adalah cerminan mukanya yang suka minta- minta dengan memanfaatkan orang
lain. Sekarang menurut pengakuan ummu fikron jogya, Salim kirim sms mohon
bantuan, pengakuan ummu aqso juga menerima sms
mohon bantuan masjid Bagan Pete ke Hpnya, tapi nama pengirim tidak
terdata. Abu Ja’far Azmi aceh mengaku sudah menasehati Salim dan Abu Luqman
sumeri karena minta- minta. Fitnah Salim dkk ini kepada saya dan orang awam
tersebut, menunjukkan watak buruk kalian, malas bersodaqoh, jika di minta baru
bersodaqoh, sehingga kalian berprasangka buruk tanpa bukti kepada manusia
karena itu cerminan pribadi kalian selama ini.
Tuduhan Taufiq :
2. saya lemah mengingkari kemungkaran do’a bersama “Wal ‘iyadzu billah .
Jawaban saya : Saya memang melihat bapak Imam memimpin doa, saya diam, beralasan dakwah bil hikmah di ambil
dari kisah orang badui yang kencing dalam mesjid. Sekarang kenapa Salim yang
menyaksikan kejadian itu tidak bertanya,alasan diam saya? atau menasehati saya?
Bahkan kenapa ia tidak mempergunakan kepiawaian nya berbicara untuk menasehati
mereka? justru di jadikan bahan ghibah, busuk prasangka, caci maki dan namimah
( adu domba). Justru ini cerminan watak tabiat kalian yang lemah mengingkari
kemungkaran bahkan dalam lingkaran kemungkaran. Bukankah di rumah- rumah kalian
TV, PS ( play Station ), Handy cam, foto- foto makhluk bernyawa baik di buku-
buku, meja belajar anak- anak, dan dinding rumah, menyediakan asbak
rokok,bahkan Ari dan Salman pegawai negeri ? tidakkah kalian menghitung
kemungkaran dan ma’siat sepanjang hari atau seminggu di dalam kantor atau di
lapangan, baik dari pada upacara hormat bendera, ikhtilat, musik, doa bersama
dalam acara- acara di kantor, berfoto bahkan uang di luar gaji yang perlu di
kritisi kehalalannya dll ?
Tuduhan Taufiq :
3. “Saya lemah mengingkari kemungkaran potret makhluq bernyawa”
Jawaban saya : Saya tidak ada melihat seseorangpun dari mereka
memotret ,mata saya akan bersaksi diakhirat kelak, saya makan menunduk ke
bawah. Sekarang kenapa Salim yang menyaksikan kejadian itu, tidak memberi tahu
saya? Dan kenapa ia tidak menasehati mereka? Justru di jadikan makanan renyah
ghibah, busuk prasangka, caci maki dan adu domba di antara manusia. Justru
inilah bukti makar salim musuh dan intel dalam selimut menggunting dalam
lipatan penusuk dan penikam bisa dari belakang, sementara di depan saya
menampakkan halus lembut sopan dan baik.
OPERA FITNAH SALIM : MALING TERIAK MALING
Wahai Salim dengan fitnah
ini, kamu dan kawan- kawan kamu telah mencitrakan diri kalian sensitif mengingkari
dan berlepas diri dari kemungkaran. kamu sudah mengetahui hokum gambar, kenapa tidak kamu praktekkan dalam
keseharianmu? Justru ilmumu kamu gunakan untuk mengghibahi saya, fitnah dan
caci maki serta namimah di antara manusia?? Bukankah kamu memiliki banyak buku-
buku umum tentang kesehatan penuh dengan gambar manusia baik di cover bahkan di
dalammya? Tampak wajah bahkan aurat di sebagian gambar, dan saya sudah
menasehati kamu di rumah tahfidzh ,bahkan saya kasih contoh menghapus wajah
gambar? Tapi tetap tidak di laksanakan ? bahkan ketika kamu mondok di Bengkulu
sudah ada yang menasehati kamu? Kenapa kamu tidak hapus gambar?? Padahal dalam
sebuah hadist dari Abul Hayyaj Al- asadi ia berkata : Ali bin Abi Tholib pernah
berkata padaku : maukah kamu aku utus dengan tugas yang Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam dulu pernah mengutusku dengan tugas itu, hendaknya
jangan engkau tinggalkan satu patung pun ( dan dalam sebuah riwayat : satu
gambarpun ) di dalam rumah, melainkan engkau hapus, tidak pula kuburan yang
tinggi melainkan engkau ratakan ( HR Muslim 3/61, Abu Daud 2/70, Imam Nasa i
51/28, Imam Tirmidzi 2/153-154).
Wahai Salim ! Apakah kamu
mempunyai ajaran baru?, jika gambar dari potret foto harom, tapi yang bukan
dari gambar kamera halal? Bahkan ketika Yoki menghapus sebuah gambar, kamu
bertanya dengan ketus” kenapa gambar di hapus? Yoki menjawab “ gambar makhluq
bernyawa harom “ Salim bertanya lagi”siapa yang ngajarin kamu seperti itu? Yoki
jawab” ust muham mad ja’far ,”Salim lalu berkata “ Ust muhammad ja’far itu
Iblis”,menurut pengakuan Yoki, Salim mengatakan bahwa saya
iblis........dst, di saksikan juga oleh
seorang wali murid. Yoki tidak tahu namanya tapi menyebut ciri- ciri yang saya
kenal. Yoki mengaku langsung ambil tas pulang ke rumah dan tidak mau kembali
lagi ke Tahfidzh, karena tidak tahan men dengar caci maki
kotor..iblis...dst..dari mulut Salim terhadap kehormatan saya, sementara
seorang wali murid tersebut, tetap pendengar setia mengangguk angguk di depan
Salim..
Pernah kejadian shalat
idul fitri didepan kantor telkom daerah telanai beberapa tahun lalu seorang
anak SMP putra Tafsirun merekam dengan Handi cam seluruh jamaah baik laki-laki
dan perempuan berjalan kesana kemari sementara ia berpakaian jubah. Setelah
kejadian itu saya mengingkari perbuatan tersebut dengan mendatangi
tafsirun,beliau berkilah anaknya dapat PR sekolah untuk memotret jamaah shalat
hari raya Allah musta’an. kejadian yang lain saat belajar anak-anak di rumah
saya, 2 anak kakak beradik sengaja masuk dalam kamar pribadi saya, menyelidik
setiap pojok setelah ditanya kenapa? Mereka menduga apakah dikamar saya ada
TV/Playstation . Mereka semua mengaku dirumah orang tuanya disediakan TV dan
menonton Film Via laptop film cerita nabi versi kartun , dan juga tidak menghapus
gambar-gambar/Poster. Bahkan ada seorang anak membawa meja belajar penuh dengan
gambar besar makhluq hidup, setelah anak tersebut di nasehati dan menyampaikan
kepada bapaknya anak tersebut mengatakan bahwa bapaknya berkomentar” jangan
terlaluanlah menyikapi gambar ”. Allahu musta’an. Sejak itu anak tersebut tidak
bawa meja belajar lagi. Sementara semua orang tua anak tersebut menjadi kaki
tangan mata telinga Salim boyolali.
Setelah informasi dari
Utsman pariaman,beberapa hari kemudian saya langsung menemui donatur,yang
mengadakan sarapan pagi di rumah kontrakan tahfidz , saya bertanya setelah
menjelaskan makar dan fitnah Salim,”apakah bapak ada melihat salah seorang
jamaah memotret saat kita makan bersama ?”beliau menjawab tersenyum “sayalah orang
yang memotret dengan HP sekali saja pada satu tempat saja”.
Wahai
Salim makin terbuktilah makar kamu,tajassus dan tatabu’ aurot, musuh dan
mata-mata dalam selimut, mengail dalam belanga,menggunting dalam lipatan,
menusuk dari belakang, memfitnah dibelakang saya, busuk prasangka, anyir
menyengat berulat dan ghibah, (dusta)namimah,sementara di depan saya,kamu manis
muka sopan santun lembut halus, jika mata kamu, yang menyaksikan kenapa kamu
tidak menasehati mereka, ? bukankah dalam hadits Rasulullah Shallahualaihi
wassalam bersabda : “barang siapa melihat kemungkaran hendaklah merubah dengan
tangannya jika tidak mampu hendaklah rubah dengan lisannya. Jika tidak mampu
hendaklah rubah dengan hati itulah selemah-lemah iman.”(HR.Muslim).
Tuduhan Taufiq
: 4.”saya bergaul dengan orang
awam, menjadi tambahan bukti bahwa saya lemah dalam mengingkari kemungkaran,
seperti gambar makhluq bernyawa. Wal’iyadzu billah.Bahkan Taufiq dalam isi
ta’lim di rumah tahfidzh mengatakan : yang intinya “jika duduk bergaul dengan
orang awam, nanti di ejek berjenggot seperti kambing, akhirnya cukur jenggot
lalu berubah seperti orang awam......dst”.
Jawaban saya : rumor ini perlu di perinci bergaul apa? Siapa orang
awam itu? Ahlu ma’siat atau bukan ? Apakah sholat atau tidak? Berpendidikan
atau tidak ? sopan atau tidak ? berapa umurnya ? saya berusaha menerapkan haq
sesama muslim di antaranya jika bertemu mengucapkan salam, bermuka ramah dan
bersosialisasi dengan masyarakat serta memberi kan faedah dan dakwah semampu
saya, apalagi terhadap tetangga, ketua RT, pengurus mesjid dan masyarakat yang
rajin sholat berjama’ah. Bahkan ada yang saya kunjungi seperti ketua RT dan
pengurus mesjid. Sehingga di antara mereka ada yang suka bertanya walaupun
belum mau datang ta’lim rutin. Alhamdullillah isi ta’lim di mesjid Nurdin
hasanah dan mesjid addin, tidak di minta surat.Bahkan pernah penjaga mesji
Addin ( mahasiswa IAIN ) pernah bertanya kepada saya “ustadz kenapa kok bisa
buat ta’lim rutin di sini padahal Jama’ah tabligh warga di sini saja tidak
boleh”. Alhamdulillah, ketika pergantian
pengurus mesjid Addin yang lama, seorang pengurusnya berkata, jika pengurus
baru tidak kasih izin, beritahu saya,akan saya bantu. lalu saya datangi ketua
baru bpk Zalhendri alhamdulillah di izinkan dan tidak di minta surat. Ini
keutamaan dari Allah semata. Demikian juga imam mesjid dan sebagian jama’ah
mesjid Nurdin Hasanah, di antara mereka ada suka bertanya, dan mengajak saya
sarapan pagi selesai sholat shubuh.Mereka orang berpendidikan, sopan, umurpun
lebih tua di bandingkan saya. Sambil jalan,baik dalam mobil atau jalan kaki dan
ketika makan, mereka ada yang bertanya dan saya berusaha memberikan faedah-
faedah baik dalam tauhid, aqidah, dan fiqh sesuai manhaj salaf. Dan
alhamdulillah sampai sekarang mereka sering bertanya masalah agama baik via
telpon atau ketika bertemu di mesjid.Seperti hukum patung, gambar bernyawa,
cara sholat, bekam, ruqyah, jihad syar’i, perkara bid’ah dalam kematian dll
bahkan ada yang pernah saya ruqyah dan saya sebutkan dulu tentang hukum gambar
bernyawa, patung, jimat dll baru memulai ruqyah. Dan yang sering ngajak saya
sarapan pagi adalah dua orang dosen yang sudah bercucu, keduanya menegakkan
sholat berjama’ah di mesjid, rajin qiyamul lail, yang satu suka shoum senen
khamis dan satu lagi shoum daud. Jadi
bukan seperti orang awam yang pernah Taufiq duduk bergaul ketika berjualan. Dan
bukan pula seperti orang awam anak buahnya Salim yang menjadi temannya, saat,
pengerjaan proyeknya dulu penebangan pohon
akasia di tungkal.Dan bukan pula orang awam yang suka berjudi taruhan uang
dalam pertandingan di meja catur. Kamu dan Salim bisa memfitnah demikian,
karena itulah cerminan diri kalian dan pergaulan kalian selama ini.
Dan Syeikh ‘Utsaimin dalam
majmu’ fatawa tentang masalah ihsan: Adapun ihsan dengan ilmu adalah
menyampaikan ilmunya kepada hamba ALLAH, ta’lim di halaqoh majlis umum dan
khusus bahkan walaupun kamu berada di majelis kopi, merupakan kebaikan dan
ihsan kamu tetap mengajar manusia, dan walaupun kamu berada di majelis umum
merupakan sebuah kebaikan kamu tetap mengajar manusia.Selesai.
Walhamdulillah diantara
mereka ada yang simpatik dengan dakwah,dengan menawarkan diri untuk menyebarkan
proposal dana dakwah , justru saya ingkari tentang tercelanya proposal dan minta-minta.
Sehingga ada yang bertanya:”Jika ustadz mau bangun pondok, dana dari mana untuk
membangun? saya jawab ”Semata-mata rezki dari ALLAH tidak meminta kepada
manusia,dan saya ceritakan tentang dakwah Syeikh Muqbil Rahimahullah. Maka
sebuah busuk prasangka menyengat berulat, fitnah yang terus beranak
pinak,imajinasi dan kreasi fitnah sejak kedatangan Salim dan Taufiq ke Jambi,
bahwa saya berfoto- foto ria dengan orang awam, minta- minta dll.
Diantara
mereka terus ada yang simpatik sehingga mau bershodaqoh untuk Tahfidzh kemarin.
Justru diantara mereka yang menyumbang ada yang bertanya-tanya tentang
perkembangan Tahfidz,karena terus di tanya,dan akhirnya pun saya ceritakan
duduk masalah fitnah Salim sambil saya mericek tentang ucapan “Foto-foto”.
Justru ada yang marah dengan perbuatan Salim, sehingga ada yang mau berencana
menyegel, dan mengusir Salim dari Tahfidzh, jika membangkang mau di laporkan ke
polisi. Karena tujuan shodaqoh bukan untuk kepentingan pribadi Salim,tapi untuk
tempat anak-anak belajar ataupun menginap menghafal Qur’an. Tapi saya menahan
agar tidak terjadi,kuatir akan menambah fitnah kepada kehormatan saya, adapun
kedholimannya biarlah Allah saja yang balas.
Dan saya
sebutkan juga bahwa, sudah mengalihkan tahfidzh agar Salim yang memegang,
karena dia menjamin akan berkembang pesat jika dia yang memimpin.Dan ternyata
rumah Tahfidzh di salah gunakan,Salim khianat dalam menjalankan Tahfidzh,karena
rumah Tahfidzh tidak di manfaatkan untuk anak-anak belajar dan menghafal
Qur’an,tapi di pakai untuk tempat tinggal pribadinya Abu sulaiman Jerry
Bengkulu dan keluarga. ALLAHUL MUSTA’AN.
Jika ada yang berkelit
bahwa di samping rumah itu ada yang orang stres seperti ungkapan Abu luqman (
waktu di pertemuan perpisahan Abu fikron di rumah Abu fikron Sholahuddin mei
20013),maka di sinilah letak salah satu permasalahan makar Salim dan
pengikutnya menyibukkan diri menggunjing, ghibah,
mencari,mengorek,menggali,menyelami aib manusia sehingga kesalahan sendiri
tidak tampak dan tidak mau intropeksi diri, ibarat pepatah melayu “ kuman di
seberang lautan tampak sementara gajah di pelupuk mata tidak tampak. Suatu ketika Salim asyik berbincang dengan
seseorang berinisial S, di depan rumah Tahfidzh sementara anak mereka berduapun
asyik memukul bertalu- talu seng pembatas dengan tetangga samping dinding,
sambil berteriak berulang- ulang “hoi orang gilo..hoi orang gilo”.Salim dan
teman ngrumpi,gossipnya ( ghibah) berinisial S seperti buta mata pandangan,
tuli dan buta mata hati. Wajar tetangga rumah tersinggung marah, jika
seandainya Salim dan teman ngrumpinya berinisial S ini di teriaki dan di ganggu
seperti perbuatan anak mereka, kesal dan marah ngak?. Sungguh yang tersakiti
dengan keberadaan Salim bukan hanya saya tetapi juga tetangga samping dinding
rumah.Akhirnya anak- anak ngaji di pindahkan ke musholla dekat rumah Abu
Ibohim, saya tidak tahu berapa lama berjalan Salim mengajar.
Tuduhan Taufiq ini, justru
sebagai tambahan bukti bahwa Salim adalah musuh dalam selimut, busuk prasangka
anyir menyengat berulat, tajassus dan tatabu’ aurot. Ada sekali atau dua kali
(saya lupa tepatnya berapa kali), ketika di antara jama’ah sholat shubuh,
mengajak saya sarapan pagi, di antara mereka ada yang berkata, ajak juga Salim,
anaknya dan Yoki.
Ternyata
ketahuan sekarang, diam –diam Salim
tajassus ( memata-matai) dan tatabu’ aurot. Dan fitnah Salim ini pun beranak
pinak, bahwa saya di ajak sarapan pagi berfoto- foto ria dengan orang awam.
Ini dusta yang terus di adu dombakan
untuk pembunuhan karakter. Wahai Taufiq
mana dalil harom bergaul dengan orang awam ? Bukankah orang tua kalian, kerabat
kalian orang awam bahkan di antara orang tua kalian bukan hanya sekedar orang
awam tapi ada juga ahlu ma’siat seperti
tidak rutin sholat lima waktu, penjudi, pemabuk dan pasang jimat di dalam rumah
? Bahkan ini watak tabiat asli kalian, bukankah kamu Salim mencari pekerja
orang awam sampai pelosok desa Jawa ? bukan kah kalian bergaul dengan orang
awam baik dalam pekerjaan baik di kantor ataupun usaha ? termasuk Taufiq,
bukankah kamu penjual ayam kalkun ?
siapa teman duduk kamu ? pembeli kamu laki- laki atau perempuan ? adakah kalian
semua mengingkari kemungkaran di depan mata kalian ? Wahai Abu Luqman, bukankah
kamu menjual air galon ? Wahai Dzulfadhli bukankah kamu menjual susu kedelai ?
Wahai Abu izhar bukankah kamu juragan sawit dan tengkulak sawit ? bukankah anak
buahmu orang awam ? bahkan halaman rumahmu ada lapangan badminton ? yang
bermain juga orang awam ? bisa kah semua mengikari mereka merokok di depan muka
kalian, memotret, menghidupkan musik dll ?
TV DAN PS (PLAY STATION ) TIDAK PENAMBAH IMAN
Banyak variasi benda yang
bisa mencuri iman, dari hati manusia, tidak butuh meneliti lebih dalam atau
memandang jauh, cukup lihat sekeliling saja. Sudah cukup menjadi salah satu
sebab iman berkurang, merampas waktu, membawa lari pikiran, malas membaca
buku-buku, membaca Al quran apalagi hadir di majlis ta’lim ilmu. Itulah cinta
nonton TV dan main PS menjadikan benci budaya membaca. Hiburan TV/ PS yang
berada di dalam rumah apalagi di sembunyikan dalam kamar pribadi, justru lebih
tidak mengenal waktu dan merampok iman dan waktu manusia. Segemuruh program TV/
PS mampu merubah kebiasaan dan cara berpikir manusia. Dalam selautan acara TV
amalan jahiliyah, ma’siat, kesyirikan dan lain lain di hidupkan kembali. Ada
yang berkilah berkelit, agar anak tidak nonton ke rumah tetangga,
Justru
ini adalah haluan baru,era baru, pemimpin baru untuk masuk penjara rusak iman
dan rusak mental. Lebih menyedihkan dan memilukan hati, tidak mau intropeksi
diri, malah kemalasan hadir di majlis ta’lim di lemparkan kepada ustadz-
ustadznya, ini.. dan itu...oh hai hanya menambah dosa dan kekerdilan diri dan
jiwa sendiri. Saking asyiknya nonton TV di rumah, sampai di majlis ta’lim pun
bukannya serius mendengar ta’lim, tapi tenggelam asyik main game di HP. Berapa
jam waktu di habiskan nonton TV/ main PS di bandingkan membaca al Quran atau
membaca buku- buku keislaman? atau mengajar semampunya walaupun mengajar ngaji
IQRO untuk anak- anak kecil ??
Lebih memilukan lagi, malah mengajar anak- anak
sendiri menjadi suka dusta dan pandai dusta ,“ wahai nak, jangan cerita ya,
kalau saudaramu tidak datang ta’lim karena nonton TV!, bilang saja saudaramu
tunggu di rumah,jika abi umi pulang ada yang membuka pintu pagar. Kemudian juga saat istri saya mengajar ngaji
anak-anak ikhwan dan anak tetangga,istri saya juga menyampaikan ilmu dasar yang
lainnya untuk anak2 masalah aqidah,tauhid,fiqih sampai hukum gambar bernyawa
dan menasehati anak2 agar jangan nonton TV di rumah mereka yang ada TV.Yang
sangat mengherankan sekaligus menyedihkan adalah sempat kejadian dimana ada
salah seorang anak yang ayahnya masih awam dan ada TV di rumahnya mengatakan
pada istri saya,”Lho amah,kata si fulanah (anak yang Abi uminya sudah lama
ta’lim)kata uminya boleh kalau yang di tonton sinetron “Tukang Bubur Naik Haji”,umi
kami aja nonton,katanya boleh.”-selesai-
kemudian si anak yang kritis bertanya lagi:
padahalkan uminya juga bercadar seperti amah dan abinya juga jenggotan seperti
ustad,dan ikut ta’lim?”kok mereka boleh amah?berarti kami juga boleh dong mah?”
anak2 yang lainpun tertawa..adapun istri saya menjawab dan menjelaskan pada
anak2 dengan bahasa yang mudah di fahami sebagai nasehat bagi mereka,dan jangan
sampai cerita ini kemana-mana.
Tuduhan Taufiq :
5. “apa dalil antum jika saya mau isi dauroh di jambi izin antum dulu,di ma’had
kuningan saja bebas bertamu.....Taufiq panjang lebar cerita orang-orang yang
bertamu di ma’had kuningan “.
Jawaban saya : BAB INILAH CARA BERTAMU MENURUT AL QURAN DAN AS
SUNNAH JAWABAN UNTUK TAUFIQ, ABU LUQMAN,
ARI DAN ZUL FADHLI DAN SEMISALNYA :
1} Orang awam beradab
saja bisa jawab dan mengerti hal seperti ini wajib minta izin kepada pihak yang
menguasai suatu wilayah seperti rumah,mesjid, ponpes,majlis ta’lim, kantor,area
kebun perusahaan dll dan mengucapkan salam, apalagi seorang yang menyandarkan
kepada Al quran dan As sunnah. Bahwa sebuah mesjid, musholla, pondok pesantren,
majlis ta’lim atau rumah yang di kuasai, di pegang oleh seseorang, maka harus
izin bila mengadakan suatu kegiatan dalamnya.Wahai Taufiq, kamu pernah ngak mengadakan
ta’lim di sebuah masjid? Apakah kamu dan panitia langsung nyelonong masuk
mengadakan acara atau izin dulu ke pengurus mesjid? Wahai taufiq apakah kamu
pernah ngak mengajar di ma’had kuningan, apakah di izinkan, minta izin kepada
ust. Abdul alim sebagai pimpinan ponpes atau nyelonong ngajar saja walaupun
tingkat ngajar anak- anak?, atau dulu sebelum ust abdul alim pulang dari yaman, apakah kamu di izinkan untuk
mengajar atau minta izin untuk mengajar, terlebih dahulu kepada abang beliau ust hamzah sebagai
pimpinan ponpes atau kamu pernah di berhentikan
mengajar ??
Dalam shohih muslim Bab 53 no 672 dari Abu
mas’ud, artinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami
......dan janganlah seseorang mengimami orang lain di dalam keluarganya atau
jangan pula di bawah kekuasaanya dan janganlah duduk di tempat duduk di dalam
rumahnya, kecuali pemilik rumah mengizinkan untuk kamu atau dengan izinnya.
Berkata Imam nawawi dalam syarh shohih muslim
: ma’nanya apa yang di sebutkan oleh sahabat kami dan selain mereka
bahwasaya pemilik rumah, shohibul majlis ( yang menguasai majlis), imam tetap
sebuah mesjid lebih berhaq dari orang lain walaupun orang lain itu, lebih
faqih, lebih qori’ , lebih waro’ dan lebih afdhol darinya.
Ucapan kamu tentang potret bertamu di
ma’had kuningan: ini perbandingan yang bertentangan dengan Al quran. Dan saya
tidak percaya, ust abdul alim sebagai pimpinan ponpes membiarkan praktek tidak
beradab seperti bualan mulut kamu. Allah telah berfirman dalam surat An nur 27-
29. Artinya :
يا أيها الذين
آمنوا لا تدخلوا بيوتا
غير بيوتكم حتى تستأنسوا
وتسلموا على أهلها ذلكم
خير لكم لعلكم تذكرون
فإن لم تجدوا
فيها أحدا فلا تدخلوها
حتى يؤذن لكم وإن
قيل لكم ارجعوا فارجعوا
هو أزكى لكم والله
بما تعملون عليم
ليس عليكم جناح
أن تدخلوا بيوتا غير
مسكونة فيها متاع لكم
والله يعلم ما تبدون
وما تكتمون
Wahai orang- orang beriman, janganlah kalian
memasuki rumah- rumah yang bukan rumahmu sebelum( isti’zan) meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya , yang demikian itu ( minta izin dan
mengucapkan salam) lebih baik bagi kalian dari pada langsung masuk, agar kamu
selalu ingat( menghormati kemuliaan pemilik rumah ).(27) jika kamu tidak
menemui seorangpun dalamnya,maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat
izin. Jika penghuni rumah berkata : kembalilah, maka hendaklah kamu kembali.itu
lebih bersih bagi hati kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (
ketika bertamu ) ( 28 ).tidaklah berdosa bagi kalian memasuki rumah singgah (
musafir ) untuk beristirahat bagi kamu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan di dalam hati.(29).
Berkata Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat
27 : Allah Ta’ala membimbing hambaNya mu’minin janganlah memasuki rumah- rumah
yang bukan rumah mereka tanpa minta izin karena hal demikian ada beberapa
kerusakan :di antaranya sebagaimana yang di sebutkan Rasullullah
Shallallahu’alaihi wasallam “sesungguhnya di tetapkan minta izin untukmenjaga
pandangan mata. Maka di sebabkan kecerobohan tersebut, pandangan mata jatuh
kepada aurat- aurat di dalam rumah, karena sebuah rumah itu bagi seseorang
adalah tirai penutup auratnya sebagaimana kedudukan baju tirai aurat fisiknya.
Kedua : bahwasanya masuk tanpa izin menyebabkan kecemasan bagi penghuni rumah
dan bisa di tuduh pencuri dan sebagainya, karena masuk secara diam- diam saja
sudah menunjukkan kejahatan. Allah Ta’ala melarang mu’minin memasuki rumah yang bukan rumah mereka, sehingga isti’nas
atau mohon izin.
Di namakan (
isti’zan ) minta izin dengan isti’nas karena dengan minta izin tercapailah
(isti’nas ), keramahan dan kelembutan, dan tidak ada isti’nas tercapailah
keributan/kecemasan.selesai.
Adapun dalil mengucapkan salam dalam surat an
–nur 61 juga an-nur 27 di atas.
Saya katakan perhatikanlah tuntunan
bertamu menurut Al quran dan sunnah rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bukan tuntunan cara bertamu Taufiq hidayat dkk. Al quran mengungkapkan kalimat
isti’zan ( minta izin ) dengan bahasa balaghoh tinggi yaitu kata isti’nas. Ini
bahasa wahyu yang menunjukan etika sopan santun, keramahan dalam meminta izin dan sikap yang di perlihatkan tamu ketika
datang. Sehingga tuan rumah merasa lebih siap dan akrab dalam menyambut tamu.
Isti’nas, itulah bahasa tinggi dan halus, lembut, lunak dan dalam memperhatikan
situasi kondisi diri tuan rumah, kondisi dalam rumahnya dan hal- hal lain yang
tidak mengenakkan dan membebani tuan rumah, karena bertamu tidak pada waktunya.
Wahai Taufiq tidak kamu merenungi ma’na
isti’nas??baik ketika mau datang, maupun ketika kamu sudah menjadi tamu
seseorang dan berbicara?? Sadar ngak kamu tidur, MCK, di rumah tahfidzh? Apakah
kamu sudah isti’nas? Demikian juga, kaki tangan mu Salim dkk? Sayalah yang
merintis, memegang rumah Tahfizdh walaupun memang biaya kontrakan bukan dari
harta saya seluruhnya. Tapi siapapun yang masuk apalagi mengadakan kegiatan di
dalamnya wajib se izin saya. Coba kamu renungkan biaya pembangunan sebuah
mesjid bukanlah semuanya dari saku pengurusnya, tapi tatkala seseorang yang
menjadi pengurus mesjid maka ia,
berkuasa berhaq tidak mengizinkan kegiatan tertentu. Kamu datang saja tanpa
seizin saya, kamu tamu yang tidak saya undang, kemudian teriak-teriak bagaikan
ban mobil pecah berentetan bagaikan kereta api tunjuk- tunjuk tuduh sana tuduh
sini berdalih menyelesaikan kles pribadi saya dengan Abu Izhar dan Zulfadhli,
memberi nasehat bukan ghibah yang ternyata terbukti kles pribadi itu fitnah ,
busuk prasangka dan dusta namimah semata.(baca di atas judul jawaban sms Abu
izhar Redi sugiri dan masalah tuduhan zulfadhli
saya jawab dalam kronologis 14).
2} Menundukkan
pandangan mata dan jangan melirik ke dalam rumah seseorang sebagaimana hadist
dari sahl bin sa’ad Rodhiallahu ‘anhu,ia berkata : seseorang mengintip dari
lubang pintu nabi Shallallahu’alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, pada saat itu
beliau Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam sedang menggaruk kepalanya
dengan sisir lalu beliau bersabda : kalau aku tahu kamu mengintipku,niscaya
sudah aku tusuk kedua matamu dengan sisir ini, sesungguhnya permintaan izin itu
di perintahkan untuk menjaga pandangan mata. ( bukhori 6241 dan Muslim 2156 ).
3} Cara berdiri di depan pintu, jangan berhadapan
di depan pintu tapi berdiri sebelah kanan atau kiri pintu. Sebagai mana hadist
Sa’ad bin ‘ubadah Radhiallahu ‘anhu ia berkata : seseorang berkunjung kepada
Nabi Shallallahu’alahi wa ‘ala alihi wasallam, ia berdiri di depan pintu beliau
sambil minta izin, beliau bersabda : berdirilah seperti ini, karena permintaan
izin itu di perintahkan untuk menjaga pandangan mata. (Abu daud 5173 di
shohihkan Syaikh Albani shohih al jami’ 8016 )
4} Ucapan minta izin.dari seseorang dari bani
‘amir, bahwasanya ia meminta izin kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam yang
pada saat itu beliau sedang dalam rumah, pria itu berkata bolehkah aku masuk?
Lalu beliau bersabda kepada pembantunya : pergilah keluar dan ajarkan orang ini
bagaimana cara meminta izin,lalu katakan padanya,ucapkanlah assalamu’alaikum,
apakah aku boleh masuk ? sabda beliau Shallallahu’alaihi wa sallam ini di
dengar oleh pria tersebut,lantas ia berkata assalamu’alaikum,apakah boleh aku
masuk?kemudian barulah Nabi shallallahu’alaihi wasallam memberinya izin masuk
dan iapun masuk .(HR. Abu daud 5177 di shohihkan Syaikh albani di Shahihah 819
).
5} Jangan
menyebut saya, tetapi sebutkan nama atau kunyahnya. Sebagaimana dari Jabir
Radhiallahu’anhu ia berkata : aku mendatangi Nabi Shallallahu’alihi wa sallam
untuk memba- bayar hutang yang ada pada ayahku.lalu aku megetuk pintu beliau
dan beliau bertanya siapa? Aku menjawab saya, beliau bersabda saya, saya,
sekan-akan beliau tidak suka mendengar jawaban tersebut (HR Bukhori 6250
Muslim2155, Abu Daud 5187 dan At tirmidzi 111/390 ). Demikian juga hadist Ummu
Hani Radhiallahu ‘anha ketika ia berkata :aku datang menghadap Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam, lalu aku menyebut : aku adalah ummu hani (HR. Bukhori
280,357,3171,6158 Muslim 336 Imam malik dalam Al muwathta’ bab 28 ).
6} Adab mengetuk pintu. Anas Radhiallahu’anhu
berkata: pintu-pintu rumah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam di ketuk
dengan kuku (HR. Bukhori di adabul mufrod 1080 ).
7} Meminta izin sebanyak tiga kali,
sebagaimana hadist Abu Sa’id Al khudri Radhiallahu’anhu berkata: di saat aku
berada di sebuah majlis orang-orang anshor,datanglah Abu musa Al as’ari yang
sepertinya sedang takut, lalu ia berkata :aku meminta izin kepada umar,namun ia
tidak mengizinkanku masuk, ketika bertemu Abu musa, Umar bertanya: apa yang
menghalangi kamu untuk masuk? Aku jawab :aku sudah minta izin kepadamu tiga
kali, namun aku juga belum di beri izin, lalu aku pergi. Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda : Apabila salah seorang dari
kalian sudah minta izin tiga kali belum juga di izinkan maka hendaklah ia
pulang, Umar berkata : Demi Allah, kamu harus membawa saksi untuk hadist ini,
apakah ada di antara kalian yang pernah mendengar hadist ini dari Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam? Ubai bin ka’ab berkata, demi Allah, tidak ada
seorang pun yang berdiri kecuali orang yang paling muda di antara mereka, dan
pada sa’at itu aku adalah orang yang paling muda di antara mereka, lalu akupun berdiri
dan aku katakan pada Umar bahwa Nabi Shallallahu’alai wa sallam pernah
mengatakannya (HR.Bukhori 6145 dan Muslim 2153 ).
8. Duduk di tempat yang di
persilahkan oleh tuan rumah. Sebagaimana hadist dari ibnu mas’ud di shohih
muslim di atas dan janganlah kalian mengambil tempat duduk orang lain,
sebagaimana hadist dari Ibnu Umar Radhiallahuma dari Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam beliau bersabda : janganlah seseorang menyuruh orang lain berdiri dari
tempat duduknya kemudian ia duduk di tempat tersebut ( HR.bukhori 6269 Muslim
2177 At tirmidzi 2749 dan ad darimi 2656 ).
9. Melapangkan majlis dan duduk dengan baik
sebagaimana dalam Al quran Surat Al mujadilah 11.
يا أيها الذين
آمنوا إذا قيل لكم
تفسحوا في المجالس فافسحوا
يفسح الله لكم
Artinya : apabila
di katakan kepadamu, berlapang- lapanglah dalam majlis, maka berlapang, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu.)
10.
Mendahulukan orang yang lebih tua masuk, sebagaimana hadist Ibnu umar dari
Rasullah Shallallahu’alaihi wa sallam beliau bersabda : jibril memerintahkanku
untuk mendahulukan orang-orang yang lebih tua atau ia berkata” dahulukan
orang-orang yang usianya lebih lanjut ( As shohihah 1555).
11. Tidak berlama- lama dalam berkunjung,
sehingga mengganggu tuan rumah,
sebagaimana yang di lakukan oleh suatu kaum yang berkunjung ke rumah Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam sa’at beliau menikahi zainab. Allah melarang
mereka dengan firman Nya surat Al ahzab 53 )
يا أيها الذين آمنوا
لا تدخلوا بيوت النبي
إلا أن يؤذن لكم
إلى طعام غير ناظرين
إناه ولكن إذا دعيتم
فادخلوا فإذا طعمت فانتشروا
ولا مستأنسين لحديث إن ذلكم
كان يؤذي النبي فيستحيي
منكم والله لا يستحيي
من الحق .
Artinya : Wahai
orang- orang beriman janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali kamu di
izinkan untuk makan dengan tidak menunggu- nunggu waktu masak ( makanannya
).Tetapi jika kamu di undang maka masuklah dan bila kamu selesai makan,
keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan, sesungguhnya yang demikian itu
akan mengganggu Nabi lalu nabi malu kepada mu( untuk menyuruh kamu keluar ),
dan Allah tidak malu (menerang kan ) yang benar.)
12. Menjaga lisan selama bertamu seperti
(1)buruk prasangka,mematai- matai,mencari- cari aurot/ fitnah, dan ghibah
sebagaimana dalam surat Al hujarot 12 :
يا أيها الذين آمنوا
اجتنبوا كثيرا من الظن
إن بعض الظن إثم
ولا تجسسوا ولا يغتب
بعضكم بعضا أيحب أحدكم
أن يأكل لحم أخيه
ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن
الله تواب رحيم
Artinya : wahai orang- orang yang beriman
jauhilah kebanyakan prasangka karena sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari- cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang dari kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati, maka tentulah kamu meresa jijik kepadanya, dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha
penyayang.
(1)
(Menjaga lisan). Dalil lain hadis dari Abu
barzah Al aslami, Al barra’ bin ‘azib dan ibnu umar Radhiallahu ‘anhum
bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : wahai sekalian orang
beriman dengan lisannya, namun imannya belum masuk ke hatinya, janganlah kalian
mengunjing kaum muslimin, janganlah kalian mencari aib- aib mereka,sebab barang
siapa mencari- cari aib- aib saudaranya, maka Allah juga akan mencari- cari aibnya dan jika Allah sudah
mencari- cari aibnya, maka Allah akan mempermalukannya walaupun ia berada di
dalam rumahnya ( HR.Abu daud 4880,Ahmad ).
(2)
Menjaga lisan dari namimah dan dusta namimah
sebagaimana hadist dari Huzaifah bin Al yaman artinya tidak akan masuk syurga
orang yang suka adu domba (HR.Muslim 2589 dan Abu daud 4874).
(3)
Menjaga
lisan dari merusak kehormatan orang lain, sebagaimana hadist Anas bin Malik ia
berkata, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika aku di
mi’rojkan ke langit, aku melintasi suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga
yang sedang mencakar- cakar wajah dan dada mereka, aku bertanya kepada jibril
siapakah mereka itu, wahai jibril ? jibril menjawab : mereka adalah orang-orang
yang memakan daging manusia dan selalu merusak kehormatan mereka (HR.Ahmad
111/224 dan Abu daud 4878 ). Dari Sa’id bin zaid dari Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam beliau bersabda artinya : di antara perbuatan yang melebihi dosa riba
adalah melanggar kehormatan seorang muslim tanpa haq (HR. Ahmad dan Abu daud
4876).
(4)
Jangan
berbohong
(5)
Jangan
berbicara yang tidak berfaedah atau pembicaraan batil dan penyakit-penyakit
lisan lainnya.
13.
Tujuan berkunjung atau bertamu adalah niat baik, sebagaimana hadist Abu
hurairoh Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: bahwa
seorang pria sedang mengunjungi saudaranya
yang bertempat tinggal di kampung lain, kemudian Allah memerintahkan
malaikat untuk mengawasi perjalanan pria itu,lalu malaikat mendatanginya dan
bertanya: hendak kemana kamu? Pria itu menjawab : aku ingin mengunjungi
saudaraku yang tinggal di kampung ini, malaikat itu bertanya lagi’ apakah
engkau memiliki harta yang sedang ia kelola? Ia menjawab : tidak, aku
mengunjunginya karena aku mencintainya karena Allah , malaikat itu berkata “
sesungguhnya aku ini di utus Allah kepada mu untuk mengucapkan bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudara kamu itu karena Allah (HR.Muslim
2567 ).
14. Memilih waktu yang tepat sehingga tidak
menyusahkan tuan rumah.Hendaklah seseorang tidak berkunjung secara tiba- tiba,
baik pada siang hari atau malam hari, sebab setiap orang memiliki kondisi yang
berbeda dalam rumahnya. Jangan sampai menyusahkan orang yang di kunjungi, oleh
sebab itu tidak boleh, lama- lama dalam berkunjung, karena akan membuang waktu
orang yang di kunjungi. Sebagai mana faedah dalil- dalil di atas.
15.
Memperhatikan kebersihan badan dan tidak bau ketika bertamu, sebagaimana hadist
Jabir Radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda : barang siapa makan bawang putih atau bawang merah maka hendaklah
mengasingkan diri dari kami atau hendaklah ia menyingkir dari mesjid kami dan
tetap tinggal di rumahnya (Muttafaqun ‘alaihi).
16. Bersikap baik, lemah lembut dan santun
berbicara dalam majlis. Sebagaimana firman Allah Ta’ala. Dalam surat Ali Imron
159,
فبما رحمة من الله
لنت لهم ولو كنت
فظا غليظ القلب لانفضوا
من حولك فاعف عنهم
واستغفر لهم وشاورهم في
الأمر
Artinya : sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu, karena itu ma’afkanlah mereka mohon ampunlah untuk mereka dan
bermusyawarohlah dengan mereka dalam urusan itu.
17. Menjaga rahasia penghuni rumah, sebagaimana
hadist Anas bin malik Radhiallahu ‘anhu ia berkata: ketika Rasullullah datang
,aku sedang bermain dengan anak- anak lain, lalu beliau mengucapkan salam
kepada kami dan mengutusku untuk sebuah keperluan sehingga ibuku menanti-
nantiku, ketika aku datang, ibuku bertanya, apa yang membuatmu sampai
terlambat? aku jawab, aku barusan saja di suruh Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam untuk sebuah keperluan, ibuku bertanya lagi, untuk keperluan apa?aku
jawab: rahasia,ibuku berkata: jangan kamu ceritakan kepada siapapun tentang
rahasia Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam tersebut, berkata anas: demi Allah
jika aku menceritakan rahasia tersebut pada seseorang ,tentunya aku akan
menceritakan padamu wahai tsabit (HR.Muslim bab 32 no 2482).
Di sisi lain dengan
muntahan emosi Taufiq ini tampak teranglah kedustaan namimah Salim, karena ia
berpendapat tidak perlu minta izin dengan saya dan melawan terus kritikan dan
nasehat saya kepadanya ( baca kronologis 1), sementara tanpa sepengetahuan saya
mengada kan rapat untuk dauroh, mengatakan sudah di izinkan ust muhammad
ja’far di depan peserta rapat sebagaimana
pengakuan Abu luqman dan Ari. Dari sini juga Taufiq sudah membodohi ikhwan
Jambi kota tentang adab bertamu/ berkunjung dalam syariat Islam dan masalah –
masalah lainnya. Dan membalikkan suasana,sehingga muncul opini bahwa saya tidak
beradab tidak menghormati tamu ( Taufiq ), inilah yang di tanamkan Salim dkk.
Dari penjelasan adab bertamu menurut Al Quran dan Sunnah Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam tersebut, tampak Taufik telah melakukan dosa dan
maksiat dalam berkunjung ke jambi, di bingkai dan dibungkus dengan bahasa indah
mempesona memikat dan melenakan pendengar nya yaitu dauroh dakwah ahlus Sunnah
dan nasehat untuk Muhammad ja’far, inilah salah satu JIL ( Jalan Iblis ) yang
kalian tempuh dan Taufiq, Salim dan Ari adalah du’at handal JIL ( jalan iblis ).
Bahkan kalian hai Salim, Ari, Abu Izhar, Abu Faris, Abu Luqman dkk bukan hanya
diam terhadap kemungkaran bahkan menolong, pembela dan sponsor kemungkaran.
Padahal saya dulu sudah pernah menyampaikan adab bertamu/ berkunjung di seluruh
majlis ta’lim saya di Jambi. Inilah kepiawaan Salim, dan Ari dalam bermain
sihir untaian kata- kata, sehingga membolak balikkan suasana.Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam telah mengingatkan tentang permainan sihir untaian
kata- kata ini, dari Ibnu Umar sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda : sesungguhnya sebagian dari bayan( fasih dan keindahan bahasa
) itu adalah sihir.( HR Bukhori 2140 Muslim 1413 ). Berkata Ibnu ‘Abdil Barr :
yang di maksud bayan di sini adalah : pemutar balikkan dan pengkaburan terhadap
pendengar, lihat Fathul Majid Bab penjelasan dari macam- macam sihir. Berkata
Syaikh Utsaiman dalam Al Qoulul Mufid dalam bab ini: sisi kedudukan bayan
adalah sihir yaitu : bahwa bayan ( kefasihan dan keindahan bahasa), itu bisa
mencuri hati pendengar, memikat atau melenakannya, oleh karena inilah, apabila
datang seseorang dengan pembicaraan batil, namun karena kekuatan fasih dan
piawai berbicara, maka menyihir pendengar sehingga menjadi perkara haq, lalu
terpincut dengannya, dan apabila seseorang berbicara dengan piawai dan memukau,
mentahzir ( memperingatkan) perkara haq, maka dengan ke fasihannya berbicara
membuat pendengarnya menyangka perkara haq adalah kebatilan lalu pendengar
berpaling dari perkara haq.
Tuduhan Taufiq : 6. Ada jama’ah Mesjid Nurdin hasanah
memberikan sodaqoh kepada anak Salim karena anggapan anak yatim.
Saya jawab: ini menunjukkan Salim, berburuk busuk prasangksa anyir
menyengat berulat , tidak bersyukur
kepada Allah, kemudian tidak berterima kasih kepada manusia, saya tahu siapa
yang memberikan. Padahal saya sudah cerita kepada sebagian jama’ah mesjid
Nurdin, tentang anak- anak Salim, juga pekerjaan Salim bisa membekam, sehingga
pernah Bpk Kasim Imam mesjid Nurdin di bekam Salim, bahkan Salim dan anaknya
pernah ikut bersama saya, di ajak sarapan pagi di toko samping TK/ Play group
Golden Star oleh jama’ah subuh mesjid Nurdin hasanah. Allahul Musta’an.
TUDUHAN BAHWA SAYA ANTI, TIDAK SETUJU DAN ALERGI DAUROH
Wahai Taufiq, dan Salim,
jika seperti ini adab kalian, maka bagaimana dengan Abu izhar ? Setelah idhul
adha kemarin, sempat Ustman Pariaman menelpon beliau,mengusulkan agar
mengundang seorang ustadz dauroh di Kec. Tebing tinggi,maka Abu Izhar menjawab
dengan halus dan diplomatis “ harus di bicarakan dulu dengan Salim “.Ustman
menekankan lagi tidak usah melibatkan ikhwan jambi kota,cukup dari Sei tapah
dan Trans purwodadi saja, Abu izhar tetap bersikukuh dengan prinsipnya. Wahai
Abu izhar, jika demikian sikapmu,kenapa ketika dauroh Taufiq tidak di bicarakan dulu
dengan saya,? justru ketika saya nasehati dan mengkritik Salim untuk beradab
malah melawan,menyerang saya dan kalian memfitnah saya, sebagai anti dan alergi
dauroh, dan takut tersaingi. Apakah kamu ingin mengamankan jama’ah kalian ( Salim
dkk ) , kuatir Salim di adili seperti kalian berbuat pada saya ??Justru
kalianlah sekarang yang anti, dan alergi dauroh. Justru terbongkar lah semua
makar kalian, kalian ada kepentingan dan keuntungan pribadi di balik kedok
dauroh Taufiq. Salim dkk telah melakukan pengkaburan, kebohongan, dan fitnah
untuk pembunuhan karakter, bahwa saya tidak setuju di adakan dauroh, padahal
saya setuju asal pelaksanaan dauroh, bahkan di depan Ari saya pernah
mengatakan, “jika kita mengadakan dauroh, saya mengusulkan yang datang adalah
Ust Abu Hazim Muhsin, karena sejak dulu, saya ingin beliau datang.”
Namun itu semua, saya ingin musyawarohkan dulu waktunya, bukan
sepihak permainan belakang salim. Saya tidak mengerti, apa yang ada dalam
pikiran Ari, apakah dia terlena dengan kepiawaian Salim dalam bermain sihir
kata-kata, atau sengaja diam menyembunyikan fakta untuk meramaikan opera
fitnah.Demi menghalalkan pembunuhan karakter dan makan daging kehormatan saya,
kalian campakkan semua dalil- dalil Al quran dan As sunnah dengan bahasa indah
mempesona memikat dan penyedap rasa. Kenapa Ari membiarkan fitnah ini, sama
sebagaimana Abu luqman dkk ( yang lama ngaji) membiarkan fitnah berkembang
ketika rapat di rumah Abu Ibrohim bahwa jumlah jama’ah mengaji tidak bertambah sejak
saya di Sei kambang, ( 9 tahun lalu ) baca kronologis, dan fitnah lainnya, jika
ada yang membelokkan, bukan tidak bertambah jumlah jama’ah tapi tidak bertambah
ilmu seperti ralat Azmi kepada saya, ini lebih fitnah lagi, berarti memfitnah
saya dan juga orang- orang ikut ta’lim tidak bertambah ilmunya, padahal sejak 9
tahun lalu sudah banyak buku yang alhamdulillah sudah selesai di ajarkan. Dan
ternyata kalian mengadakan rapat umum, bukan hanya sekali di rumah Abu Ibrohim
tapi beberapa kali di rumah lainnya dan itu semua tanpa sepengetahuan saya.
Wahai Abu Faris Tafsirun,
sang bapak yang di tuakan yang ikut juga andil muntah kata-kata dalam malam
makar Taufiq Salim, di antaranya, berkata “dulu ketika Salim yang memimpin
dakwah ada saja dana yang masuk”.selesai.
Saya jawab “ungkapan ada saja dana yang masuk” apakah dengan cara minta- minta atau tidak?
bukankah sekarang Salim minta- minta untuk pembiayaan mesjid Bagan pete?( baca
kronologis). Padahal waktu tahun pertama saya di jambi, Abu Farislah yang memberitahu saya,
bahwa dulu masa ust. Banani sibuk dauroh ke dauroh terus, sehingga kita tidak
ada mempunyai tanah untuk mesjid atau pondok. Bahkan Salim pernah menyampaikan
kepada saya di tahun pertama” bahwa ia dulu pernah mengusulkan seluruh ikhwan
WKS untuk mensodaqohkan sedikit saja uang premi dari perusahaan, tidak
menganggu gaji pokok untuk di kembangkan operasional dakwah seperti kebun
sawit, tetapi mereka tidak mau. Salim menasehati saya agar bersabar karena
ikhwan jambi malas bersodaqoh. Wahai Taufiq dan Salim, apakah cerita Salim itu, ini menunjukkan ikhwan tidak
stiqoh terhadap Salim? Sehingga ide kamu tidak di tanggapi?. Bukankah kamu hai
Taufiq membuat standar ikhwan jambi tidak stiqoh lagi pada saya karena butuh 6
bulan baru terkumpul biaya kontrakan tahfidzh? ( baca kronologis dan surat
pernyataan saya ). Walhamdulillah itulah keutamaan Allah di berikan pada saya
tanpa minta- minta.
Rombongan Taufiq Safar Ke trans purwodadi
6. Kemudian
mereka, safar ke purwodadi untuk dauroh Taufiq ahad pagi tgl 17 maret 2013. Di
sini Salim sudah mengambil Taufiq sebagai hakim yang nyata nya tidak tampak
sebagai hakim berilmu, berakal, adil dan bijaksana, bahkan tidak juga sebagai
saudara yang dewasa, bijaksana, sopan santun, adab sebagai tamu.Tidakkah
seharusnya bertanya dulu duduk permasalahan , apa dan kenapa. Dan tidak
sepatutnya seorang yang di jadikan hakim hanya menerima pengaduan satu pihak
penuduh saja. Langsung marah- marah kemana- mana dengan kedok menasehati
didepan orang bukan ghibah. Justru inilah salah satu perbuatan ( JIL) jalan
iblis. Bahkan di dauroh di Trans Purwodadi, menjadikan rumah Abu Izhar tempat
majlis ghibah memfitnah kesana kemari. Perbuatan dosa berantai itu semua di
bingkai dan di bungkus dengan bahasa manis indah mempesona menawan memikat
menggairahkan dan menghanyutkan hati, sehingga para pendengar terpana,
tertegun, terkesan dan terlena.
Adab bertamu Abu Luqman, Ari dan Dzul Fadhli
7. Ahad malam saya lagi tidak enak badan di
tambah istri lagi hamil muda, dan tiga anak saya masih kecil, sehingga semua
pekerjaan rumah saya yang mengerjakan. Setelah Isya wak tu saya sedang
menyuapin makan malam anak- anak, dalam keadaan saya sendiri belum ma kan
malam, masuk SMS dari Abu Luqman
dan Zulfadhli inti nya saya di
suruh ke rumah Tahfidzh karena sudah di tunggu Taufiq dan ikhwan, demikian juga
SMS dari Hammam yang isi nya sama. Saya jawab semua SMS tidak bisa dan saya
ceritakan keadaan saya. Kemudian HP saya matikan. Setelah selesai semua urusan,
lampu ruang tamu saya matikan dan tidur
malam.
Tidak lama kemudian, ada orang mengetuk
pintu berulang- ulang, saya terganggu. Saya kira tetangga awam. Karena pernah
ada tetangga datang malam hari, untuk minta tolong ruqyah. Padahal lampu di
ruang tamu sudah di matikan. Saya terkejut, ketika buka pintu ternyata Abu Luqman,
Ari dan
Zulfadhli mereka minta saya datang segera ke rumah Tahfidzh karena sudah
di tunggu Taufiq dan ikhwan. Sungguh Saya heran dan terkejut dengan adab
bertamu tiga orang ini, padahal sudah saya jawab via sms Abu luqman, Dzul
fadhli dan Hammam, saya tidak bisa. Kenapa tebal muka datang lagi?. Saya tidak
bisa menerima tamu karena lagi tidak enak badan, sakit. Ada apa kepentingan di
balik sikap tidak beradab dalam bertamu mereka ini ? Padahal adab bertamu/
berkunjung menurut Al quran dan Sunnah sudah pernah saya sampai kan di majlis
ta'lim di Jambi kota bahkan di luar kota sebelum fitnah yaman.
Inilah candu dosa berantai membuat lupa
tuntunan Al Quran dan As sunnah dan melupa kan ilmu yang bermanfa’at yang
selama ini sudah di pelajari, melemahkan, menutupi, mem butakan hati bahkan
mematikan hati, tidak lagi merasakan keburukan
dan kekejian dosa bagaikan bangkai, sayatan apapun yang mengiris kulit
tiada terasa lagi dan hilangnya akal sehat, dan banyak lagi kerusakan candu
dosa berantai sebagaimana yang di paparkan Ibnul Qoyyim dalam bukunya Adda-u
waddawa’. Adapun buku ini termasuk yang saya ajarkan di sei tapah jambi.
25
Walaupun saya sudah mengatakan tidak bisa
datang, badan lagi tidak enak , kalian bisa ngak melihat wajah saya??? Tapi
mereka tetap bersikukuh ingin mengajak saya berkumpul di rumah Tahfidhz. Karena
melihat adab mereka sudah melanggar sunnah Nabi Shallahu 'alaihi Wa ‘ala alihi
wa Sallam dalam etika bertamu, berkunjung ke rumah orang.
Maka saya
sebagaimana manusia biasa bisa kesal dan tersinggung bahkan marah apalagi
sedang sakit. Apalagi melihat adab buruk bertamu mereka ini. Karena saking kesalnya, dan juga di dasari
karena perbuatan ucapan Salim Selama ini, sebagai mana yang sudah saya ungkap
di atas. Saya melihat Salim sudah PKS ( Provokator Ketahuan Suka.... ),PKS (
Promotor otaK Sales...), PKS (Pengomando Kreator Sutradara.... ), PKS (
PengoreK goSip), BUSER ( buru sergap ) bahkan dalang pemburu, penyelam, penanam
dan peternak fitnah beranak pinak, imajinasi kreasi buhtan( dusta) adu domba dan busuk prasangka anyir
menyengat berulat. Sementara selama ini orang yang numpang tidur di Tahfidzh
,di depan saya seperti orang yang ramah sekali, sopan, santun, lembut halus dan
baik, suka meminjam motor saya,bergaya peduli terhadap dakwah dan pribadi saya.
Bahkan Salim sering sejak awal saya di jambi
membongkar prilaku buruk, aib pribadi pribadi ikhwan jambi sejak zaman
ust Banani agar saya bersabar.Dan Salim sudah mempunyai kaki tangan, mata
telinga penyambung lidah yang banyak di antaranya Ari, Zulfadhli, Abu Izhar dan
Abu Faris.
Latar
belakang saya menceritakan Mimpi
Saya mengatakan kepada 3 orang tamu yang
tidak beradab : "jika seperti ini
perbuatan Salim, terbuktilah mimpi istri saya adalah manam ( mimpi dari Allah
Ta'la ) sebagai peringatan bahwa Salim melakukan tipu muslihat, mencari- cari
aib dan fitnah terhadap saya,mereka pun kembali ke rumah tahfidzh.
Padahal saya sudah salah menta’bir kannya di
depan istri tidak sesuai dengan kenyataan, karena saya ta’birkan dengan
kebaikan saja walaupun dzohir mimpi sudah tampak terang keburukan dan makar.
selesai-
Kronologis
mimpi istri saya. Minggu pertama Salim sudah numpang nginap di rumah Tahfidzh,
saya bergembira dengan kedatanganya dan saya ikut membantu beberapa urusan
pribadinya. Ia pun sering meminjam motor saya. Pada salah satu -hari di minggu
pertama tsb Setelah Sholat qiamul lail di tengah malam, istri saya tidur lagi.
Saat itulah istri saya bermimpi yang ia cerita kan setelah shubuh. Yaitu istri saya bercerita mimpinya (Seakan-akan di
dalam mimpi tsb istri saya melihat di tengah malam gelap gulita ‘Ashif di
gandeng abinya, mengendap- ngendap ngintip di bawah pohon mangga dekat
rumah,terus maju menuju ke depan jendela rumah saya, lalu dia melepaskan tangan
anaknya kemudian membuka satu kaca jendela dan membuka kain orden di dalamnya
kemudian mengintip ke dalam rumah saya) .
Pagi
hari, istri saya bertanya apa ta'birnya?? Saya jawab ' secara dhohir tampak
kejelekan Salim ,malam hari adalah lambang dan banyaknya kejahatan, tipu
muslihat,apalagi di tambah mengintip aurat manusia di dalam rumahnya, tapi kita
ta'bir kan baik saja, bahwasanya Salim dan seorang anaknya menyaksikan
kedamaian dan ketenangan kita, secara zhohir tidak mungkin anaknya, tetapi
seseorang yang mempunyai watak, tabiat seperti Salim ikut andil sebagai
pembantu utama.
Masalah ilmu menta'bir mimpi , al hamdulillah
saya mengetahui nya ketika belajar di Dammaj setelah meninggalnya Syaikh Muqbil
rahimahullahu Ta'ala, bukan hanya satu kali di dalam pelajaran, saya
menyaksikan Syaikh Yahya bertanya" siapa di antara kalian yang ber mimpi ?
lalu ada yang menceritakan mimpinya, kemudian Syaikh Yahya menta'birkan mimpinya.
Kemudian saya saksikan sebagian teman- teman yang senior menceritakan mimpinya lalu yang lain ada yang
menta'birkan. Karena saya belum paham pemandangan demikian, lalu bertanya ke
teman- teman yang lebih senior seperti Adnan Majid, Abdul Mu'thi, Abdul Bar
merekapun memberikan penjelasan syar'inya. Sayapun memberanikan bertanya ke
syaikh Ahmad Wushobi yang di tazkiyah Syaikh Yahya dan sebagian teman- teman
pun ada yang titip soal. Setiap Syaikh Ahmad Wushobi menta'birkan mimpi,
sayapun bertanya alasan ta'birnya. Saya juga membaca hadist- hadist tentang
ta'bir mimpi di shohih Bukhori, Shohih Muslim dan Jami' Shohih Syaikh Muqbil.
Adab bertamu Taufiq, Salim dan Hamman pada Pagi Hari
8. Senin
pagi ba'da subuh selesai waktu syuruq 6 jumadil awwal 1434 ( 18 maret 2013
)saya pulang dari mesjid, sampai di rumah saya langsung mandi dan kemudian
seperti biasanya karena kondisi istri saya hamil muda, saya memulai aktifitas
saya untuk menyelesaikan peker jaan rumah. Selesai saya mandi, istri
memberitahukan pada saya di luar ada tamu, mereka menunggu saya. Saya sempat
berbicara pada istri, siapa yang bertamu sepagi ini? Saya sudah niat tidak mau
menerima tamu siapapun sepagi ini karena banyak pekerjaan. Kemudian saya
membawa ember pakaian, mau jemur pakaian dan membuka pintu rumah ternyata
Taufiq, Salim dan Hammam. Saya menjawab salam dari Hamam, saya terus keluar
sambil mengang kat ember penuh dengan pakaian yang akan di jemur, dan saya berkata “ minta maaf karena saya tidak bisa
menerima tamu sepagi ini dan hari itu pun saya harus menyelesaikan
urusan-urusan saya”. Kemudian Taufiq mendekati, saya lagi sedang menjemur
pakaian, bahkan berkata dengan menawarkan
diri untuk membantu menjemur pakaian saya. Saya menjawab “ tidak usah, tidak
enak karena ada pakaian dalam saya dan orang rumah ( istri ).kemudian terus
mengajak saya untuk bisa masuk ke rumah,
sementara Hammam di belakangnya. Padahal saya sudah berkali-kali
menjawab tidak bisa. Akhirnya dia mengajak saya ke rumah tahfidzh untuk
berbicara pagi itu juga, saya juga jawab bahwa pagi ini saya benar-benar tidak
bisa.
Sungguh
saya heran dengan buruk adab bertamu Taufiq , Salim Boyolali dkk.
Selesaimenjemur pakaian, saya pergi untuk servis motor saya yang qodarulloh
mogok di sebabkan terlambat servis yang seharusnya jum'at sudah servis, saya batalkan karena kedatangan
Taufiq dan Hammam. Setelah mengantar motor di pusat servis motor di simpang
kedaung, saya berjalan kaki belanja ke pasar keluarga ( pasar tradisonil ),
berjarak sekitar 1km untuk beli bahan- bahab makan siang. Ba'da zuhur saya
pulang, istri menyampaikan pada saya bahwa sekitar jam 8 Taufiq datang lagi ke
rumah mencari saya, dari dalam rumah istri saya
menjawab bahwa saya pergi ke bengkel motor dan berencana sekalian
belanja ke pasar. kemudian Taufiq juga bicara dengan suara yang besar sambil
tertawa mengatakan bahwa Muhammad ja'far tadi pagi sudah janji mau ke tahfidzh,
tapi kami tunggu kok nggak datang-datang". Sempat juga taufiq bertanya
pada istri saya alamat bengkel karena mau disusul katanya, akh Hamam mau pamit
pulang ke kuningan. Terus terang istri saya tidak tahu. Setelah Taufiq kembali
ke Tahfidzh, istri saya coba bertanya pada anak saya Aisyah, karena pernah saya
bawa ke bengkel. Kemudian istri saya menyuruh
anak saya Aisyah ke Tahfidzh untuk menyampaikan pada Salim, daerah
sekitar bengkel tempat saya servis motor,kebetulan istri dan anak saya tidak tahu persis
alamatnya.
Saya katakan : ini kedustaan Taufiq. Saya
tidak ada berjanji selesai menjemur pakaian akan ke Tahfidzh karena pekerjaan
rumah masih banyak, seperti memberi makan anak- anak, servis motor, ke pasar
membeli kebutuhan dapur dll. Dan akan terbongkar kemudian makar, fitnah dan kedustaan Taufiq dan Salim.
Tuduhan Salim dkk : saya menolak bantuan
Taufiq untuk menjemur pakaian saya sekeluarga adalah keburukan bagi saya.
Saya jawab : Lagi- lagi Salim, Dzulfadhli
dkk membuat fitnah sampai hal yang seperti ini. Justru ini keburukan, kenistaan
dan kekotoran watak, tabiat Taufiq,
Salim dan Dzulfadhli. Orang yang mempunyai sifat malu dan adab tinggi, tidak
mau menawarkan diri dan menerima bantuan seperti ini. Karena ini menyangkut
kehormatan diri, aurat dan aib karena ada pakaian dalam saya dan pakaian dalam
serta pakaian rumah istri. Bagaimanapun saya tidak akan menerima selama-
lamanya baik Taufiq atau siapapun. Dan selama saya di kontrakan ini, karena
ruangannya terbatas, cara saya menjemur pakaian adalah menyembunyikan pakaian
dalam saya dan istri saya dari pandangan manusia, sehingga saya mengkhususkan
pakaian dalam tersebut di tali jemuran dekat dinding rumah, atau bagian tengah
sekali, agar tidak kelihatan atau terhalang dengan pakaian lain bahkan saya
tutupi pakaian dalam tersebut dengan kain tipis lain sehingga tertutup dari
pandangan manusia, apalagi dekat jemuran ada tetangga satu rumah dan jendela
rumahnya menghadap jemuran saya. Wahai Taufiq, Salim, Dzulfadhli dkk , kamu
bangga ya, jika ada laki- laki asing
menjemurkan pakaian dalammu dan pakaian dalam istrimu, sehingga melihat
corak dan warna warninya??? Inilah kalian
mengkultuskan dan taqlid dengan setiap ucapan dan perbuatan Taufiq,
Salim adalah kebaikan sementara terhadap sikap saya kalian menyebar fitnah,
caci maki, buruk prasangka menyengat anyir berulat.
Taufik ,Salim dan Abu Izhar Safar ke sungai lilin dengan
dalih Taufiq di undang isi ta’lim
9. Pada hari khamis sore 9 jumadil awwal ( 21
maret 2013), saya melihat Taufiq dan
Salim di halaman mesjid Nurdin Hasanah.
Setelah mengucapkan salam saya pun bertanya " antum ( engkau ) mau kemana?
Jawab Taufiq" ana dengan Salim mau ke Sei lilin sekarang, karena di undang
oleh Bambang Abu Umar isi ta'lim malam ini. Saya bertanya lagi " antum
naik mobil apa ? Taufiq jawab : “ dengan
mobil Abu Izhar”.
Tuduhan Taufiq : ke 7. Ada orang yang
mengantar sekarung beras dan bakso goreng
Jawaban saya : Dengan Rahmat Allah
Ta’ala terbongkarlah fitnah ini.
10. Jum'at pagi 22 maret 2013 ( 10 jumadil awwal
1434 ), saya berpapasan dengan Bang Rizal (pemilik rumah makan padang simpang
kedaung) di depan Rumah Tahfidzh, ia berkata " ini rumah ustadz ya? Saya
jawab" bukan,ini untuk Tahfidzh, belajar ngaji anak- anak, rumah saya yang
itu no 58 B dekat pohon mangga. " Saya bertanya," ada apa? Bang Rizal
menjawab "berarti saya salah sasaran kirim satu karung beras, beras itu
untuk ustadz bukan untuk peng huni rumah ini, ambil lagi berasnya, itu saya
peruntukkan untuk ustadz". Selesai.
Lalu bang
Rizal memberikan saya beberapa bungkus
nasi padang untuk makan siang saya sekeluarga. Alhamdulillah , saya bersyukur
kepada Allah dapat rezqi sekaligus doa saya sebagai orang terzolimi di kabulkan
, di tampakkan hakekat masalah fitnah sekarung beras dan kejahatan Salim lain
busuk prasangka dan mata- mata ( intel )yang mencari fitnah, tatabu’ aurot lagi
pendusta namimah.
TAUFIQ DAN SALIM BUKANNYA MINTA MA’AF
MALAH TERTAWA TERKEKEH- KEKEH
Setelah jum 'at saya pulang, di depan rumah
Tahfidzh, saya melihat ada sandal di depan pintu, saya mengucapkan salam dan
mengetuk pintu, ternyata di dalam ada Taufiq
dan Salim, kemudian saya langsung menceritakan duduk permasalahan
sodaqoh beras yang mereka jadi kan fitnah terhadap saya, lalu saya minta izin
ambil satu karung beras tersebut, tidak tampak di rona wajah mereka berdua rasa
malu dan penyesalan apalagi minta ma'af malah kedua saling berpandangan mata
tertawa terkekeh- kekeh.
Sementara yang mengasih makanan kecil (
bakso goreng) adalah tetangga samping dinding rumah saya. Saya menemuinya ,
terpaksa menanyakan apa alasannya membawa makanan kecil ke rumah tahfizh ? Ayah
si Hafidzh menjawab" saya memberi makanan
kecil karena anak saya, ustadz
pindahkan tempat belajar nya di rumah tahfizh, saya ingin tahu
tempatnya, tidak enak dengan tangan kosong, sebelumnya ketika anak saya (
hafizdh ) belajar di dalam rumah ustadz, saya berikan bakso goreng untuk anak-
anak ustadz”. Selesai.
Istri saya
terkadang membagikan bakso goreng pada anak-anak lain juga yang belajar di
rumah. Ada juga yang memberi makanan kecil, gorengan, seorang ummahat bernama
Ummu Aqsho mendatangi istri saya, dan bercerita bahwa ia juga pernah memberi
makanan kecil ke rumah tahfidzh dengan tujuan untuk makan bersama anaknya dan
di bagikan pada teman-temannya. Dan ini juga sudah kebiasaan ummu aqsho juga,
sebelum aqsho di pindahkan mengaji ke rumah tahfidz. Masalah bakso goreng ini,
terbukti lagi ghibah, buruk busuk prasangka anyir menyengat berulat , tajassus
mata-mata pencari fitnah, tatabu’ aurot dan dusta namimah Salim. ALLAHUL
MUSTA'AN.
JUM’AT SIANG TAUFIQ KEMBALI NGAMUK DAN KEMBALI MUNTAH FITNAH
Selesai makan siang, saya kembali
mengunjungi tamu Taufiq , walaupun saya
kecewa de ngan adab dan akhlaq buruknya. Baru saya duduk sebentar, Taufiq
kembali emosi, marah- marah, muka memerah dengan gaya seperti kejadian sabtu
sore kemarin. Taufiq mengumbar amarah nya dengan menunjuk- tunjuk tangan
mengarah kearah muka saya, di antaranya
Taufiq berkata:
1.
Antum telah mengatakan ana ( saya )
iblis.........dst. Dengan tahan emosi saya jawab tidak ada....dst. Taufiq
menyebutkan sumber berita dari Salim,
2.
Antum mau membubarkan dauroh ana, ini cara
iblis.......dst
3.
Ikhwah
jambi tidak tsiqoh( percaya ) lagi kepada antum, dengan bukti mereka malas
ersodaqoh, sehingga antum butuh waktu enam bulan baru mampu bayar kontrakan
Tahfidzh.
4.
Ari orang yang terdekat dengan antum tidak
stiqoh ( percaya ) lagi.
5.
pondok
sampai sekarang belum terbangun
6.
Salim Boyolali menjamin, jika ia yang memimpin
ikhwan jambi akan bersemangat bersodaqoh bahkan mampu mendatangkan lagi ustadz
baru berkeluarga beserta biaya bulanannya.
7.
Sejak dari dulu, sudah lama Salim sering mengadu
kepada saya tentang antum.
8.
Ikhwan
ada yang menyimpan klash pribadi dengan antum yang harus di selesaikan di
antaranya Zul Fadhli dan Abu Izhar, Abu izhar ngamuk dan sangat marah sama
antum. Saya tanya, dari mana sumber?? Taufiq jawab " Salim". Tiap Taufiq Hidayat melemparkan satu persatu
tuduhan,saya memandang raut wajah Salim. Tiada tampak di rona wajah rasa malu,
rasa bersalah tapi Salim tetap senyum cenge- ngesan sumringah dengan hati
berbunga- bunga. Saya makin sadar dengan makar Salim, watak dan kejiwaannya
yang penuh dengan obsesinya. Di sela- sela tuduhannya saya bertanya atau
menjawab :
1.
" Saya tidak pernah mengatakan antum (
engkau ) iblis, Salim dapat berita dari mana ?
Taufiq menjawab
" dari bpk Tabsirun. Saya jawab " saya tidak pernah berbicara itu,
apalagi bpk Tabsirun sudah lama tidak ta'lim sebelum berangkat haji karena
sakit gejala stroke. Taufiq bertanya kepada Salim,"siapa Salim ? Salim
menjawab, " dari bpk Sholahuddin". Saya kembali jawab " saya
tidak ada berbicara itu dengan bpk Sholahuddin ". Sesampai di rumah,
saya menelpon pak Sholehudin Abu fikron
untuk tasabut( ricek ) perihal tuduhan ini. Beliau pun mengingkari.Terbukti
lagi Salim dusta namimah, musuh dalam selimut dan biasa mencaci maki manusia
sebagai iblis bahkan terhadap mantan istrinya, Salim menggelarinya iblis
sebagaimana pengakuan ibu mertuanya pada saya.
2.
Saya
tidak ada mau membubarkan dauroh antum ( Taufiq ), bahkan sayalah yang mengha- dap bapak Imam mesjid Nurdin
Hasanah untuk mohon izin. Ini juga muntahan emosi berapi- api Taufiq pada hari
sabtu sore tgl 16 maret 2013/ 4 Jumadil awwal 1434, dengan redaksi “ antum mau
memberhentikan dauroh saya”. Ini juga menunjukkan kejahatan lisan Salim tukang
fitnah, dusta adu domba dengan manusia, musuh dalam selimut menggunting dalam
lipatan menikam bisa dari belakang.
Kemudian setelah saya lihat , Taufiq
berhenti muntah tuduhan- tuduhan, saya mohon pamit pulang, lalu menyalami
keduanya. Saya lihat raut wajah keduanya, apalagi Salim tidak ada rasa malu,
penyesalan apalagi minta ma'af seperti fitnah beras. Makin teranglah makar
Taufiq Hidayat dan terbukti lagi kesekian kali Salim tukang ghibah dusta
namimah musuh dalam selimut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar